You are on page 1of 128

Pemicu 2

Fauzia Latifah S
405110183
mikrobiologi virus hepatitis
Virus
Perbandingan Morfologi Virus Hepatitis
SIFAT-SIFAT VIRUS HEPATITIS
VIRUS HAV HBV HCV HDV HEV HGV TTV

Famili Picornaviridae Hepadnavirid Flaviviridae Tidak Hepevirida Flaviviridae Tidak


ae terklasifika e/Calsivirid terklasifikasi
si ae

Virion 27 nm, 42 nm, 60 nm, 35 nm, 30-32 nm, 60 nm, 27-37 nm


ikosahedral bulat bulat bulat ikosahedr bulat Bulat
al

Envelop Tidak ada HBsAg ada HBsAg Tidak ada Ada -

Genom ssRNA dsDNA ssRNA ssRNA ssRNA ssRNA dsDNA

Stabilita Stabil Peka pada Peka pd Peka pd Stabil pd Peka


s pdpanas asam ether dan asam panas pada
dan asam asam ether
SIFAT-SIFAT VIRUS HEPATITIS
VIRUS HAV HBV HCV HDV HEV HGV TTV

Masa 15-45 hr 50-180 hr 8 minggu 40-180 hr 45 hr Tidak Tidak


inkubasi (rt 25-30 diketahui diketahui
hr)

Prevalensi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah

Penularan Fecal-oral Parenteral Parenteral Parenteral Fecal-oral Parenteral Parenteral


sexual, Fecal-Oral Fecal-Oral
perinatal Sexual Sexual
Perinatal Perinatal

Kronis Tidak Sering Sering Sering Tidak Ya Ya


pernah pernah

Onkogeni Tidak Ya Ya ? Tidak


k
Hepatitis A Virus
Famili: Picornaviridae
Partikel bulat
Virion: 27nm ikosahedral,
tidak mempunyai selubung
Envelope: tidak ada
Genom: ssRNA
Stabilitas: stabil terhadap
panas & asam
Masa inkubasi: 15-45 hr
Prevalensi: tinggi
Penularan: fecal-oral
Tidak kronis & tdk onkogenik
Replikasi di sitoplasma
hepatosit yang terinfeksi
Hepatitis B Virus
HBV menyebabkan
hepatitis B.
Famili hepadnavirus.
Struktur :
42-nm enveloped virion;
icosahedral
nucleocapside core berisi
ds-circular DNA.
DNA-dependent DNA
polymerase diantara core.
Hepatitis B Virus
Tiga struktur penting HBV memiliki 3 antigen :
HBV : Surface antigen (HBsAg)
Dane Particle sangat pd envelope, penting
infeksius & dapat untuk diagnosis lab &
bereplikasi. imunisasi.
Small Spherical particles Core antigen (HBcAg)
partikel berenvelop dalam nucleocapsid.
yg mengandung HBsAg. e antigen (HBeAg)
Filamentous particles. dalam nucleocapsid,
indikator transmissibility.
Memiliki 4 gen:
o Gen S: HBsAg (envelope)
diekspresikan pada permukaan luar virion
o Gen C: HBcAg (nukleocapsid; core), HBeAg
(nukleocapsid; e antigen/ pre-core)
diekspresikan pada permukaan inti nukeocapsid,
mengandung HBV DNA, tidak disekresikan ke sirkulasi
terikat pada RE dan disekresikan ke sirkulasi
o Gen P: DNA polymerase
proses replikasi dan repair
o Gen X: HBxAg
transaktivasi dan transkripsi gen virus dan sel
Hepatitis C Virus

Famili Flaviviridae, genus Hepacivirus


Single stranded RNA
Berbentuk spherical, mempunyai envelope glycoprotein
(E1, E2), capsid protein (C), lipid membran, asam nukleat
(RNA)
Hepatitis D Virus
HDV menyebabkan hepatitis D.
HDV hanya dapat bereplikasi jika ada infeksi
HBV.
Struktur :
ss RNA.
(-) polarity RNA.
ccc RNA.
core protein : delta antigen.
genom RNA ribozyme.
Hepatitis E
Genom Hepatitis E
Genom HEV adalah +RNA dengan ukuran 7,5 kb
3 ORF :
- ORF1 (5kb) poliprotein nonstruktural virus
- ORF2 (2kb) protein kapsid
- ORF3 yang paling kecil protein kecil yan
fungsinya belum diketahui
Virus jg mengandung 5 dan 3 untranslated regions
(UTRs)
potensial untuk melipat membentuk stem-loop
dan hairpin
Hepatitis F Virus
Bundar, dengan diameter 27-37 nm.
Double stranded DNA dengan 20 kb.
Sekuens keseluruhan genom belum lengkap
sampai saat ini.
Morfologi GBV-C/HGV
Flavivirus
Positive stranded linear RNA genome
Panjang genom sekitar 10kb
1 ORF : protein struktural pada ujung 5 dan
protein NS2, NS3, NS4, NS5A, dan NS5B pada
ujung 3nya.
Isolat GBV-C/HGV dari beberapa tempat di
dunia menunjukkan heterogenitas genetik.
- Kurang variabel dibanding HCV
Hepatitis
Klasifikasi
Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit dibagi 2 :
1. Hepatitis Akut
Peradangan hati < 6 bulan.
Disebabkan oleh hepatitis A & E. Penyakit ini sembuh
sempurna, tidak menjadi sirosis hati dan kanker hati.
2. Hepatitis Kronik
Peradangan hati > 6 bulan.
Disebabkan oleh Virus hepatitis B, C & D.
Dapat menyebabkan sirosis hati & kanker hati.
Jenis2 etiologi
Infeksi virus klasik Virus Hepatitis( A-G)
Virus Epstein-Barr, Sitomegalivirus, Mumps virus
Virus lain Rubella virus , Adenoviruses,
Enteroviruses/Coxsackievirus, Virus Herpes
simplex (pada sepsis herpes) , Varizella-Zoster
Virus (cacar air )

Coxiella burnetii ( Q-fever)


Bakteri dan jamur Mycobacterium tuberculosis (Tuberkulosis)
Leptospirosis
Treponema pallidum (Sifilis)
Salmonella und Shigella
Rickettsia ,Borrelia
Jamur Candida , Cryptosporidiosis

Plasmodium (Malaria) , Amoeba


Parasit Leishmania (Leishmaniosis)
Toxoplasma gondii (Toxoplasmosis)
Echinokokkus
Schistosoma (Schistosomiasis)
Cacing Ascaris
Hepatotoxicity Hepatitis karena Alkohol
Hepatitis karena Obat2an : misalnya
Diclofenac, Chlorpromazine, Isoniazid,
Paracetamol, Methotrexat, Chelidonium
Hepatitis karena Keracunan (Racun Jamur:
Aflatoxin)

Fisikalis Hepatitis setelah radiation therapy (atau


radioterapi)
Hepatitis setelah trauma/kecelakaan

Imunopatologis Sarkoidosis
Autoimmune hepatitis
Primary biliary cirrhosis
Hepatitis Virus Akut
Patofisiologi

Virus hepatitis menyerang sel hati (hepatosit)



Peradangan hati (hepatitis)

Bila hepatitis menjadi kronis

Timbul jaringan parut di hati (fibrosis)

Menghalangi aliran darah yang normal melalui hati

Bentuk dan kemampuan hati menurun

Sirosis
Hepatitis Kronik
5-10% terjadi pada infeksi HBV & >50% pada
HCV.
Kebanyakan terjadi pada laki-laki, pasien
imunocompromised, down syndrome, dan
pasien dialisis.
Bisa menjadi hepatitis kronik persisten.
Hepatitis Kronik
Hepatitis kronik persisten
- Tidak rekuren (sembuh)
- Asimptomatik
Hepatitis kronik aktif (aggressive)
- Ada inflamasi kronik pada destruksi hepatosit
- Disebabkan HBV, HCV, HDV, pengaruh obat-obatan
- Diagnosis : biopsi hati
Hepatitis Kronik
Carrier state
- HBV & HCV
- Asimptomatik
- Disebabkan krn imunodefisiensi, sindrom down, obat-
obatan, dan dialisis.
- Histologi : terdapat ground glass hepatosit.
Hepatitis Fulminant
- Mengalami nekrosis
- Disebabkan krn HAV,HBV,HCV,HDV,HEV, penggunaan
acetaminophen dosis lebih.
Manifestasi klinik
Stadium inkubasi
Masuknya virus - timbulnya gejala /ikterus.

Stadium praicterik (prodormal) : 4 7 hari.


Keluhan : sakit kepala, lemah, anoreksia, muntah,
demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin
menjadi lebih coklat.

Stadium icterik (3 6 minggu)


Icterus mulai pada sklera kulit seluruh tubuh. Tinja
berwarna kelabu / kuning muda.

Stadium pascaikterik (rekonvalesensi).


Ikterus mereda, warna urin & tinja normal.
Perbedaan Hepatitis Kronik Persisten (HKP) ,Hepatitis Kronik
Aktif (HKA), Hepatitis Kronik Lobular (HKL) secara
Histopatoligik

HKP HKA HKL


Infiltrasi sel sel Infiltrat radang yang Sering dinamakan
mononuklear pada daerah menonjol terutama Hepatitis Akut yang
portal dengan sedkit limfosit dan sel plasma berkepanjangan
fibrosis yang terdapat di sel portal

Limiting plate masih utuh Infiltrat masuk sampai ke Gbrn Histopatologik mirip
dalam lobulus hati hepatitis akut tapi timbul
lebih dari 3 bulan

Tidak ada piecemeal Menimbulkan erosi Peradangan dan nekrosis


necrosis limiting plate intra-lobular
Serring didapat pada Disertai piecemeal Terdapat piecemeal
carier asimptomatik necrosis necrosis
Tampak pada carrier yang Bridging necrosis
sakit (simptomatik)
Hepatitis A
Type of Hepatitis
A B C D E

Source of feces blood/ blood/ blood/ feces


virus blood-derived blood-derived blood-derived
body fluids body fluids body fluids

Route of fecal-oral percutaneous percutaneous percutaneous fecal-oral


transmission permucosal permucosal permucosal

Chronic no yes yes yes no


infection

Prevention pre/post- pre/post- blood donor pre/post- ensure safe


exposure exposure screening; exposure drinking
immunization immunization risk behavior immunization; water
modification risk behavior
modification
Epidemiologi
Biasanya mudah menyebar pada area padat &
sanitasi buruk
Risiko rendah : Jepang, Australia, New Zealand
Risiko tinggi : Eropa Timur, Africa, Asia
Patofisiologi
Transmisi Virus Hepatitis A
Personal contact (sex)
Makanan yg terkontaminasi (kerang)
Penggunaan obat melalui injeksi, transfusi
Tanda dan gejala
Fase preikterus: gejala seperti influenza
Fase ikterus : sklera & kulit warna kuning, urin
gelap, feses terang (acholic), kulit gatal, &
gejala sistemis yg memburuk
Anak <6 tahun tidak menampakkan gejala,
kalaupun ada tdk mengalami jaundice
(kuning).
Diagnosis Laboratorium

Infeksi akut : deteksi HAV-IgM serum oleh


EIA
Infeksi kronik : deteksi HAV-IgG oleh EIA.
Pemeriksaan Fisik
Sklera, kulit, dan sekresi ikterik
Penurunan berat badan ringan (2-5 kg)
Hepatomegali
Pencegahan
Menjaga kebersihan perorangan
Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan
terapi imunoglobulin.
Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri
(Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B
(Twinrix).
Imunisasi hepatitis A dilakukan 2x : vaksinasi dasar & booster
pada 6-12 bulan kemudian
Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial
terinfeksi
Dapat diinaktivasi dengan pemanasan (suhu minimal 85C)
selama 1 menit / dengan pengenceran natrium hipoklorit
dalam air dengan kadar 1:100.
Twinrix : vaksin bivalen untuk hepatitis A dan B.
- Untuk org > 18 tahun, waktu pemberian 0, 1, dan 6
bulan.
- Dosis pertama memberikan tingkat serokonversi HAV
>90%, diperlukan 3 dosis untuk serokonversi HBV yang
maksimal.
Imunoglobulin (Ig) : terapi profilaksis pra/pasca
paparan terhadap HAV.
- Efektif dalam masa inkubasi.
- Aman pada wanita hamil & menyusui.
Dosis:
-0,2 mL/kg IM untuk yang telah terpapar HAV atau
belum (profilaksis <3 bulan)
- 0,6 mL/kg IM (profilaksis > 5 bulan) untuk mereka
yang belum terpapar HAV
Hepatitis B
Epidemiologi
Patogenesis I
HBV masuk ketubuh secara parenteral

Partikel dane masuk ke hati

Terjadi proses replikasi virus

Lalu sel hati akan produksi & sekresi


Partikel dane, HBsAg, HBeAg
Patogenesis II
HBV yg masuk tubuh secara parenteral

Rangsang respon imun nonspesifik


( sel NK & NK-T)

Perlu respon imun spesifik


( sel limfosit T & B)

Aktivasi sel T CD8+


Aktivasi sel limfosit B
& dibantu sel T CD4+

Produksi antibodi
Eliminasi virus dlm sel hati ( anti HBc, anti HBs, anti HBe)
Siklus Replikasi Hepatitis B Virus
Replikasi
Attachment (penempelan) VHB pada hepatosit
Penetrasi VHB ke dlm hepatosit
Transkripsi DNA virus menjadi pre-genom RNA dan messanger
RNA
Translasi pre-genom RNA dan messanger RNA.
Encapsidation pre-genom RNA ke dalam protein core.
Reverse transcription pre-genom RNA menjadi DNA (-)
strand, bersamaan dengan degradasi pre-genom RNA.
Sintesa DNA (+) strand
Envelopment partikel core oleh LHBs, MHBs, dan SHBs.
Sekresi partikel-partikel HBV.
Gambaran Klinis
Hepatitis B kronik yang masih aktif
HBsAg (+)
Kenaikan ALT menetap atau intermiten
Tanda-tanda penyakit hati kronik
Biopsi hati peradangan aktif
HBeAg bisa (-) ataupun (+)
Carrier VHB inaktif (Inactive HBV Carrier State)
HBsAg (+)
ALT normal
Tidak ada keluhan
Hepatitis B - Clinical Features
Incubation period: Average 2-3 months
Range 1,5 6 months

Clinical illness (jaundice): <5 yrs, <10%


5 yrs, 30%-50%

Acute case-fatality rate: 0.5%-1%

Chronic infection: <5 yrs, 30%-90%


5 yrs, 2%-10%

Premature mortality from


chronic liver disease: 15%-25%
Spectrum of Chronic Hepatitis B Diseases

1. Chronic Persistent Hepatitis -


asymptomatic
2. Chronic Active Hepatitis - symptomatic
exacerbations of hepatitis
3. Cirrhosis of Liver
4. Hepatocellular Carcinoma
Acute Hepatitis B Virus Infection with Recovery
Typical Serologic Course
Symptoms
HBeAg anti-HBe

Total anti-HBc
Titre

HBsAg IgM anti-HBc anti-HBs

0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 52 100

Weeks after Exposure


Progression to Chronic Hepatitis B Virus Infection
Typical Serologic Course
Acute Chronic
(6 months) (Years)
HBeAg anti-HBe
HBsAg
Total anti-HBc
Titre

IgM anti-HBc

0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 52 Years
Weeks after Exposure
Outcome of Hepatitis B Virus Infection
100 by Age at Infection 100

80
Chronic Infection (%)

80

Symptomatic Infection (%)


60 60
Chronic Infection

40 Chronic Infection (%) 40

20 20

Symptomatic Infection
0 0
Birth 1-6 months 7-12 months 1-4 years Older Children
and Adults
Age at Infection
Pemeriksaan Lab
Petanda HVB Penafsiran
HBsAg Pengidap HVB

Anti-HBs Sembuh dan imun

HBeAg Replikasi aktif VHB

Anti-HBe Replikasi tidak aktif

Anti-HBc IgM Infeksi akut/kronis aktif

Anti-HBc IgG Riwayat kontak VHB

HBV-DNA Replikasi aktif VHB

DNA-polymerase Replikasi aktif VHB


Penatalaksanaan
Pencegahan
Bayi dg ibu hepatitis B carrier harus mendapatkan
vaksin hepatitis B (Hepatitis B Immunoglobulin
(HBIG)) segera stlh lahir
Jika ingin melakukan hub seksual lakukan yg SAFER SEX
menggunakan kondom

# berbagi jarum atau peralatan suntik lain dgn orang lain

# berbagi peralatan pribadi (pisau cukur, sikat gigi, penjepit


kuku) dgn orang lain

# mendonorkan darah, sperma, atau organ tubuh lain jika


merupakan hepatitis B carrier

Pencegahan pribadi :
Hindari alkohol dan obat-obatan yg dpt merusak hati
Rajin olahraga, tidur cukup, diet seimbang daya tahan tubuh
Rajin kontrol ke doktor, periksa :
Tes fungsi hati
USG hati
Prognosis
HBV akut pada dewasa:
-95% sembuh
-5% menjadi kronis
10-20% menjadi sirrosis/kanker
80-90% sembuh dalam 2-5tahun
HBV akut pada bayi/anak <4th 90% menjadi
kronis
Hepatitis C
virus melekatkan diri pada reseptor spesifik di membran sel hepar

Virus berpenetrasi dan memasuki sitoplasma sel hepar

Virus melepaskan kapsulnya nukleokapsid

nukleokapsid menembus dinding sel hati dan memasuki inti sel.

Asam nukleat virus akan keluar dari nukleokapsid menempel pada DNA.

DNA merangsang hepar untuk membentuk protein dan asam nukleat bagi
virus.

Terbentuk virus baru dan akibat nekrosis sel-sel hati, maka virus baru akan
dilemparkan ke dalam peredaran darah
Faktor Risiko

Transfusi dan Transplantasi


Pemakai narkoba IV
Hemodialisis
Tertusuk jarum yg terinfeksi
Kontak seksual
Berganti-ganti pasangan
Bayi dari ibu terinfeksi
Tanda & Gejala
Infeksi akut:
-Gambaran klinik umumnya lebih ringan daripada
hepatitis B, sebagian besar kasus tidak ikterik.
Infeksi kronik
- Infeksi yang persisten : ciri khas infeksi HCV; 50% kasus
infeksi HCV pasca transfusi diduga hepatitis kronik
- Kriteria : peningkatan SGPT fluktuasi / menetap > 1
tahun setelah serangan akut
- Hepatitis kronik akibat HCV umumnya progresif, pada
pemeriksaan biopsi hati ada gambaran histologi berupa
hepatitis kronik aktif maupun sirosis
Diagnosis
Serologi
Menemukan anti HCV di serum penderita dengan
ELISA. Antigen yang mula-mula dipakai : antigen
rekombinan C-100-3 dari daerah non-struktural (NS4)
virus.
Anti HCV dapat dideteksi 4-6 bulan setelah paparan
atau 2-4 bulan setelah timbul hepatitis.
Antibodi cenderung menetap pada kasus kronik dan
hilang pada sebagian besar kasus yang menunjukkan
perbaikan klinis dan biokimiawi dari fungsi hati.
Tes darah
Biopsi hati
Pemeriksaan
Kondisi Temuan
Sembuh anti HCV (+),
HCV-RNA (),
faal hati normal

Kronik anti HCV (+),


HCV-RNA (+),
faal hati terganggu, tapi bisa normal

Sirosis hati rasio albumin/globulin terbalik,


Bilirubin (< 5mg%),
SGOT > SGPT ( 2-4x normal)

Sirosis berat SGOT/SGPT normal


Anti HCV (+)
HCV-RNA (+)
Penatalaksanaan
Prognosis

15% dari kasus infeksi Hepatitis C akut sembuh


sendiri
85% dari kasus, infeksi Hepatitis C kronis merusak
hati sirosis , stadium akhir penyakit hati dan
kanker hati.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus
HEPATITIS D
Hepatitis D 50% muncul secara tiba-tiba
dengan angka kematian yg tinggi.
Di Amerika serikat, 1% dari penderita hepatitis
D meninggal dengan gagal hati dalam waktu 2
minggu. Infeksi terjadi pada para pemakai
obat-obatan intravena & penderita hemofilia.
Masa inkubasi adalah 1-90 hari. Tingkat
keparahan mencapai 2-70%.
Patogenesis & Imunitas
Kerusakan hepatosit akibat cytotoxic T cell.
Delta antigen : cytopathic thd hepatosit.

Infeksi HDV & HBV bersamaan : coinfection.


Infeksi HBV diikuti HDV : superinfection.
HEPATITIS D (HDV)
Hepatitis delta muncul dalam 2 keadaan:
Koinfeksi akut setelah pajanan ke serum yang mengandung
HDV dan HBV Infeksi HBV harus terjadi sebelum HBsAg
tersedia untuk perkembangan virion lengkap HDV. (Dapat
terjadi hepatitis fulminan)
Superinfeksi inokulum baru HDV pada pembawa kronis
HBV Dapat terjadi akselerasi hepatitis, paling sering
hepatitis kronis yang lebih parah (4-7 minggu kemudian)
Sistem imun dapat membuat antibodi terhadap
protein HDV, tetapi tidak dapat menembus membran
untuk menginaktifkan HDV.
Cara Penularan
Cara penularan :
Melalui darah
Transmisi seksual
Penyebaran maternal-neonatal

Faktor Risiko
Infeksi HDV terjadi pada individu dengan resiko
infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi)
- Pengguna obat-obatan melalui intravena
- Homoseksual atau biseksual
- Resipien donor darah
- Pasangan seksual
Tanda & Gejala
Ikterus
Abdominal pain
Mual dengan muntah
Kebingungan
Perdarahan
Pruritus
Demam
Ensefalopati (jarang)
Petechia dengan memar (jarang)
Diagnosis
Diagnosis secara serologis : infeksi melalui darah
HDV :
Pasien HBsAG positif dengan :
Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi
IgM anti HDV dapat muncul sementara
Koinfeksi HBV/HDV
HBsAG positif
IgM anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Superinfeksi HDV
HBsAG positif
IgG anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Titer anti HDV akan menurun sampai tak terditeksi
dengan adanya perbaikan infeksi
Pemeriksaan
Anti-delta agent antibody
Liver biopsy
Liver enzymes

Penatalaksanaan
Interferon-alfa
transplantasi hati.

Komplikasi
Chronic active hepatitis
Fulminant hepatitis
Hepatitis E
Daerah Kalimantan
Hepatitis E - Clinical Features

Incubation period: Average 40 days


Range 15-60 days
Case-fatality rate: Overall, 1%-3%
Pregnant women,
15%-25%
Illness severity: Increased with age
Chronic sequelae: None identified
Feature HAV HBV HCV HDV HEV
Incubation (days) 1545, mean 30180, mean 6090 15160, mean 50 30180, mean 6090 1460, mean 40
30
Onset Acute Insidious or acute Insidious Insidious or acute Acute
Age preference Children, Young adults (sexual and Any age, but more Any age (similar to Young adults
young adults percutaneous), babies, common in adults HBV) (2040 years)
toddlers
Transmission
Fecal-oral +++ +++
Percutaneous Unusual +++ +++ +++
Perinatal +++ a +

Sexual ++ a ++

Clinical
Severity Mild Occasionally severe Moderate Occasionally severe Mild
Fulminant 0.1% 0.11% 0.1% 520%b 12%e
Progression to None Occasional (110%) (90% of Common (85%) Commond None
chronicity neonates)
Carrier None 0.130%c 1.53.2% Variablef None

Cancer None + (neonatal infection) + None


Prognosis Excellent Worse with age, debility Moderate Acute, good Good
Chronic, poor
Prophylaxis IG HBIG None HBV vaccine (none for Vaccine
Inactivated Recombinant vaccine HBV carriers)
vaccine
Therapy None Interferon, Lamivudine, Pegylated interferon Interferon None
Adefovir, Pegylated interferon, plus ribavirin
Entecavir, Telbivudine
Cara Penularan HEV
HEV ditemukan pada feses orang dengan
hepatitis E.
HEV disebarkan melalui makanan dan
minuman terkontaminasi.
Penularan dari orang ke orang tidak sesering
hepatitis A virus
Wanita hamil lebih mudah terkena infeksi HEV.
Patogenesis HEV
HEV ( virus yang sitopatik )
Gambaran histopatologi mirip dengan hepatitis virus lainnya
Terdapat 2 macam gambaran histopatologis :
1. Tipe kolestatik : ditandai dgn stasis empedu pada kanalikuli & parenkim
sel.
2. Tipe standar : pembengkakan sel hati, degenerasi asidofilik serta infiltrasi
leukosit PMN pd daerah intralobular & traktus portal.
Respon imun humoral IgM & IgG anti HEV. IgM dgn cpt &
hampir hilang pada masa konvalesens, IgG anti HEV dapat bertahan
sampai 10 tahun
infiltrasi limfosit di sel hati dan ditemukannya cytotoxic supression
immunophenotype kerusakan sel hati karena mekanisme
imunologis selular & humoral.
Gejala Klinis HEV
Gambaran klinis bervariasi
Bentuk subklinis tidak dapat dikenali karena
memberikan gambaran spt flu.
Ikterus (sembuh sendiri)
Perbaikan hiperbilirubinemia & ALT dicapai
setelah 3 minggu sejak mulai timbulnya sakit.
Kasus ringan/subklinis pada anak muda
Kasus klinis/simtomatis dewasa muda & umur
pertengahan
Kasus berat kematian pd wanita hamil
Tidak pernah didapatkan bentuk kronis
HEPATITIS E
IgM Antibody untuk HEV (Anti HEV IgM)
Infeksi HEV Akut. Indikasiterpajan HEV baru2 ini.
Titer sangat cepat selama fase awal konvalesens.
IgG Antibody untuk HEV (Anti HEV IgG)
Indikasi: kekebalan dan pernah terinfeksi.
Menetap untuk periode yg lama,kadang2 > 14 tahun.
Deteksi HEV Antigen
Terdeteksi di Serum and hati.
Pemeriksaan klinis yg tdk rutin.
HEV RNA
Terdeteksi di Serum dan feses dengan PCR
Terdeteksi di fase akut pada feses kira2 50% kasus.
Diagnosis HEV
Diagnosis hepatitis E akut ditentukan dengan cara :
Mikroskop elektron imun (IEM), memeriksa virus
pada tinja penderita
Deteksi antibodi spesifik thdp virus menggunakan
fluorescent antibody-blocking assay
IgM & IgG anti HEV secara western blot & EIA;
IgM anti HEV ditemukan 1 mgg timbulnya gejala
klinis.
PCR untuk mencari RNA HEV dari serum & tinja.
Hepatitis F
Hepatitis F
Penyebab:
idiopatik (belum diketahui)

Gejala/Tanda:
jarang ditemukan pada manusia. Bila ada, mirip HAV/HEV.

Penyebaran:
fekal - oral - Parenteral
Catatan:
1. HFV/TTVmerupakan particles mirip Togavirus berukuran 27-37
nm.
2. HFV/TTV terjadi di India, Italia, United Kingdom, dan USA.
3. HFV/TTV merupakan penyebab sporadic water-borne non A
non B hepatitis (NANBH) di Perancis, dan juga penyebab
hepatitis pada Indian rhesus monkey.
Hepatitis G
Hepatitis G
GBV-A dan GBV-B merupakan virus yang
menginfeksi binatang, sedangkan GBV-C adalah
virus penyebab hepatitis pada manusia
Virus hepatitis VHG/GBV-C mempunyai 29% asam
amino identik dengan virus hepatitis C (VHC).
Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi
bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C.
Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah jarum
suntik.
Respon Imun thd VHG
Virus hepatitis G telah berhasil diisolasi dari serum
pasien hepatitis non A-E dengan metode reversed
transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
metode pemeriksaan antibodi terhadap protein VHG,
di mana respon imun humoral terhadap protein E2
dihubungkan dengan hilangnya VHG dalam tubuh
Yang pernah terpapar VHG ditemukan antibodi anti E-
2
Yang sedang terinfeksi VHG ditemukan VHG-C/VHG-
RNA
Pencegahan
Sejak dipakainya serologi HBs Ag dan anti-HCV sebagai
penyaring donor darah, angka kejadian hepatitis post
transfusi menurun pesat. Namun tidak menurunkan
risiko infeksi VHG
Perlu uji saring terhadap VHG secara tersendiri.

Penatalaksanaaan
istirahat total dengan diet rendah lemak dan tinggi
protein serta kalori yang cukup.
Pemberian IFN sebesar 5 juta unit setiap hari atau 10
juta unit 3 kali seminggu selama minimal 6 bulan dapat
menekan replikasi VHG, namun hampir semua kasus
kambuh setelah IFN dihentikan
Hepatis Alkoholik
Hepatitis Alkoholik
Penyakit Hati Alkoholik kerusakan hati
disebabkan oleh minum alkohol dalam jumlah yg
sangat banyak.

Etiologi
Alkoholik
Kerusakan hati pada wanita lebih jelas terlihat
daripada laki-laki. Tetapi banyaknya alkohol yang
dapat merusak hati, bervariasi pada setiap orang.
Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati,
yaitu:
Pengumpulan lemak (fatty liver)
Peradangan (hepatitis alkoholik)
Pembentukan jaringan parut (sirosis).

Alkohol menyediakan kalori tanpa zat gizi yang


penting, mekan nafsu makan & menyebabkan
absorpsi makanan buruk krn efek racun pada usus
dan pankreas.
Gambaran PA Pada Alkoholik
Hepatitis
Nekrosis Sel Hal Daerah Sentri Lobular
Iisima Malory sel dengan sitoplasma
eosinofilik
Reaksi netrofil
Fibrosis
Diagnosa
Biopsi hati
Hasil pemeriksaan fungsi hati bisa normal atau
abnormal.
Pada peminum alkohol, kadar enzim gamma-
glutamil transopeptidase dalam darah bisa
meningkat.
Jumlah sel darah merah > dari nomal.
Faktor pembeku dalam darah bisa berkurang.
Prognosis
Penderita terus mengkonsumsi alkohol
kerusakan hati terus berkembang & mungkin
fatal.
Jika penderita berhenti minum alkohol,
beberapa kerusakan hati (kecuali jaringan
parut) bisa membaik dengan sendirinya
memiliki harapan hidup yang lebih lama.
DRUG INDUCED
Hepatitis
Hati merupakan organ lintas pertama dari
obat yang diabsorbsi dari mukosa lambung
dan mukosa usus halus sebelum mencapai
bagian tubuh lainnya
Obat mengalami biotransformasi oleh hati
Fungsi tersebut mengakibatkan hati berisiko
tinggi mengalami intoksikasi krn obat-obatan.
Metabolisme obat oleh hati
Tahap 1:
Terjadi oksidasi, reduksi, dan penambahan gugus
hidroksil
Tahap 2:
Terjadi metabolisme bahan yang menjadi lebih
polar sehingga mudah larut dalam air yang
kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui traktus
urinarius dan sistem bilier
TAHAP 1 TAHAP 2
Obat Bentuk Antara Detoksifikasi

Katalisator:
Katalisator:
Sulfotransferase
Kompleks enzim sitokrom P-450
Glukuroniltransferase
Gejala
Ikterus Vomitus
Lelah Abdominal pain
Nafsu makan turun Diare
Nausea Urin seperti air teh
Aspirin
Hepatotoksik tergantung dari dosis
Ditandai oleh kadar aspirin serum yang >
25mg/dl dan sering mekan kadar enzim
transaminase
Adanya bentuk kelainan seperti hepatitis,
anoreksia,mual, muntah, nyeri perut &
hepatomegali
Asetaminofen
Hepatotoksik terjadi krn pemberian dosis tinggi
kerusakan hati
Disebabkan oleh suatu metabolitnya N-acetyl-p-
benzoquinoneimine (NAPQI) yang sangat reaktif
Pada keadaan normal, produk reaktif ini dengan cepat
berikatan dengan glutation di hati menjadi bahan yang
tidak toksik
Pada keadaan kelebihan dosis produksi NAPQI yang
bertambah tidak sebanding dengan kadar glutation
NAPQI berikatan membentuk makromolekul dengan sel
hati nekrosis
ISONIAZID Rifampisin
Pada pemakaian yang Diekskresi melalui saluran
lamahepatitis empedu
Efek toksik obat ini Membuat
disebabkan oleh hiperbilirubinemia I/II
metabolisme asetilat
menjadi asetil isoniazid dan
asetil hidralazin
Metrotreksat
Pemakaian dosis tinggi pada
Kloramfenikol pengobatan kanker dapat
mengakibatkan hepatitis akut
Dapat menyebabkan ikterus Sangat berhubungan dengan
yang berhubungan dengan dosis dan lama pemakaian
nekrosis sel hati
Komplikasi
Sirosis
- Sirosis Laennec
- Sirosis Postnekrotik
- Sirosis Biliaris
Hepatoma
SIROSIS
Definisi
Suatu penyakit dimana sirkulasi mikro,
anatomi pembuluh darah besar dan seluruh
sitem arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan
jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi.
Disebut sirosis portal, alkoholik, dan sirosis gizi.
Perubahan pertama pada hati yang ditimbulkan alkohol
adalah akumulasi lemak secara gradual di dalam sel-sel hati
(infiltrasi).
Infiltrasi lemak juga ditemukan pada kwashiorkor (def. protein
yang berat), hipertiroidisme, dan diabetes.
Akumulasi lemak mencerminkan adanya :
sejumlah gangguan metabolik, termasuk pembentukan
trigliserida secara berlebihan
Pemakaiannya yang berkurang dalam pembentukan
lipoprotein
Penurunan oksidasi asam lemak
Sirosis postnekrotik agaknya terjadi menyusul
nekrosis pada jar. Hati, menimbulkan nodula-
nodula degeneratif besar & kecil dikelilingi
dan dipisahkan oleh jaringan parut, berselang-
seling dengan jar. Parenkim normal.
Penyebab : obstruksi biliaris post hepatik.
Stasis empedu penumpukan empedu di dalam massa hati
dengan akibat kerusakan sel- sel hati.
Terbentuk lembar-lembar fibrosa di tepi lobulus.
Hati membesar, keras bergranula halus, dan berwarna
kehijauan.
Ikterus, pruritus, staetorea, dan malapsorbsi selalu menjadi
bagian awal.
Etiologi
1. Virus hepatitis (B,C,dan D) 5. Sumbatan saluran vena hepatica
2. Alkohol Sindroma Budd-Chiari
3. Kelainan metabolic : Payah jantung
Hemakhomatosis (kelebihan 6. Gangguan Imunitas (Hepatitis
beban besi) Lupoid)
Penyakit Wilson (kelebihan 7. Toksin dan obat-obatan (misalnya :
beban tembaga) metotetrexat, amiodaron,INH,
Defisiensi Alphal-antitripsin dan lainlain
Glikonosis type-IV 8. Operasi pintas usus pada obesitas
Galaktosemia 9. Kriptogenik
Tirosinemia 10. Malnutrisi
4. Kolestasis
GEJALA
Gangguan arsitektur hati yang mengakibatkan kegagalan
sirkulasi dan kegagalan perenkim hati yang masing-masing
memperlihatkan gejala klinis berupa :
1. Kegagalan sirosis hati
edema
ikterus
koma
ginekomastia
kerusakan hati
asites
2. Hipertensi Portal
varises oesophagus
splenomegali
caput medusa
asites
Kematian Regenerasi Fibrosis
sel nodul progresif

SIROSIS
PENATALAKSANAAN
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :
1. Simptomatis
2. Supportif, yaitu :
a. Istirahat yang cukup
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang
c. Pengobatan berdasarkan etiologi
Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan
interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian
pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan
pengobatan IFN seperti a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi induksi
IFN, c) terapi dosis IFN tiap hari
A) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x
seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan
(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan
Untuk jangka waktu 24-48 minggu.
B) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang
lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang
dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu
dengan atau tanpa kombinasi dengan RIB.
C) Terapi dosis interferon setiap hari.
Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari
sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.
PENATALAKSANAAN
3. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati
akan diberikan jika telah terjadi komplikasi
seperti:
1. Asites
2. Spontaneous bacterial peritonitis
3. Hepatorenal syndrome
4. Ensefalopathy hepatic
KOMPLIKASI
1. Perdarahan gastrointestinal
Hipertensi portal menimbulkan varises oesopagus, dimana suatu
saat akan pecah sehingga timbul perdarahan yang masif.
2. Koma Hepatikum.
4. Ulkus Peptikum
5. Karsinoma hepatoselular
Kemungkinan timbul karena adanya hiperplasia noduler yang
akan berubah menjadi adenomata multiple dan akhirnya menjadi
karsinoma yang multiple.
6. Infeksi
Misalnya : peritonitis, pneumonia, bronchopneumonia, tbc paru,
glomerulonephritis kronis, pielonephritis, sistitis, peritonitis,
endokarditis, septikema.
7. Kematian
LO 3. Infeksi parasit

Toxocara
Entamoeba histolytica
Toxocara
Telur tertelan manusia -> larva menembus dinding usus -> ikut dlm
peredaran darah -> organ tubuh (hati, jantung, paru, otak, mata) -> visceral
larva migrans -> demam, hepatosplenomegali, bronkhospasme, kejang,
gejala neuropsikiratrik, ensefalopati.
Diagnosis :
Serologi deteksi antibodi IgG thd antigen ekskretori-sekretori larva
Eosinofilia (>2000/mm3)
total IgE (>500 IU/ml3)
USG, CTscan, MRI -> lesi granulomatosa berisi larva toxocara
Terapi :
Albendazol 400mg bid selama 5hari
Reaksi alergi : kortikosteroid
Entamoeba histolytica
Kista matang tertelan -> lambung -> terminal ileum->
ekskistasi -> trofozoit -> colon -> amebiasis extraintestinal ->
aliran darah -> hati, paru, otak, kulit, vagina.
Ameba -> submukosa -> kapiler darah -> aliran darah -> vena
porta -> hati -> abses hati.
Gejala : demam, batuk, nyeri abdomen, hepatomegali, BB .
Dewasa < anak2.
Lobus kanan hepar >>, soliter.
Abses berisi nanah berwarna coklat.

You might also like