Professional Documents
Culture Documents
Pada kehamilan minggu ke 16 dan 18 terbentuk serum alfa fetoprotein (AFP) sehingga
pada kehamilan tersebut terjadi peningkatan AFP dalam cairan cerebro spinalis.
Peningkatan tersebut dapat mengakibatkan kebocoran cairan cerebro spinal ke dalam
cairan amnion, kemudian cairan AFP bercampur dengan cairan amnion membentuk alfa-
1-globulin yang mempengaruhi proses pembelahan sel menjadi tidak sempurna.
Karenanya defek penutupan kanalis vertebralis tidak sempurna yang menyebabkan
kegagalan fusi congenital pada lipatan dorsal yang biasa terjadi pada defek tabung saraf
dan eksoftalmus.
2. Meningokel dapat asimtomatik/berkaitan
dengan :
a) Tonjolan mirip kantong pada meninges dan css
dari punggung.
b) Club foot.
Perawatan
pra-bedah Masa bayi
Pertimbangan
Perawatan ortopedik
pasca bedah
Penatalaksanaan
fungsi kemih-
kelamin
ASUHAN KEPERAWATAN
1. pengkajian
Bentuk CP ini mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan
perlahan. Gerakan abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan, atau tungkai, otot muka dan
lidah, menyebabkan anak tampak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur.
a. Atetosisgerakan menggeliat perlahan yang meliputi wajah dan ekstremitas
b. Diskinetik mulut (mengiler)
c. Distonia (gangguan tonus otot)---distorsi kedutan ritmik yang meliputi badan dan
ekstremitas proksimal
d. Koreagerakan wajah dan ekstremitas tidak beraturan yang cepat
e. Balismus gerakan menjatuhkan ekstremitas.
Cerebral palsi ataksia
Penderita yang terkena sering menunjukkan koordinasi yang buruk, berjalan yang
tidak stabil dengan gaya berjalan kakii terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi
yang saling berjauhan, kesulitan dalam melakukan gerakan cepat dan tepat, misalnya
menulis atau mengancingkan baju. Mereka juga sering megalami tremor, dimulai dengan
gerakan volunter misalnya mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti menggigil pada
bagian tubh yang baru digunakan dan tampak memburuk sama dengan saat penderita akan
menuju objek yang dikehendaki.
Penderita mengalami lebih dari satu bentuk CP yang ada. Bentuk CP yang sering
dijumpai adalah spastik dengan gerakan atetoid tetapi kombinasi lain juga mungkin
dijumpai.
PRENATAL
PERINATAL
ETIOLOGI
POST
NATAL
1. Keterlambatan dalam mencapai tahap perkembangan motorik;
2. Penampilan motorik yang tidak normal dan kehilangan kendali motorik selektif
3. Perubahan tonus otot
4. Postur yang tidak normal
5. Ketidaknormalan refleks
6. Kecerdasan di bawah normal;
7. Keterbelakangan mental;
8. Kejang/epilepsi (terutama pada tipe spastik);
9. Gangguan menghisap atau makan;
10. Pernafasan yang tidak teratur;
11. Gangguan perkembangan kemampuan motorik
12. Gangguan berbicara (disartria), penglihatan, pendengaran
Paralisis serebral (cerebral palsy, CP) adalah istilah tidak spesifik yang digunakan untuk
memberi ciri khas pada ketidaknormalan tonus otot, postur, dan koordinasi yang diakibatkan
oleh suatu lesi tidak progresif atau cedera yang mempengaruhi otak yang tidak matur. Cerebral
palsi dapat diakibatkan dari ketidaknormalan otak prenatal. Pada Cerebral Palsy terjadi
kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan terganggunya fungsi gerak yang normal.
Pada kerusakan korteks serebri terjadi kontraksi otot yang terus menerus dimana disebabkan
oleh karena tidak terdapatnya inhibisi langsung pada lengkung refleks. Sedangkan kerusakan
pada level midbrain dan batang otak akan mengakibatkan gangguan fungsi refleks untuk
mempertahankan postur
Pengolahan sistem sensori pada Cerebral Palsy mempunyai 2 jenis kekurangan, yaitu :
1. Primer : Gangguan proses sensori yang terjadi berhubungan dengan gangguan gerak (pola
yang abnormal)
2. Sekunder : Gangguan proses sensori yang diakibatkan oleh keterbatasan gerak. Gangguan
proses sensorik primer terjadi di cerebelum yang mengakibatkan terjadinya ataksia. Pada
keterbatasan gerak akibat fungsi motor control akan berdampak juga pada proses sensorik.
Kontraktur Skoliosis Dekubitus
Gangguan Gangguan
Deformitas
mental komunikasi
Gangguan
Gangguan mata Paralisis perkembangan
mental
1. Pemeriksaan klinis
2. Ultrasonografi kranial
3. CT scan
4. Tomografi emisi positron dan tomografi terkomputerisasi emisi foton
tunggal
5. MRI
6. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis CP
ditegakkan.
7. Fungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan suatu proses
degeneratif.
8. Pemeriksaan Elektro Ensefalografi dilakukan pada golongan hemiparesis
baik yang berkejang maupun yang tidak.
9. Foto kepala (X-ray) dan CT Scan.
10. Penilaian psikologik
11. Pemeriksaan metabolik
Tindakan
Medik Fisioterapi
bedah
Tindakan
Obat-obatan
keperawatan
1. pengkajian