Professional Documents
Culture Documents
OLEH
WA ODE SINTHA SAFITRI
13710134
Latar Belakang
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Suku
Bajo Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi-
Wangi Selatan Kab. Wakatobi bahwa sebahagian
besar penduduk Suku Bajo belum memiliki
jamban. Selain itu juga kebiasaan masyarakat
membuang air besar di laut, dan hal ini sudah
menjadi kebiasaan yang dilakukan secara turun
temurun. Tentunya hal ini mencerminkan
kualitas sanitasi lingkungan yang ada masih
sangat rendah. (Desa Mola Nelayan Bhakti
Tahun 2017)
Masyarakat Desa Mola Nelayan Bhakti yang
mayoritas penduduknya bermukim diatas laut,
tentunya memiliki kesulitan juga dalam hal
pengadaan jamban, hal ini dikarenakan
masyarakatnya harus menimbun sebahagian laut
terleh dahulu unutk pembuatan septikteng. Maka
dengan adanya hal ini juga membutuhkan biaya
yang besar dalam pengadaannya, sedangkan
penghasilan rata-rata penduduknya setiap bulan
tidak menetu. (Desa Mola Nelayan Bhakti Tahun
2017).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Kepemilikan Jamban Suku Bajo Di
Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi Wangi
Selatan Kab. Wakatobi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah Faktor Faktor
Yang Mempengaruhi Kepemilikan Jamban Suku
Bajo Di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi
Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui perilaku faktor faktor yang
mempengaruhi kepemilikan jamban Suku Bajo
di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi
Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui faktor pengetahuan dengan
kepemilikan jamban Suku Bajo di Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
2. Untuk mengetahui faktor sikap dengan kepemilikan
jamban Suku Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec.
Wangi Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
3. Untuk mengetahui faktor kebiasaan dengan
kepemilikan jamban Suku Bajo di Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
4. Untuk mengetahui faktor pendapatan dengan
kepemilikan jamban Suku Bajo di Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
5. Untuk mengetahui faktor peran petugas kesehatan
dengan kepemilikan jamban Suku Bajo di Desa Mola
Nelayan Bhakti Kec. Wangi Wangi Selatan Kab.
Wakatobi.
Manfaat Penelitian
Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu
kesehatan masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemilikan jamban.
Manfaat Ilmiah
Dapat memberikan suatu masukan yang berkaitan dengan
peningkatan kualitas kesehatan lingkungan
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi dalam rangka
penentuan arah kebijakan didalam peningkatan kualitas kesehatan
lingkungan.
Sikap
Kebiasan
Kepemilikan
Jamban
Pendapatan
Peran Petugas
Kesehatan
Defenisi Operasional
1. Kepemilikan Jamban adalah tersedianya
jamban keluarga yang digunakan oleh
masyarakat Suku Bajo di Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab.
Wakatobi untuk membuang kotoran/tinja
setiap hari yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Pengetahuan adalah kemampuan responden
dalam hal tahu dan memahami tentang tempat
pembuangan tinja atau jamban.
3. Sikap adalah tanggapan responden terhadap
tempat pembuangan tinja atau jamban.
4. Kebiasaan adalah suatu bentuk perilaku sosial,
perbuatan atau aktifitas nyata yang biasa
dilakuakan oleh responden yang berkaitan dengan
pembuangan kotoran /tinja.
2. Sikap
Kriteria Obyektif :
Cukup: Bila skor jawaban responden > 62,5 %
Kurang: Bila skor jawaban responden < 62,5 %
3. Kebiasaan
Kriteria Obyektif :
Cukup: Bila skor jawaban responden > 50 %
Kurang: Bila skor jawaban responden < 50 %
4. Pendapatan
Kriteria Obyektif :
Rendah : Bila pendapatan rata-rata responden <
1.500.000 per bulan
Sedang : Bila pendapatan rata-rata responden
1.500.000 2.500.000 per bulan
Tinggi : Bila pendapatan rata-rata responden >
2.500.000 per bulan
5. Peran Petugas Kesehatan
Kriteria Obyektif :
Ada : Bila skor jawaban responden > 50 %
Tidak Ada : Bila skor jawaban responden < 50 %
6. Kepemilikan Jamban
Kriteria Obyektif :
Memiliki : Bila responden memiliki tempat
pembuangan tinja / jamban baik
memenuhi syarat kesehatan maupun
tidak memenuhi syarat kesehatan
Tidak Memiliki: Bila jawaban responden tidak
sesuai dengan criteria diatas.
Hipotesis
Hipotesis Null (Ho)
Tidak ada pengaruh pengetahuan dengan kepemilikan jamban
Suku Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi-Wangi
Selatan Kab. Wakatobi.
Tidak ada pengaruh sikap dengan kepemilikan jamban Suku
Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan
Kab. Wakatobi.
Tidak ada pengaruh kebiasaan dengan kepemilikan jamban
Suku Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi-Wangi
Selatan Kab. Wakatobi.
Tidak ada pengaruh ekonomi dengan kepemilikan jamban Suku
Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan
Kab. Wakatobi.
Tidak ada pengaruh peran petugas kesehatan dengan
kepemilikan jamban Suku Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti
Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
Sampel
Metode sampling yang digunakan adalah simple
random sampling .
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah
63 responden.
Teknik Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari
responden yang ditemui dilokasi penelitian.
Pengumpulan data menggunakan instrumen dalam
bentuk lembar observasi/kuesioner.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan secara
tidak langsung. Pengumpulan data sekunder
diperoleh dari data laporan Desa Mola Kec. Wangi-
Wangi Selatan Kab. Wakatobi yang berkaitan
dengan penelitian ini seperti profil Desa, buku-buku
literatur, peraturan, internet dan data lain yang
berhubungan dengan penelitian.
Teknik Pengolahan Dan Penyajian Data
Pengetahuan
Tabel 5.8Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Suku Bajo di Desa Mola Nelayan
Bhakti Tahun 2017
Kepemilikan Jamban
Total p
Pengetahuan Memiliki Tidak Memiliki
n % n % N %
Cukup 14 22,2 7 11,1 21 33,3
0,01
Kurang 9 14,3 33 52,4 42 66,7
Total 23 36,5 42 63,5 63 100
Pengaruh sikap dengan kepemilikan jamban
Kepemilikan Jamban
Tidak Total p
Sikap Memilki
Memiliki
n % n % N %
Cukup 22 34,9 22 34,9 44 69,8
0,02
Kurang 1 1,6 18 28,6 19 30,2
Total 23 36,5 40 63,5 63 100
Pengaruh kebiasaan dengan kepemilikan jamban
Kepemilikan Jamban
Tidak Total p
Kebiasaan Memiliki
Memiliki
n % n % N %
Baik 23 36,5 0 0 23 36,5
0,00
Tidak Baik 0 0 40 63,5 40 63,5
Total 23 36,5 40 63,5 63 100
Pengaruh Pendapatan dengan Kepemilikan Jamban
Tabel 5.17 Pengaruh pendapatan dengan kepemilikan jamban Suku Bajo di Desa Mola Nelayan Bhakti Ta
Kepemilikan Jamban
Tidak Total p
Pendapatan Memiliki
Memiliki
n % n % N %
Rendah 9 14,2 22 35,0 31 49,2
0,00
Sedang 9 14,3 15 23,8 24 38,1
Tinggi 5 8,0 3 4,7 8 12,7
Pengaruh Peran Petugas Kesehatan dengan
Kepemilikan Jamban
Kepemilikan Jamban
Peran
Tidak Total p
Petugas Memiliki
Memiliki
Kesehatan
n % n % N %
Ada 20 31,7 0 0,0 20 31,7
0,00
Tidak Ada 3 4,8 40 63,5 43 68,3
Total 23 36,5 40 63,5 63 100
Kesimpulan
1. Ada pengaruh antara faktor pengetahuan dengan
kepemilikan jamban di Suku Bajo Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
2. Ada pengaruh antara faktor sikap dengan kepemilikan
jamban di Suku Bajo Desa Mola Nelayan Bhakti Kec.
Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
3. Ada pengaruh antara faktor kebiasaan dengan
kepemilikan jamban di Suku Bajo Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
4. Ada pengaruh antara faktor pendapatan dengan
kepemilikan jamban di Suku Bajo Desa Mola Nelayan
Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab. Wakatobi.
5. Ada pengaruh antara faktor peran petugas kesehatan
dengan kepemilikan jamban di Suku Bajo Desa Mola
Nelayan Bhakti Kec. Wangi-Wangi Selatan Kab.
Wakatobi.
Saran
Perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan formal
pada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat terkait kesehatan pribadi dan
lingkunagan, serta guna menigkatkan taraf hidup
masyarakat.
Perlu adanya peningkatan kesadaran serta sikap
masyarakat akan pentingnya kesehatan sehingga mau
mengadakan sarana jamban yang memenuhi kesehatan
guna merubah dan menghilangkan kebiasaan
membuang air besar disembarang tempat.
Perlu adanya perhatian lebih petugas kesehatan baik
dalam bentuk kegiatan penyuluan, sosialisasi dan
sebagainya mengenai kesehatan pribadi dan lingkungan.
Perlu adanya dukungan pemerintah dalam menciptakan
program peningkatan kualitas kesehatan pada
masyarakat tertinggal dan masyarakat miskin.