Professional Documents
Culture Documents
S1 KEPERAWATAN III.A
KELOMPOK I
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
2. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan
sebab dari fraktur, yang nantinya membantu dalam
membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga
nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa
diketahui luka kecelakaan yang lain (Ignatavicius, Donna
D, 1995).
B. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit-penyakit tertentu seperti kanker
tulang dan penyakit pagets yang
menyebabkan fraktur patologis yang sering
sulit untuk menyambung. Selain itu,
penyakit diabetes dengan luka di kaki
sangat beresiko terjadinya osteomyelitis
akut maupun kronik dan juga diabetes
menghambat proses penyembuhan tulang
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan penyakit tulang merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis
yang sering terjadi pada beberapa
keturunan, dan kanker tulang yang
cenderung diturunkan secara genetik
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
3. PEMERIKSAAN FISIK
Look
o Deformiitas: penonjolan yang abnormal, agulasi, rotasi, pemendekan
o Funsio laesa: hilangnya fungsi, misalnya pada fraktur curis tidak dapat
berjalan dan pada fraktur antebrachii tidak dapat menggunakan lengan.
o Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.
o Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas
operasi).
Feel
o Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit.
o Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema
terutama disekitar persendian.
o Nyeri tekan
Move
o Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan
menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi
keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran
derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam
ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak
(mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan
pasif.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur
yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini
ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada
satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan
pembuluh darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami
kerusakan akibat trauma.
Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak
karena ruda paksa.
Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan
secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur
tulang yang rusak.
Pemeriksaan Laboratorium
Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat
pada tahap penyembuhan tulang.
Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang
dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam
membentuk tulang.
Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat
NIC:
Perawatan Luka
Masase area sekitar luka untuk menstimulasi sirkulasi
Pertahankan teknik balutan steril selama perawatan luka
Gunakan salep kulit dengan tepat
Balut dengan tepat
Posisikan untuk menghindari tegangan pada luka, dengan
tepat.
Ajarkan pasien dan keluarga ttg prosedur perawatan luka
4. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
aliran darah vena dan atau arteri secara mekanik
NIC:
Perawatan Sirkulasi
Lakukan penilaian dari sirkulasi keseluruhan (ex : periksa detak
keseluruhan, edema, kapiler refil, warna, dan suhu dari ekstremitas)
Rendahkan ekstremitas untuk meningkatkan sirkulasi arteri, jika
memungkinkan
Angkat badan 200 atau lebih diatas jantung untuk meningkatkan venous
return, jika memungkinkan
Gunakan tempat tidur/matras terapeutik, jika memungkinkan
Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif selama istirahat, jika memungkinkan
Anjurkan pasien bahwa pentingnya mencegah vena stasis (ex : tidak
menyilangkan kaki, mengangkat kaki tanpa melipat lutut, dan latihan)
Monitor status cairan, pemasukan intake dan output
5. Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan
NIC:
Pengontrolan Infeksi
Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan local dari infeksi.
Monitor daerah yang mudah terinfeksi.
Monitor jumlah granulosit, WBC, dan perbedaan nilai.
Batasi pengunjung.
Inspeksi kulit dan membran mukosa yang memerah, panas, atau
kering.
Instruksi pasien untuk mendapatkan antibiotik sesuai resep.
Ajari pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala dari infeksi
dan kapan mereka dapat melaporkan untuk mendapatkan
perawatan kesehatan.
NOC:
1) Status imun: keadekuatan alami yang didapat dan
secara tepat ditujukan untuk menahan antigen-
antigen internal maupun eksternal
2) Pengaetahuan pengendalian infeksi: tingkat
pemahaman mengenai pencegahan dan
pengendalian infeksi
3) Pengendalian resiko: tindakan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman
kesehatan actual, pribadi, serta dapat dimodifikasi
4) Deteksi resiko: tindakan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi ancaman kesehatan seseorang.