You are on page 1of 12

Di tangan Islamlah filsafat tumbuh dan

berkembang menjadi ilmu/seni, sementara orang-


orang Barat (Eropa bukan Yunani) mengenal
filsafat dan ilmu dari orang-orang Islam melalui
perguruan tinggi yang tersebardimana-mana
seperti Cordoba Spanyol, di Sisilia, dll.
Hal ini membuat orang-orang Barat belajar
secara intensif untuk menguasai filsafat dan ilmu
pengetahuan, sehingga kondisi dunia Islam justru
malah semakin terpuruk.
Contoh Kontribusi Filsafat Islam bagi Ilmu
Pengetahuan
Ilmu Kimia merupakan sumbangan penting yang telah
diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi
peradaban Modern.
Terkenal kimiawan Muslim yaitu Jabir Ibnu Hayyan sebagai
Bapak Kimia Modern. Di dalam buku Will Durant The Story of
Civilization IV : The Age of Faith mengakui bahwa para kimiawan
Muslim jaman kekhalifahan lah yang meletakkan fondasi ilmu kimia
modern. Tak hanya itu, sejarah juga mencatat bahwa peradaban
Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi bidang kimia.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim
lah, dunia mengenal berbagai industri dan zat kimia penting.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dari
ilmuwan Muslim seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-
Biruni, Ibnu Sina, dll.
Filsafat dan Rahasia Ibadah
Falsafah Shalat
Shalat dari etimologi berarti doa, sedangkan
doa adalah keinginan yang ditunjukan kepada
Allah SWT. Dari segi agama, sholat berarti
ucapan dan perbuatan dalam bentuk tertentu
dimulai dengan takdir dan diakhiri dengan salam.
Dalam pengertian ini, hakekat doa pun tidak
terlepas daripadaNya, karena dalam ucapan yang
dibaca ketika melakukannya terdapat permohonan
kepada Allah.
Shalat merupakan salah satu dari tiang agama serta kewajiban pokok yang
diletakkan Allah diatas pundak hamba-hambaNya, karena :
Dari sisi kebesaran dan keagungan Allah, shalat merupakan konsekuensidari
keyakinan-keyakinan tentang sifat-sifat Allah SWT yang menguasai alam raya ini.
Keyakinan tersebut memerlukan pembuktian dalam bentuk konkret, karena
keyakinan tidak hanya terbatas dalam hati, tapi harus dibuktikan dengan amal.
Dari sisi manusia, ia adalah mahluk yang memiliki naluri antara lain cemas dan
berharap sehingga ia membutuhkan pegangan dalam hidupnya. Kenyataan
membuktikan bahwa bersandar kepada mahluk sesamanya sering kali tidak
membuahkan hasil, dan karena itu ia membutuhkan sandaran yang mutlak yang
dapat memberikannya bantuan dan bimbingan, menghilangkan rasa cemas dan
memenuhi harapannnya. Dan tidak ada yan mampu melakukan hal tersebut kecuali
Allah.
Terlepas apakah shalat mengakibatan terpenuhinya permohonan sesorang
atau tidak, namun paling tidak shalat merupakan pengejawantahan dari hubungan
manusia dengan Allah. Hubungan yangsangat dibutuhkan oleh jiwanya dan
tentunya perwujudan-perwujudan hubungan tersebut tidak harus disyaratkan
dengan terpenuhinya permohonan-permohonan seseorang yang shalat.
Falsafah Shalat dalam arti hikmah yang
terkandung dalam ibadah shalat adalah :
1. Mengingatkan kita kepada Allah SWT, menghidupkan
rasa takut kepadaNya, khudlu dan tunduk
kepadaNya, menumbuhkan rasa kebesaran terhadap
Allah kedalam jiwa dan mengesakan Allah.
2. Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang
tenang, mampu menghadapi segala kesusahan
dengan hati yang tenang.
3. Mencegah manusia dari berbuat kemunkaran da
kemaksiatan.
Falsafah Zakat

a. Solidaritas Sosial
Manusia adalah mahluk sosial, kebersamaan sekian banyak individu
dalam satu wilayah membentuk masyarakat yang sifatnya berbeda
dengan individu-individu tersebut. Manusia tidak dapat hidup tanpa
bantuan dari orang lain, walaupun memiliki pengetahuan yang banyak
dan materi (ekonomi). Semua itu tidak terlepas dari bantuan orang lain.
Dan dari segi lain, harus disadari bahwa produksi apapun bentuknya,
pada hakekatnya merupakan pemanfaatan materi yang telah diciptakan
dan dimiliki Tuhan. Kenyataan ini terlihat dalam bidang pertanian,
industri, jasa dsb. Tuhan yang menciptakan bahan mentahnya dan
manusia atas petunjuk Allah SWT yang mengolahnya. Jadi wajar apabila
Allah SWT menyatakan bahwa harta adalah milik-Nya dan wajar bila
Allah SWT memerintahkan kita untuk menyisihkan sebagian dari apa
yang dimilikinya itu untuk orang tertentu (zakat).
b. Persaudaraan
Manusia berasal dan satu keturunan Adam dan
Hawa, sehingga antar satu orang dengan orang
lainnya terdapat pertalian darah. Persaudaraan akan
lebih kokoh jika pertalian darah ditambah dengan
hubungan akidah dan kebersaman agama.
Hubungan saudara tidak sekedar take and give
atau pertukaran manfaat, tetapi juga memberi tanpa
mengharapkan imbalan dan membantu walaupun yang
dibantu tidak membutuhkan. Kebersamaan dan
persaudaraan inilah yang mengantar kewajiban untuk
zakat (sodaqoh).
Dampak Positif Zakat
Mengikis sifat-sifat kekikiran serta melatih untuk
memiliki sifat dermawan dan selalu mensyukuri nikmat
Allah, seperti dalam surat At-Taubah:103.
ambilah dari harta mereka sedekah (zakat) dengan
zakat itu engkau mensucikan dan mengembangkan
(jiwa/harta) mereka.
Menciptakan ketenangan dan ketentraman kepada
penerima dan pemberi.
Zakat mengembangkan harta benda, ditinjau dari
segi spiritual keagamaan berdasarkan
Allah memusnahkan riba dan mengembangkan
sedekah/zakat (Q.S Al-Baqarah:276)
Falsafah Zakat dilihat dari Berbagai
Aspek
a. Aspek Ekonomi
Zakat diwajibkan kepada setiap orang dalam bentuk zakat
fitrah dan dalam bentuk zakat harta yang berkembang. Hasil
pengumpulan zakat merupakan sumber keuangan negara untuk
digunakan berbagai kepentingan umum dan masyarakat.
Aspek Sosial
Zakat digunakan untuk kepentingan umum menanggulangi
problem sosial, bencana, serta membantu kelompok yang
membutuhkan.
Aspek Politik
Zakat dikumpulkan dan dibagikan negara melalui Al-Amalina
Alaiha. Pembagiannya diberikan kepada orang-orang yang
dikhawatirkan mengganggu stabilitas keamanan. Mereka adalah
bagian dari kelompok Al-Muallafah Qufu Buhum.
Aspek Estetika
Zakat bertujuan untuk memupuk persaudaraan serta
membersihkan jiwa dari kekikiran, iri hati, kedengkian, dan
mengembangkan sifat terpuji dalam jiwa pemberinya.
Aspek Spiritual Keagamaan
Salah satu bukti yang sangat nyata tentang aspek ini
adalah kewajiban untuk menunaikan sesuai dengan kadar-
kadar yang ditentukan oleh agama, kadar tertentu yang
tidak dapat ditambah dan dikurangi, walaupun dengan
dalih pertimbangan maqashid al-syariah wa al-maslahat.
Contohnya membayar mahar perkawinan, penyembelihan
binatang pada anggota badannya yang tertentu, kadar-
kadar dalam warisan, jumlah bilangan bulan dalam iddah.

You might also like