You are on page 1of 8

Kelompok 4

Nazilla Funna
Khairuna
Novi Diana Dewi
Lia Fitriani
Yulisa Fitriani
Rahmatullah
Definisi

Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir


yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
dilahirkan. (Mochtar, 1989)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat
bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2
dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit
setelah lahir (Mansjoer, 2000)
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan
asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga
dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. (Saiffudin,
2001)
Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan PaO2),
hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan
PH).
PENYEBAB/ETIOLOGI
a. Faktor ibu
- Hipoksia ibu
- Keracunan CO
- Hipotensi akibat perdarahan
- Gangguan kontraksi uterus
-Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun
-Hipertensi pada penyakit eklampsia
b. Faktor plasenta
- Plasenta tipis
- Plasenta kecil
- Plasenta tidak menempel
- Solusio plasenta
- Perdarahan plasenta
C. Faktor fetus
- Kompresi umbilikus
- Tali pusat menumbung
- Tali pusat melilit leher
- Kompresi tali pusat antara janin dan
jalan lahir

d. Faktor neonatus
- Prematur
- Kelainan kongential
- Pemakaian obat anestesi
- Trauma yang terjadi akibat persalinan
Patofisiologi

Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2


bertambah, timbulah rangsangan terhadap
nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung
janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2
terus berlangsung maka nervus vagus tidak
dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini
rangsangan dari nervus simpatikus sehingga
DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan
menghilang.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan
pernafasan yang dalam, denyut jantung terus
menurun , tekanan darah bayi juga mulai
menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid).
Pernafasan makin lama makin lemah sampai
bayi memasuki periode apneu sekunder.
Selama apneu sekunder, denyut jantung,
tekanan darah dan kadar O2 dalam darah
(PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak
bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan
menunjukkan upaya pernafasan secara
spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi
dengan pernafasan buatan dan pemberian
tidak dimulai segera.
Tanggal pengkajian : 7 Februari 2013
Nama pengkaji : Windra, Umiati, Heni, Rian
Ruang : Peristi
Waktu pengkajian : Jam 07.30 WIB
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama : By Ny. Partiyah
Tanggal lahir : 6 Februari 2013, jam 23.45 WIB
Umur : 0 hari 7 3/4 jam
Jenis kelamin : Laki-laki
BB : 2750 gram
PB/TB : 48 cm
Alamat : Kalirancang 3/2 Alian
Agama : Islam
Pendidikan :--
Suku bangsa : Jawa
Tanggal masuk : 6 Februari 2013
No. RM : 851755
Diagnosa Medik : Asfiksia berat
2. Identitas penanggung jawab :
Nama : Ny. T
Umur : 60 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kalirancang RT/RW 3/2 Alian
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan klien : Nenek bayi

You might also like