You are on page 1of 33

DR. Gebyar Tri B.

, SpA
Tujuan umum

Memberikan pengetahuan berdasarkan


kompetensi kepada mahasiswa
kedokteran , untuk mendorong
mahasiswa mempunyai pengetahuan,
kompetensi dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk diagnosis dan
tatalaksana Demam dengue.
Mahasiswa kedokteran harus bisa
memahami pentingnya demam dengue
sebagai penyebab utama kesakitan dan
kematian di Indonesia
Mahasiswa kedokteran harus mampu
mengenali penyakit Demam dengue
Mahasiswa kedokteran harus mampu cara
menegakkan diagnosis Demam dengue
dan penatalaksanaannya.
Mahasiswa kedokteran harus mampu
menanggulangi penyebaran penyakit ini
Tujuan Pembelajaran

Menentukan definisi dan Memahami demam


dengue merupakan penyebab utama kesakitan
dan kematian di Indonesia

Melakukan anamnesis untuk mengidentifikasi


gejala DHF
Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengenali
tanda-tanda DHF

Menduga virus penyebab DHF


Menggunakan uji laboratorium yang tepat untuk
diagnosis DHF
Memutuskan perawatan spesifik yang sesuai dan
mendukung.
Epidemiologi

Wabah pertama thn 1635 di kep Karibia


Di Indonesia, pertama kali di Sby thn
1968
Daerah transmisi tinggi, lebih sering
menyerang anak
Penyakit ini sering tak terdiagnosis, jadi
sumber penularan di masyarakat
Faktor risiko: status imunologi, strain
virus, usia dan riwayat genetik
Etiologi
Virus dengue, genus Flavivirus, famili
Flaviviridae, ukuran 50 nm, single stranded RNA
Virion bentuk kubus terbungkus sampul
lipoprotein
Ada 4 serotipe : DEN1, DEN2, DEN3, DEN4
vektor nyamuk Aedes aegypti, dpt disebarkan A
albopictus
Serotipe virus menimbulkan kekebalan serotipe
sejenis
Infeksi salah satu serotipe tidak memberi
kekebalan thd serotipe lain (cross-imunity)
Nyamuk menggigit mangsa pada siang
hari (day bitting mosquito)
Nyamuk terinfeksi virus dari penderita
yang sedang dalam fase viremia
Masa inkubasi selama 10-12 hari di dalam
tubuh
Puncak kasus : musim hujan (Des
Mar)
Patofisiologi dan patogenesis
Demam dengue dan DBD disebabkan virus sama,
patofisiologi berbeda, menyebabkan perbedaan
klinis
Peristiwa renjatan khas pada DBD karena
kebocoran plasma, pada DD tdk terjadi
Manifestasi klinis timbul akibat reaksi tubuh
terhadap masuknya virus, melalui mekanisme
pertahanan tubuh
Organ sasaran : hepar, nodus limfatikus, sumsum
tulang serta paru
Sel monosit dan makrofag befrperan besar pada
infeksi ini
Sampai sekarang patogenesis DBD masih
belum jelas
Banyak teori: teori antigen-antibodi (virus
antibodi compleks), teori Imunopatologi,
teori infection Enhancing Antibody, teori
mediator, teori apoptosis
Patofisiologi

Infeksi virus Dengue

Trombositopenia
Anafilatoksin C3a, C5a
Hct
Permeabilitas vaskular
Hipoproteinemia
Kebocoran plasma
Efusi Pleura
Hipovolemia
Asites
DIC Shock

Asidosis Anoksia

Perdarahan saluran
cerna
2nd heterologous dengue infection
Replikasi virus Anamnestic antibody response

Kompleks virus antibodi

Aktivasi komplemen
Komplemen
Anafilatoksin ( C3a, C5a )
Histamin dlm urin me
Permeabilitas kapiller meningkat
Ht meningkat
> 30% pd Perembesan plasma Natrium menurun
Kasus syok 48 72 jam
Cairan dlm rongga serosa
Hipovolemia

Syok
1. Anoksia 2. Asidosis

meninggal
2nd heterelogous dengue infection

Repilkasi virus Anamnestic antibody response

Kompleks virus antibody


Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi komplemen

Penghancuran Pengeluaran platelet Aktivasi faktor hageman


trombosit oleh RES faktor III
anafilatoksin
Trombositopenia Koagulapati Sistem kinin

Peningkatan
Penurunan faktor Kinin permeabilitas
Gangguan fungsi pembekuan kapiler
trombosit
FDP meningkat

Perdarahan pasif Syok


Patofisiologi perdarahan
pada DBD
KOMPLEKS ANTIGEN ANTIBODI

XIIa

Trombosit
Pembekuan Fibrinolisis Kinin Komplemen

Agregasi TF3
Plasmin

Fibrin Anafilatoksin
RES

Trombositopenia FDP

Permeabilitas pb darah

Hipoksia asodosis
Volume plasma

PERDARAHAN KID Syok


Manifestasi infeksi
virus dengue
Infeksi virus dengue

Asimtomatik simtomatik

Demam tidak spesifik Demam dengue Demam berdarah

Tanpa perdarahan Dengan perdarahan

DBD tanpa syok DBD dengan syok


Diagnosis

Kriteria WHO :
- Klinik
Demam 2-7 hr, terus menerus & mendadak
Manifestasi perdarahan (petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena dll), tes tourniquet +
Hepatomegali
Shock/renjatan: nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun (< 20 mmHg) atau nadi tak teraba, kulit
dingin dan gelisah
- Laboratorium
Trombositopenia <100.000/mm3
Hemokonsentrasi: Hct >20% dibandingkan fase
konvalesen

Diagnosis : 2/> tanda klinik + lab

Dalam pelaksanaan sehari diagnosis klinis ditegakkan


dengan : demam, manifestasi perdarahan,
trombositopenia, hemokonsentrasi atau tanda
kebocoran plasma lainnya seperti efusi,
hipoalbuminemia dan ascites
Klasifikasi DBD
Derajat I : Demam, tes tourniquet (+)
Derajat II : Derajat I + perdarahan spontan kulit/ditempat
lain
Derajat III : Kegagalan sirkulasi (nadi cepat &
lembut, tekanan nadi<20mmHg/
hipotensi, kulit dingin, lembab, px
gelisah)
Derajat IV : Shock berat (nadi tak teraba,
tekanan darah tak terukur,
kesadaran )
Diff Diagnosa
Malaria
Sepsis
Meningitis meningokok
ITP
Leukemia
ISK akut
Anemia aplastik
Demam chikunguya
Pemeriksaan penunjang
USG
Foto paru
Serologis: uji hambatan Hemaglutinasi, uji
Elisa Antidengue Ig M, tes dengue Blot
Isolasi virus
Penatalaksanaan

Prinsip :
Istirahat
Diet TKTP
Cukup cairan : minimal cairan pengganti yg
cukup utk mempertahankan sirkulasi secara
efektif selama periode kebocoran (24-48 jam)
melalui per oral / infus
Cairan rekomendasi WHO :
- Kristaloid : D5/RL, D5/RA, D5/Nacl 0,9%
- Koloid : Dextran 40, plasma
Koreksi Elektrolit dan kelainan
metabolit
Obat penenang: jarang digunakan
Oksigen
Transfusi darah
Diuresis
Antibiotika kalau ada komplikasi
sepsis
DBD derajat I atau II tanpa peningkatan Hct

Gejala klinis : Demam 2 7 Uji torniquet +


atau perdarahan spontan
Lab : Ht tidak meningkat
trombositopenia ringan
Penderita dapat minum beri minum Penderita tidak dapat minum
Banyak 1-2 liter/hari atau sdm tiap 5 menit terus menerus
Jenis dyamg dicium : air putih, the manis
Sirup, jusbuah, susu, oralit. Bila kejang beri
Obat antikonvulsi Pasang infus NaCl 0,9%
Dektrosa 5 %
Monitor gejala klinis & Lab Tetesan tumah sesuai dg berat badan
Perhatikan tanpa syok Periksa Hb,Ht, trombosit siap 6-12
Palpasi hati tiap hari ukur diuresis jam
Setiap hari awasi perdarahan
Periksa Hb,Ht trombosit tiap 6 -12 Ht naik dan atau trombosit
turun

Perbaikan klinis dan Lab Infus ganti ringer laktat


(tetesan disesuaikan )
PULANG
DERAJAT TINGKAT I dan II
Dengan Peningkatan Ht > 20 %
Cairan awal
RL/NaCL 0,9% atau
RLD5 / NaCL 0,9 + D5,
7 Ml /kgBB
Monitor tanda vital / nilaiHt dan
Trombosit tiap 6 jam evaluasi 12-24 jam
perbaikan Tidak ada perbaikan
Gelisah
Tidak gelisah, nadi kuat , tekanan darah stabil Distress pernafasan
Diuresis cukup baik, ( 1 ml/kgBB )Ht turun Frekuensi nadi naik
Kurang / tidak ada ( 2 kali pemeriksaan ) Ht tetap tinggi atau
Tek. Nadi < 20
Tetesan dikurangi Tanda vital memburuk Ht diuresis
Meningkat
Tetesan dinaikkan 10-15ml/kg BB/jam
Perbaikan Tetesan tetap dinaikkan
5 ml/kg BB/jam
Evaluasi 12-24 jam
Perbaikan sesuaikan dg tetesan
Tanda vital tdk stabil
Distres pernafasan Ht turun
Ht naik
IVFD stop pd 24-48 jam
Koloid 20-30 Transfusi darah segar
Bila tanda vital / Ht stabil
Mm/kgBB perbaikan 10kg/BB
DEMAM BERDARAH
DERAJAT III & IV
DBD derajat III & IV

Oksigenasi ( berikan 0,2 4 l/mnt )


Pengganti plasma segera ( cairan kristaloid isotonis ) Ringer
Laktat / NaCl 0,9% 20 ml/kgBB secepatnya ( bolus dlm 30 mnt )
Evaluasi 30mnt, apakah syok tertasi ?
Syok teratasi Pantau tanda vital tiap 10 mnt. Catat Syok tdk teratasi
Keseimbangan cairan selama pemberian cairan i.v.
Kesadaran membaik, nadi terasa kuat Kesadaran menurnn
Tek. Nadi > 20 mmhg, tidak sesak nafas (stonis ) Nadi lembut / tdk teraba
Ekstremitas eksternal, diuresia cukup 1ml/kg/jam Distress pernafasan / stanosis
Kulit dingin dan lembab
Ekstremitas dingin
Periksa kadar gula darah
Cairan & tetesan disesuaikan Lanjutkan cairan 20 ml/kgBB/jam
Tambahkan : Koloid / plasma
10 ml/kg/jam Dekstan/FPP
10-20 (maks 30) ml/kg/BB/jam

Evaluasi ketat
Lanjutan gambar bag II

Tanda vital
Tanda perdarahan
Diuresis Hb, Ht, Trombosit Koreksi asidosis
Evaluasi 1 jam
Stabil dalam 24 jam Syok teratasi
Syok belum teratasi
Tetesan 5 ml/kg/jam

Tetesa 3 ml/kgBB/jam Ht turun Ht tetap tinggi/naik

Transfusi darah segar Koloid 20 ml/kgBB


10 ml/kgBB dpt diulang
Infus stop tidak Sesuai dengan kebutuhan
Melebihi 48 jam
Setelah syok teratasi
Pemantauan :
T,N,RR,t, kesadaran tiap 15-30
Hct tiap 4-6jam
Trombosit tiap 6jam
Plasma protein utk pemberian plasma
Diuresis, bila <2cc/kgBB/jam furosemid
1mg/kgBB
Hepatomegali & nyeri epigastrium
Komplikasi
Shock
Efusi pleura
Asites
Ensefalopati dengue
Sepsis
Kriteria Pulang
Demam selama 24jam tanpa antipiretik
Nafsu makan baik
Keadaan umum baik
Hct stabil
3 hr stlh shock teratasi
Trombosit >50.000/mm3
Distres napas
Pencegahan
Vaksin yang efektif belum tersedia
Pemberantasan sarang nyamuk:
pembersihan tempat penampungan air
bersih, penimbunan sampah, penutupan
tempat penampungan air dan
pembasmian jentik: abatisasi dan
penebaran ikan pemakan jentik

You might also like