You are on page 1of 87

Verifikator:

dr. Abraham Sudiro, Sp. F

Residen Pembimbing:
dr. Dadan Rusmanjaya
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG
PERIODE 28 AGUSTUS 2017 23 SEPTEMBER 2017
Adhi Rizky Putra FK TRISAKTI
Fransiska Lumempouw FK UKI
Marsela Giovani FK UKI
Phrily Isabell Hamelberg FK TRISAKTI
Putri Chera Apriliani FK UKI
Hasil :
Mayoritas kasus Laki-Laki
Sampel :
71 Luka Kulit (86%) Tipe gantung
Tujuan : postmortem interval komplit (60,7%) Trauma
Mengkarakteristik LUKA 19 36 jam Subkutan (78,3%)
INTRAVITAL dengan
menganalisis konsentrasi ion Ca & Zn Fe
logam dan ekspresi P-
Luka parah
selectin dan cathepsin D
pada jejas jerat KASUS
GANTUNG Ekspresi negative sedang
Analisis Konsentrasi protein -> kolerasi dengan
Fe, Zn, Mg, dan Ca. luka subkutan dan kadar Fe
Ekspresi P-Selectin
dan Cathepsin D
Menentukan usia luka kulit &
membuktikan asal mula penyebab luka
Bidang penelitian utama pada bidang
medikolegal & masalah yang belum
terselesaikan dalam patologik forensik

Bidang medikolegal Evaluasi hubungan antara


penyebab kematian dgn luka yang ditemukan pada
jenazah untuk menyingkirkan luka antemortem dan
luka postmortem
Analisis proses peradangan

Arsitektur kulit

Adesi molekul-molekul sel

Mempelajari kerja nukleat

Mengamati degradasi fragmen DNA nuklir

Peggunaan biomarker spesifik


= molekul adesi
yang telah
ditemukan
berguna untuk
memperbaiki
estimasi usia luka
& menunjukan
asal penyebab
luka

= molekul P-selectin
pengikat ditemukan dalam

Selectin karbohidrat yang


berikatan dengan
glikoprotein
fukosilat dan
granul -trombosit
& pada badan
Wide-Palade di
sialilat
pembuluh darah
endotel yang aktif

= terlibat dalam
sistem kekebalan
Penanda enzimatik enzim lisosomal yang
berperan dalam proses apoptosis tertentu,
perputaran protein, pemrosesan protein

Penelitian kurang
Enzim diaktifkan pada daerah yang
mengalami perlukaan mencerna sel-sel mati memberikan
dalam Ph rendah & diinduksi oleh hipoksia gambaran pasti
dan nekrosis + baik pada luka
intravital maupun luka
postmortem
Cathepsin D = paling banyak diekspresikan
pada kulit manusia
Ion logam telah diteliti dan memiliki nilai
diagnostik diferensial pada luka intravital
dan luka postmortem

Ca Mg Fe Zn
Pada jejas jerat untuk
mengkarakteristik jejas intravital
luka leher pada kasus gantung
Kulit Manusia

71 kulit manusia (luka kulit jejas jerat & kulit normal)

Pada kasus tidak terdapat malnutrisi , penyakit ganas,


gangguan metabolisme

Tidak ada agen sitostatik atau glukokortikoid


mempengaruhi penyembuhan luka selama perawatan medis

Kulit di dapat dari otopsi dgn interval postmortem 19-36 jam

Izin penelitian = instansi komite etis


Kerusakan structural pada leher

Kematian akibat bunuh diri dengan cara Tabel 1 dan Gambar 1. Sosiodemografi, karakteristik,
gantung dimensi jejas jerat dan luka pada leher

Luka kulit pada jejas Tabel 2. Analisis konsentrasi ion logam


Tabel 3. Ekspresi cathepsin D dan P-selectin
jerat

Kerusakan Kutan Kerusakan Subkutan dan


Kerusakan Kutan dan
(n=6) Otot
Subkutan
(n=11)
(n=54)

Gambar 3. Analisis cathepsin D dan P-selectin pada luka intravital kasus gantung dan perbedaan internal pada trauma leher
Gambar 4. Kolerasi antara konsentrasi ion logam dengan ekspresi cathepsin D dan P-selectin pada luka akibat jejas jerat
Penentuan Ion Logam

menggabungkan
plasma-atom emisi
spektrometri secara
induktif (ICP-AES;
Perkin Elmer Optima
2000).
Dilakukan pengukuran kadar
ion logam (Ca, Fe, Mg, Zn)
pada kulit yang terluka dan Total 0,1 gram
kulit yang tidak terluka pada jaringan kering
(tanpa formalin)
individu yang sama diolah dengan asam
nitrat + pemanasan

Garis kalibrasi elemen dibuat


oleh larutan standar (Thermo
Fisher Scientific
Imunohistokimia

Spesimen difiksasi semalam direndam phosphate-


buffered 4% paraformaldehyde (pH 7,4) pada suhu 4C

Dicuci dalam 0,1 M phosphate-buffered saline


direndam dalam paraffin dilakukan pemotongan
kulit menjadi potongan transversal menggunakan
microtome (leica RM2255; Jerman; Tebal 60 m)

U/ menganalisis cytoarchitecture diwarnai dengan


hematoxylin-eosin diproses secara
imunohistokimia deteksi cathepsin D dan P-
selectin

Sampel masukkan dalam H2O2 3% dalam PBS-T (Tween 20)


selama 15 menit (mencegah proses endogenus peroksidase)
deparaffinized dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam
diinkubasi 30 menit 25 C sambil dikocok secara konstan dengan
antibody primer
Analisis Imunohistokimia secara Semikuantitatif
Tujuan : evaluasi
intensitas pewarnaan
dengan mikroskop
cahaya

Cathepsin D P-selectin
Diperiksa disetiap 5
Negatif sel positif - Negatif pewarnaan lapang mikroskopik
negative
Cukup positif < 25 Cukup positif pewarnaan
dengan pembesaran
% sel positif pada membrane basal 10x (randomly)
Sangat positif > epidermis & dinding
25% sel positif pembuluh darah
Sangat positif pewarnaan
sel pada sel glandular,
intestice, membrane basal
epidermis, dinding vaskular
Analisis Statistik Data demografi dan
hasil (Microsoft
Dianalisis SPSS 20.0
Access 11.0; Microsoft
(SPSS Inc, Chicago Ill).
corporation, Seattle,
Wash),

Membandingkan nilai
rata-rata dan 2-sides Membandingkan
Student t test dan the variable Pearson 2
nonparametric Mann- dan 2-tailed Fisher
Whitney U test

Mengukur hubungan
P < 0,05 SIGNIFIKAN linear antara kedua
SECARA STATISTIK variable Kolerasi
Pearson Koefisien
Luka Intravital pada Analisis Konsentrasi Analisis ekspresi
Jejas Jerat Kasus Ion Logam Cathepsin D dan P-
Gantung (Fe, Ca, Mg, Zn) Selectin

Mayoritas kasus pada


Mean usia = 35,7 tahun
penelitian ini terjadi
Laki-laki > Wanita
kerusakan subkutan kulit
Konsentrasi Ca tinggi pada
Luka Intravital yang Terluka

Sesuai dengan penelitian lain


Fe meningkat pada luka
kulit dan otot
Fe meningkat , Zn menurun antemortem
pada kerusakan subkutan dan
otot Fe meningkat pada luka
intravital babi
antemortem
Mungkin berhubungan dengan
kemampuan ion ini dalam
Konsentrasi Zn menurun
mengurangi ekspresi berhubungan dengan tingkat
proangiogenic growth factors saat keparahan kerusakan jaringan
memproduksi antiangiogenic
factors; endostatin

Ekspresi Negatif Cathepsin D & P-


Selectin pada Luka Intravital
Ekspresi Positif pada Luka
Postmortem
Konsentrasi Ca & Mg > Fe & Zn
Pada luka intravital ekspresi Pada luka Intravital Jejas Jerat
negative dan ekspresi positif Kasus Gantung
sedang Cathepsin D dan P-
selectin
Berhubungan dengan
sedang rendahnya Fe
Ca & Zn menurun , Fe meningkat
Berhubungan dengan tingkat
keparahan kerusakan structural
leher
KESIMPULAN

Studi gabungan antara ion logam dan protein


memungkinkan untuk mengkarakterisasi dan membedakan
luka intravital yang terluka dengan kulit yang tidak terluka,
terutama bila kerusakan pada jaringan yang mempengaruhi
sebagian besar struktur kulit.
Khaja S.B., Jha S, Mathur K.G, Mathur N.V., Forensic Interpretation of Injuries / Wounds
found on the human body; JPAFMAT, 2011
Hilang atau
rusaknya sebagian
jaringan tubuh

Khaja S.B., Jha S, Mathur K.G, Mathur N.V., Forensic Interpretation of Injuries / Wounds
found on the human body; JPAFMAT, 2011
Memar

Benda
Luka Lecet
Tumpul

Luka Robek

Luka Sayat

Benda
Luka Tusuk
Tajam

Tembakan
Luka Bacok
KLASIFIKASI Senjata Api

Suhu Tinggi
Temperatur/
Suhu Suhu
Trauma Rendah
Listrik

Petir
Golongan
Rao,D. Injuries. Diunduh dari:
Asam http://www.forensicpathologyonline.co
Zat Kimia m/E-Book/injuries tanggal 12 September
Golongan 2017.
Basa
Luka akibat kekerasan benda
yang memiliki permukaan yang
kasar sehingga sebagian atau
seluruh lapisan epidermis hilang

CIRI-CIRI LUKA LECET :

Bentuk tidak teratur


Batas tidak tegas
Tepi tidak rata
Terdapat reaksi radang
Kadang ditemukan sedikit perdarahan
Permukaan tertutup oleh krusta (Serum yang telah mengering) Rao,D. Injuries. Diunduh dari:
Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang http://www.forensicpathologyonline.co
m/E-Book/injuries tanggal 12 September
masih ditutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi). 2017.
JENIS LUKA
LECET

Luka Lecet Gores Luka Lecet Serut Luka Lecet Tekan


(Impression, Luka Lecet Geser
(Scratch) (Graze)
Impact Abrasion)

Sandhu S.S., Gorea RK, Gargi J, Garg A., Age Estimation of Injury From Abrasion;
JPAFMAT, 2009.
Luka Lecet Gores Luka Lecet Serut
Luka Lecet Tekan
Akibat Gigitan

GAMBAR
JENIS
Sandhu S.S., Gorea RK,
LUKA
Gargi J, Garg A., Age
Luka Lecet Geser
Luka Lecet Geser LECET
Estimation of Injury Akibat Jeratan Tali
From Abrasion; Akibat Dipacut
Gantung Diri
JPAFMAT, 2009.
Luka lecet
disebabkan oleh Luka lecet geser yang
tekanan linear pada terjadi semasa hidup
LUKA
kulit disertai mungkin sulit
LECET
gerakan bergeser, dibedakan dari luka
GESER
misalnya pada geser yang terjadi
kasus gantung atau segera pasca mati.
jerat.

Sandhu S.S., Gorea RK,


Gargi J, Garg A., Age
Estimation of Injury
From Abrasion;
JPAFMAT, 2009.
Karena tali tampar, yaitu
Karena persentuhan
pada leher orang
benda kasar, misalnya
gantung diri, diikat
terseret di jalan aspal
dengan tali tampar

Karena bersentuhan
Karena bersentuhan
dengan benda dengan benda yang
runcing, seperti duri, meninggalkan bekas,
kuku seperti ban mobil

Sandhu S.S., Gorea RK, Gargi J, Garg A., Age Estimation of


Injury From Abrasion; JPAFMAT, 2009.
INTRAVITAL LUKA LECET
Tanda intravital pada hakikatnya merupakan tanda yang
menunjukkan bahwa jaringan ataupun organ setempat
masih hidup ketika terjadi trauma meliputi adanya
retraksi jaringan, reaksi vaskular, reaksi mikroorganisme
dan reaksi biokimiawi.

Sandhu S.S., Gorea RK, Gargi J, Garg A., Age Estimation of Injury
From Abrasion; JPAFMAT, 2009.
Tanda-tanda vital luka merupakan perubahan keadaan tubuh manusia yang
terluka ketika masih hidup, antara lain :

Perdarahan
Perdarahan di bawah kulit
Karena tubuh manusia ditunjang
oleh sirkulasi darah dengan
Terjadi karena kulit dipukul
tekanan jantung, maka daya oleh benda tumpul sehingga
kekuatan dari luar yang pembuluh darah pecah dan
menyebabkan pembuluh darah terjadi perdarahan dalam
pecah akan menyebabkan jaringan lunak. Bila jenazah
perdarahan terbuka dan dipukul dengan benda
koagulasi. Luka terjadi pasca mati tumpul sekalipun tidak akan
pada jenazah, perdarahan seperti
terjadi perdarahan di bawah
mengalir, tetapi sulit mengalami
Sandhu S.S., Gorea RK,
Gargi J, Garg A., Age koagulasi. kulit.
Estimation of Injury
From Abrasion;
JPAFMAT, 2009.
Tanda-tanda vital luka merupakan perubahan keadaan tubuh manusia yang
terluka ketika masih hidup, antara lain :

Mulut luka terbuka


Jaringan tubuh yang vital memiliki daya kekenyalan,
sehingga apabila otot kulit terpotong, mulut luka akan
terkuak besar seperti buah delima.
Resapan darah
Bila tubuh yang vital terluka, di daerah tersebut darah
arteri terkumpul dan terjadi kongesti darah. Akhirnya
terjadi pembengkakan dan berwarna merah.
Sandhu S.S., Gorea RK,
Terjadi bintik merah dan melepuh
Gargi J, Garg A., Age
Estimation of Injury
Bila tubuh yang vital terkena panas, terjadi bintik merah
From Abrasion;
JPAFMAT, 2009.
dan melepuh.
Regenerasi Epitel

Granulasi subepitel dan


hiperplasia epitel

Regresi dari epitel dan


Stark M.M., Clinical
Forensic Medicine, A
Physicians Guide
granulasi jaringan
Second Edition;
Humana Press, 2005.
P138-139.
REGENERASI EPITEL

Regenerasi sel epitel muncul di folikel rambut


dan di tepi abrasi. Pertumbuhan epitel dapat
muncul pada 30 jam pertama pada luka lecet
superfisial dan terlihat jelas setelah 72 jam
pada kebanyakan luka lecet.

Stark M.M., Clinical Forensic Medicine, A Physicians Guide Second Edition;


Humana Press, 2005. P138-139.
1 2

Hal ini menjadi lebih jelas Hal ini terjadi hanya


setelah penutupan
selama 5 sampai 8 hari. epitel dari sebuah
abrasi. Infiltrasi
perivaskular dan sel
inflamasi kronis
Tahap ini yang paling sekarang mulai
menonjol selama 9 hari muncul. Epitel atasnya
sampai 12 hari setelah menjadi semakin
hiperplastik, dengan
cedera.
pembentukan keratin.
3
Stark M.M., Clinical
Forensic Medicine, A
Physicians Guide
GRANULASI SUB-EPITEL DAN HIPERPLASIA EPITEL Second Edition;
Humana Press, 2005.
P138-139.
REGRESI DARI EPITEL DAN GRANULASI JARINGAN
Tahap ini dimulai sekitar 12 hari. Selama fase
ini, epitel diremodelling menjadi lebih tipis dan
bahkan atrofik. Serat kolagen, yang mulai
muncul di fase granulasi subepidermal
terlambat, sekarang mulai muncul.

Mula-mula bekuan darah mengisi luka dan anyaman


fibrin terbentuk. Granulosit dan monosit fagositik mulai
proses pembersihan. Tunas kapiler dan fibroblast dengan
cepat berproliferasi ke bekuan darah. Tunas kapiler
mengeluarkan enzim litik untuk memecah fibrin dan
memungkinkan pembentukan anyaman.

Tunas itu kemudian mengalami kanalisasi,


Stark M.M., Clinical membentuk lengkung vaskuler yang menghasilkan
Forensic Medicine, A
Physicians Guide penyediaan darah yang kaya zat gizi, oksigen,
Second Edition; granulosit, dan monosit yang dibutuhkan untuk
Humana Press, 2005. menghilangkan jaring mati dan bekuan darah.
P138-139.
Sel polimononuklear yang banyak dalam jaringan
intertisial menghasilkan perlawanan primer
terhadap infeksi dan juga ikut mengeluarkan nanah
dari jaringan granulasi pada saat sel mati
dibersihkan. Fibrolast yang berproliferasi menyertai
pembuluh ini dan mulai menimbun kolagen.

Dalam waktu 4-6 hari, jaringan granulasi sehat


berwarna merah muda membentuk dasar untuk
menyokong dan memberi makan epitelium yang
meluas. Sejalan dengan waktu, fibroplasia akan
terus berlangsung dan terjadi ikatan.

Banyak pembuluh darah yang atropi.


Stark M.M., Clinical
Forensic Medicine, A
Dengan adanya penyembuhan akhir, akan
Physicians Guide terbentuk jaringan parut putih yang
Second Edition;
Humana Press, 2005. tertutup selapis tipis epitelium.
P138-139.
PERBEDAAN PENGGANTUNGAN ANTEMORTEM DENGAN POSTMORTEM

No Penggantungan Antemortem Penggantungan Postmortem


1 Tanda jejas jerat berupa lingkaran Tanda jejas jerat biasanya berbentuk utuh
terputus (non continous) dan letaknya (continous), agak sirkuler dan letaknya
pada leher bagian atas. pada bagian leher tidak begitu tinggi
2 Simpul tali biasanya tunggal, terdapat Simpul tali biasanya lebih dari satu,
pada sisi leher diikatkan dengan kuat dan diletakan pada
bagian depan leher
3 Ekimosis tampak jelas pada salah satu sisi Ekimosis pada salah satu sisi jejas
dari jejas penjeratan. penjeratan tidak ada atau tidak jelas.

4 Lebam mayat tampak diatas jejas jerat Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh
dan pada tungkai bawah yang menggantung sesuai dengan posisi
mayat setelah meninggal
Leong M, Phillips LG, 2012.
5 Pada kulit ditempat jejas penjeratan Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak Wound Healing. Dalam:
teraba seperti kertas perkamen yaitu tanda jelas Sabiston Textbook of Surgery.
parchmentisasi Edisi ke-19. Amsterdam:
Elsevier Saunders; h. 984-92
No Penggantungan Antemortem Penggantungan Postmortem
6 Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dll Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga,
sangat jelas terlihat terutama jika kematian dll, tergantung dari penyebab kematian
karena asfiksia

7 Wajah membengkak dan mata mengalami Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga,
kongesti dan agak menonjol, disertai dll, tergantung dari penyebab kematian
dengan gambaran pembuluh darah vena
yang jelas pada bagian kening dan dahi

8 Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus
pencekikan

9 Ereksi penis disertai dengan keluarnya Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada.
cairan sperma sering terjadi pada korban Pengeluaran feses juga tidak ada
pria. Sering ditemukan keluarnya feses

Leong M, Phillips LG, 2012.


10 Air liur ditemukan menetes dari sudut Air liur tidak ditemukan yang menetes Wound Healing. Dalam:
mulut, dengan arah yang vertikal menuju pada kasus selain kasus penggantungan Sabiston Textbook of Surgery.
dada. Edisi ke-19. Amsterdam:
Elsevier Saunders; h. 984-92
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Indonesia. Jakarta: 2007. Hal. 55-70.
Dahlan S. Asfiksia. Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang: 2007. Hal. 107-23.
James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpsons forensic medicine. 13th ed. London: Blackwell. Publishing; 2011. Page 151-60.
Rao D. Asphyxia: Hanging. 2012. Diunduh dari: http://forensicpathologyonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103&Itemid=120 tanggal 9 September 2017.
Ernoehazy W. Hanging injuries and Strangulation. Online. 2011. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/826704-overview#showall tanggal 9 September 2017.
ASFIKSIA
Sering disebut
anoksia atau
Gangguan pertukaran udara hipoksia
pernapasan

Hipoksia & Hiperkapneu

Kekurangan oksigen

Kematian
ETIOLOGI ASFIKSIA

Trauma Keracun
Alamiah Trauma yang
Penyakit yang
Mekanik mengakibatkan
an Menimbulkan
menyumbat emboli udara depresi pusat
saluran vena, emboli pernapasan,
pernapasan lemak, misalnya karbon
seperti laringitis pneumotoraks monoksida (CO)
difteri atau yang bilateral; dan sianida (CN)
menimbulkan sumbatan atau yang bekerja pada
gangguan halangan pada tingkat molekuler
pergerakan paru saluran napas, dan seluler
seperti fibrosis penekanan leher dengan
paru atau dada, dan menghalangi
sebagainya. penghantaran
oksigen ke
jaringan.
FISIOLOGI ASFIKSIA
Anoksia Anoksik

Anoksia Anemia

Anoksia Stagnan

Anoksia Histotoksik
JENIS-JENIS ASFIKSIA

Gantung (Hanging) Pembengkapan


Sufokasi
(Smothering)

Penjeratan
Strangulasi (Strangulation by
Tenggelam
Ligature) Crush Asphyxia
(Drowning)
Pencekikan
(Manual
Strangulation) Keracunan CO
dan SN
Hanging
Penggantungan /
Hanging
Gantung Diri

Suatu keadaan dimana terjadi


konstriksi dari leher oleh alat jerat
yang ditimbulkan oleh seluruh atau
Suatu tindakan yang dilakukan sebagian berat badan.
secara sengaja untuk
membunuh diri sendiri melalui
suatu penggantungan.
Alat penjerat bersifat pasif dan berat
badan bersifat aktif konstriksi pada
leher.
MEKANISME KEMATIAN

Asfiksia Syok Vaso-vagal

Apoplesia (kongesti pada otak) Obstruksi arteri karotis

Iskemia serebral Fraktur vertebra servikal


GAMBARAN KLASIK ASFIKSIA

Tardieus spot (Petechial hemorrages)

Kongesti

Edema

Sianosis
JENIS HANGING Menurut Posisi
Tubuh

Menurut Letak
Simpul
Incomplete
Hanging

Typical
Hanging
Complete
Hanging

Atypical
Hanging
CARA KEMATIAN
Suicidal Hanging Homicidal Hanging
Accidental Hanging
(Gantung Diri) (Pembunuhan)

Paling sering dijumpai Lebih banyak Pembunuhan yang


pada penggantungan, ditemukan pada anak- dilakukan dengan
sekitar 90% dari anak umur antara 6-12 metode menggantung
seluruh kasus. tahun. korban.
Dapat terjadi pada
orang dewasa yaitu
ketika melampiaskan
nafsu seksual yang
menyimpang
(Autoerotic Hanging).
PEMERIKSAAN KORBAN GANTUNG
Pemeriksaan Luar

KEPALA

Muka sianotik (vena terjepit) atau muka pucat (vena dan arteri
terjepit)
Tanda penjeratan pada leher

Tanda-tanda asfiksia
Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian yang berlawanan
dengan simpul tali
Kedalaman dari bekas penjeratan menunjukkan lamanya tubuh
tergantung
TANDA PENJERATAN PADA LEHER
Tanda penjeratannya jelas Penjeratannya berbentuk Tanda penjeratan atau
dan dalam jika tali yang V pada bagian depan jejas jerat berwarna
digunakan kecil leher, lalu berjalan miring merah kecoklatan atau
dibandingkan jika sejajar dengan garis coklat gelap dan kulit
menggunakan tali yang rahang bawah menuju tampak kering, keras dan
besar. belakang telinga. berkilat.

Pada perabaan, kulit Tidak jarang jejas jerat Pada kulit dibagian bawah
terasa seperti perabaan membentuk cetakan telinga, tampak daerah
kertas perkamen, disebut sesuai bentuk permukaan segitiga pada kulit
tanda parchmentisasi. dari alat jerat. dibawah telinga.

Jumlah tanda penjeratan.


Pinggiran berbatas tegas
Kadang-kadang pada
dan tidak terdapat tanda-
leher terlihat 2 buah atau
tanda abrasi disekitarnya.
lebih bekas penjeratan.
TANDA-TANDA ASFIKSIA

Perdarahan berupa
peteki tampak pada Lidah menjulur;
Mata menonjol keluar;
wajah dan tergantung dari letak
oleh karena pecahnya
subkonjungtiva; jerat. Bila tepat di
oleh bendungan kepala,
pecahnya vena oleh kartilago tiroid lidah
dimana vena-vena
bendungan dan akan terjulur sedang jika
terhambat sedang arteri
meningkatnya di atasnya lidah tidak
tidak.
permeabilitas pembuluh akan terjulur.
darah akibat asfiksia.
Anggota Dubur dan
Gerak Lebam mayat dan bintik- Kelamin
bintik perdarahan Keluarnya mani, darah
terutama pada bagian (sisa haid), urin dan feses
akral dari ekstremitas, akibat kontraksi otot
sangat tergantung dari polos pada saat stadium
lamanya korban dalam konvulsi pada puncak
posisi tergantung. asfiksia.

Posisi tangan biasanya


dalam keadaan
tergenggam.
Pemeriksaan Dalam

Dada dan
Kepala
Perut
Tanda bendungan Perdarahan pada
pembuluh darah pleura, pericard atau
otak peritoneum

Organ-organ dapat
mengalami kongesti
atau bendungan
Leher
Jaringan yang berada dibawah jeratan
berwarna putih, berkilat dan
perabaan seperti perkamen.

Platisma atau otot lain disekitarnya


memar atau ruptur pada
penggantungan yang disertai dengan
tindak kekerasan.

Lapisan dalam & bagian tengah


pembuluh darah mengalami laserasi / Kiri: Fraktur melintang pada prosesus servikalis ke lima-
ruptur. Resapan darah hanya didalam
dinding pembuluh darah. enam (C5-6) (panah lurus penuh), fraktur pada tepi depan C6
(panah melengkung) dan perluasan persendian antara tulang
Fraktur 2 buah tulang vertebra C5 dan C6 (panah kosong). Kanan: patah tulang krikoid.
servikalis bagian atas (Hukuman
gantung)
Pemeriksaan Histologi

(a) pemeriksaan standar histologi


menggambarkan adanya infiltrasi hemoragik
(panah) dalam gambaran dari luka post-
mortem. (b) neutrofil PMN Perivaskular
(panah atas)dalam pre-mortem yang terbaru
karena luka tusuk(hematoksilin, eosin, dan
safron).

Casse JM, Martrille L, Vignaud JM, Gauchotte G. Skin wounds vitality markers in forensic
pathology: An updated review. Med Sci Law Online First, 2015.
Perbedaan antara Gantung dan Jerat
No Kategori Gantung Jerat

1. Letak jejas Miring, Melintang,

lingkaran tidak utuh, lingkaran utuh, letak di bawah/ di

letak di atas kartilago tiroid kartilago tiroid

2. Pinggiran jejas Batas tegas Batas tidak tegas, memar

3. Memar otot leher Sedikit Banyak

4. Tulang hyoid Sering patah Jarang patah

5. Arteri karotis Rusak, bila dijatuhkan dari ketinggian Sering rusak

6. Kartilago tiroid Jarang patah Sering patah

7. Perdarahan Hidung, mulut, telinga Sering

8. Wajah Pucat, jarang ada bintik perdarahan Kongesti, ada bintik perdarahan
9. Tanda asfiksia Tidak jelas Jelas

10. Air liur Menetes dari mulut Tidak ada

11. Paru-paru Sering ada bula emfisema Jarang

12. Inkontinensia urin danfaeces Jarang Sering

13. Cairan sperma Sering ada di glans penis Jarang

14. Jaringan bawah jejas Kecoklatan, keras, mengkilat Lunak, kemerahan


Perbedaan Gantung Antemortem dan Postmortem
No Kategori Ante Mortem Post Mortem

1. Jejas Miring, lingkaran terputus Agak sirkuler, lingkaran utuh

2. Simpul tali Tunggal, di samping Lebih dari 1, di depan

3. Wajah Bengkak Tidak ada, kecuali cekik dan sufokasi

4. Mata Kongesti Tidak ada, kecuali cekik dan sufokasi

5. Lidah Terjulur/ tidak terjulur sama sekali Tidak, kecuali cekik

6. Sianosis Jelas Tergantung sebab

7. Ekimosis di sisi jerat Jelas Tidak jelas

8. Liur Menetes, arah vertikal Tidak ada

9. Penis Ereksi dengan keluar cairan sperma Tidak ada

10. Faeces Sering keluar Tidak ada


Perbedaan Gantung diri dan Pembunuhan
Gantung Diri Penggantungan pada Pembunuhan

Usia Gantung diri lebih sering terjadi pada remaja dan orang Tidak mengenal batas usia,
dewasa.

Tanda jejas Bentuknya miring, berupa lingkaran terputus dan terletak Tanda jejas jeratan, mendatar, dan letaknya di bagian tengah leher
pada bagian atas leher.

Simpul tali Biasanya hanya satu simpul Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher

Riwayat korban Riwayat korban. Biasanya korban mempunyai riwayat untuk Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat untuk bunuh diri
mencoba bunuh diri

Cedera Ce Luka-luka pada tubuh korban yang bisa menyebabkan Cedera berupa luka-luka pada tubuh korban biasanya mengarah kepada
kematian mendadak tidak ditemukan pada kasus bunuh diri pembunuhan
Racun Ditemukannya racun dalam lambung korban. Rasa nyeri yang Terdapatnya racun, karena untuk hal ini perlu waktu dan kemauan
disebabkan racun tersebut mungkin mendorong korban untuk dari korban itu sendiri. Dengan demikian maka kasus penggantungan
melakukan gantung diri tersebut adalah karena bunuh diri

Tangan Tangan tidak dalam keadaan terikat karena sulit untuk gantung Tangan yang dalam keadaan terikat mengarahkan dugaan pada kasus
diri dalamkeadaan tangan terikat pembunuhan

Kemudahan Pada kasus bunuh diri mayat biasanya ditemukan tergantung Pada kasus pembunuhan mayat ditemukan tergantung pada tempat
pada tempat yang mudah dicapai oleh korban atau di sekitarnya yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang digunakan
ditemukan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut untuk mencapai tempat tersebut tidak ditemukan

Tempat Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, jendela Bila sebaliknya pada ruangan ditemukan terkunci dari luar, maka
kejadian ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam, penggantungan adalah kasus pembunuhan
maka kasusnya pasti merupakan bunuh diri

Tanda Tidak ditemukan pada kasus gantung diri Hampir selalu ada kecuali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau
perlawanan masih anak-anak
Temuan Pada Pemeriksaan TKP Korban
Gantung
Kasus Pembunuhan Kasus Bunuh Diri

Alat Penjerat Simpul biasanya simpul mati Simpul biasanya simpul hidup
Jumlah lilitan hanya satu Jumlah lilitan satu atau lebih
Arah jeratan mendatar Arah jeratan serong ke atas
Jarak titik tumpu ke simpul dekat Jarak titik tumpu ke simpul: jauh

Korban Jejas jerat berjalan mendatar Jejas jerat berjalan meninggi ke arah
Terdapat luka perlawanan simpul
Terdapat luka-luka lain, sering di daerah Tidak terdapat luka perlawanan
leher Biasanya tidak ada luka, mungkin
Jarak dari lantai: jauh terdapat luka percobaan lain
Jarak dari lantai dekat, dapat tidak
tergantung
TKP Lokasi bervariasi Lokasi tersembunyi
Kondisi tidak teratur Kondisi teratur
Pakaian tidak teratur, robek Pakaian rapi dan baik
Alat dari si pembunuh Alat berasal dari yang ada di TKP
Tidak ditemukan surat peninggalan Ditemukan surat peninggalan
Ruangan tidak teratur, terkunci dari luar Ruangan terkunci dari dalam
Aspek Medikolegal Pada Penggantungan
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.

Pasal 339
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun
Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun.

Pasal 345
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri

Available at: http://www.unmit.org/legal/IndonesianLaw/undang/kuhp.html


Aspek Medikolegal Pada Penggantungan

Dokter Forensik
Pasal 133 KUHAP: untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya

Dokter sebagai Saksi Ahli


Pasal 179 ayat 1 KUHAP yang menyatakan setiap orang yang diminta
pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya
wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan

Available at: http://www.unmit.org/legal/IndonesianLaw/undang/kuhp.html


Nama Lain

GMP-140,
LECAM-3,
P - Selectin
PADGEM, dan
CD62P,

Human P-selectin Platinum ELISA. Di unduh dari


https://assets.thermofisher.com/TFS-Assets/LSG/manuals/219-4.
Apa itu Selectin ?

Molekul adhesi
Terlibat dalam induksi
permukaan sel yang limfosit dalam sistem imun,
diproduksi sebagai proses inflamasi akut maupun
respon inflamasi kronis, termasuk inflamasi
kekebalan bawaan paska iskemi dari otot, ginjal
dan jantung, inflamasi kulit,
aterosklerosis,glomeruloneph
ritis, dan lupus eritematosus).

Human P-selectin Platinum ELISA. Di unduh dari


https://assets.thermofisher.com/TFS-Assets/LSG/manuals/219-4.
Membran
E plasma

Ujung lipatan
SELECTIN L dari leukosit

Secretory
Mengikat struktur gula yang sama dan
molekul tersebut bertanggung jawab untuk
P granules
target yang berbeda-beda
Simarmata, Tonny. Dkk. Kadar P-Selectin pada Perempuan Penderita Endometriosis dan Non Endometriosis. Qanun Medika.
Vol.1. No.2 . Juli 2017.
Glikoprotein permukaan sel yang
memainkan peran penting dalam
migrasi limfosit ke dalam jaringan

Human P Selectin/ CD62P Immunoassay. R and D Systems a Biotechne Brand. 17 Juli 2017. Di unduh dari
https://www.rndsystems.com/products/human-p-selectin-cd62p-elisa-kit_bbe6 anggal 14 September 2017.
P - Selectin
P-selectin bertindak sebagai reseptor yang mendukung
pengikatan leukosit ke platelet dan endotelium yang
teraktivasi

P-selectin diproduksi oleh sel-sel endotel yang melapisi


dinding pembuluh dari sistem peredaran darah

P-selectin terletak di membran granul pada platelet yang


tidak distimulasi

P-selectin juga disimpan pada sel endotel di membran badan


Weibel-Palade dan megakaryocytes kemudian ditranslokasi ke
permukaan sel endotel dan trombosit yang teraktivasi
Human P Selectin/ CD62P Immunoassay. R and D Systems a Biotechne Brand. 17 Juli 2017. Di unduh dari
https://www.rndsystems.com/products/human-p-selectin-cd62p-elisa-kit_bbe6 tanggal 14 September 2017.
CATHEPSIN D
acidic lysosomal proteinase yang berperan dalam berbagai langkah
pertumbuhan tumor, merangsang selsel kanker berproliferasi,
perkembangan fibroblas, dan angiogenesis, serta menghambat
apoptosis tumor

Lubis, Susi Lusanna. Dkk. Perbedaan Tampilan Catepsin D pada Berbagai Grade Histopatologi
Karsinoma Duktus Invasif Payudara. Majalah Patologi. Vol. 21. No.2. Mei 2012.
CATHEPSIN D

CATHEPSIN D
Cathepsin D diekspresi berlebihan dan disekresi
banyak oleh sel-sel kanker

Ekspresi Cathepsin D yang berlebihan ini merangsang


tumorogenisitas dan metastasis, berperan penting
dalam berbagai langkah perkembangan tumor,
merangsang selsel kanker berproliferasi, pertumbuhan
fibroblas dan angiogenesis serta menghambat
apoptosis tumor.

Cathepsin D yang mutan tanpa aktivitas


proteolitik masih terbukti mitogenik untuk sel-sel
kanker, fibroblas dan endotel.
Lubis, Susi Lusanna. Dkk. Perbedaan Tampilan Catepsin D pada Berbagai Grade Histopatologi
Karsinoma Duktus Invasif Payudara. Majalah Patologi. Vol. 21. No.2. Mei 2012.
Persamaan

- Membahas markers pada luka kulit


- Membahas Cathepsin D dan P-
Selectin
- Membedakan luka pre dan post
mortem

Perbedaan

Penelitian Review Article

Marker : Marker: Molekul


Cathepsin D ,P- Adesi, Pro-
Selectin , Ion inflammatory
Logam substance
Persamaan

- Menggunakan metode case control


- Membahas tingkat ekspresi protein
P-selectin

Perbedaan

- Membahas komponen studi P- dan E-


selectins, SP-A, dan HIF1- bermanfaat
dalam diagnosis kematian asfiksia pada
reaksi komponen jaringan paru
terutama pembuluh darah dan alveoli
- Sampel paru
- Tidak pada jejas jerat
Fraktur vertebra servikal terjadi pada kasus apa dan bagaimana
terjadinya?
Mengapa konsentrasi ca lebih tinggi pada permukaan tersebut?
Mengapa cathepsin d dan p selectinnya rendah? Kenapa bisa
negative?
Bagaimana cara membedakan luka korban pembunuhan dengan
pembekapan lalu digantung dengan gantung diri?
Bagaimana mekanisme apoplesia bisa menjadi asfiksia?
Apa yang dimaksud dengan autoerotic hanging dan kenapa bisa
terjadinya?
Mengapa pada penelitian korban dengan malnutrisi tidak dijadikan
sampel?

You might also like