Professional Documents
Culture Documents
Residen Pembimbing:
dr. Dadan Rusmanjaya
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG
PERIODE 28 AGUSTUS 2017 23 SEPTEMBER 2017
Adhi Rizky Putra FK TRISAKTI
Fransiska Lumempouw FK UKI
Marsela Giovani FK UKI
Phrily Isabell Hamelberg FK TRISAKTI
Putri Chera Apriliani FK UKI
Hasil :
Mayoritas kasus Laki-Laki
Sampel :
71 Luka Kulit (86%) Tipe gantung
Tujuan : postmortem interval komplit (60,7%) Trauma
Mengkarakteristik LUKA 19 36 jam Subkutan (78,3%)
INTRAVITAL dengan
menganalisis konsentrasi ion Ca & Zn Fe
logam dan ekspresi P-
Luka parah
selectin dan cathepsin D
pada jejas jerat KASUS
GANTUNG Ekspresi negative sedang
Analisis Konsentrasi protein -> kolerasi dengan
Fe, Zn, Mg, dan Ca. luka subkutan dan kadar Fe
Ekspresi P-Selectin
dan Cathepsin D
Menentukan usia luka kulit &
membuktikan asal mula penyebab luka
Bidang penelitian utama pada bidang
medikolegal & masalah yang belum
terselesaikan dalam patologik forensik
Arsitektur kulit
= molekul P-selectin
pengikat ditemukan dalam
= terlibat dalam
sistem kekebalan
Penanda enzimatik enzim lisosomal yang
berperan dalam proses apoptosis tertentu,
perputaran protein, pemrosesan protein
Penelitian kurang
Enzim diaktifkan pada daerah yang
mengalami perlukaan mencerna sel-sel mati memberikan
dalam Ph rendah & diinduksi oleh hipoksia gambaran pasti
dan nekrosis + baik pada luka
intravital maupun luka
postmortem
Cathepsin D = paling banyak diekspresikan
pada kulit manusia
Ion logam telah diteliti dan memiliki nilai
diagnostik diferensial pada luka intravital
dan luka postmortem
Ca Mg Fe Zn
Pada jejas jerat untuk
mengkarakteristik jejas intravital
luka leher pada kasus gantung
Kulit Manusia
Kematian akibat bunuh diri dengan cara Tabel 1 dan Gambar 1. Sosiodemografi, karakteristik,
gantung dimensi jejas jerat dan luka pada leher
Gambar 3. Analisis cathepsin D dan P-selectin pada luka intravital kasus gantung dan perbedaan internal pada trauma leher
Gambar 4. Kolerasi antara konsentrasi ion logam dengan ekspresi cathepsin D dan P-selectin pada luka akibat jejas jerat
Penentuan Ion Logam
menggabungkan
plasma-atom emisi
spektrometri secara
induktif (ICP-AES;
Perkin Elmer Optima
2000).
Dilakukan pengukuran kadar
ion logam (Ca, Fe, Mg, Zn)
pada kulit yang terluka dan Total 0,1 gram
kulit yang tidak terluka pada jaringan kering
(tanpa formalin)
individu yang sama diolah dengan asam
nitrat + pemanasan
Cathepsin D P-selectin
Diperiksa disetiap 5
Negatif sel positif - Negatif pewarnaan lapang mikroskopik
negative
Cukup positif < 25 Cukup positif pewarnaan
dengan pembesaran
% sel positif pada membrane basal 10x (randomly)
Sangat positif > epidermis & dinding
25% sel positif pembuluh darah
Sangat positif pewarnaan
sel pada sel glandular,
intestice, membrane basal
epidermis, dinding vaskular
Analisis Statistik Data demografi dan
hasil (Microsoft
Dianalisis SPSS 20.0
Access 11.0; Microsoft
(SPSS Inc, Chicago Ill).
corporation, Seattle,
Wash),
Membandingkan nilai
rata-rata dan 2-sides Membandingkan
Student t test dan the variable Pearson 2
nonparametric Mann- dan 2-tailed Fisher
Whitney U test
Mengukur hubungan
P < 0,05 SIGNIFIKAN linear antara kedua
SECARA STATISTIK variable Kolerasi
Pearson Koefisien
Luka Intravital pada Analisis Konsentrasi Analisis ekspresi
Jejas Jerat Kasus Ion Logam Cathepsin D dan P-
Gantung (Fe, Ca, Mg, Zn) Selectin
Khaja S.B., Jha S, Mathur K.G, Mathur N.V., Forensic Interpretation of Injuries / Wounds
found on the human body; JPAFMAT, 2011
Memar
Benda
Luka Lecet
Tumpul
Luka Robek
Luka Sayat
Benda
Luka Tusuk
Tajam
Tembakan
Luka Bacok
KLASIFIKASI Senjata Api
Suhu Tinggi
Temperatur/
Suhu Suhu
Trauma Rendah
Listrik
Petir
Golongan
Rao,D. Injuries. Diunduh dari:
Asam http://www.forensicpathologyonline.co
Zat Kimia m/E-Book/injuries tanggal 12 September
Golongan 2017.
Basa
Luka akibat kekerasan benda
yang memiliki permukaan yang
kasar sehingga sebagian atau
seluruh lapisan epidermis hilang
Sandhu S.S., Gorea RK, Gargi J, Garg A., Age Estimation of Injury From Abrasion;
JPAFMAT, 2009.
Luka Lecet Gores Luka Lecet Serut
Luka Lecet Tekan
Akibat Gigitan
GAMBAR
JENIS
Sandhu S.S., Gorea RK,
LUKA
Gargi J, Garg A., Age
Luka Lecet Geser
Luka Lecet Geser LECET
Estimation of Injury Akibat Jeratan Tali
From Abrasion; Akibat Dipacut
Gantung Diri
JPAFMAT, 2009.
Luka lecet
disebabkan oleh Luka lecet geser yang
tekanan linear pada terjadi semasa hidup
LUKA
kulit disertai mungkin sulit
LECET
gerakan bergeser, dibedakan dari luka
GESER
misalnya pada geser yang terjadi
kasus gantung atau segera pasca mati.
jerat.
Karena bersentuhan
Karena bersentuhan
dengan benda dengan benda yang
runcing, seperti duri, meninggalkan bekas,
kuku seperti ban mobil
Sandhu S.S., Gorea RK, Gargi J, Garg A., Age Estimation of Injury
From Abrasion; JPAFMAT, 2009.
Tanda-tanda vital luka merupakan perubahan keadaan tubuh manusia yang
terluka ketika masih hidup, antara lain :
Perdarahan
Perdarahan di bawah kulit
Karena tubuh manusia ditunjang
oleh sirkulasi darah dengan
Terjadi karena kulit dipukul
tekanan jantung, maka daya oleh benda tumpul sehingga
kekuatan dari luar yang pembuluh darah pecah dan
menyebabkan pembuluh darah terjadi perdarahan dalam
pecah akan menyebabkan jaringan lunak. Bila jenazah
perdarahan terbuka dan dipukul dengan benda
koagulasi. Luka terjadi pasca mati tumpul sekalipun tidak akan
pada jenazah, perdarahan seperti
terjadi perdarahan di bawah
mengalir, tetapi sulit mengalami
Sandhu S.S., Gorea RK,
Gargi J, Garg A., Age koagulasi. kulit.
Estimation of Injury
From Abrasion;
JPAFMAT, 2009.
Tanda-tanda vital luka merupakan perubahan keadaan tubuh manusia yang
terluka ketika masih hidup, antara lain :
4 Lebam mayat tampak diatas jejas jerat Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh
dan pada tungkai bawah yang menggantung sesuai dengan posisi
mayat setelah meninggal
Leong M, Phillips LG, 2012.
5 Pada kulit ditempat jejas penjeratan Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak Wound Healing. Dalam:
teraba seperti kertas perkamen yaitu tanda jelas Sabiston Textbook of Surgery.
parchmentisasi Edisi ke-19. Amsterdam:
Elsevier Saunders; h. 984-92
No Penggantungan Antemortem Penggantungan Postmortem
6 Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dll Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga,
sangat jelas terlihat terutama jika kematian dll, tergantung dari penyebab kematian
karena asfiksia
7 Wajah membengkak dan mata mengalami Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga,
kongesti dan agak menonjol, disertai dll, tergantung dari penyebab kematian
dengan gambaran pembuluh darah vena
yang jelas pada bagian kening dan dahi
8 Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus
pencekikan
9 Ereksi penis disertai dengan keluarnya Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada.
cairan sperma sering terjadi pada korban Pengeluaran feses juga tidak ada
pria. Sering ditemukan keluarnya feses
Kekurangan oksigen
Kematian
ETIOLOGI ASFIKSIA
Trauma Keracun
Alamiah Trauma yang
Penyakit yang
Mekanik mengakibatkan
an Menimbulkan
menyumbat emboli udara depresi pusat
saluran vena, emboli pernapasan,
pernapasan lemak, misalnya karbon
seperti laringitis pneumotoraks monoksida (CO)
difteri atau yang bilateral; dan sianida (CN)
menimbulkan sumbatan atau yang bekerja pada
gangguan halangan pada tingkat molekuler
pergerakan paru saluran napas, dan seluler
seperti fibrosis penekanan leher dengan
paru atau dada, dan menghalangi
sebagainya. penghantaran
oksigen ke
jaringan.
FISIOLOGI ASFIKSIA
Anoksia Anoksik
Anoksia Anemia
Anoksia Stagnan
Anoksia Histotoksik
JENIS-JENIS ASFIKSIA
Penjeratan
Strangulasi (Strangulation by
Tenggelam
Ligature) Crush Asphyxia
(Drowning)
Pencekikan
(Manual
Strangulation) Keracunan CO
dan SN
Hanging
Penggantungan /
Hanging
Gantung Diri
Kongesti
Edema
Sianosis
JENIS HANGING Menurut Posisi
Tubuh
Menurut Letak
Simpul
Incomplete
Hanging
Typical
Hanging
Complete
Hanging
Atypical
Hanging
CARA KEMATIAN
Suicidal Hanging Homicidal Hanging
Accidental Hanging
(Gantung Diri) (Pembunuhan)
KEPALA
Muka sianotik (vena terjepit) atau muka pucat (vena dan arteri
terjepit)
Tanda penjeratan pada leher
Tanda-tanda asfiksia
Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian yang berlawanan
dengan simpul tali
Kedalaman dari bekas penjeratan menunjukkan lamanya tubuh
tergantung
TANDA PENJERATAN PADA LEHER
Tanda penjeratannya jelas Penjeratannya berbentuk Tanda penjeratan atau
dan dalam jika tali yang V pada bagian depan jejas jerat berwarna
digunakan kecil leher, lalu berjalan miring merah kecoklatan atau
dibandingkan jika sejajar dengan garis coklat gelap dan kulit
menggunakan tali yang rahang bawah menuju tampak kering, keras dan
besar. belakang telinga. berkilat.
Pada perabaan, kulit Tidak jarang jejas jerat Pada kulit dibagian bawah
terasa seperti perabaan membentuk cetakan telinga, tampak daerah
kertas perkamen, disebut sesuai bentuk permukaan segitiga pada kulit
tanda parchmentisasi. dari alat jerat. dibawah telinga.
Perdarahan berupa
peteki tampak pada Lidah menjulur;
Mata menonjol keluar;
wajah dan tergantung dari letak
oleh karena pecahnya
subkonjungtiva; jerat. Bila tepat di
oleh bendungan kepala,
pecahnya vena oleh kartilago tiroid lidah
dimana vena-vena
bendungan dan akan terjulur sedang jika
terhambat sedang arteri
meningkatnya di atasnya lidah tidak
tidak.
permeabilitas pembuluh akan terjulur.
darah akibat asfiksia.
Anggota Dubur dan
Gerak Lebam mayat dan bintik- Kelamin
bintik perdarahan Keluarnya mani, darah
terutama pada bagian (sisa haid), urin dan feses
akral dari ekstremitas, akibat kontraksi otot
sangat tergantung dari polos pada saat stadium
lamanya korban dalam konvulsi pada puncak
posisi tergantung. asfiksia.
Dada dan
Kepala
Perut
Tanda bendungan Perdarahan pada
pembuluh darah pleura, pericard atau
otak peritoneum
Organ-organ dapat
mengalami kongesti
atau bendungan
Leher
Jaringan yang berada dibawah jeratan
berwarna putih, berkilat dan
perabaan seperti perkamen.
Casse JM, Martrille L, Vignaud JM, Gauchotte G. Skin wounds vitality markers in forensic
pathology: An updated review. Med Sci Law Online First, 2015.
Perbedaan antara Gantung dan Jerat
No Kategori Gantung Jerat
8. Wajah Pucat, jarang ada bintik perdarahan Kongesti, ada bintik perdarahan
9. Tanda asfiksia Tidak jelas Jelas
Usia Gantung diri lebih sering terjadi pada remaja dan orang Tidak mengenal batas usia,
dewasa.
Tanda jejas Bentuknya miring, berupa lingkaran terputus dan terletak Tanda jejas jeratan, mendatar, dan letaknya di bagian tengah leher
pada bagian atas leher.
Simpul tali Biasanya hanya satu simpul Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher
Riwayat korban Riwayat korban. Biasanya korban mempunyai riwayat untuk Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat untuk bunuh diri
mencoba bunuh diri
Cedera Ce Luka-luka pada tubuh korban yang bisa menyebabkan Cedera berupa luka-luka pada tubuh korban biasanya mengarah kepada
kematian mendadak tidak ditemukan pada kasus bunuh diri pembunuhan
Racun Ditemukannya racun dalam lambung korban. Rasa nyeri yang Terdapatnya racun, karena untuk hal ini perlu waktu dan kemauan
disebabkan racun tersebut mungkin mendorong korban untuk dari korban itu sendiri. Dengan demikian maka kasus penggantungan
melakukan gantung diri tersebut adalah karena bunuh diri
Tangan Tangan tidak dalam keadaan terikat karena sulit untuk gantung Tangan yang dalam keadaan terikat mengarahkan dugaan pada kasus
diri dalamkeadaan tangan terikat pembunuhan
Kemudahan Pada kasus bunuh diri mayat biasanya ditemukan tergantung Pada kasus pembunuhan mayat ditemukan tergantung pada tempat
pada tempat yang mudah dicapai oleh korban atau di sekitarnya yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang digunakan
ditemukan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut untuk mencapai tempat tersebut tidak ditemukan
Tempat Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, jendela Bila sebaliknya pada ruangan ditemukan terkunci dari luar, maka
kejadian ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam, penggantungan adalah kasus pembunuhan
maka kasusnya pasti merupakan bunuh diri
Tanda Tidak ditemukan pada kasus gantung diri Hampir selalu ada kecuali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau
perlawanan masih anak-anak
Temuan Pada Pemeriksaan TKP Korban
Gantung
Kasus Pembunuhan Kasus Bunuh Diri
Alat Penjerat Simpul biasanya simpul mati Simpul biasanya simpul hidup
Jumlah lilitan hanya satu Jumlah lilitan satu atau lebih
Arah jeratan mendatar Arah jeratan serong ke atas
Jarak titik tumpu ke simpul dekat Jarak titik tumpu ke simpul: jauh
Korban Jejas jerat berjalan mendatar Jejas jerat berjalan meninggi ke arah
Terdapat luka perlawanan simpul
Terdapat luka-luka lain, sering di daerah Tidak terdapat luka perlawanan
leher Biasanya tidak ada luka, mungkin
Jarak dari lantai: jauh terdapat luka percobaan lain
Jarak dari lantai dekat, dapat tidak
tergantung
TKP Lokasi bervariasi Lokasi tersembunyi
Kondisi tidak teratur Kondisi teratur
Pakaian tidak teratur, robek Pakaian rapi dan baik
Alat dari si pembunuh Alat berasal dari yang ada di TKP
Tidak ditemukan surat peninggalan Ditemukan surat peninggalan
Ruangan tidak teratur, terkunci dari luar Ruangan terkunci dari dalam
Aspek Medikolegal Pada Penggantungan
Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
Pasal 339
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun
Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun.
Pasal 345
Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri
Dokter Forensik
Pasal 133 KUHAP: untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya
GMP-140,
LECAM-3,
P - Selectin
PADGEM, dan
CD62P,
Molekul adhesi
Terlibat dalam induksi
permukaan sel yang limfosit dalam sistem imun,
diproduksi sebagai proses inflamasi akut maupun
respon inflamasi kronis, termasuk inflamasi
kekebalan bawaan paska iskemi dari otot, ginjal
dan jantung, inflamasi kulit,
aterosklerosis,glomeruloneph
ritis, dan lupus eritematosus).
Ujung lipatan
SELECTIN L dari leukosit
Secretory
Mengikat struktur gula yang sama dan
molekul tersebut bertanggung jawab untuk
P granules
target yang berbeda-beda
Simarmata, Tonny. Dkk. Kadar P-Selectin pada Perempuan Penderita Endometriosis dan Non Endometriosis. Qanun Medika.
Vol.1. No.2 . Juli 2017.
Glikoprotein permukaan sel yang
memainkan peran penting dalam
migrasi limfosit ke dalam jaringan
Human P Selectin/ CD62P Immunoassay. R and D Systems a Biotechne Brand. 17 Juli 2017. Di unduh dari
https://www.rndsystems.com/products/human-p-selectin-cd62p-elisa-kit_bbe6 anggal 14 September 2017.
P - Selectin
P-selectin bertindak sebagai reseptor yang mendukung
pengikatan leukosit ke platelet dan endotelium yang
teraktivasi
Lubis, Susi Lusanna. Dkk. Perbedaan Tampilan Catepsin D pada Berbagai Grade Histopatologi
Karsinoma Duktus Invasif Payudara. Majalah Patologi. Vol. 21. No.2. Mei 2012.
CATHEPSIN D
CATHEPSIN D
Cathepsin D diekspresi berlebihan dan disekresi
banyak oleh sel-sel kanker
Perbedaan
Perbedaan