Professional Documents
Culture Documents
Fauzia Latifah S
405110183
mikrobiologi virus hepatitis
Virus
Perbandingan Morfologi Virus Hepatitis
SIFAT-SIFAT VIRUS HEPATITIS
VIRUS HAV HBV HCV HDV HEV HGV TTV
Imunopatologis Sarkoidosis
Autoimmune hepatitis
Primary biliary cirrhosis
Hepatitis Virus Akut
Patofisiologi
Limiting plate masih utuh Infiltrat masuk sampai ke Gbrn Histopatologik mirip
dalam lobulus hati hepatitis akut tapi timbul
lebih dari 3 bulan
Produksi antibodi
Eliminasi virus dlm sel hati ( anti HBc, anti HBs, anti HBe)
Siklus Replikasi Hepatitis B Virus
Replikasi
Attachment (penempelan) VHB pada hepatosit
Penetrasi VHB ke dlm hepatosit
Transkripsi DNA virus menjadi pre-genom RNA dan messanger
RNA
Translasi pre-genom RNA dan messanger RNA.
Encapsidation pre-genom RNA ke dalam protein core.
Reverse transcription pre-genom RNA menjadi DNA (-)
strand, bersamaan dengan degradasi pre-genom RNA.
Sintesa DNA (+) strand
Envelopment partikel core oleh LHBs, MHBs, dan SHBs.
Sekresi partikel-partikel HBV.
Gambaran Klinis
Hepatitis B kronik yang masih aktif
HBsAg (+)
Kenaikan ALT menetap atau intermiten
Tanda-tanda penyakit hati kronik
Biopsi hati peradangan aktif
HBeAg bisa (-) ataupun (+)
Carrier VHB inaktif (Inactive HBV Carrier State)
HBsAg (+)
ALT normal
Tidak ada keluhan
Hepatitis B - Clinical Features
Incubation period: Average 2-3 months
Range 1,5 6 months
Total anti-HBc
Titre
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 52 100
IgM anti-HBc
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 52 Years
Weeks after Exposure
Outcome of Hepatitis B Virus Infection
100 by Age at Infection 100
80
Chronic Infection (%)
80
20 20
Symptomatic Infection
0 0
Birth 1-6 months 7-12 months 1-4 years Older Children
and Adults
Age at Infection
Pemeriksaan Lab
Petanda HVB Penafsiran
HBsAg Pengidap HVB
Pencegahan pribadi :
Hindari alkohol dan obat-obatan yg dpt merusak hati
Rajin olahraga, tidur cukup, diet seimbang daya tahan tubuh
Rajin kontrol ke doktor, periksa :
Tes fungsi hati
USG hati
Prognosis
HBV akut pada dewasa:
-95% sembuh
-5% menjadi kronis
10-20% menjadi sirrosis/kanker
80-90% sembuh dalam 2-5tahun
HBV akut pada bayi/anak <4th 90% menjadi
kronis
Hepatitis C
virus melekatkan diri pada reseptor spesifik di membran sel hepar
Asam nukleat virus akan keluar dari nukleokapsid menempel pada DNA.
DNA merangsang hepar untuk membentuk protein dan asam nukleat bagi
virus.
Terbentuk virus baru dan akibat nekrosis sel-sel hati, maka virus baru akan
dilemparkan ke dalam peredaran darah
Faktor Risiko
Faktor Risiko
Infeksi HDV terjadi pada individu dengan resiko
infeksi HBV (koinfeksi atau superinfeksi)
- Pengguna obat-obatan melalui intravena
- Homoseksual atau biseksual
- Resipien donor darah
- Pasangan seksual
Tanda & Gejala
Ikterus
Abdominal pain
Mual dengan muntah
Kebingungan
Perdarahan
Pruritus
Demam
Ensefalopati (jarang)
Petechia dengan memar (jarang)
Diagnosis
Diagnosis secara serologis : infeksi melalui darah
HDV :
Pasien HBsAG positif dengan :
Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi
IgM anti HDV dapat muncul sementara
Koinfeksi HBV/HDV
HBsAG positif
IgM anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Superinfeksi HDV
HBsAG positif
IgG anti HBc positif
Anti HDV dan atau HDV RNA
Titer anti HDV akan menurun sampai tak terditeksi
dengan adanya perbaikan infeksi
Pemeriksaan
Anti-delta agent antibody
Liver biopsy
Liver enzymes
Penatalaksanaan
Interferon-alfa
transplantasi hati.
Komplikasi
Chronic active hepatitis
Fulminant hepatitis
Hepatitis E
Daerah Kalimantan
Hepatitis E - Clinical Features
Sexual ++ a ++
Clinical
Severity Mild Occasionally severe Moderate Occasionally severe Mild
Fulminant 0.1% 0.11% 0.1% 520%b 12%e
Progression to None Occasional (110%) (90% of Common (85%) Commond None
chronicity neonates)
Carrier None 0.130%c 1.53.2% Variablef None
Gejala/Tanda:
jarang ditemukan pada manusia. Bila ada, mirip HAV/HEV.
Penyebaran:
fekal - oral - Parenteral
Catatan:
1. HFV/TTVmerupakan particles mirip Togavirus berukuran 27-37
nm.
2. HFV/TTV terjadi di India, Italia, United Kingdom, dan USA.
3. HFV/TTV merupakan penyebab sporadic water-borne non A
non B hepatitis (NANBH) di Perancis, dan juga penyebab
hepatitis pada Indian rhesus monkey.
Hepatitis G
Hepatitis G
GBV-A dan GBV-B merupakan virus yang
menginfeksi binatang, sedangkan GBV-C adalah
virus penyebab hepatitis pada manusia
Virus hepatitis VHG/GBV-C mempunyai 29% asam
amino identik dengan virus hepatitis C (VHC).
Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi
bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C.
Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah jarum
suntik.
Respon Imun thd VHG
Virus hepatitis G telah berhasil diisolasi dari serum
pasien hepatitis non A-E dengan metode reversed
transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
metode pemeriksaan antibodi terhadap protein VHG,
di mana respon imun humoral terhadap protein E2
dihubungkan dengan hilangnya VHG dalam tubuh
Yang pernah terpapar VHG ditemukan antibodi anti E-
2
Yang sedang terinfeksi VHG ditemukan VHG-C/VHG-
RNA
Pencegahan
Sejak dipakainya serologi HBs Ag dan anti-HCV sebagai
penyaring donor darah, angka kejadian hepatitis post
transfusi menurun pesat. Namun tidak menurunkan
risiko infeksi VHG
Perlu uji saring terhadap VHG secara tersendiri.
Penatalaksanaaan
istirahat total dengan diet rendah lemak dan tinggi
protein serta kalori yang cukup.
Pemberian IFN sebesar 5 juta unit setiap hari atau 10
juta unit 3 kali seminggu selama minimal 6 bulan dapat
menekan replikasi VHG, namun hampir semua kasus
kambuh setelah IFN dihentikan
Hepatis Alkoholik
Hepatitis Alkoholik
Penyakit Hati Alkoholik kerusakan hati
disebabkan oleh minum alkohol dalam jumlah yg
sangat banyak.
Etiologi
Alkoholik
Kerusakan hati pada wanita lebih jelas terlihat
daripada laki-laki. Tetapi banyaknya alkohol yang
dapat merusak hati, bervariasi pada setiap orang.
Alkohol bisa menyebabkan 3 jenis kerusakan hati,
yaitu:
Pengumpulan lemak (fatty liver)
Peradangan (hepatitis alkoholik)
Pembentukan jaringan parut (sirosis).
Katalisator:
Katalisator:
Sulfotransferase
Kompleks enzim sitokrom P-450
Glukuroniltransferase
Gejala
Ikterus Vomitus
Lelah Abdominal pain
Nafsu makan turun Diare
Nausea Urin seperti air teh
Aspirin
Hepatotoksik tergantung dari dosis
Ditandai oleh kadar aspirin serum yang >
25mg/dl dan sering mekan kadar enzim
transaminase
Adanya bentuk kelainan seperti hepatitis,
anoreksia,mual, muntah, nyeri perut &
hepatomegali
Asetaminofen
Hepatotoksik terjadi krn pemberian dosis tinggi
kerusakan hati
Disebabkan oleh suatu metabolitnya N-acetyl-p-
benzoquinoneimine (NAPQI) yang sangat reaktif
Pada keadaan normal, produk reaktif ini dengan cepat
berikatan dengan glutation di hati menjadi bahan yang
tidak toksik
Pada keadaan kelebihan dosis produksi NAPQI yang
bertambah tidak sebanding dengan kadar glutation
NAPQI berikatan membentuk makromolekul dengan sel
hati nekrosis
ISONIAZID Rifampisin
Pada pemakaian yang Diekskresi melalui saluran
lamahepatitis empedu
Efek toksik obat ini Membuat
disebabkan oleh hiperbilirubinemia I/II
metabolisme asetilat
menjadi asetil isoniazid dan
asetil hidralazin
Metrotreksat
Pemakaian dosis tinggi pada
Kloramfenikol pengobatan kanker dapat
mengakibatkan hepatitis akut
Dapat menyebabkan ikterus Sangat berhubungan dengan
yang berhubungan dengan dosis dan lama pemakaian
nekrosis sel hati
Komplikasi
Sirosis
- Sirosis Laennec
- Sirosis Postnekrotik
- Sirosis Biliaris
Hepatoma
SIROSIS
Definisi
Suatu penyakit dimana sirkulasi mikro,
anatomi pembuluh darah besar dan seluruh
sitem arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan
jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati
yang mengalami regenerasi.
Disebut sirosis portal, alkoholik, dan sirosis gizi.
Perubahan pertama pada hati yang ditimbulkan alkohol
adalah akumulasi lemak secara gradual di dalam sel-sel hati
(infiltrasi).
Infiltrasi lemak juga ditemukan pada kwashiorkor (def. protein
yang berat), hipertiroidisme, dan diabetes.
Akumulasi lemak mencerminkan adanya :
sejumlah gangguan metabolik, termasuk pembentukan
trigliserida secara berlebihan
Pemakaiannya yang berkurang dalam pembentukan
lipoprotein
Penurunan oksidasi asam lemak
Sirosis postnekrotik agaknya terjadi menyusul
nekrosis pada jar. Hati, menimbulkan nodula-
nodula degeneratif besar & kecil dikelilingi
dan dipisahkan oleh jaringan parut, berselang-
seling dengan jar. Parenkim normal.
Penyebab : obstruksi biliaris post hepatik.
Stasis empedu penumpukan empedu di dalam massa hati
dengan akibat kerusakan sel- sel hati.
Terbentuk lembar-lembar fibrosa di tepi lobulus.
Hati membesar, keras bergranula halus, dan berwarna
kehijauan.
Ikterus, pruritus, staetorea, dan malapsorbsi selalu menjadi
bagian awal.
Etiologi
1. Virus hepatitis (B,C,dan D) 5. Sumbatan saluran vena hepatica
2. Alkohol Sindroma Budd-Chiari
3. Kelainan metabolic : Payah jantung
Hemakhomatosis (kelebihan 6. Gangguan Imunitas (Hepatitis
beban besi) Lupoid)
Penyakit Wilson (kelebihan 7. Toksin dan obat-obatan (misalnya :
beban tembaga) metotetrexat, amiodaron,INH,
Defisiensi Alphal-antitripsin dan lainlain
Glikonosis type-IV 8. Operasi pintas usus pada obesitas
Galaktosemia 9. Kriptogenik
Tirosinemia 10. Malnutrisi
4. Kolestasis
GEJALA
Gangguan arsitektur hati yang mengakibatkan kegagalan
sirkulasi dan kegagalan perenkim hati yang masing-masing
memperlihatkan gejala klinis berupa :
1. Kegagalan sirosis hati
edema
ikterus
koma
ginekomastia
kerusakan hati
asites
2. Hipertensi Portal
varises oesophagus
splenomegali
caput medusa
asites
Kematian Regenerasi Fibrosis
sel nodul progresif
SIROSIS
PENATALAKSANAAN
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :
1. Simptomatis
2. Supportif, yaitu :
a. Istirahat yang cukup
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang
c. Pengobatan berdasarkan etiologi
Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan
interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian
pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan
pengobatan IFN seperti a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi induksi
IFN, c) terapi dosis IFN tiap hari
A) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x
seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan
(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan
Untuk jangka waktu 24-48 minggu.
B) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang
lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang
dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu
dengan atau tanpa kombinasi dengan RIB.
C) Terapi dosis interferon setiap hari.
Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari
sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.
PENATALAKSANAAN
3. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati
akan diberikan jika telah terjadi komplikasi
seperti:
1. Asites
2. Spontaneous bacterial peritonitis
3. Hepatorenal syndrome
4. Ensefalopathy hepatic
KOMPLIKASI
1. Perdarahan gastrointestinal
Hipertensi portal menimbulkan varises oesopagus, dimana suatu
saat akan pecah sehingga timbul perdarahan yang masif.
2. Koma Hepatikum.
4. Ulkus Peptikum
5. Karsinoma hepatoselular
Kemungkinan timbul karena adanya hiperplasia noduler yang
akan berubah menjadi adenomata multiple dan akhirnya menjadi
karsinoma yang multiple.
6. Infeksi
Misalnya : peritonitis, pneumonia, bronchopneumonia, tbc paru,
glomerulonephritis kronis, pielonephritis, sistitis, peritonitis,
endokarditis, septikema.
7. Kematian
LO 3. Infeksi parasit
Toxocara
Entamoeba histolytica
Toxocara
Telur tertelan manusia -> larva menembus dinding usus -> ikut dlm
peredaran darah -> organ tubuh (hati, jantung, paru, otak, mata) -> visceral
larva migrans -> demam, hepatosplenomegali, bronkhospasme, kejang,
gejala neuropsikiratrik, ensefalopati.
Diagnosis :
Serologi deteksi antibodi IgG thd antigen ekskretori-sekretori larva
Eosinofilia (>2000/mm3)
total IgE (>500 IU/ml3)
USG, CTscan, MRI -> lesi granulomatosa berisi larva toxocara
Terapi :
Albendazol 400mg bid selama 5hari
Reaksi alergi : kortikosteroid
Entamoeba histolytica
Kista matang tertelan -> lambung -> terminal ileum->
ekskistasi -> trofozoit -> colon -> amebiasis extraintestinal ->
aliran darah -> hati, paru, otak, kulit, vagina.
Ameba -> submukosa -> kapiler darah -> aliran darah -> vena
porta -> hati -> abses hati.
Gejala : demam, batuk, nyeri abdomen, hepatomegali, BB .
Dewasa < anak2.
Lobus kanan hepar >>, soliter.
Abses berisi nanah berwarna coklat.