Professional Documents
Culture Documents
MINGGU 14
4. Trietanolamine (TEA)
Trietanolamine merupakan surfaktan anionik dengan
penampakan fisik berupa cairan kental berwarna jernih.
TEA sangat sensitif terhadap cahaya sehingga
penyimpanannya harus dalam wadah gelas berwarna
gelap.
5. Gliserin
Gliserin berfungsi sebagai bahan pelembab. Penampakan
fisik gliserin adalah cairan seperti sirup, jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, manis, diikuti rasa hangat dan
higroskopis.
Gliserin larut dalam air dan etanol, dan tidak larut dalam
kloroform, eter serta dalam minyak lemak. Suhu lebur
gliserin adalah 50 0C.
6. Metil Paraben
Metil paraben merupakan bahan pengawet produk yang
berguna untuk meningkatkan masa pakai produk. Bahan
pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh bakteri-
bakteri terhadap kosmetik sehingga kosmetik yang dihasilkan
tetap stabil.
Penampakan fisik metil paraben berbentuk serbuk putih dan
merupakan anti bakteri. Metil paraben merupakan bahan
pengawet yang penting dan banyak digunakan dalam produk
kosmetika.
7. Gelatin
Nama lain dari gelatin adalah gelfoam, puragel, gel dan
gelatium. Bentuk fisik dari gelatin dapat berupa
lembaran, kepingan, serbuk/butiran, tidak
berwarna/kekuningan, pucat, berbau dan rasa lemak.
Suhu lebur gelatin pada suhu 50 0C. Gelatin merupakan
bahan pengental alami yang berasal dari hidrolisat
protein.
Gelatin yang digunakan pada formulasi susu pembersih
ini adalah gelatin tipe A yang didapatkan dari kulit sapi
melalui proses asam.
Gelatin larut dalam air yang bersuhu 71,1 0C dan akan
membentuk gel pada suhu kurang dari 48,9 0C
(Glicksman, 1969).
Deionized water 100 % Isopropil palmitat (5,0 %)
Gelatin 0,5; 1,0;1,5 % Emulgade SE-PF (8,0 %)
Trietanolamine 2% Lannete O (1,0 %)
Gliserin 3%
Sediaan A Sediaan B
Sediaan C
Pengadukan
Larutan homogen
Preservatif
(Pengawet 2%) Pendinginan sampai 400C
Pengadukan (homogenizer)
Cleansing Milk
Perlakuan terbaik
Konsentrasi gelatin : 0,5 %
pH : 7,55
Bobot jenis relatif : 0,946 g/l
Total lempeng mikroba : 70 koloni/gram
Viskositas : 3814,2 cP
1.2 HAND AND BODY CREAM
9. Metil Paraben
Metil paraben berbentuk serbuk halus dengan warna putih
adalah bahan pengawet yang efektif terhadap jamur dan
mikroba yang efektif pada rentang pH 4 - 8.
Cremophor A 6 1%
CremophorA 25 1 % Sorbitol 3 %
GMS 2, 5 % Metil paraben 0, 1 %
Setil alkohol 1, 5 % Gelatin 0;0,5;1;1,5
Parafin cair 3 %
Dimetikon 0, 1 % %
Aquades + 100 %
Sediaan I Sediaan II
Sediaan 1 Sediaan 2
Fragrance
Skin cream
2. Gum xanthan
Gum xanthan merupakan bahan pengental dan penstabil emulsi
dengan bobot molekul tinggi yang diperoleh dari fermentasi
karbohidrat oleh Xanthomonas campestris. Bahan ini mempunyai
karakteristik berwarna putih kecoklatan.
3. EumulgineB2 (Ceteareth-20)
EumulgineB2 merupakan bahan yang berfungsi sebagai
emulsifier yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua
bahan-bahan secara merata. Bahan ini mempunyai karakteristik
berwarna putih. Masa simpan EumulgineB2 sekitar satu tahun
pada suhu dibawah 30oC.
4. Cetil alkohol
Cetil alkohol merupakan alkohol lemak yang berbentuk butiran
padat, berwarna putih, tidak larut dalam air, namun larut dalam
klorofom, eter dan alkohol panas. Cetil alkohol berfungsi sebagai
emulsifier.
5. Gliserin
Gliserin berfungsi sebagai bahan pelembab (humektan).
Penampakan fisik gliserin adalah cairan seperti sirup, jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, manis dan higroskopis. Gliserin larut
dalam air dan etanol, namun tidak larut dalam kloroform, eter
serta dalam minyak lemak. Suhu lebur gliserin adalah 50oC.
6. Mineral oil
Mineral oil merupakan cairan yang tidak berwarna, jernih dan
tidak berbau serta tidak larut dalam alkohol atau air. Mineral oil
berfungsi sebagai pelembut kulit (emollient).
7. Isopropil palmitat (IPP)
Isopropil palmitat berfungsi sebagai bahan pelembut kulit
(emollient). Penampakkan fisik dari isopropil palmitat adalah
cairan tidak berwarna, mudah dituang dan berbau lemak.
Isopropil palmitat tidak larut dalam air namun larut dalam aseton
dan minyak jarak. Bahan ini memiliki berat jenis 0,852-0,854 g/cm3
dan masa simpan sekitar satu tahun pada suhu dibawah 30C.
Rumus molekul IPP adalah C19H38O2.
10. Triklosan
Triklosan merupakan bahan aktif pada produk deodoran yang
berfungsi menghambat aktivitas penguraian keringat oleh bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif, sehingga timbulnya bau
badan dapat dicegah. Triklosan mempunyai karakteristik serbuk
bewarna putih.
11. Metil paraben
Larutan gelatin
Pengadukan dan pemanasan Gliserin 2%, Mineral oil 1,5%, IPP 1,5%,
dengan suhu 40-60C Silicon oil 3%
Sediaan 1
Homogenisasi
Diagram alir proses
Deodorant Roll-On
pembuatan deodorant roll-on
1.5 SABUN MANDI CAIR
Sabun mandi adalah sabun natrium yang pada umumnya
ditambahkan zat pewangi atau antiseptik dan digunakan untuk
membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan
kesehatan. Fungsi utama sabun mandi yaitu untuk
mengangkat kotoran, sel-sel kulit mati, mikroorganisme dan
bau badan (SNI, 1994).
Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit berbentuk
cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan
penambahan bahan lain yang diijinkan dan digunakan untuk
mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 1996)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memformulasi sabun mandi cair :
a. Karakteristik pembusaan yang baik
b. Tidak mengiritasi mata, membran mukosa dan kulit
c. Mempunyai daya bersih optimal dan tidak memberikan
efek yang dapat merusak kulit
d. Memiliki bau parfum yang bersih, segar dan menarik.
Bahan-bahan penyusun sabun 1. bahan dasar
2. bahan tambahan
1. Bahan dasar sabun adalah bahan yang memiliki sifat
utama sabun yaitu membersihkan dan menurunkan
tegangan permukaan air.
2. Bahan tambahan berfungsi untuk memberikan efek-efek
tertentu yang diinginkan oleh konsumen seperti efek
melembutkan kulit, antiseptik, harum dan sebagainya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun adalah
surfaktan, bahan pewangi, bahan pengental, preservatif dan
emollient.
1. Surfaktan
Surfaktan merupakan bahan utama dalam formula sabun
mandi cair. Keberadaan surfaktan (surface active agents)
yang mendominasi dalam formula sabun yang menyebabkan
sabun termasuk dalam produk yang dapat menurunkan
tegangan permukaan air.
Sodium lauril eter sulfat dan cocoamide propil betain.
2. Bahan Pewangi
Bahan pewangi merupakan bahan yang ditambahkan kedalam
suatu produk kosmetika dengan tujuan untuk menutupi bau
yang tidak enak dari bahan lain dan untuk memberikan wangi
yang menyenangkan terhadap pemakainya.
3. Gelatin dan Sodium klorida
Gelatin dan sodium klorida merupakan bahan-bahan yang
dapat meningkatkan kekentalan dalam produk sabun mandi
cair. Selain sebagai peningkat kekentalan, gelatin juga dapat
berfungsi sebagai emulsifier dan effervescing agents (agen
pembentuk busa)
4. Preservatif
Preservatif berfungsi sebagai pengawet sehingga produk
kosmetika tidak cepat menjadi rusak. Preservatif yang
digunakan biasanya terdapat dalam konsentrasi yang kecil
pada produk agar tidak mengiritasi kulit.
5. Emollient
Emollient biasanya ditambahkan pada sabun mandi untuk
kesenangan konsumen juga untuk mengurangi kemungkinan
iritasi kulit.
Bahan-bahan penyusun yang digunakan dalam formulasi sabun
mandi cair terdiri atas :
1. Sodium Lauril Eter Sulfat (Sles)
Sodium lauril eter sulfat (Sles) merupakan surfaktan
anionik dan bahan dasar utama yang sering digunakan
dalam sediaan pembersih seperti shampo, sabun mandi busa
dan sabun mandi gel. Memiliki karakteristik pembusaan yang
baik dan mudah mengental dengan penambahan garam.
Sles berbentuk pasta bening agak kuning, memiliki pH antara
7,0-9,0.
2. Cocoamide Propil Betain
Cocoamide propil betain merupakan surfaktan amphoterik
dengan pH antara 6,0-7,5 berbentuk cair dan bening
kekuningan dengan bau khas.
3. PEG-7-gliseril Cocoat
PEG-7-gliseril cocoat berfungsi sebagai agen pelembab pada
sediaan pembersih yang dapat memberikan efek terbaik
setelah penggunaan.
4. Bronidoks L
Fungsi dari bronidoks L adalah sebagai preservatif pada
sediaan pembersih tubuh karena aman digunakan pada kulit.
5. Sodium Klorida
Sodium klorida merupakan elektrolit yang digunakan sebagai
peningkat kekentalan.
6. Gelatin
Gelatin merupakan bahan pengental alami yang berasal dari
hidrolisat protein.
Formula Sabun Mandi Cair
Bahan-bahan Komposisi (%) w/w
Natrium lauril eter sulfat 28
Cocamido propil betain 3
PEG-7 gliseril cocoat 2,5
Sodium klorida 1
Preservatif 0,02
Bahan pewangi (minyak adas 0,5 ; 1 ; 1,5
kasar, fraksi terpen, dan terpen-o)
Bahan pengental (gelatin) 1 ; 1,5 ; 2
Akuades ditambahkan hingga 100
Total 100
28 gr sodium lauril eter sulfat Gelatin 1;1,5;2%
+ akuades + akuades
Adonan 1 Adonan 2
Adonan 4
Kocok homogen
0,02 gr preservatif
1gr NaCl
Adonan 5
akuades
Kocok homogen
Adonan 6
Kocok homogen
Diagram Alir Proses Pembuatan Sabun
Sabun Mandi Cair Mandi Cair
Bahan Baku Sabun Mandi Cair
Sabun Mandi Cair Sebelum Diberi Warna
Produk sabun mandi cair yang telah ditambah bahan pewarna
Standar Mutu Sabun Mandi Cair
1. Organoleptik :
Bentuk Cairan homogen
Bau Khas
Warna Khas
2. pH 6-8
PEMUCATAN PEMUCATAN
STOK SABUN
ETHANOL GLISERIN
PENCAMPURAN
T = 100 C
t = 30 Menit
SUKROSA TRIETANOLAMIN
PENCETAKAN
PENDINGINAN PADA
SUHU RUANG
SABUN
TRANSPARANT
* Dihitung sebagai perbandingan bobot (b/b) berdasarkan jumlah stok sabun yang dihasilkan
1.7 SHAMPOO
Shampoo adalah produk untuk membersihkan kulit kepala dan rambut.
Shampoo yang efektif harus menghilangkan semua kotoran, minyak, dan kosmetik
tanpa memberikan pengaruh yang merugikan kulit kepala dan rambut.
Shampoo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk keramas rambut,
sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin
rambut menjadi lembut, mudah diatur, dan berkilau (Depkes RI, 1985).
Sodium lauret sulfat (SLES) berbentuk pasta bening kekuningan yang memiliki pH
7,0-9,0.
Bahan ini dihasilkan dari lemak alkohol yang berasal dari tanaman yang telah
diberi perlakuan etoksi dan sulfatasi.
Bahan ini berbentuk pasta pada suhu ruang dan dapat dicairkan dengan alat
pencampur yang sesuai.
SLES memiliki karekteristik pembusaan yang baik dan mudah mengental dengan
penambahan garam.
SLES merupakan surfaktan anionik dan merupakan bahan dasar utama yang sering
digunakan dalam sediaan pembersih seperti shampoo, sabun mandi busa dan
sabun mandi gel.
2. Cocoamidopropil betain (Dehyton K)
Cocoamidopropil betain berbentuk cair, bening kekuningan dan berbau khas.
Kombinasi antara surfaktan amfoterik dan anionik dalam larutan akan memberikan
efek sinergis yang sangat baik yaitu perlindungan terhadap kulit dan memperbaiki
sifat produk.
3. Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane (Bronidox L)
Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane adalah bahan berbentuk cairan bening
dan umumnya tidak berwarna dengan pH minimum 5,0.
Bahan ini sesuai digunakan sebagai pengawet pada sediaan surfaktan karena aman
digunakan pada kulit.
Bronidox L stabil pada suhu maksimum 40 oC dan zat ini tidak berubah pada saat
diaplikasikan pada sediaan surfaktan pada pH antara 5,0-8,0.
4. Sodium klorida (NaCl)
Sodium klorida merupakan elektrolit yang dapat digunakan sebagai
peningkatan kekentalan.
7. Air deionisasi
Air deionisasi merupakan air yang mengalami proses melalui lapisan-lapisan
resin aktif untuk menghilangkan ion-ion logam dan penyaringan melalui submicron
filter untuk menghilangkan suspensi-suspensi berupa kotoran atau bahan
pencemar.
Komposisi Kimia Formula Shampoo
Gelatin
(1%, 1,5%; 2%; 2,5%)
Sediaan I Air deionisasi sampai 100 %
Sediaan II
Shampoo
4. Propilen glikol
Merupakan alkohol alifatik yang berfungsi sebagai
humektan dan moisturiser. Propilen glikol juga
merupakan pelarut yang baik bagi minyak esensial dan
preservatif. Berbentuk cairan yang jernih.
5. EDTA
EDTA merupakan chelating agent yang berfungsi
sebagai pengawet dalam formulasi ini. Selain itu EDTA
juga berfungsi untuk mencegah pembentukan dan
pengendapan sabun Ca dan Mg serta untuk
menjernihkan formulasi ketika larutan basa digunakan
dalam pembuatan sabun.
6. Gelatin
Gelatin merupakan bahan pengental alami yang terbuat
dari hidrolisis jaringan kolagen pada kulit atau tulang.
Jenis gelatin yang digunakan adalah gelatin tipe B dari
tulang sapi yang memiliki pH 5 dan berbentuk butiran
padatan berwarna kuning cerah dengan kekuatan gel
200 g/mPa.s.
Bahan baku Shower gel
Bahan baku Shower gel
Air
Campuran 1
Didinginkan
Bahan Lain:
Pencampuran dengan Sodium laureth sulfat
menggunakan Homomixer Cocamido propil betain
(15 menit) PEG-7 gliseril cocoat
Propilen glikol
EDTA
Parfume
Shower Gel
Perlakuan terbaik
Konsentrasi gelatin : 2,5%
Parameter
Viskositas (30 rpm/ spindel 3) : 1502,8 cP
Nilai pH : 7,5
Bobot jenis (25C/25C) : 1,03720
Alkali bebas :0
Total mikroba :0
2. PRODUK CLEANING AGENT
1. SABUN
2. DETERGENT BUBUK
3. SABUN CAIR
4. HEAVY DUTY CLEANER
3. TEKNOLOGI IOR & EOR
1. Stimulasi
2. Huff and Puff
3. Flooding
4. Spacer Fluid for Well Completion
APlikasi Surfaktan Untuk
Oil Well Stimulation Agent
Aplikasi Surfaktan untuk EOR Metode Huff
and Puff
Aplikasi Surfaktan dan Polimer untuk EOR
metode Flooding
Gambaran Pemanfaatan Surfaktan pada Proses EOR
4. PRODUK HERBISIDA