You are on page 1of 58

KONSEP DASAR

PERI OPERATIF
OLEH :

Oleh : Ns. Hendri Budi, M.Kep SP.MB


Keperawatan peri operatif adalah
Suatu istilah untuk menggambarkan
fungsi keperawatan yang berkaitan
dengan pengalaman pembedahan
pasien yang terdiri dari 3 fase, yaitu :
pra operatif, intra operatif, post operatif.
3 fase peri operatif
Fase pra operatif :
Saat intervensi bedah dibuat sampai pasien dikirim ke
meja operasi
Fase intra operatif :
Saat pasien di ruangan pembedahan sampai pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan
Fase pasca operatif :
Saat pasien di ruang pemulihan sampai dengan
evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di
rumah
Alasan dilaksanakannya
pembedahan
Diagnostik
Biopsi
Laparatomi eksplorasi

Kuratif
Eksisi massa tumor
Menggangkat appendiks yang inflamasi

Reperatif
Memperbaiki luka multiple
Alasan dilaksanakannya
pembedahan
Rekonstruksi / kosmetik
Perbaikan wajah
Mammoplasti

Paliatif
(menghilangkan nyeri)
Memasang gastrostomi
Jenis pembedahan berdasarkan
tingkat urgensi
Kedaruratan
Pasien mengalami keadaan yang mengancam nyawa
sehingga membutuhkan operasi yang segera, mis :
Perdarahan hebat
Obstruksi kandung kemih / usus
Fraktur tulang tengkorak
Luka tembak/tusuk
Urgen
Pasien membutuhkan pembedahan segera dalam
24 30 jam, mis :
Infeksi kandung kemih akut
Batu ginjal
Jenis pembedahan berdasarkan
tingkat urgensi
Diperlukan
Pasien harus menjalani pembedahan yang
direncanakan dalam beberapa minggu, mis :
Hiperplasi prostat
Katarak
Elektif
Pasien harus menjalani pembedahan ketika
diperlukan, misal : Perbaikan eskar
Pilihan
Keputusan pembedahan tergantung pasien karena
pilihan pribadi, misal :Bedah kosmetik
Sejarah
Mesir-> menggunakan narkotik
Cina -> Canabis indica, pemukulan dg
kayu u/hilangkan kesadaran (keuntungan-)
1776->anestetik gas pertama N2O
1795->Eter u/ inhalasi
Jenis operasi/ pembedahan
berdasarkan kasus
A. Bedah umum
B. Bedah Urologi
C. Bedah gynekologi
D. Bedah orthopedi
E. Bedah THT
F. Bedah mata
G. Bedah neuro
H. Bedah thoraks
Bedah umum
Appendiktomie Resectie usus
Herniotomie Colostomie
Heomorroidectomie Milles
Resectie usus Baker cysta
Colostomie Milles Cysta ateroma
Dilatasi anus Lypoma
Tutup colostomie Gynecomastie
Laparatomie Mastectomie
Exterpasi fam Strumectomie
Ganglion Tyroidectomie
Appendiktomie Labio plasti
Herniotomie Palato plasti
Heomorroidectomie Ligasi varices
Veno stripping
Bedah Urologi
Sectio alta Neprectomie
Urethrolithotomie Prostatectomi
Pyelolithotomie Neprectomie
Dilatasi uretera
Neprolithotomie
Cystoscopy
Cholelithotomie Sache
Hydrocle Cysta ovarium
Veriocle Exterpasi
Bedah gynekologi
Cysta ovarium
Exterpasi polip
cervic
Enuclasi myoma
Laparatomy
Laparascopy
tubasi
Tubectomie
Bedah orthopedi
Pasang k wire Pasang skletal
Buka k wire traksi
Atrodeso
Pasang k nail
Soft tissue release
Angkat k nail Tando plasty
Plate serow Debridement
Buka plate serow guttering
Pasang gips slop
External fixatie
Pasang gips balut
Angkat external Pasang tbw
fixatie
Bedah THT
Tonsilectomy Eksterpasi veruka

Tonsiloadenoidectomy Tympano plasty
Punksi sinus Tracheostomy
Biopsy nasoparing
Exterpatie polyp
Laryngoscopy
Septo plasty direct
Reposisi os nasal Bronchoscopy
Sinuscopy Oesophagoscopy
Laringectomie
Mastoidectomy
Ekstraksi serumen
Bedah mata
Insisi hoedoelum Eviseratie
Exterpasy pterygium Enuclasie
Ekstraksi katarak Scleral implan
Pasang iol
Trabeculectomie
Repair strabismus
Bedah neuro

Craniectomy
V.s shunting
Cranio plasty
Laminectomy
Bedah thoraks
Ligasi pda By pass coroner
Thoracotomie
Tutup A S.D Pasang
pacemaker
Tutup V.S D
Ligasi pda Ganti katup mitral
Thoracotomie
Ganti katup
trikuspidalis
Pembedahan memerlukan anestesi
Anestesi adalah suatu keadaan narkosis,
analgesia, relaksasi dan hilangnya refleks.
Anestesi dimulai pada saat intra operatif
dan berakhir sampai klien sadar
sepenuhnya dari efek anestesi dan setiap
komplikasi post anestesi
Jenis anestesi :
Umum : Anestesi yang menghambat
sensasi di seluruh tubuh
Regional / lokal : Anestesi yang
menghambat sensasi di sebagian tubuh
O.W Holmes anestesi=tdk ada rasa

Anestesia Lokal : Hilang rasa sakit tanpa


disertai hilang kesadaran

Anestesi umum : Hilang rasa sakit


disertai hilang kesadaran
JENIS ANESTESI
Anestesi umum
Anestesi umum merupakan suatu keadaan
depresi susunan syaraf pusat (ssp) yang
diakibatkan oleh obat, yang ditandai oleh :
Analgesia atau amnesia
Tidak sadar
Kehilangan refleks dan tonus otot
Cara kerja anestesi :obat masuk ke aliran darah
dan diteruskan ke susunan syaraf pusat
JENIS ANESTESI
Anestesi lokal / regional
Digunakan untuk :
Membuat bagian tubuh tertentu tidak
peka thd rasa sakit
Tidak dapat melakukan kerja otot
Klien tetap sadar
Cara : menghambat hantaran impuls
saraf sensorik atau motorik sepanjang
serabut syaraf perifer
Teori anestesi umum
Teori Koloid-> penggumpalan sel koloid-< anestesi
reversible
1965-> pemberian eter & Halotan-> hambat gerakan dan
aliran protoplasma dlm amoeba
Teori lipid-> hub zat anestestik dg lemak anestesia
Teori Biokimia-> invitro-> hambat pengambilan O2 di
otak
Teori Neurifisiologi-> tranmisi sinap di ganglion cervical
superior & hambat formasio retikularis asenden u/
berfungsi mempertahankan kesadaran
Teori fisika-> hub patensi anestetik dg aktivitas
termodinamik, zat anestetik dg air di SSP dpt
membentuk microkristal shg mengganggu fungsi sel otak
Stadium anestesi umum
Hambatan SSP secara bertahap
Mula-mula- fungsi yang komplek-> MO ->
terbentuk vasomotor
Pusat pernafasan

Guedel 1920 4 stadium


Stad I analgetik
Pemberian awal-hilang rasa
Dpt mengikuti perintah
Hilang rasa sakit
u/ bedah ringan,cabut gigi, biopsi
Tahap-tahap anestesi umum
1. Anestesi awal
Pasien merasakan hangat, pusing, perasaan
terpisah dari lingkungan
Pasien mendengar bunyi dengungan masih sadar
Tidak mampu menggerakkan ekstremitas
2. Excitement / Stad II Delirium/eksitasi
Pasien melakukan gerakan melawan, berteriak,
berbicara, bernyanyi, tertawa, menangis (gelisah)
Pupil dilatasi dan kontriksi bila kena cahaya
Nadi cepat
Nafas tidak teratur
Excitement / Stad II Delirium/eksitasi

Gerakan tidak menurut


Tertawa, berteriak, menangis
Pernafasan tdk teratur,
apnoe/hyperpnoe
Inkontinensia uri/alvi
Muntah,midriasis, hypertensi, takikardi
Dapat terjadi kematian

Harus cepat dilewati
Tahap-tahap anestesi umum
3. Anestesi bedah / Stad III- pembedahan
Tidak sadar dan tenang
Pupil miosis/ mengecil
Nafas teratur, frekwensi dan volume nadi
normal
Kulit warna merah muda dan kemerahan
Stad III- pembedahan
Fase I
Pernafasan spontan teratur
Refleks kelopak mata & konyugasi hilang
Kepala dapat digerakan bebas
Gerakan bola mata yg tdk menurut. Miosis
Fase II
Pupil mulai melebar
Relaksasi otot hilang
Refleks laryng hilang intubasi
Fase III
Pernafasan perut-> M interkosta
paralisis
Relaksasi otot lurik sempurna
Pupil > lebar

Fase IV
Pernafasan perut sempurna
TD menurun, refleks cahaya (-)
Tahap-tahap anestesi umum
4. Takar lajak
Terlalu banyak anestesi yang diberikan
Paralisis / Medulla Oblongata
Nafas dangkal, nadi lemah dan cepat
Perlu dukungan respiratori dan sirkulasi
TD tdk dpt diukur-> kolaps pembuluh darah
Jantung berhentiberdenyut
Pupil melebar, sianosis dan bisa meninggal
Cara pemberian anestesi umum :

Anestesi inhalasi
Anaestesi intra vena
Anestesi rektal
Anestesi seimbang
Anestesi disosiasi
Relaksan otot
Anestesi inhalasi
Memberikan :
Gas-gas : Oksida nitrat dan
siklopropane

Cairan anestesi yang mudah


menguap : Eter, kloroform, halotan,
enfluran, isofluran
Anestesi inhalasi
Teknik yang digunakan :
Open drop : Pemberian tetesan obat
pada kain yang tipis/ masker yang
menutupi hidung / mulut
Semi open drop method->masker CO
sering terhisap-> hypoksia-> O2
dibawah masker
Peniupan / insuflation
Peniupan gas anaestesi ke mulut,
pharynk, trakea
Untuk operasi tonsilektomi
Anestesi inhalasi

Teknik yang digunakan :


Non rebreathing
Mensuplai secara terus menerus obat
anestesi yang baru dengan O2 yang
adekuat melalui suatu alat dengan
membuang ekhalasi ke atmosfer
Rebreathing parsial dan total
Pada pasien yang membutuhkan
ekhalasi CO2
Closed method-> udara ekspirasi dialirkan
melalui NaOH yg dpt mengikat O2-> udara
yg mengandung anestetik dpt dipakai lagi
Efek samping
Anestesi inhalasi
Delirium
Muntah->aspirasi
Depresi pernafasan
Ggn fungsi hati ringan
Oligirireversible-> aliran darah ginjal&
filtrasi gromerulus
Suhu tubuh-> vasodilatasi &
termoregulasi
Anestesi intra vena
Pemberian obat anestesi melalui
suntikan intra vena
Obat yang digunakan : penthotal
Kerugian :
Pengaturan setelah pemberian sulit
Lama kerja tergantung eksresi dari ginjal
Efek toksik obat : depresi pernafasan
Anestesi parenretal
Derivat barbiturat
Menguap, batuk, spasme
laryng,hypotensi
IV-> hati-hati ektravasasi/masuk
arteri-> nekrosis/gangren
Anestesi intra vena
Keuntungan :
Mudah diberikan
Tidak tedapat dengungan dan pusing
Pasien sedikit mengalami mual dan muntah
post operasi
Induksi cepat ( tidak sadar dlm 30 detik)
Untuk operasi yang singkat : operasi bedah
mata
Anestesi rektal
Pemberin obat anestesi melalui rektal
Keuntungan :
mudah diberikan
Kekurangan :
kecepatan absorbsi lambat, sulit
menentukan jumlah obat
Anestesi seimbang
Pemberian obat anestesi dengan
beberapa cara
Contoh :
barbiturat iv untuk induksi nitrogen
oksida secara inhalasi
nitrogen oksida dan narkotika iv
/inhalasi
relaksan otot
Anestesi disosiasi
Anestesi umum non barbiturat secara iv / im
dengan cepat menimbulkan analgesik dan
anestesi tanpa penekanan pernafasan atau tonus
motorik
Sirkulasi pasien baik
Tekanan darah dapat meningkat
Lama kerja singkat (5-15 menit)
Apabila cara inhalasi dan iv sulit dilakukan
Luka bakar yang berat
Depresi pernafasan
Obat : ketamin, ketalar
Relaksan otot
Pemberian obat anestesi yang bekerja
pada hubungan syaraf otot (muscular
junction) untuk menghilangkan kerja otot
rangka
dosis cukup

paralisis semua otot volunter,


termasuk otot pernafasan
farmakokinetik
Dalamnya anestetik umum berbanding
langsung dg tekanan parsial zat anestetik
dalam otak
Faktor yg menentukan tekanan parsial
anestetik gas dalam otak
Tek parsial anestesi yg di inspirasi
Ventilasi paru
Pemindahan yg dari alveoli ke aliran darah
Pemindahan dari aliran darah ke jaringan.
Medikasi preanestesi/premedikasi

T/ mengurangi kecemasan
Memperlambat induksi
Me(-) hipersalivasi, bradikardi, muntah
Oral bradikardi, IV-> atropin
Gol premidikasi :
Analgetik narkoleptik-> Morphin 6-19 mg IM
Sedatif Barbiturat-> meferidin 50-100mg
Fentonil
Sedatif non barbiturat
Antikolinergik
Penenang
Obat anestesi umum
Anestesi gas
N2O-Nitrous Oksida =gas gelak
Tdk berwarna, tdk berbau, tdk berasa
Disimpan dlm bentuk cairan tekanan tinggi
Efek analgetik baik, N2O: O2-> 20:80
Lama -> mual, muntah, lambat bangun
Obat anestesi umum
Sikliporan -> kuat
Bau spesifik,
Mudah terbakar-> close method
Tdk larut dlm darah -> induksi cepat 2-3'
Efek analgetik 1-2 '
Induksi 25-50% dg O2
Penunjang 10-20% dg O2
Anestesi yg menguap
Eter/Dietileter
Tidak berwarna, mudah menguap, berbau
Mudah meledak
Anestetik kuat-> kadar tinggi-> relaksasi
otot
Iritasi sal nafas, merangsang sekresi sal
bronchus, salivasi, depresi nafas
Pemulihan -> mual, muntah
Diabsorpsi & dieksresi -> paru
Obat anestesi umum
Enfluran
Berhalogen, tidak mudah terbakar
Efek Samping :
Menggigil, hypotensi, gelisah,
delirium
Mual, muntah, depresi nafas
Obat anestesi umum
Halotan
Tidak berwarna, berbau khas, tidak
mudah terbakar
Bereaksi dg logam, karet-> alat Fluotec
Induksi 10
Defresi nafas, vasodilatasi pemb darah,
otak, otot lurik
Bradikardi
Parenteral
Barbiturat -> hilangkan kesadaran dg
blokade sistem stimulator di Formatio
retikularis
Natrium Tiopental
-Ketamin-> analgetik, anestetik,
kataleptik
-Halusinasi,refleks faryng normal
->> - depresi pernafasan
-Dosis 2mg/kgBB-> 60
- Stad operasi 5-10
Diazepam
Tidur , kesadaran, bicara lambat,
Tidak berefek analgetik,
Sedasi basal pd anestesi regional
Endoskopi, prosedur dental
Teknik anestesi regional
Topikal
Pemberian obat anestesi lokal yang mudah
diabsorbsi pada membran mukosa (mis :
lidokain)
Infiltrasi
Penyuntikan obat anestesi lokal kedalam
jaringan
Mis : ke tempat fraktur, Sekitar laserasi
yang dijahit, Sebelum skin graft
Teknik anestesi regional
Blok lapangan
Penyuntikan anestesi lokal dalam jaringan
sekitar daerah yang akan dibuat tidak peka
tanpa menginfiltrasi daerah itu sendiri.
Mis : eksisi kista sebasea, lipoma
Blok syaraf
Penyuntikan obat anestesi agar merembes
pada syaraf pada tempat proksimal
terhadap daerah yang dianestesi
Blok intravena
Pemberian lidokain pada vena anggota
gerak yang avaskuler dengan pemasangan
manset
Teknik anestesi regional
Anestesi spinal
Pemberian obat anestesi pada syaraf
spinal antara timbulnya dari medulla
spinalis dan keluarnya dari kanalis
spinalis melalui foramen invertebralis
Dilakukan dengan penyuntikan obat
anestesi kedalam cairan serebspinal
(lcs) pada ruang subarachnoid atau
epidural sepanjang kolumna vertebralis
Teknik anestesi regional

Anestesi spinal subarachnoid


Klien dalam posisi duduk
Dilakukan antara lumbal 2 5
Apabila lcs telah keluar, obat
disuntikkan ke ruang subaracnoid
Menghambat semua syaraf spinal
diatas dan dibawah area penyuntikan
Obat : prokain (30 75 mnt) &
pantokain (1 2 jam)
Teknik anestesi regional
Anestesi spinal subarachnoid
Keuntungan :
Teknis lebih mudah
Reaksi timbul lebih cepat
Dosis obat lebih kecil
Resiko keracunan lebih kecil
Teknik anestesi regional
Anestesi spinal epidural
Memasukkan obat ke ruangan epidural
/ kedalam kanalis sakralis didaerah
lumbal
Obat : lidokain (xylocain) 1 2 %
Keuntungan : komplikasi postoperasi
lebih kecil

You might also like