You are on page 1of 24

HIPERLIPIDEMIA

OLEH :

RAHAYU PRASTIKA
RAHMAWATI INGGAR KESUMA
RISDA DIANA
RISKY INDRIANSYAH
SYAMSUL KAHFI
Definisi Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah gangguan metabolisme lemak yang


menimbulkan peningkatan kadar lemak darah, kolesterol,
ester kolesterol, trigliserida, dan fospolipid merupakan lemak
utama yang terdapat di dalam darah. Ditinjau dari
penyebabnya ada dua jenis hyperlipidemia, yaitu
hyperlipidemia primer yang sifatnya herediter dan
hyperlipidemia sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain
misalnya diabetes (Sanjaja. 2009:89).
Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan:
1. Aterosklerosis yang termanifestasi menjadi PJK
2. Nyeri perut berulang, yang disebakan oleh peningkatan
trigliserida (TG) darah, dan dapat terjadi pankreatitis
akut yang membahayakan jiwa bila kadar TG darah
cukup tinggi.
3. Xantoma, ialah tumor lipid di kulit, tendon, terutama di
tendon Achilles

Secara klinis hiperlipidemia dapat diklasifikasikan menurut


jenis lipid yang meningkat, yakni:
1. Hiperkolesterolemia
2. Hipertrigliseridemia
3. Campuran hiperkoleterolemia dan hipertrigliseridemia
KLASIFIKASI HIPERLIPIDEMIA
1. Hiperlipidemia primer

Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik.


Hiperlipidemia primer (hiperlipoproteinemia) adalah kadar
kolseterol dan trigliserida yang sangat tinggi, yang sifatnya
diturunkan. Hiperlipidemia primer mempengaruhi system
tubuh dalam fungsi metabolisme dan membuang lemak. Pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak
berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah
jaringan kulit).Terdapat 5 jenis hipe rlipoproteinemia yang
masing-masing memiliki gambaran lemak darah serta resiko
yang berbeda :
Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan
penyakit keturunan yang jarang terjadi dan ditemukan pada
saat lahir.
Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu
penyakit keturunan yang mempercepat terjadinya
aterosklerosis dan kematian dini, biasanya karena
serangan jantung.
Hiperlipoproteinemia tipe III
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang
menyebabkan tingginya kadar kolesterol VLDL dan
trigliserida
Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang
beberapa anggota keluarga dan menyebabkan tingginya
kadar trigliserida.
Lanjutan

Hiperlipoproteinemia tipe V

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh


tidak mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida
sebagaimana mestinya. Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa
terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.

Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa


awal. Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di
kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri perut. Pengobatannya
berupa penurunan berat badan, menghindari lemak dalam
makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat penurun
kadar lemak.
2. Hiperlipidemia sekunder
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh
faktor tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit
penyebab hiperlipidemia :

a) Diabetes melitus
Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.
Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol
dan glukosa akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini
merupakan prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan
menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya
pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya trigliserida.
b) Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan
kadar kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada
reseptor LDL, sehingga kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di
samping itu, bila penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya pemakaian
energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati
untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan
peningkatan kadar trigliserida juga.
lanjutan

c).Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal
ini diakibatkan oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang
hati untuk memproduksi lipoprotein berlebih.
d).Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat
menyebabakan hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid
plasma yang berhubungan dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan
hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar kolesterol dan
trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar
VLDL dan kerusakan formasi LCAT.

e).Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh
jaringan perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat
merangsang hati untuk menungkatkan produksi VLDL-trigliserida dan
peningkatan trigliserida
PATOFISIOLOGI HIPERLIPOPROTEINEMIA

Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid dibawa dalam darah sebagai


kompleks lipid dan protein, dikenal sebagai lipoprotein. Peningkatan
kolesterol total dan LDL (Low-Density-Lipoprotein) dan penurunan kolesterol
HDL (High-Density Lipoprotein) berhubungan dengan perkembangan
penyakit jantung koroner (PJK)
Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh lipoprotein yang
disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang
selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai
asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dari pada
HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang
membentuk LDL adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai
lemak yang jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di
dinding pembuluh darah.
Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam
operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang
membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini mempunyai kandungan
lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
3 Diagnosis hiperlipidemia

Secara tradisional, hiperlipidemia didefinisikan sebagai kadar kolsterol


atau trigliserida plasma pada 5 % bagian atas populasi masyarakat,
setelah disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin. Karena data
menujukkan bahwa penurunan kadar kolesterol darah membantu
mencegah CAD, suatu panel konsensus NIH telah menganjurkan kriteria
baru untuk diagnosis.
Diagnosisnya antara lain:
1. Profil protein puasa (12-15 jam) harus diukur dari serum untuk
menetapkan kadar dari kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.
Pemeriksaan rutin seharusnya dilakukan pada orang dengan
2. usia >20 tahun. Minimal 5 tahun sekali.
Klasifikasi kadar lipid terhadap resiko chronic hearth diseases
(CHD)
TABEL HUBUNGAN KADAR LIPID (MG/DL) DENGAN RESIKO CHD

Kondisi TC LDL HDL TG

Tabel hubungan kadar lipid (mg/dl)


Optimal <150 <100 >60 -
dengan resiko CHD
Mendekati optimal 150-200 100-129 40-60 <150 Keterangan tabel
Perhitungan kadar LDL
LDL = TC (HDL+TG/5), jika TG >500
Perbatasan 200-239 130-159 <40 150-190
mg, cara ini tidak akurat
LDL = TC (HDL +VLDL)
TC = Total kolesterol
Diharapkan LDL/HDL <2
Resiko tinggi >240 160-189 <35 200-499
HDL>60 mg/dl bersifat kardioprotektif

Sangat beresiko >190 <300 >500 -


penjelasan

Pengukuran kadar kolesterol plasma (sekitar 3% lebih rendah


daripada determinasi serum), terigliserida, dan HDL setelah 12
jam puasa merupakan hal yang penting karena trigliserida dapat
meningkat pada
seseorang yang tidak puasa, kolesterol total tidak hanya
dipengaruhi oleh puasa
Pemeriksaan dua kali, 1 sampai 8 minggu secara terpisah,
dengan pasien dalam kondisi asupan makanan yang stabil dan
tidak memiliki penyakit akut, dianjurkan untuk meminimalisir
keragaman dan untuk mendapatkan datadasar yang dapat
dipercaya. Jika kolesterol total lebih besar dari 200 mg/dL,
pemeriksaan kedua dianjurkan dan jika nilainya lebih dari 30
mg/dL secara terpisah, rata-rata dari tiga nilai harus digunakan.
Terapi penderita hiperlipidemia
Tujuan utamanya adalah mengurangi resiko penyakit
kardiovaskular aterosklerotik dan untuk mencegah munculnya
pankreatitis dan xantoma eruptif yang berkaitan dengan
dengan sindrom kilomikronemia (Jay H. Stein. 2001: 660).
Target pemberian obat-obatan yang digunakan untuk
pengobatan lipid serum yang meningkatkan (hiperlipidemia)
adalah menurunkan produksi lipoprotein atau kolestrol,
meningkatkan degradasi lipoprotein, atau meningkatkan
pembuangan kolestrol dari tubuh (Janet, stringer. 2008: 117).
Pemeriksaan awal dan klasifikasi didasarkan pada pengukuran kadar
kolesterol total. Ini paling banyak dilakukan setelah 12 jam puasa malam.
Stress berat, termasuk infark miokardium, dapat mengurangi kadar
kolesterol serum, karena itu penentuannya harus ditunda selama 4-6
minggu setelah peristiwa semacam itu. Kalau kadar kolesterol ternyata
kemudian meningkat (>200 mg/ L), pengukuran harus diulangi 14
minggu kemudian untuk memperjelas sebelum terapi dimulai, yang
biasanya untuk seumur hidup pasien itu. Kalau kadar kolseterol kurang
dari 200 mg/Dl, pasien harus dberi petunjuk diet dan dievaluasi lagi
dalam 1 2 tahun.
Bila kadar kolesterol agak meningkat (200 239 mg/dL) dan tidak
ada faktor resiko kardiovaskular , pasien harus diberi petunjuk diet dan
dievaluasi lagi dalam 1 2 tahun. Kalau kolesterol tidak turun dibawah
200 mg/dL analisis liporotein harus dilakukan dan terapi obat
dipertimbangkan.
lanjutan
Pada individu yang berkadar kolseterol sebesar 200 239 mg/dL
dan juga sudah pasti menderita CAD atau mnghadapi 2 faktor resiko
CAD yang lain, profil lipoprotein harus diperiksa.
Semua pasien dengan kadar kolesterol total 240 mg/dL atau lebih
harus diperiksa profil lipoproteinnya. Selama analisis lipoprotein,
kolesterol total, kolesterl HDL, dan trigliserida langsung diukur dan
kolesterol LDL dihitung sebagai berikut:
Kolesterol total kolesterol HDL Trigliserida = 5
Kalau kolesterol LDL antara 130 - 159 mg/dL dan pasien
mempunyai CAD atau 2 faktor resiko atau kalau kolesterolnya 160
mg/dL atau lebih, pemeriksaan laboratorium yang leibh luas dan
pendekatan terapeutik yang agresif diindikasikan.
Lanjutan

Penyebab sekunder hiperlipidemia harus dicari dan diterapi dan


kelainan familiar disingkirkan.
Terdapat perdebatan mengenai berapa kadar hipertrigliseridemia
yang menggambarkan suatu faktor resiko kardiovaskular dan
karenanya harus diterapi. Hiperlipidemia yang disertai dengan kadar
kolesterol -HDL yang rendah, merupakan hal khusus yang harus
diperhatikan. Kalau kadar trigliserida diatas 1000 mg/dL diperlukan
terapi untuk menghindari sindrom hiperkilomikronemia dan
pankreatitis.
Terapi non Farmakologi
a) Modifikasi gaya hidup
b) Batasi konsumsi lemak jenuh dan alcohol
c) Konsumsi ikan, dan suplemen omega 3
d) Perhatikan beberapa obat yan menginduksi kolesterol/ lemak
e) Diet
Nilai Kolesterol dan TG Normal & Tinggi
Kadar Plasma Ideal (mg %) Normal (mg%) Meningkat sedang Sangat tinggi

Kolesterol Total < 200 200-225 >225 >250


< 195 195-250 >250 >350

Trigliserida <200 200-240 >240 >1000


(Puasa) < 90 90-180 > 180 >550

LDL-Kol < 90 90-180 > 160 >200


< 130 13-160 > 175 > 220

Kolesterol HDL >60 35-60 <35


(Puasa) > 45 30-75
INTERAKSI OBAT DAN PENGGOLONGAN DARI ANTIHIPERLIPIDEMIA

INTERAKSI OBAT
1. Senyawa obat gemfibrozil memiliki aktivitas potensiasi dengan antikoagulansia.
Penggunaan obat ini harus berhati-hati dengan menurunkan dosis antikoagulan
yang diberikan secara bersama sama, protrombin plasma harus diukur secara
teratur sampai kadarnya terlihat stabil. Sediaan dan dosis. Bembfibrozil (LOPID)
Tersedia dalam bentuk kapsul 300 m. dosis 2 x 600 mg atau 1 x 900 mg.
2. Senyawa obat golongan tiazid jika dikombinasikan penggunaannya dengan obat
digoksin dapat menyebabkan hipokalemia yang menguatkan kerja digoksin dan
bisa terjadi keracunan digitalis. Seringkali diresepkan suplemen kalium dan kadar
kalium harus dipantau. Tandatanda gejalagejala dari keracunan digitalis
(brakardia, mual, muntah, perubahan penglihatan).
3. Resin dapat mengikat vitamin larut lemak (ADEK), asam folat, dan banyak obat
sehingga mengurangi absorpsi.Direkomendasikan obat lain diminum 1 jam
sebelum atau atau 4 jam sesudah menggunakan obat golongan resin
4. Kombinasi gemfibrosil dengan HMG-CoA reduktase inhibitor dapat menimbulkan
miophati yang berbahaya sehingga tidak boleh diberikan bersamaan
5. Itrakonazol menaikkan kadar HMG-CoA reduktase inhibitor yang dapat
menimbulkan ESO
PENGGOLONGAN OBAT

o Resin-resin penukar ion.


obat pilihan terapi untuk terapi hiperkolesteolemia karena efektif
dan bebas dari efek samping sistemik. Sekruesteran mengikat asam
empedu dalam lumen usus sehingga mengganggu sirkulasi
enterophatik
Dosis: Obat ini berbentuk tepung dan harus dicampur dengan cairan
bentuk cokelat batangan juga tersedia.
Kolesteramin 4 gr secara oral dua kali sehari dengan
makanan ditingkatkan menjadi 8 16 gr secara oral dua kali sehari.
Kolestipol 5 gr secara oral dua kali sehari dengan
makanan ditingkatkan menjadi 15 gr secara oral dua kali sehari.
Efek samping terutama adalah gastrointestinal, kejang perut, mual
kembung, bersendawa, konstipasi. Obat ini adalah resin penukar
anion, yang dapat mengganggu absorbsi berbagai jenis obat seperti
warfarin, digoksin, tiroksin, dan tiazid
o Asam nikotinat (niasin)
Vitamin B ini adalah terapi yang efekif untuk peningkatan LDL dan VLDL.
Penurunan kolesterol total dan kolesterol LDL serta trigliserida sebesar 25%
dapat terlihat. Peningkatan sedang juga terjadi. Asam nikotinat bekerja
dengan menghambat lipopisis jaringan adiposis, sehingga menyebabkan
berkurangnya ketersediaan asam lemak bebas produksi VDL.
Dosis: dosis awal adalah 100 mg secara oral 3 kali sehari bersama
makanan secara berangsur- angsur ditingkatkan sebesar 1 3 g secara
oral 3 kali sehari. Dosis ini ditingkatkan setiap minggu menjadi 300 600
mg / hari.
Efek samping. Antara lain adalah rasa panas dan nyeri kepala, kelainan
fungsi hati, makin memburuknya toleransi glukosa, pruritu, dan gejala
gastrointestinal termasuk penyakit ulkus peptikum.
o Derivat asam fibrat.
Obat ini lebih efektif untuk menurunkan trigliserida juga dapat
menyebabkan penurunan kolesterol total dan kolesterol LDL serta
peningkatan kolesterol HDL pada tingkat sedang. Efek selulernya
adalah penghambatan lipopisis dalam jaringan lemak, pengurangan
ekstraksi asam lemak bebas pada hati, dan penghambatan sintesis
apoprotein pembawa VLDL.
Dosis: Gemfibrozil diberikan dua kali sehari 600 1200 mg 30
menit sebelum makan pagi dan malam. Klorfibrat diberikan dengan
dosis 0,5 1 gr secara oral 2 kali sehari.
Efek samping antara lain adalah gejala gastrointestinal, ruam kulit
gangguan fungsi hati, pusing, dan penglihatan kabur. Klorfibrat
dilaporkan dapat menyebabkan sindrom miositis.
o Penghambat HMG CoA reduktase
Inhibitor HMG KoA reduktase (statitin) adalah obat obat pilihan pertama
untuk mengobati sebagian besar pasien hiperkolesterolemia .Obat-obat ini
(secara umum disebut sebagai STATIN )memiliki struktur yang analok
dengan struktur HMG. HMG merupakan precursor kolesterol . Obat-obat ini
menghambat HMG KoA reduktase , enzim yang mengontrol tahap
pembatas kecepatan pada sintesis kolesterol . Hal ini mengosongkan
kolesterol intraseluler . Selanjutnya,sel mencari kolesterol yang diperlukan
keruang ekstrasel.Hasilnya adalah penurunan kolesterol dan LDL plasma
Dosis: Lovastatin dimulai dengan dosis 20 mg secara oral tiap hari dan
dapat dinaikkan menjadi 80 mg / hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi.
Pravastatin dimulai dengan dosis sebesar 10 20 mg pada malam hari dan
dinaikkan ke dosis maksimum sebesar 40 mg.
Efek samping. Meliputi gejala gastrointestinal, kejang otot, peningkatan
kadar CPK, peningkatan transminase serum yang nyata dan terus berlanjut,
ruam kulit, nyeri kepala, pusing , dan pnglihatan kabur.
o Minyak Ikan
Minyak ikan adalah suatu zat yang kaya akan omega 3-PUFA (asam
linoleat). Minyak ikan ini dapat meningkatkan kliren VLDL. Minyak ikan
paling berguna untuk terapi tambahan pada hipertrigliserida yang tidak
dapat terkontrol dengan niasin atau golongan fibrat sendirian

o Terapi Kombinasi
Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk
mendapatkan penurunan kadar lipid plasma yang signifikan. Sebagai
contoh, pada hyperlipidemia tipe II, Pasien sering diobati dengan kombinasi
niasin ditambah obat pengikat asam empedu seperti kolestiramin (ingat:
kolestiramin menyebabkan peningkatan reseptor LDL sehingga
membersihkan LDL plasma yang beredar, sedangkan niasin mengurangi
sintesis VLDL dan karenanya juga sintesis LDL). Kombinasi inhibitor HMG-
CoA reduktase dengan zat pengikat asam empedu jugatelah menunjukkan
manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL
EVALUASI TERAPI
1. evaluasi jangka pendek untuk terapi hiperlipidemia berdasar pada respon kepada
diet dan pemberian obat sebagaiman terukur pada labratorium klinik leh total
klesterol, LDL-C, HDL-C, dan trigliserida.
2. Banyak pasien yang dirawat untuk hiperlipidemia primer tidak mempunyai simtom
atau manifestasi klinik kelainan lipid genetik (seperti, xanthomas), jadi monitoring
terbatas hanya secara laboratorium.
3. Pada pasien yang dirawat untuk intevensi sekunder, simtom penyakit cardiaovascular
atherosklerosis, seperti angina atau intermittent claudication, kondisinya bisa
membak dalam bulan sampai tahun. Xanthomas atau manifestasi eksternal lainnya
dari hiperlipidemia sebaiknya dirawat dengan terapi.
4. Pengukuran lipid sebaiknya diperoleh dalam kondisi puasa untuk memperkecil
gangguan dari kilomikron dan, setelah pasien stabil, monitoring diperlukan dengan
interval 6 bulan sampai 1 tahun.
5. Pasien dengan banyak faktor resiko dan mempunyai CHD sebaiknya dimonitor dan
dievaluasi perkembangannya dalam mengatur faktor resiko lainnya seperti kontrol
tekanan darah, menghentikan merokok, kontrol berat badan dan latihan, dan kntrol
glycemic (jika diabetes).
6. Evaluasi pada terapi makanan dengan diari (buku harian) diet dan pengumpulan
informasi untuk diet secara sistematik bisa meningkatkan kepatuhan pasien untuk
rekomendasi makanan.

You might also like