vetrikel memiliki arti sebagai adanya lubang pada sekat ventrikel, dengan jumlah tunggal atau banyak, dan dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi (Fyler M, 1996). ETIOLOGI Defek sekat ventrikel disebabkan oleh keterlambatan penutupan sekat interventrikuler sesudah kehidupan intrauterin 7 minggu pertama; alasan penutupan terlambat atau tidak sempurna itu belum diketahui (Fyler M, 1996). Namun beberapa faktor lainnya, dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu : Kelainan kromosom, yaitu: Sindrom Down (Trisomi 21) Sindrom Holt-Oram Trisomi 13 Trisomi 18 Familial, 3% anak dari orang tua dengan VSD juga menderita VSD Geografis, populasi di Asia (Jepang dan Cina mempunyai insidensi defek pulmonal lebih sering Lingkungan PATOFISIOLOGI Darah arterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui lubang (defek) pada sekat. Perbedaan tekanan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan besar sehingga darah mengalir dengan deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan sehingga menimbulkan bising. Darah dari ventrikel kananmasuk ke a. Pulmonalis tekanan terus meninggi pada a. Pulmonalismenaikkan tekanan pada kapiler paru dan dengan terus menerusperubahan pada endotel perubahan tunika muskularis arteri-arteri kecil parusklerosis pembuluh darah parunaiknya tahanan permanen pada a.pulmonalistahanan permanen pada ventrikel kanan. KLASIFIKASI Bila ditinjau dari patofisiologi, VSD dibagi menjadi 4 tipe yaitu: 1. VSD kecil dengan tahanan pada a. Pulmonalis masih normal 2. VSD sedang dengan tahanan pada a. Pulmonalis yang masih normal 3. VSD besar dan sudah disertai hipertensi pulmonal yang dinamis dan belum ditemukan adanya arterioskeloris a. Pulmonalis 4. VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang permanen karena pada kelainan ini sudah disertai arteriosklerosis a.pulmonalis. Berdasarkan lokasinya, VSD dapat diklasifikasikan menjadi Defek Membranosa Defek Infundibular (Subpulmonal) Defek Muskular Bila ditinjau dari ukurannya, VSD dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) VSD kecil (diameter defek 0-3mm saat lahir atau defek <1/3 diameter aorta) b) VSD sedang (diameter defek 3-5 mm saat lahir atau defek 1/3-2/3 diameter aorta) c) VSD besar (diameter defek >5mm saat lahir atau defek mendekati ukuran aorta) MANIFESTASI KLINIS Sifat khusus kelainan ini, yaitu : a. Tidak ada sianosis b. Aliran darah pada a.pulmonalis lebih banyak c. Shunt pada daerah ventrikel PROGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN Pada VSD kecil, akan membaik dengan sendirinya. Pada VSD sedang, bila tidak ditemukan adanya gejala gagal jantung dapat ditunggu hingga usia 4-5 tahun berhubungan dengan kelainan yang dapat mengecil dengan sendirinya. Bila terdapat tanda gagal jantung supaya diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada sekitar usia 4-6 tahun dengan berat sekita 12 kg. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal belum permanen, bila disertai gagal jantung maka diberikan digitalis, bila ada anemia maka diberikan tranfusi PRC dan dilanjutkan besi, serta dapat dipertimbangkan penurunan beban pasca (afterload) Askep Pengkajian 1. Biodata Identitas pasien: usia, jenis kelamin, alamat Keluhan Utama : dapat menunjukkan keletihan, sesak Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Masa Lalu Riwayat Penyakit Keluarga : Pada bayi atau anak dengan VSD perlu ditanyakan untuk adanya keluarga dengan gejala VSD serta riwayat maternal ibu, seperti : Rubella pada trimester 1 dan 2, penggunaan obat-obatan. Riwayat Psikososial Pola aktivitas sehari-hari Pemeriksaan fisik Keadaan umum : tingkat ketegangan/kelelahan, warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif/ GCS, pola napas, posisi klien/respon verbal klien. Tanda-tanda Vital Pulse rate : meningkat atau menurun tergantung mekanisme kompensasi, pulsasi, reguler/ irreguler Respiratory rate Suhu Berat badan dan tinggi badan Kepala dan Leher Wajah : Pucat manifestasi anemia Cyanosis pada mukosa mulut dan bibir Edema periorbital Grimace, tanda kelelahan, tanda ketegangan Hidung Pernafasan cuping hidung Cyanosis Mata Konjunctiva pucat Sclera normal/ ikterus (manifestasi faal hepar pada gagal jantung) Leher Arteri karotis Palpasi : menilai adanya atherosclerosis pada arteri kiri atau kanan, bila berdenyut seperti berdansa merupakan tanda insufisiensi aorta Auskultasi : bunyi bruitt merupakan tanda aorta stenosis, atherosclerosis arteri carotis, menilai penjalaran bising aorta Thorax (Jantung dan Paru) Inspeksi : - kesimetrisan dan bentuk thorax, bentuk cembung di os costae menunjukkan tanda kelainan jantung kongenital Pernafasan : sinkronisasi gerakan dinding dada an abdomen, pola napas, tanda-tanda retraksi otot intercostae Vaskuler dan jantung: pelebaran vena di dada, denyut nadi abnormal pada dada/punggung, penonjola dada setempat yang berdenyut (tanda aneurisma), denyut apex jantung, retraksi precordium Palpasi : - Tactile fremitus menilai getaran suara pada dinding dada Denyut apex (normal : ICS V MCL sinistra, lebar 1 cm) Denyut apex meningkat (kuat angkat) insufisiensi aorta/mitral Sedikit meningkat hipertensi dan aorta stenosis Ditemukan di LS sinistra tanda RVH Getaran/ thrill menunjukkan bising jantung dengan lokasi di: Abdomen Inspeksi : - bentuk, ketegangan dinding perut, gerakan dinding perut Pelebaran vena abdominal (manifestasi kongestif vena porta atau vena cava inferior) Denyutan dinding perut Auskultasi : bising usus Palpasi : hepatomegali, splenomegali, ascites Perkusi Ekstremitas Inspeksi : - warna kulit sianosis, ikterik, pucat, pucat pada kuku dan ujung jari (tanda Raynauld) Purpura/ ptechiae pada sela jari, telapak tangan, atau kaki (Oslers Nodes atau janeway Lession) tanda subakut bakterial endokarditis, infeksi virus) Erytema Nodussum pada area kulit tibia endokarditis causa streptococcus Splinter Haemorraghic pada kuku (SBE) CRT indikator sirkulasi perifer Clubbing Fingers hipoxia kronis Edema Diagnosa keperawatan Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi ditandai dengan dispnea, gas darah arteri abnormal, hiperkapnia, hipoksemia, hipoksia, napas cuping hidung, pola pernapasan abnornal, sianosis Penurunan Curah Jantung b.d perubahan volume sekuncup Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan jantung b.d riwayat penyakit kardiovaskuler, pembedahan jantung, hipertensi, hipoksia Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan keletihan, dyspnea, respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas Ketidakefektifan pola napas b.d keletihan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia Nyeri b.d diskontinuitas jaringan s.d prosedur bedah Risiko ifeksi b.d pasca pembedahan/ insisi THANK YOU