AULIVIA FEBRIAN MUHAMMAD FAISAL FIRDAUS Karakter Antikoagulan adalah golongan obat yang dipakai untuk menghambat pembekuan darah. Obat-obat ini tidak melarutkan bekuan darah seperti trombolotik, tetapi bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru. Antikoagulan digunakan pada orang yang memiliki gangguan pembuluh arteri dan vena yang membuat orang tersebut berisiko tinggi untuk pembentukan bekuan darah. Antikoagulan berkaitan erat dengan antiplatelet dan obat trombolitik dengan memanipulasi berbagai jalur pembekuan darah. Secara khusus, antikoagulan bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru. (Joyce L. Kee.1996) Struktur Kimia Warfarin Mekanisme Kerja Warfarin per oral diabsorpsi dengan cepat dan sempurna dari saluran cerna. Dalam plasma, warfarin diikat dengan erat oleh albumin plasma. Kadar puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1 jam setelah diminum, tetapi puncak efek antikoagulannya dicapai setelah 36-48 jam kemudian. Efek antikoagulan warfarin mulai terlihat setelah 12-16 jam dan berlangsung selama 4-5 hari. Warfarin dimetabolisme dalam hati dengan waktu paruh 40 jam. Obat antikoagulan oral dapat menembus plasenta dan juga terdapat dalam ASI selama masa laktasi sehingga dapat membahayakan janin ataupun bayi yang baru lahir. Khasiat Warfarin adalah antikoagulan (pengencer darah). Warfarin mengurangi pembentukan bekuan darah. Warfarin digunakan untuk mengobati atau mencegah penggumpalan darah pada pembuluh darah atau arteri, yang dapat mengurangi risiko stroke, serangan jantung, atau kondisi serius lainnya. Warfarin juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam panduan pengobatan ini. Cara Pemberian dan Dosis Pengobatan dengan warfarin harus didahului dengan dosis kecil harian sebesar 5-10 mg daripada pemberian dosis besar yang sebelumnya digunakan. Penyesuaian awal dari waktu prothrombin dibutuhkan kira kira satu minggu, yang biasanya menghasilkan dosis pemeliharaan sebesar 5-7 mg/hari. Waktu prothrombin harus dinaikkan pada sebuah tingkat yang menunjukkan 25 % dari aktivitas normal dan dipertahankan untuk terapi jangka panjang. Jika aktivitasnya kurang dari 20 %, Dosis warfarin harus dikurangi atau dihentikan sampai aktivitasnya meningkat menjadi di atas 20 %. (Katzung, B. G. 2012). Toksisitas / Keamanan Warfarin menembus plasenta secara langsung dan dapat menyebabkan suatu gangguan pendarahan dalam janin. Lebih jauh lagi, protein -protein janin dengan residu-residu y-carboxyglutamate yang ditemukan dalam tulang dan darah dapat dipengaruhi oleh warfarin; obat ini dapat menyebabkan suatu cacat lahir yang serius yang ditandai dengan pembentukan tulang yang abnormal. Untuk itu, warfarin jangan pernah diberikan selama kehamilan. Nekrosis kulit dengan penurunan aktivitas protein C kandang kandang terjadi pada minggu pertama terapi. Kadang kadang, suatu proses yang sama menyebabkan Infarktus yang nyata pada dada, jaringan jaringan lemak, usus, dan ekstremitas. Lesi patologis yang terkait dengan pendarahan Infarktus adalah trombosis vena, diisyaratkan bahwa penyakit ini ditimbulkan oleh depresi sintesis protein C akibat warfarin. (Katzung, B. G. 2012). Toksisitas / Keamanan Anda seharusnya tidak mengambil warfarin jika Anda alergi terhadapnya, atau jika: Anda memiliki tekanan darah tinggi; Anda baru saja menjalani operasi pembedahan di otak, tulang belakang, atau mata Anda; Anda menjalani keran tulang belakang atau anestesi spinal (epidural); atau Anda tidak bisa mengambil warfarin tepat waktu setiap hari. Toksisitas / Keamanan Anda juga tidak boleh minum obat ini jika Anda rawan berdarah karena kondisi medis, seperti: kelainan sel darah (seperti sel darah merah rendah atau trombosit rendah); bisul atau perdarahan di perut, usus, paru-paru, atau saluran kemih; aneurisma atau perdarahan di otak; atau infeksi pada lapisan jantung Anda. Toksisitas / Keamanan Warfarin bisa membuat Anda berdarah lebih mudah, terutama jika Anda pernah memilikinya: tekanan darah tinggi atau penyakit jantung yang serius; penyakit ginjal; kanker atau jumlah sel darah rendah; kecelakaan atau operasi; pendarahan di perut atau usus; stroke; atau jika Anda berusia 65 tahun atau lebih. Toksisitas / Keamanan Untuk memastikan warfarin aman untuk Anda, beritahu dokter Anda jika Anda pernah memilikinya: diabetes; gagal jantung kongestif; penyakit hati, penyakit ginjal (atau jika Anda menjalani dialisis); defisiensi penggandaan turun-temurun; atau trombosit darah rendah setelah menerima heparin. Referensi Diakses pada 30 Oktober 2017. Anonim. Warfarin. https://www.drugs.com/warfarin.html Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes (1996). Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Katzung, B. G., Masters, S. B., & Trevor, A. J. (2012). Basic & clinical pharmacology. New York: McGraw-Hill Medical.