You are on page 1of 7

Nama Anggota :

Susilawati
Erika Fransiska Dannur
Wilda Andayani
Hany H Azhari
Didah Rosda Mardhiyah
Materialitas

FASB mendefinisikan materialitas yaitu besarnya
nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi yang dilihat dari keadaan yang
melingkupinya dapat mengakibatkan perubahan atas
atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan terhadap informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji
tersebut (A.Arens . Alvin,2008:318)
Langkah-langkah
Penerapan Materialitas

Menerapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
1

Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke


2 segmen-segmen

Mengestimasi total salah saji dalam segmen


3

Memperkirakan salah saji gabungan


4

Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan


5 pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas
Risiko

Risiko (risk) adalah penerimaan auditor bahwa
terdapat beberapa tingkat ketidakpastian dalam
menjalankan fungsi audit.
Jenis-Jenis Risiko :
1. Risiko Deteksi yang Direncanakan (Planned
Detection Risk)
2. Risiko Bawaan (inherent risk)
3. Risiko Pengendalian (Control Risk)
4. Risiko Audit yang Dapat Diterima (Acceptable Audit
Risk)
Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Risiko Audit

1. Derajat Ketergantungan Pemakai Eksternal pada
Laporan Keuangan
2. Kemungkinan Bahwa Klien Akan Mengalami
Kesulitan Keuangan Setelah Laporan Audit
Dikeluarkan
3. Integritas Manajemen
Menilai Risiko

Risiko bawaan adalah kerentanan saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material,
dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang
terkait.
Risiko pengendalian adalah suatu salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern
entitas.
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam
suatu asersi.
Merevisi Risiko dan Bukti

Dalam merevisi risiko dan bukti audit, auditor
sebaiknya mengikuti pendekatan dua langkah berikut
ini :
1. Auditor harus merivisi penilaian awal dari risiko
yang wajar.
2. Auditor harus mempertimbangkan dampak dari
revisi terhadap bukti yang diharuskan, tanpa
penggunaan model risiko audit.

You might also like