You are on page 1of 17

ASUHAN

KEPERAWATAN DBD
Syufah Mutoharoh
DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau
dikenal dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah suatu infeksi arbovirus akut
yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegipty.
Penyakit ini sering menyerang anak,
remaja dan dewasa.
ETIOLOGI

Virus dengue yang menjadi penyebab


penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B
Virus dengue berbentuk batang, bersifat
termoragil, sensitif terhadap in aktivitas
oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil
pada suhu 70 0C
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIK

Demam Perdarahan

Hepatomegali
Renjatan
(Syok)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin
HB, Hematokrit / PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %.
Normal : PCV / Hm = 3 x Hb.
Nilai normal : - HB = L : 12,0 16,8 g/dl.
P : 11,0 15,5 g/dl.
- PCV /Hm = L : 35 48 %.
P : 34 45 %.
Trombosit menurun 100.000 / mm3.
Nilai normal : L : 150.000 400.000/mm3.
P : 150.000 430.000/mm3.
Leucopenia, kadang-kadang Leucositosis ringan.
Nilai normal : L/P : 4.600 11.400/mm3.
Kriteria :
< 10 peteki dinyatakan
negative atau normal
20 dinyatakan abnormal
10-20 dinyatakan dubia

Rumpel leed test

Pemeriksaan tanda perdarahan yang di tandai


ada bintik-bintik. Hanya saja tanda ini tidak
selalu di dapat secara spontan oleh penderita,
bahkan pada sebagian besar penderita tanda
perdarahan ini muncul setelah dilakukan rumpel
leed test atau test tourniquet.
Pemeriksaan Lainnya
Pada renjatan yang berat, periksa : Hb,
PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6
jam apabila sudah menunjukkan tanda
perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG,
Foto dada, BUN, creatinin serum.
PENATALAKSANAAN
Ada tiga fase penatalaksaan penderita DHF secara umum
yaitu :
Fase Demam
Pengobatan simtomatik dan supportif
1. Antipiretik diberikan untuk menurunkan demam,
kompres hangat dapat diberikan apabila pasien masih
tetap panas.
2. Pengobatan supportif dapat diberikan untuk
merehidrasi cairan yang hilang yaitu dengan
pemberian : larutan oralit, jus buah-buahan dan lain-
lain.
3. Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan
muntah hebat segera koreksi dengan memberikan
cairan parenteral.
4. Semua pasien demam berdarah harus diawasi ketat
setiap hari sejak sakit hari ketiga.
Fase Kritis
1. Rawat dibangsal khusus sehingga mudah
untuk diawasi.
2. Observasi tanda vital, asupan dan
keluaran cairan dalam lembar khusus.
3. Berikan oksigen pada penderita dengan
syok.
4. Hentikan perdarahan dengan tindakan
tepat.
5. Pemberian cairan intra vena.
Fase Penyembuhan
Cairan intra vena dihentikan. Bila
ditemukan gejala nafsu makan tidak
meningkat atau perut terlihat kembung
maka dapat diberikan buah-buahan atau
oralit untuk menanggulangi gangguan
elektrolit (Ngastiyah, 2005).
Nursing Care Plan (NCP)
PENGKAJIAN

a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit yang pernah di derita
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat gizi
g. Riwayat tumbuh kembang
h. Kondisi lingkungan
i. Pola kebiasaan
j. Pemeriksaan fisik
k. Sistem integumen
DIAGNOSA KEPERAWATAN
YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdarahan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan
factor-faktor pembekuan darah (trombositopeni).
6. Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan
yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
Tujuan : mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.
Kriteria Hasil : pasien menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya
kebutuhan cairan.
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda vital paling sedikit tiap empat jam.
2. Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor
tidak elastis, produksi urine menurun.
3. Observasi dan catat intake dan output.
4. Pertahankan intake dan output yang adekuat.
5. Monitor dan catat berat badan.
6. Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam.
7. Kolaborasi dengan tim medis.

You might also like