You are on page 1of 27

HIFEMA

Anatomi
Anatomi

Iris lanjutan badan siliaris kedepan merupakan diafragma


yang membagi bola mata menjadi 2 segmen : segmen
anterior & segmen Posterior
Ditengahnya berlubang : pupil
Iris membagi 2 : bilik mata depan ( camera oculi anterior =
COA) & bilik mata belakang ( camera oculi posterior = COP )
Camera Oculi Anterior ( COA ) merupakan sebuah
ruangan kecil berisi aqueous humor yang terdapat
antara endotel kornea dan akar iris. Aqueous humor
yang diproduksi oleh badan siliar dialirkan ke
camera oculi posterior ( COP ), pupil, COA.

Bagian utama dari COA adalah jaringan trabekular


yang ada di bagian sudut bilik mata depan.
Jaringan ini merupakan suatu anyaman yang
mengisi kelengkungan sudut filtrasi. Jaringan
trabekulum memegang peranan pentiing dalam
sirkulasi aqueous humor. Apabila jaringan
trabekulum tertutup oleh iris, maka aliran aqueous
humor akan terganggu sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan intraocular.
Definisi
hifema adalah suatu keadaan dimana ditemukan
darah dalam bilik mata depan yang terjadi akibat
trauma tajam maupun tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau badan siliar
Etiologi
Penyebab hifema adalah :
Gaya-gaya akibat kontusif sering merobek
pembuluh-pembuluh iris dan merusak sudut
kamera okuli anterior biasanya pada trauma
tumpul atau trauma tembus.
Perdarahan spontan dapat terjadi pada mata
dengan rubeosis iridis, tumor pada iris, retino
blastoma, dan kelainan darah.
Perdarahan pasca bedah, bisa juga terjadi
pada pasca bedah katarak kadang-kadang
pembuluh darah baru yang terbentuk pada
kornea dan limbus pada luka bekas operasi
bedah katarak dapat pecah sehingga timbul
hifema
Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya hifema, maka dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :

1. Primer
Perdarahan yang terjadi segera sesudah trauma
2. Sekunder
Biasanya timbul setelah 5-7 hari sesudah trauma. Perdarahan
lebih hebat dari yang primer. Oleh karena itu seorang dengan
hifema harus dirawat sedikitnya 5 hari. Perdarahan ulang
terjadi pada 16 sampai 20% kasus dalam 2 sampai 3 hari.
Perdarahan sekunder ini terjadi oleh karena resorbsi dari
bekuan darah yang terjadi terlalu cepat, sehingga pembuluh
darah tidak dapat waktu cukup untuk regenerasi kembali.
Lanjutan.......

Hifema juga bisa terjadi sekunder oleh akibat dari :

Kelainan pada iris : rubeosis iridis, mikrohemangioma iris.


Neovaskularisasi : Diabetes Mellitus, Iskemia,
Pembentukan Sikatriks.
Tumor mata : Retinoblastoma
Kelainan pembuluh darah mata : Juvenille
xanthogranulomatosa.
Tindakan pembedahan intraokuler

Hifema sekunder biasa terjadi secara spontan akibat


rapuhnya pembuluh darah atau gangguan
mekanisme pembekuan darah sehingga prognosisnya
lebih buruk.
Patofisiologi

Sumber perdarahan tersering pada hifema adalah iris. Ada 2


mekanisme yang dapat menyebabkan perdarahan disekitar
iris:

Iris merupakan jaringan mata yang kaya akan vaskularisasi. Di


daerah iris ini terdapat otot-otot pengatur pupil seperti otot
siliar, sfingter pupil, dan dilator pupil. Adnya trauma tembus
atau trauma tumpul seringkali menyebabkan rupturnya otot-
otot tersebut dan menyebabkan perdarahan.
Pada trauma tumpul benturan yang mendadak dapat
meregangkan pembuluh darah limbus dan dislokasi iris dan
lensa. Pergeseran lensa dapat menimbulkan robekan pada iris
atau badan siliar sehingga menimbulkan perdarahan yang
tampak pada COA.
Gejala klinis

Adanya riwayat trauma


Rasa sakit yang hebat disertai rasa menekan kepala
Penurunan penglihatan (derajat penurunan bervariasi
tergantung jumlah darah yg mengisi COA
Bila duduk terlihat di bagian bawah bilik mata depan atau
dapat menempati seluruh ruang bilik mata depan
Pemeriksaan Oftalmologi

Melihat adanya darah yang menggenangi COA.


Terdapat batas yang cukup tegas antara bagian COA
yang terisi darah dan yang tidak..
Pemeriksaan visus dan tekanan intra okular.
Pemeriksaan bagian dalam mata dengan lup,
oftalmoskop, atau slitlamp untuk melihat keadaan
struktur jaringan intra okular
Peningkatan tekanan intra okular umumnya terjadi
dalam 24 jam pertama dan butuh penatalaksanaan
segera untuk mencegah komplikasi atrofi papil saraf
optik yang dapat mengakibatkan hilangnya
penglihatan.
Lanjutan.........

Peningkatan TIO dapat disebabkan:

Sumbatan jaringan trabekula oleh sel darah merah


dan bekuan fibrin dari pendarahan
Dislokasi lensa akibat trauma mendorong iris ke
depan sehingga menutup jaringan trabekula
Jaringan trabekula yang tertutup menyebabkan
hambatan aliran aqueous humor, sehingga aqueous
humor tetap tertahan di COA dan menyebabkan
peningkatan tekanan intra okular.
Pemeriksaan Penunjang

CT scan
Ultrasound biomicroscopic (UBM)
Diagnosis

Diagnosis hifema ditegakkan melalui anamnesis dan


pemeriksaan oftalmologi
Adanya riwayat trauma disertai keluhan sakit pada mata dan
penglihatan yang menurun.
Hifema dibagi menjadi beberapa tingkatan
berdasarkan ketinggian perbatasan darah pada
COA

Ketinggian darah Frekuensi

Grade 1 < COA 58%

Grade 2 - COA 20%

Grade 3 > COA 14%

Grade 4 SELURUH COA 8%


Komplikasi

Sinekia
Imbibisi kornea
Peningkatan TIO
Pendarahan okular posterior
Keadaan Komplikasi

Hifema total bertahan selama 5 hari Sinekia anterior perifer


Hifema difus bertahan selama 9 hari

TIO > 25 mmHg selama 6 hari Imbibisi kornea


Ada tanda-tanda dini imbibisi kornea

TIO > 50 mmHg selama 5 hari Atrofi papil saraf optic


TIO > 35 mmHg selama 7 hari
Penatalaksanaan

Pasien hifema disarankan untuk tirah baring


dan mengurangi aktivitas. Pasien diistirahatkan
dengan posisi kepala yang agak ditinggikan
sekitar 30-60 derajat dan kedua mata ditutup
untuk memberikan istirahat pada mata.

Penatalaksanaan medikamentosa yang dapat


diberikan untuk pasien hifema yaitu :
Untuk mengurangi rasa sakit dapat digunakan
analgesik asetaminofen.
Lanjutan.........

Pemberian sikoplegik seperti atropin 1% tetes mata


bermanfaat untuk mencegah kontraksi badan siliar
agar tidak terjadi perdarahan ulang.

Steroid dapat diberikan setelah hari ke-3 dari


terjadinya hifema. Steroid bermanfaat untuk
mencegah terjadinya komplikasi seperti sinekia
posterior, sinekia anterior perifer, atau iridosiklitis.
Lanjutan.........

Pemberian antiglaukoma lokal seperti timolol atau


golongan penghambat kolinesterase apabila
terjadi peningkatan tekanan intra okular. Apabila
dengan pengobatan tersebut TIO masih tetap
tinggi, perlu ditambahkan antiglaukoma sistemik
seperti asetazolamid.
Lanjutan..........

Pada dasarnya pengobatan hifema ditujukan untuk

Menghentikan perdarahan dan mencegah


perdarahan ulang
Mengeluarkan darah dari COA
Mengendalikan tekanan intra okular
Mencegah terjadinya imbibisi kornea
Mengobati uveitis akibat hifema
Menemukan penyulit sedini mungkin
Apabila diperlukan, dapat dilakukan tindakan pembedahan
atau parasintesis di samping pengobatan medikamentosa
tersebut.

Indikasi dilakulakannya parasintesis antara lain:


Hifema grade 3 atau grade 4 tanpa tanda-tanda absorpsi
darah setelah 8 hari
Tidak ada tanda-tanda berkurangnya darah setelah 5 hari
pada hifema grade 4
Imbibisi kornea
Hifema grade 3 dengan TIO tetap 25 mmHg selama 6 hari
meskipun telah diberikan antiglaukoma secara optimal
Hifema grade 4 dengan TIO tetap 50 mmHg selama 4 hari
meskipun telah diberikan antiglaukoma secara optimal
Pasien hifema grade berapapun yang menderita sickle cell
dengan TIO tetap 35 mmHg dalam24 jam 5,7
Prognosis

Prognosis hifema ditentukan berdasarkan


Kerusakan struktur okular lainnya, misalnya
ruptur koroid atau perlukaan macula
Ada tidaknya perdarahan sekunder
Ada tidaknya komplikasi seperti glaucoma,
imbibisi kornea, atau atrofi optik
Kesimpulan

Hifema merupakan keadaan dimana COA terisi oleh darah.


Hifema dapat di akibatkan oleh trauma tumpul yang
menyebabkan peregangan pembuluh darah di daerah limbus
dan robekan pada iris atau badan siliar. Selain itu bisa juga
terjadi sekunder akibat kelainan pembuluh darah yang terlihat
pada COA. Namun sedikitnya darah yang terlihat pada COA
tetap harus diperhatikan karena mungkin terjadi kerusakan
struktur mata yang lebih dalam.
Pasien hifema biasa datang dengan adanya riwayat trauma
pada mata diikuti keluhan rasa sakit dan menurunnya
penglihatan. Diagnosis cukup mudah ditegakkan berdasarkan
anamnesis tersebut ditambah pemeriksaan yang
memperlihatkan adanya darah di COA. Terkadang diperlukan
pemeriksaan yang lebih mendalam seperti CT Scan dan
Ultrasound Biomicroscopic untuk mengetahui adanya fraktur
tulang orbita atau corpus alineum.
Hifema merupakan kegawatan dalam penyakit mata
karena apabila tidak segera diatasi dapat timbul
komplikasi yang cukup menyulitkan. Komplikasi hifema
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra ocular
yang berakhir pada atrofi papil saraf optic dan kebutaan.

Penatalaksanaan hifema dilakukan mulai dengan


mengistirahatkan pasien dengan posisi yang agak
ditinggikan, pemberian obat analgesic, steroid, dan
penurun tekanan intraocular. Apabila dengan
medikamentosa hifema tidak teratasi, dapat dilakukan
tindakan pembedahan atau parasintesis.
Penatalaksanaan yang segera dapat menurunkan
kemungkinan terjadinya komplikasi sehingga memberikan
prognosis yang lebih baik.
TERIMAKASIH

You might also like