You are on page 1of 71

Standar Kompetensi:

Mampu memahami tentang prinsip dan wawasan


ekonomi untuk bidang rekayasa
Mampu memahami tentang spesifikasi dan analisis
estimasi anggaran dan biaya bangunan.
Deskripsi Kompetensi
Mampu menyusun jenis pekerjaan dan organisasinya
Mampu menghitung volume pekerjaan
Mampu menyusun spesifikasi teknis, dan harga satuan
pekerjaan bangunan
Mampu menyusun rencana anggaran biaya (RAB).
Mampu memahami konsep ekonomi teknik
Mampu memahami konsep nilai uang
Mampu memahami konsep proyek
Mampu melakukan analisa produksi
Mampu melakukan analisa investasi
Mampu melakukan analisa sensitivitas dan resiko
Mampu merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi investasi skala menengah ke bawah,
baik pada sektor privat maupun pada sektor publik;
Sajian perkuliahan meliputi:
Menyusun jenis ekerjaan dan organisasinya,
menghitung volume pekerjaan, menyusun spesifikasi
teknis, harga satuan pekerjaan bangunan, menyusun
rencana anggaran biaya (RAB), konsep ekonomi
teknik, konsep nilai uang, konsep proyek, analisa
produksi, analisa investasi, analisa sensitivitas dan
resiko; Merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi
investasi skala menengah ke bawah, baik pada sektor
privat maupun pada sektor publik.
Pengertian :
Rencana anggaran biaya adalah suatu
perhitungan untuk mengetahui tentang
perkiraan (taksiran) anggaran biaya yang
harus dikeluarkan untuk pengadaan suatu
bangunan beserta biaya-biaya lain yang
muncul akibat adanya pekerjaan tersebut.
Menghitung rencana anggaran biaya dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1. Anggaran biaya sementara (kasar)
Cara menghitung anggaran biaya yang hanya
didasarkan atas luas lantai bangunan, kelas
bangunan, jumlah lantai serta lokasi bangunan
tersebut berada.
2. Anggaran biaya teliti
Cara menghitung anggaran biaya dengan
menggunakan harga satuan pekerjaan yang
dikalikan dengan volume pekerjaan.
Jenis - jenis Rencana Anggaran Biaya
Owner Estimate (OE)
Estimasi anggaran biaya yang disusun oleh pemilik proyek
atau pihak yang ditugasi oleh pemilik proyek untuk
menaksir tentang jumlah biaya yang diperlukan untuk
pengadaan bangunan beserta biaya lain yang timbul akibat
dari kegiatan tersebut.
Engineer Estimate (EE)
Estimasi anggaran biaya yang disusun oleh perencana yang
ditugasi oleh pemilik proyek. Estimasi ini digunakan untuk
memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk proyek
tersebut dapat digunakan untuk pengadaan bagunan
sesuai dengan yang dokumen perencanaan, baik ditinjau
dari kuantitas maupun kualitasnya.
lanjutan

Biding Estimate (RAB Penawaran)


Estimasi anggaran biaya yang disusun oleh
kontraktor untuk mengikuti lelang pengadaan
jasa pelaksana konstruksi (kontraktor)
Construction Estimate (RAP)
Estimasi anggaran biaya yang disusun oleh
kontraktor untuk menaksir biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi yang
dimenangkan dalam lelang (tender)
Anggaran Biaya Sebenarnya (Real Cost)
Anggaran biaya yang disusun oleh kontraktor untuk
mengetahui jumlah biaya yang telah dikeluarkan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi (setelah pekerjaan
dilaksanakan).
Syarat Penyusunan RAB
1. Mampu membaca gambar teknis (perancangan)
2. Memahami RKS khususnya spesifikasi teknis
3. Memiliki ketelitian dan logika yang baik
4. Familiar dengan aplikasi program komputer
khususnya program exel
Prosedur menghitung rencana anggaran biaya
1. Mempelajari gambar perancangan dan
perubahannya
2. Mempelajari RKS dan perubahannya
3. Melakukan peninjauan lapangan
4. Menyusun item pekerjaaan yang akan dilaksanakan
5. Menghitung volume setiap item pekerjaan
6. Survei harga bahan dan upah kerja
7. Menyusun analisa harga satuan setiap item
pekerjaan
8. Mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan
9. Menyusun rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Untuk memperoleh harga penawaran yang realistis,
estimator harus mengetahui:
1. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh owner
2. Komponen biaya yang harus ditanggung oleh
kontraktor
3. Target keuntungan yang yang ingin diperoleh
kontraktor
Penjelasan
Ad 1.
Sistem pembayaran yang biasa dilakukan oleh pemilik
(owner) dalam pelaksanaan proyek adalah sbb:
Pembayaran menurut prosentase kemajuan fisik
pekerjaan
Pembayaran menurut kemajuan fisik bulanan
Pembayaran menurut tahap konstruksi
Pembayaran secara pendanaan penuh (full
financiering)
lanjutan
AD 2.
Komponen biaya yang harus ditanggung
kontraktor pada umumnya meliputi:
Biaya pelaksanaan (real cost)
Biaya kantor pusat (operasional kantor dan gaji
tetap karyawan)
Biaya servis relasi (entertain cost)
Pajak penghasilan perusahaan (corporate tax)
lanjutan
Ad 3.
Dalam menentukan keuntungan yang ingin diperoleh
biasanya kontraktor menetapkan minimal sebesar
bunga Bank dari modal kerja yang digunakan untuk
menyelesaikan proyek
Untuk kontraktor besar biasanya selain menetapkan
keuntungan bersih yang ingin diperoleh, juga
memperhitungkan nilai inflasi untuk menjamin
bahwa perusahaan masih mempunyai kapasitas yang
sama untuk tahun-tahun yang akan datang
Untuk membuat estimasi anggaran biaya penawaran
dapat dirumuskan sbb:
Penawaran =
Rencana anggaran pelaksanaan + pengeluaran
tambahan (overhead) + keuntungan + biaya untuk
menutup nilai inflasi + PPN
Dimana:
Biaya pelaksanaan meliputi harga bahan + upah
kerja + gaji pihak manajemen di lapangan + sewa
alat/alat bantu + biaya tak terduga
Pengeluaran tambahan meliputi biaya operasional
dan gaji tetap karyawan kantor pusat + pajak
penghasilan perusahaan + biaya servis relasi
(entertain cost) dsb.
Keuntungan adalah selisih bersih antara
pengeluaran dengan pendapatan
Nilai inflasi adalah perkiraan besaran inflasi pada
saat proyek berjalan dikalikan modal kerja
Pajak meliputi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebesar 10% ditambahkan dalam penawaran dan
PPh ps 22 sebesar 2% dari nilai kontrak dikurangi
PPN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan lokasi
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Panjang x lebar lokasi yang dibersihkan
2. Pagar pengaman
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
2 ( panjang + lebar) lokasi yang dipasang pagar
3. Uitzet & pasang bouwplank
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
2 {( panjang + lebar bangunan) + (4 x 1,50 m)}
Catatan: untuk sisi bangunan yang berimpit
dengan batas lahan tidak ditambah 1,50 m
4. Direksi keet & gudang
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
panjang x lebar bangunan direksi keet & gudang
II. PEKERJAAN TANAH
1. Pengeprasan (cuting)
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas bidang yang digali x tinggi pengeprasan
Catatan: untuk memperoleh perhitungan volume yang
teliti, luas bidang sebaiknya dipotong menjadi bagian
yang kecil-kecil, kemudian volume masing-masing
bagian dijumlahkan
2. Urugan (file)
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas bidang yang digali x tinggi urugan
Catatan: cara menghitung seperti cuting
3. Galian pondasi setempat
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Panjang x lebar x tinggi x jumlah pondasi yang sejenis
Catatan: setiap tipe galian pondasi dihitung sendiri-
sendiri kemudian volume dijumlahkan
4. Galian pondasi menerus
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas penamang galian x panjang galian
Catatan: setiap tipe galian pondasi dihitung sendiri-
sendiri kemudian volume dijumlahkan
5. Urugan pasir bwh pondasi
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Tebal urugan x luas dasar galian
6. Urugan tanah pondasi
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Volume galian - (volume urugan pasir + aanstampeng
+ pondasi)
7. Urugan pasir bwh lantai
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Tebal urugan x luas lantai
III. PEK. PAS & PLESTERAN
1. Anstampeng
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas penampang anstampeng x panjang pondasi
2. Pondasi batu kali
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas penampang pondasi x panjang pondasi
3. Trasraam kaki tembok
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Tinggi trasraam x (panjang pondasi - total lebar
pintu)
4. Trasraam KM/WC
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Tinggi trasraam bersih x panjang tembok
KM/WC
5. Tembok dinding
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Luas bruto = tinggi tembok x panjang tembok
Luas netto = luas bruto - ( luas trasraam + luas
lubang dinding untuk pintu, jendela & BV dll)
6. Plesteran trasraam
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
2 x luas tembok trasraam - dinding KM/WC
yang dipasang keramik
7. Plesteran tembok dinding
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
2 x luas tembok dinding
8. Benangan
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
Jumlah panjang sudut luar tembok,kolom dan kali
air untuk pintu, jendela & BV
9. Kol plint
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
Panjang pondasi - total lebar pintu
IV. PEKERJAAN BETON
1. Pondasi setempat
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Panjang x lebar x tebal x jumlah pondasi
2. Balok/sloof/latei/ringbalk
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas penampang x panjang
3. Kolom
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas penampang x tinggi x jumlah kolom
4. Pelat lantai
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Luas netto lantai x tebal lantai
5. Tangga
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
a. Pelat tangga = panjang x lebar x tebal
b. Anak tangga = (O x A x lbr tangga x jumlah
anak tangga) : 2
Total = volume pelat + volume anak tangga
6. Lisplank
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Tebal x tinggi x panjang lisplank
V. PEKERJAAN PINTU, JENDELA, BV
1. Kosen Pintu
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Panjang x luas penampang kosen
2. Kosen Jendela
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Panjang x luas penampang kosen
3. Kosen BV
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
Panjang x luas penampang kosen
Catatan: setiap kosen dihitung menurut
jenisnya kemudian dijumlahkan untuk
memperoleh total volume yang diinginkan
4. Daun pintu & jendela
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Lebar x tinggi bersih kosen pintu/jendela
Catatan: setiap daun pintu & jendela dihitung
menurut jenisnya kemudian dijumlahkan untuk
memperoleh total volume yang diinginkan
VI. PEKERJAAN ATAP
1. Kuda-kuda
a. Kuda-kuda kayu
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
(Panjang rangka batang kuda-kuda) x luas
penampang x jumlah kuda-kuda
b. Kuda-kuda baja
Satuan = kg
Perhitungan Volume:
(Panjang rangka batang kuda-kuda) x bobot
profil/ m1 x jumlah kuda-kuda
2. Nok dan gording
a. Kuda-kuda kayu
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
(Jumlah panjang gording) x luas penampang
b. Kuda-kuda baja
Satuan = kg
Perhitungan Volume:
(Jumlah panjang gording) x bobot profil/ m1
3. Jurai
a. Jurai kayu
Satuan = m3
Perhitungan Volume:
(Jumlah panjang jurai) x luas penampang
b. Jurai baja
Satuan = kg
Perhitungan Volume:
(Jumlah panjang jurai) x bobot profil/ m1
4. Usuk dan reng
a. Atap pelana
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
2{(Panjang bangunan + 2 x teritisan) x ( lebar bangunan +
terisan) : cos }
b. Atap perisai
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Jumlah luas atap segitiga + jumlah luas atap trapesium/
jajaran genjang
Segitiga = {(Lebar bangunan + 2x teritisan) x ( lebar
bangunan + teritisan) : cos }
Trapesium = {(Panjang bangunan + 2 x teritisan) +
(panjang bubungan datar)} x {( lebar bangunan +
teritisan) : cos }
5. Lisplank
a. Atap pelana
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
2(panjang bangunan + 2 teritisan) + 4{ ( lebar
bangunan + teritisan): cos }
b. Atap perisai
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
2 {( panjang + lebar bangunan) + (4 x teritisan)}
VII. PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafond
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Jumlah luas bersih masing-masing ruang + luas
teritisan
2. Penutup plafond
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Sama dengan luas rangka plafon
Catatan: Jika jenis penutup plafond berbeda maka
dihitung masing-masing luas penutup plafond yang
sejenis
VIII. PEKERJAAN LANTAI
1. Patlaag/rabatan lantai
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Jumlah luas bersih masing-masing ruangan
2. Lantai keramik
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Jumlah luas bersih masing-masing ruangan
3. Dinding keramik
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Panjang x tinggi pasangan keramik dinding
4. Rabatan keliling bangunan
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
{2(Panjang bangunan + lebar rabatan) + 2(Lebar
bangunan + lebar rabatan)} x Lebar rabatan
IX. PEKERJAAN LISTRIK
1. Instalasi listrik
Satuan = titik
Perhitungan Volume:
Jumlah titik lampu + jumlah titik stop kontak
2. Stop kontak
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah stop kontak yang terpasang
3. Saklar
Satuan = buah (dikelompokkan sesuai dengan
jenisnya
3. Perhitungan Volume:
Jumlah saklar tunggal dan jumlah saklar ganda yang
terpasang (masing-masing jenis saklar dihitung terpisah)
4. Lampu
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah lampu yang terpasang (masing-masing jenis
lampu dihitung terpisah)
5. MCB
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Dihitung berdasarkan jumlah MCB yang terpasang dan
dikelompokkan sesuai dengan kapasitasnya.
X. PEK. BESI, KUNCI, KACA & PENGGANTUNG
1. Plat strip
Satuan = kg
Perhitungan Volume:
Bobot 1 plat strip x jumlah plat strip
2. Baut
Satuan = kg
Perhitungan Volume:
Bobot 1 baut x jumlah baut
3. Kunci pintu
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah kunci pintu yang terpasang ( masing-masing
jenis kunci dihitung terpisah)
4. Engsel pintu
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah engsel pintu yang terpasang ( masing-masing
jenis engsel dihitung terpisah)
5. Engsel jendela
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah engsel jendela yang terpasang ( masing-masing
jenis engsel dihitung terpisah)
6. Grendel dan hak angin jendela/BV
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah grendel dan hak angin yang terpasang
XI. PEKERJAAN SANITAIR
1. Bak mandi dan kloset
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah bak mandi dan kloset yang terpasang
2. Instalasi air bersih dan air kotor
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
Panjang instalasi yang terpasang (instalasi yang
memiliki jenis dan diameter yang berbeda dihitung
terpisah)
3. Sumur resapan dan septictank
Satuan = buah
Perhitungan Volume:
Jumlah sumur resapan dan septictank yang
terpasang
4. Saluran air hujan
Satuan = m1
Perhitungan Volume:
Panjang saluran yang terpasang (saluran yang
memiliki jenis dan ukuran yang berbeda
dihitung terpisah)
XII.PEKERJAAN CAT-CATAN
1. Cat kosen
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Luas bruto = panjang kosen x kelliling penampang
Bidang tidak dicat = panjang kosen yang menempel
tembok
Luas netto= luas bruto - luas bidang tidak dicat
2. Cat daun pintu
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
{(Tinggi + tebal) x (lebar + tebal)} x 2
3. Cat daun jendela & BV
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Luas bidang kayu rangka jendela/BV yang dicat
4. Cat tembok
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Sama dengan luas plesteran
5. Cat plafond
Satuan = m2
Perhitungan Volume:
Sama dengan luas penutup plafond yang dicat
DEFINISI EKONOMI TEKNIK
1. Insinyur mempertemukan dua bidang yang
berlawanan, teknik dan ekonomi. Bidang teknik fokus
pada produksi dan pelayanan berdasarkan hukum-
hukum teknis. Sedangkan nilai kekayaan dari produk
dan layanan diukur berdasarkan kreteria ekonomis.
(Gerald J. Thuesen & W.J. Fabrycky)
2. Penentuan kelayakan alternatif investasi berdasarkan
kreteria ekonomis yang fokus pada aspek finansial
dengan mempertimbangkan faktor-faktor teknis
(Eugene L. Grant, et.al)
PERBEDAAN EKOTEK DAN AKUTANSI

Akuntan Ahli Ekotek


NOW Melihat ke masa datang
Melihat ke masa lalu

Manajer Teknik
KONSEP DASAR EKOTEK
Ekotek adalah disiplin ilmu yang digunakan untuk menganalisa aspek-
espek ekonomis dari usulan investasi yang bersifat teknis.
Ekonomi Teknik

Investasi

Contoh : Pengusaha Pabrik


Manajer Saham
Ibu RT simpan uang di bank
Investasi mengandung unsur pengorbanan/pengeluaran untuk suatu
harapan di masa yang akan datang.
Ada 2 faktor yang terlibat dalam investasi : waktu dan Resiko
Ada 2 jenis investasi :
- Inv. Finansial : menyimpan uang (saham, obligasi, dll)
- Inv. Nyata : diwujudkan dlm btk benda (aset) nyata misalnya
pabrik, mesin, tanah, dsb
CASH FLOW
Cash flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per
periode waktu pada suatu perusahaan.
Cas flow terdiri dari:
1. cash in (uang masuk), umumnya berasal dari
penjualan produk atau manfaat terukur (benefit)
2. Cash out (uang keluar), merupakan komulatif dari
biaya-biaya (cost) yang dikeluarkan
Cash flow yang dibicarakan dalam ekotek adalah cash flow
investasi yang bersifat estimasi/prediktif, karena kegiatan
evaluasi investasi pada umumnya dilakukan sebelum
investasi tersebut dilakukan
lanjutan
Dalam investasi , cash flow terdiri dari 4 komponen utama
yaitu:
1. Investasi
2. Operational cost
3. Maintenance cost
4. Benefit/manfaat
Bentuk grafis cash flow investasi adalah sbb:
Nilai sisa
Benefit

Investasi O & M Cost


lanjutan
Diagram cash flow adalah suatu ilustrasi grafis dari
transaksi ekonomi yang dilukiskan pada skala waktu
tertentu.
Garis Horisontal menggambarkan skala waktu
(periode)
Garis vertikal menggambarkan cash flow (aliran kas)
Berupa anak panah
- Panjang/Pendek menunjukkan besar skala
transaksi
- Arah (atas/bawah) menunjukkan jenis transaksi
(penerimaan/pengeluaran)
lanjutan
Aliran Kas adalah terjadinya perpindahan uang
tunai (dlm bentuk lain) dari satu pihak ke pihak
lain.
Bila satu pihak menerima, maka pihak lain
mengeluarkan
Bila satu pihak menerima & mengeluarkan
sekaligus, maka aliran kas netto = Penerimaan
Pengeluaran
Bila aliran keluar-masuk kas memiliki frekuensi
tinggi dalam interval waktu yang pendek, maka
penggambarannya terjadi pada akhir periode.
KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU
1. Nilai Uang Dari Waktu
Beras Th. 1990 Rp. 600,-
Th. 1995 Rp. 800,-
Th. 2000 Rp.1.200,-
Pinjam Uang Rp. 10.000,- Rp. 10.100,-
Investasi (deposito) Rp .10.000,- Rp. 11.500,-
Nilai uang senantiasa berubah (turun) dengan
berjalannya waktu
I. Untuk mendapat barang yg sama diperlukan
uang yang semakin banyak karena daya beli
uang menurun (inflasi)
KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU
II Pinjam 10.000 dengan bunga 100 (dlm bulan) = 1%
per bulan
Rp. 10.000,- (bulan ini) = Rp. 10.100,-(bulan depan)

Kesamaan Finansial Ekivalensi


Untuk Melakukan Ekivalensi Nilai Uang perlu diketahui
- Jumlah yang dipinjam/diinvestasikan
- Periode/waktu peminjaman atau investasi
- Tingkat bunga yang dikenakan
2. Perhitungan Bunga
Tingkat Bunga adalah rasio dari bunga yang
dibayarkan terhadap induk/pokok dalam suatu
periode waktu.

Tingkat bunga = Bunga X 100%


Pokok
Unit waktu yang biasa digunakan : 1 tahun.
Tingkat Bunga 20% = 20% per tahun atau per anual
atau sering disingkat p. a
2. Perhitungan Bunga
Ada 2 Jenis Bunga : Sederhana dan Majemuk
Nilai nominal uang akan berbeda bila > 1 periode
a. Bunga Sederhana
Dihitung dari pokok tanpa memperhitungkan bunga yg
telah diakumulasi pada periode sebelumnya.
Rumus bunga sederhana: I=Pxixn
I = Bunga yg terjadi (Rp)
P = Pokok yang dipinjamkan
i = Tingkat bunga per periode
n = Jumlah periode yang dilibatkan
Contoh : Ibu RT meminjam uang Rp.100.000,00 di koperasi
dengan bunga sederhana 10% per tahun selama 4 th dan dibayar
sekali di akhir th ke-4. Berapa besar hutangnya di akhir th ke - 4
Jawab : I = Rp. 100.000,- x 10% x 4 = Rp. 40.000,-
Jadi yang harus dibayar = Rp.140.000,00
Tabel Perhitungan Bunga Sederhana

Tahun Jmlh dipinjam Bunga Jmlh hutang Jumlah dibayar

0 100.000 0 100.000 0

1 10.000 110.000 0

2 10.000 120.000 0

3 10.000 130.000 0

4 10.000 140.000 140.000


b. Bunga Majemuk
Dihitung berdasarkan besarnya pokok ditambah dengan
bunga yang telah terakumulasi pada periode sebelumnya.
Tabel Perhitungan Bunga Majemuk

Tahun Jmlh dipinjam Bunga Jmlh hutang Jmlh dibayar

0 100.000 0 100.000 0
1 10.000 110.000 0
2 11.000 121.000 0
3 12.100 133.000 0
4 13.310 146.410 146.410
Rumus2 Bunga Majemuk Diskret
Pemajemukan (compounding) : proses matematis
penambahan bunga pada pokok sehingga terjadi
penambahan jumlah pokok secara nominal pada
periode mendatang.
mendapatkan nilai ekivalen pada periode y.a.d dari
sejumlah uang pada saat ini bila tk. bunga berlaku
diketahui Future Worth Analysis (FWA).
Kebalikannya disebut Diskonting (discounting) :
proses menentukan nilai sekarang dari sejumlah
uang yang nilainya beberapa periode y.a.d
diketahui Present Worth Analysis (PWA).
Rumus2 Bunga Majemuk Diskret
Notasi yang digunakan :
r = Tingkat bunga nominal per periode
i = tingkat bunga efektif per periode
n = Jumlah periode pemajemukan
P = Nilai sekarang (PW)
F = Nilai mendatang (FW)
A = Aliran kas pada akhir periode yg besarnya sama u/
periode yang berurutan (Annual Worth)
G = Aliran kas dari satu periode ke periode berikutnya
terjadi penambahan atau pengurangan kas sejumlah
tertentu yg besarnya sama.
Penurunan Rumus Pembayaran Tunggal
(Mencari F bila diketahui P)
Jika uang sebesar P diinvestasikan saat ini (t=0)
dengan tingkat bunga efektif i % per periode &
dimajemukan tiap periode maka jumlah uang pada
akhir :
- Periode 1 F1= P + bunga dari P
= P + Pi
= P (1+i)
- Periode 2 F2 = F1 + bunga F1
= P (1+i) + P(1+i).i
= P(1+i)[1+i] = P(1+i)2
Penurunan Rumus Pembayaran Tunggal
(Mencari F bila diketahui P)
- Periode 3 F3 = F2 + bunga F2
= P(1+i)2 + P(1+i)2 i
=P(1+i)2[1+i] = P(1+i)3
- Periode n F = P (1+i)n
F/P = (1+i)n Faktor jumlah
pemajemukan pembayaran tunggal
F/P = (F/P, i%, n) dicari F, diketahui P, i% dan n
F = P (F/P, i%, n) Lihat Tabel Bunga
RUMUS UNTUK BUNGA MAJEMUK
(COMPOUND INTEREST)
Beberapa rumus penting untuk dasar analisis ekonomi
teknik dengan interest compound dan metode discrete
compounding:
1. F = P(1+i)n Future Value
2. P = F Present Value
(1+i)n
3. A = Fi Sinking Fund
(1+i)n - 1
4. A = Pi(1+i) n Capital Recovery
(1+i)n - 1
5. F = A[(1+i)n 1] Futere Value dari Annual
i
6. P = A[(1+i)n 1] Present Value dari Annual
i(1+i) n
7. A = G[ 1 - n ] Uniform dr Gradien Series
i (1+i) n - 1
PENJELASAN RUMUS
1. Mencari F bila diketahui P, i dan n
2. Mencari P bila diketahui F, i dan n
3. Mencari A bila diketahui F, i dan n
4. Mencari A bila diketahui P, i dan n
5. Mencari F bila diketahui A, i dan n
6. Mencari P bila diketahui A, i dan n
7. Mencari A bila diketahui GS, i dan n
TABEL UNTUK BUNGA MAJEMUK
(COMPOUND INTEREST)
1. Mencari F bila diketahui P, i dan n F = P (F/P, i, n)
2. Mencari P bila diketahui F, i dan n P = F (P/F, i, n)
3. Mencari A bila diketahui F, i dan n A = F (A/F, i, n)
4. Mencari A bila diketahui P, i dan n A = P (A/P, i, n)
5. Mencari F bila diketahui A, i dan n F = A (F/A, i, n)
6. Mencari P bila diketahui A, i dan n P = A(P/A, i, n)
7. Mencari A bila diketahui GS, i dan n A = G(A/G, i, n)
RUMUS VS TABEL
NO RUMUS TABEL KETERANGAN
1 F = P(1+i)n F = P (F/P, i, n) Future Value

2 P = F P = F (P/F, i, n) Present Value


(1+i)n

3 A = Fi A = F (A/F, i, n) Sinking Fund


(1+i)n - 1
4 A = Pi(1+i) n A = P (A/P, i, n) Capital Recovery
(1+i)n - 1
5 F = A[(1+i)n 1] F = A (F/A, i, n) Future Value dari A
i
6 P = A[(1+i)n 1] P = A(P/A, i, n) Present Value dari A
i(1+i) n
7 A = G[ 1 - n ] A = G(A/G, i, n) Uniform dr Gradien Series
i (1+i) n - 1
ANALISA BIAYA PRODUKSI
Terminologi: Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yang
dikeluarkan dalam rangka mencapai tujuan yang diukur
dengan nilai uang.
Klasifikasi biaya:
1. Berdasarkan waktu
a. Biaya masa lalu (hystorical cost)
b. Biaya perkiraaan (predictive cost)
c. Biaya aktual (actual cost)
2. Berdasarkan penggunaanya
a. Biaya investasi (investmant cost)
b. Biaya operasional (operational cost)
c. Biaya perawatan (maintenance cost)
lanjutan
3. Berdasarkan produknya:
a. Biaya pabrikasi (factory cost) yang meliputi
1) Biaya bahan langsung
2) Biaya tenaga kerja langsung
3) Biaya bahan tak langsung
4) Biaya tenaga kerja tak langsung
5) Biaya tak langsung lainnya
b. Biaya komersial (comercial cost) yang meliputi
1) Biaya umum dan administrasi
2) Biasa pemasaran
3) Pajak usaha dan pajak perusahaan
4. Berdasarkan volume produknya
a. Biaya tetap (fixed cost)
b. Biaya variabel (variabel cost)
ANALISIS INVESTASI
Pengertian Investasi: pengeluaran dana dalam jumlah
tertentu untuk memperoleh manfaat/keuntungan di masa
yang akan datang sesuai yang direncanakan.
Jenis investasi:
1. Investasi finansial: menyimpan uang (saham, obligasi,
dll)
2. Investasi nyata: diwujudkan dalam bentuk benda (aset)
nyata misalnya pabrik , mesin, tanah, dsb
Setiap investasi memiliki resiko, bahwa manfaat/
keuntungan yang diharapkan bisa tercapai atau gagal
Untuk mengurangi resiko kegagalan investasi maka
perlu dilakukan evaluasi kelayakan investasi a.l dengan
metode:
1. Net Present Value (NPV)
2. Annual Equivalent (AE)
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Benefit Cost Ratio (BCR)
5. Payback Period (PBP)
Semua metode tersebut konsisten satu sama lainnya,
artinya jika dievaluasi dengan metode NPV dan metode
lainnya akan menghasilkan rekomendasi yang sama,
meskipun informasi spesifik yang dihasilkan berbeda.

You might also like