You are on page 1of 65

Responsi

Tumor Sistem Saraf Pusat


Pembimbing:
dr. Hj. Supraptiningsih, Sp.S

Oleh :
Adiburrohman PW 16710251
Abdurrozzaq 122011101086

K S M I L M U P E N YA K I T S A R A F

RSD DR. SOEBANDI JEMBER

2017
Tumor Otak : SKDI 2
Tingkat Kemampuan 2: Mendiagnosis dan Merujuk

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap


penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan
Pendahuluan

Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak


(benigna) ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam
ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang
belakang (medulla spinalis).

Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa


tumor primer maupun metastase (sekunder)
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
Tumor primer ditemukan sebanyak 10% dari penyakit neurologi
Letaknya :

80% intrakranial
20% kanalis spinalis

Insidensi tumor
dewasa : umur 30-70 tahun
anak-anak : umur 3-8 tahun;
Tipe Tumor intra kranial Menurut Zulch, Cushing,
Dan Oliverconna (15,000 kasus) pada dewasa
Glioma Persentase
- Glioblastoma multiform 20 %
- Astrositoma 10 %
- Ependimoma 6%
- Medulloblastoma 4%
- Oligodendrositoma 5%
Meningioma 15 %
Pituitari adenoma 7%
Neurinoma ( schwannoma ) 7%
Metastatik karsinoma 6%
Kraniofaringioma, dermoid, epidermoid, teratoma 4%
Angioma 4%
Sarkoma 4%
Unklassifikasi 5%
Misellaneous 3 %
Etiologi
Belum diketahui secara jelas
Faktor-faktor:
Herediter
Sisa-sisa embrional
Radiasi
Virus
Substansi-substansi Karsinogenik
Patofisiologi
Cavum kranii disusun oleh:
Jaringan otak (1200 1400 mL);
CSF (70 140 mL);
Darah (150 mL)

Hukum Monroe-Kellie: total volume dari ketiga komponen selalu konstan;

Tumor intrakranial massa baru TIK


Peningkatan TIK mengganggu sirkulasi otak nekrosis di otak.
Penambahan massa atupun oedem otak (sirkulasi yang terhambat)
herniasi.
Gangguan fokal (tergantung lokalisasi tumor)
Klasifikasi
Asal tumor
Tumor Primer adalah tumor yang berasal dari otak.
Tumor Sekunder / Metastase adalah sel kanker yang tumbuh
dari luar organ lain menuju ke otak.
Letaknya
Manifestasi Klinis
Terbagi menjadi 2 :

Umum ( merupakan manifestasi dari peningkatan TIK)


Spesifik ( yang menunjukan lokasi tumor )
Gejala umum
Gejala tekanan intrakranium yang tinggi:
Nyeri kepala;
Muntah proyektil;
Papill edema;
Kejang;
Gangguan mental;
Gejala spesifik
Digunakan untuk menentukan lokasi tumor dengan melihat gejala yang
timbul

Waspadai adanya False Localizing Sign.


Supratentorial
Lobus Frontalis
Gyrus Precentralis: Kelemahan tangan, kaki, atau wajah kontralateral
Area Broca: Afasia motorik (hemisfer dominan)
Area prefrontalis:
Perubahan kepribadian:
Tingkah laku anti sosial
Ketidak mampuan mengontrol diri
Kehilangan kemauan
Penurunan intellegensia
Demensia bila korpus kallosum terlibat
Lobus Parecentralis: Inkontinensia uri, inkontinensia alvi
Sindroma Foster-Kennedy (lesi di frontal bag basal)
Anosmia ipsilatateral
Atrofi papil ipsilatateral
Edema papil kontralat
Perubahan kepribadian
Lobus Parietalis

Korteks sensorik Jackson Sensorik


Korteks destruksi total gangguan sensibilitas total kontralateral
(asterognosia dan ataksia sensorik)
Bagian dalam lobus parietal thalamus over reaction
Radiatio optika terputus Quadrianopsia homonim inferior
Bagian posterior lobus parietal gangguan fungsi luhur Agnosia,
Afasia Sensorik
Lobus Temporalis
Afasia sensorik Wernicke

Gangguan lapang pandang (quadroanopsia homonim Superior)

Halusinasi bau/rasa

Hipotalamus
Gangguan fungsi endokrin
Regulasi temperatur
Keseimbangan cairan dan elektrolit
dll
Lobus Oksipitalis
Gangguan lap pandang ; hemianopsia homonim

KORPUS KALLOSUM
"sindroma korpus kallosum" gangguan mental, dementia, paraparese
Manifestasi klinis

22
Infratentorial
BATANG OTAK:

Lesi N Kranialis (III-XII)


Gangguan jaras motorik dan sensorik alternans
Penurunan kesadaran
Tremor
Gangguan gerak bola mata
Pupil tidak normal
Hiccup
Serebelum
Gait ataksia
Intension tremor
Dismetria
Disartria
Nistagmus
25
Herniasi
HERNIASI PROSES MANIFESTASI
1. HERNIASI SUBFALCIAL/ Muncul saat proses desak - Hemiparese kontralateral
CINGULI ruang unilateral - Postur abnormal

2. HERNIASI TENTORIAL Kompressi diensefalon ke - Palsy N III ipsilateral


UNCAL/ TRANSTENTORIAL lateral dilatasi pupil/refleks pupil
negatif
- Kernohan notch
phenomenon

3. HERNIASI TONSILLAR/ Herniasi serebelum ke - Disfungsi kontrol respirasi


CEREBELLAR foramen magnum dan fungsi jantung

4. HERNIASI TENTORIAL Kompressi sentral - Coma


CENTRAL rostrokaudal ke batang otak - Pupil miosis
- Dekortikasi hingga
Deserebrasi reflek batang
otak hilang
Jenis Tumor
Glioma
Tumor otak yang paling sering di jumpai (45%), berasal
dari sel-sel glia sehingga tumbuh infiltratif.
Macam-macam :
a. Glioblastoma Multiforme ( maligna )
b. Astrositoma
c. Ependimoma
d. Oligodendroglioma
Glioblastoma Multiforme
Bentuk terbanyak
Terbesar dan terganas (tumbuh cepat, difus)
Metastase via likuor jarang
Astrositoma
Sering pada serebelum anak-anak
Ditemukan juga di lobus frontalis, temporalis, parietalis, ganglia basal dan lobus
oksipitalis.
Ependimoma
Berasal dari jaringan ependim (epitel pelapis ventrikel bagian dalam)
Tumbuh perlahan dan akan menyumbat ventrikel gangguan aliran LCS
Sering metastase via likuor
Diruang intrakranial ependimoma terletak di fosa kranii posterior,diatap atau lantai
ventrikel IV.
Oligodendroglioma
Berasal dari oligodendroglia (paling jarang)
Letaknya biasanya di supratentorial,di substansia alba lobus frontalis.
Pertumbuhannya lambat, didalam tumor dapat ditemukan kalsifikasi, kista dan dapat
terjadi perdarahan.
30
Metastase via likuor
MENINGIOMA

Berasal dari selaput otak (memiliki frekuensi 15% dari seluruh

tumor otak) bersifat kompresif, pertumbuhannya lambat .


Kadang memberikan gejala non-spesifik bila terdapat di dasar
konveksitas lobus frontalis.

Gejala spesifik bila pembendungan likuor/ penekanan pada


daerah tertentu di otak.

31
MEDULOBLASTOMA

Tumor ditemukan pada anak anak. Terletak pada : garis


tengah serebelum. Konsistensinya lunak sehingga tumor dapat
menjadi besar kemudian dapat bermetastase ke medula spinalis
dan permukaan otak via likuor.

Sangat ganas Prognosis buruk.

32
NON-GLIOMA MENINGIOMA
Berasal dari sel-sel sekitar villi arakhnoid. Melekat pada selaput
otak dan memiliki kapsul sehingga mudah dilepaskan dari jaringan
sekitarnya. Dapat berubah menjadi maligna. Wanita > laki-laki ; usia 50-
60 tahun. Predileksi: supratentorial daerah para-sagital.

Secara mikroskopik dibedakan atas :


- meningioma meningotelial
- meningioma psamomateus
- meningioma fibroblastik

33
ADENOMA HIPOFISE
Tumor berasal dari sel adenohipofise serebri (lobus anterior).
Bila terjadi perluasan menyebabkan hemianopsia bitemporal dan
gangguan visus. Pada pemeriksaan funduskopi terlihat atropi papil
primer.

Ada tiga bentuk adenoma hipofise :


1. Adenoma kromofob
Gejala : panhipopituitarism; anomorea, impotensi, bulu
rontok, gemuk, chusing sindrom ,buta dan koma.
2. Adenoma eosinofilik
Gejala : gigantisme dan akromegali
3. Adenoma basofilik
Gejala: Bisanya sangat kecil dan asimptomatik

34
NEURILEMOMA (NEUROFIBROMA)

Tumor berasal dari sel schwann. Sering terjadi pada umur > 40 tahun.
Ditemukan pada 30% dari semua tumor spinalis.
Di intrakranial tumor berlokasi pada N VIII di meatus akustikus internus.
MAI didapatkan destruksi pada foto rontgen.
Lesi pada N VII, V, IX dan X.
Neurilemoma dapat timbul di kanalis vertebralis akan meluas keluar
foramen intervertebralis yang dikenal dengan dumbbell tumor.

35
TUMOR METASTASE
INTRAKRANIAL
Karsinoma bronkus, mamae, ginjal, lambung, prostat dan tiroid.
Metastase terjadi melalui peredaran darah.

36
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS
Keluhan yang sifatnya kronis-progresif.
Misalnya : Nyeri kepala makin lama makin hebat dalam
beberapa minggu / bulan atau nyeri kepala yang diikuti defisit
neurologik lain.
Misal : gangguan motorik, sensorik, otonom, fungsi luhur.
Pemeriksaan Fisik
Didapatkan defisit neurologis berdasarkaan letak tumor, perlu
diwaspadai False Localizing Sign
Pemeriksaan Penunjang
Funduskopi tanda papil edema
Foto polos kepala;
CT scan kepala;
MRI;
Arteriografi;
Laboratorium tumor marker
Diagnosa Banding
Vaskular
Hematom (ICH, SAH)
Aneurisma
AVM
Trombosis venous
Trauma
Hematom (EDH, SDH, ICH)
Infeksi
Abses
Tuberkuloma
Kista
Kista arachnoid
Hidatid (parasit)
Terapi
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada
beberapa faktor, antara lain :

1. kondisi umum penderita

2. Tersedianya alat yang lengkap

3. Pengertian penderita dan keluarganya

4. Luasnya metastasis
Prinsip terapi
Terapi konservatif / suportif :
Simptomatis
Edema Cerebri & Peningkatan TIK
Terapi Definitif;
Terapi operatif;
Kemoterapi;
Radioterapi;
Imunoterapi;
44
45
(Management of Raised Intracranial Pressure, Indian J Pediatr ,2010)
Penurun TIK
Emergency Stabil
1. Elevasi 15-300 1. Dekompresi Shunt
2. Normasaline 0,9% 80-100 cc/ jam 2. Sedasi Thiopental (1-5 mg/kg)
3. Intubasi dan Hiperventilasi Target 3. CPP > 70 mmHg
PCO2 26-30 mmHg
4. Manitol 20% 1-1,5 g/kg IV 4. Osmoterapi Manitol -1 gr IV
diulang 1-6 jam
5. Pasang Kateter 5. Hiperventilasi Target PCO2 26-30
mmHg
6. CT Scan Konsul NS 6. Phentobarbital loading dose 5-10
mg/kg iv kecepatan 1mg/kg/min.
maintenance 1-3 mg/kg/h iv
7. Hipotermi 32-330 C

Critical Care Management of Increased Intracranial Pressure, Journal of Intensive Care Medicine, 2002) 46
Prognosis

Tergantung jenis tumor, spesifik atau tipe tumor.


Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60%
dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar
30-40%.
Prognosis di Indonesia masih buruk.
MENINGIOMA
DEFINISI
Meningioma adalah tumor jinak ekstra aksial (tumor yang terjadi di luar
jaringan parenkim otak) yang berasal dari meningens dan tumbuh dari
sel-sel arachnoid caps
Pertumbuhannya lambat
Dapat dijumpai pada medulla spinalis (spinal meningioma)
EPIDEMIOLOGI
Merupakan tumor otak terbanyak ke-2 setelah glioma
15-20% dari tumor intracranial primer
Pria : wanita = 1 : 2 (dewasa)
USA : 97 penderita per 100.000 jiwa
Anak : 4% dari tumor intracranial primer
Insidensi meningkat seiring pertambahan usia, puncak : diatas 60 th
KLASIFIKASI
Klasifikasi dapat didasarkan pada :
1. Lokasi tumor
2. Pola pertumbuhan
3. Histopatologi
Lokasi Tumor

Sering :
Konveksitas
Parasagital/falx
Sphenoid ala
Tentorium
Cerebellopontin
Pola Pertumbuhan
En masse : berbentuk massa globuler
Invading en plaque : berbentuk karpet dengan adanya abnormalitas
tulang
Invading en masse : massa globuler dengan perlekatan dura yang
luas, tapi tidak seperti karpet
Histopatologi
1. Grade 1
a. Meningothelial meningioma 3. Grade 3
b. Fibroblastic meningioma a. Papillary
c. Transitional meningioma meningioma
d. Psammomatus meningioma
b. Rhabdoid
e. Microcystic meningioma
meningioma
2. Grade 2 c. Malignant
a. Choroid meningioma (anaplastic)
b. Clear cell meningioma meningioma
c. Atypical meningioma
d. Brain invasive meningioma
FAKTOR RESIKO
1. Hormon sex : estrogen, progesterone.
Dijumpai adanya peningkatan
Fase luteal, meningioma semakin membesar
Hubungan korelasi dengan Ca mammae

2. Growth factor : VEGF, PDGF, EGF, FGF


3. Pernah mendapat radiasi (Bom Nagasaki)
4. Banyaknya cedera kepala, bukan beratnya
5. Genetik jarang (sporadic)
HUBUNGAN ANTARA LAKI-LAKI dan
PEREMPUAN PADA MENINGIOMA

Meningioma meningkatkan ekspresi reseptor androgen. Progesterone


reseptor meningkat pada 88% kasus tumor pada grade 1, progesterone
40%, androgen 39 % (Korhonrn et al., 2006)
Estrogen memiliki efek meningkatkan resorbsi kalsium dengan
meningkatkan aktifasi kalsitonin
Progesteron meningkatkan aktifitas osteoblast
GEJALA KLINIS
Asimptomatis
Pembesaran lambat => gejala baru muncul saat mulai terjadi
pendesakan ke otak
Gejala tergantung pada lokasi otak yang terkena pendesakan, yaitu:
Konveksitas : focal seizures/hemiparesis
Parasagital : Hemiparesis kaki
Serebellum : Ataxia, hidrosefalus obstruksi
GEJALA KLINIS
Basis Kranium (Olfactory Groove,
Sphenoid wing, paraselar): simptom
sesuai dengan kompresi struktur neural
sekitar (Blindness, optic atrophy,
kelumpuhan otot extra oculer atau
facial numbness)
Di lobus Frontalis : perubahan
kepribadian, hemiparesis, stupor,
Foster Kennedy Syndrome
Foramen Magnum : nyeri leher,
hemiparesis, atropi tangan
GAMBARAN RADIOLOGI
X-Ray : hyperostosis/hiperoseus
CT Scan :
Tanpa kontras : isodense, sedikit hiperdense
Dengan kontras : gambaran massa yang hiperdense (menyengat
kontras) dan homogeny
Dura tail : dura yang melekat pada tulang

MRI
T1 : isointense/hipointense dibandingkan dengan gray mater
T2 : isointense/hiperintense dibandingkan dengan gray mater
PENATALAKSANAAN
Tidak sensitive dengan radioterapi
Pembedahan (reseksi) merupakan terapi utama.
Pembedahan seringkali kesulitan untuk mengangkat keseluruhan tumor
terkait dengan lokasi
Reseksi : jaringan tumor, batas duramater sekitar tumor, cranium yang
terlibat(optional)
Pertimbangkan lokasi dengan pembuluh darah
TERIMA KASIH

You might also like