You are on page 1of 42

MENJADI

PUSTAKAWAN

Blasius Sudarsono
Pemerhati Kepustakawanan Indonesia
Malang, 27 September 2012
PERTANYAAN AWAL
AKAN MENJADI MANUSIA APAKAH
SETELAH AKU LULUS DARI SEKOLAH INI?

PUSTAKAWAN

ILMUWAN DALAM BIDANG ILMU


PERPUSTAKAAN

ORANG YANG BEBAS DARI KARYA


KEPUSTAKAWANAN NAMUN TETAP
MEMPERTAHANKAN DAN MENGHAYATI
JIWA KEPUSTAKAWANANNYA
KEKERABATAN 5 KATA

ke an PUSTAKA per an

KEPUSTAKAA wan PERPUSTAKAA


N N

PUSTAKAWA
N

ke an

KEPUSTAKAWANA
N
ARTI & MAKNA
ARTI Pendekatan Kebahasaan
MAKNA Pendekatan Filosofis
KEPUSTAKAWANAN SEBAGAI
AKAR fungsi yang tidak tergantikan
PUNCAK puncak pertumbuhan dari
pustakawan
Kepustakawanan adalah yang
menumbuhkan sekaligus menjadi hasil
(tujuan) kesempurnaan pustakawan
PENDEKATAN BAHASA 1

penurunan nomina dengan suffiks wan


dan wati mengacu pada:
a) orang yang ahli dalam bidang tertentu,
b) orang yang mata pencahariannya atau
pekerjaannya dalam bidang tertentu, atau
c) orang yang memiliki barang atau sifat
khusus.
kata pustakawan nampaknya lebih mudah dimengerti
dengan penjelasan a) dan penjelasan b).
PENDEKATAN BAHASA 2

Sehingga pustakawan adalah: a) orang yang


ahli dalam bidang pustaka atau b) orang yang
mata pencahariannya atau pekerjaannya dalam
bidang pustaka.
Permasalahan : yang memenuhi batasan di atas
TIDAK HANYA pustakawan.
Akan lebih tepat jika bidang tsb Perpustakaan
Namun apa turunan kata perpustakaan dgn
afiks wan atau wati? ? ?
PENDEKATAN BAHASA 3

Penjelasan ketiga yaitu c) orang yang memiliki


barang atau sifat khusus.
Pustakawan adalah orang yang memiliki
pustaka? Rasanya tidak.
Lebih cocok orang yang memiliki sifat khusus?
Apa sifat khusus itu ?
KEPUSTAKAWANAN? Apa artinya?
Keabstrakan atau hal mengenai pustakawan!
KARAKTER IDEAL PUSTAKAWAN
PUSTAKAWAN
PRIBADI YANG
MEMILIKI,
MELAKSANAKAN,
&
MENGHAYATI
KEPUSTAKAWANAN
PENDEKATAN FILOSOFIS
DRIYARKARA
Filsafat sebagai ilmu
Filsafat dalam arti lebih luas :
usaha mencari jawab atas berbagai pertanyaan
hidup, menanyakan dan mempersoalkan segala
sesuatu. Dikatakan pula bahwa filsafat adalah
pernyataan/penjelmaan dari sesuatu yang hidup di
dalam hati setiap orang. Maka walaupun tidak
setiap orang dapat menjadi ahli filsafat, namun
yang dibicarakan atau dipersoalkan dalam filsafat
itu memang berarti bagi kita semua.
ADAPTASI UTK
KEPUSTAKAWANAN

Filsafat kepustakawanan adalah


pernyataan/penjelmaan dari sesuatu yang
hidup di dalam hati setiap pustakawan.
Maka walaupun tidak setiap pustakawan
dapat menjadi ahli filsafat, namun yang
dibicarakan atau dipersoalkan dalam
filsafat kepustakawanan itu memang
berarti bagi semua pustakawan.
MENGAPA BERFILSAFAT?
filsafat tidak melulu yang teoritis saja,
namun akhirnya juga bermuara pada
kehendak dan perbuatan yang praktis.
mengapa orang ingin mengerti, karena
ingin mengerti untuk berbuat.
pengertian dan pengetahuan itu dipakai
orang dalam menjalani hidupnya.
beda antara orang yang berfilsafat dan
yang tidak, itu terletak dalam sikap
mereka terhadap hidup manusia.
PENTINGNYA FILSAFAT
cara mendidik, membangun diri kita sendiri
karena:
1) dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia
2) kebiasaan melihat dan menganalisis persoalan
membuat kita lebih cerdas dan tangkas untuk melihat
dan memecahkan persoalan dalam hidup keseharin
kita
3) pelajaran filsafat mengajar dan melatih kita
memandang dengan lebih luas, dan
4) dengan pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi
orang yang dapat berpikir sendiri.
DITINJAU DARI ISI
Filsafat memberi dasar pengetahuan kita,
memberikan pandangan yang sintetis pula
hingga seluruh pengetahuan kita merupakan
kesatuan
Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita.
Sebab itu mengetahui kebenaran berarti
mengetahui dasar hidup sendiri. Dalam etika
hal ini tampak nyata.
Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat
mempunyai kepentingan istimewa karena
filsafat memberi dasar dari ilmu-ilmu lainnya
mengenai manusia, misalnya ilmu mendidik,
sosiologi, ilmu jiwa, dan lain sebagainya.
PUSTAKAWAN BERFILSAFAT
pustakawan sudah seharusnyalah juga mencari
jawab atas segala pertanyaan hidupnya
terutama dalam menjalani profesinya.

dengan kata lain pustakawan memerlukan


filsafat kepustakawanan agar mempunyai sikap
(ideal) terhadap hidup kepustakawanannya.

beda antara pustakawan yang berfilsafat dan


yang tidak, itu terletak dalam sikap mereka
terhadap hidup kepustakawanannya
PRIBADI & KEPRIBADIAN 1

untuk memahami pribadi dan kepribadian ini,


haruslah berawal dengan pemahaman akan
manusia yang menurutnya tidak hanya apa
melainkan juga siapa.
Keberadaaan apa dan siapa ini tidaklah
seperti apa ditambah dengan siapa
melainkan lebih sebagai keberadaan bersama.
Apa menunjukkan materi tubuh manusia,
sedang siapa menunjukkan roh oleh karena
itu manusia adalah Pribadi.
PRIBADI & KEPRIBADIAN 2

manusia bersemayam dalam diri sendiri


bersemayam tidak hanya berarti berada di,
melainkan juga bertahta.
bertahta mengandung arti berkuasa, berdaulat :
kekuasaan, kewibawaan, dan kedaulatan
seakan-akan terlihat dalam cara duduk raja
yang disebut bersemayam itu.
Pribadi adalah kekayaan kodrati yang ada
dalam diri manusia yang memang harus
dikembangkan
PRIBADI & KEPRIBADIAN 3

Pribadi manusia supaya betul-betul menjadi Pribadi


harus menjadi Kepribadian.
Pribadi yang tidak menjadi kepribadian itu merupakan
pribadi yang terjerumus, Pribadi yang tidak setia
terhadap Tuhan, terhadap masyarakat dan dirinya
sendiri, Pribadi yang kehilangan keluhuran dan
kehormatannya.
Kepribadian adalah perkembangan dari Pribadi.
Perkembangan yang betul-betul menjalankan
kedaulatan dan kekuasaannya atas dirinya sendiri dan
tidak dijajah oleh kenafsuan-kenafsuan, dan dunia
material.
Jika ini tercapai maka Pribadi betul-betul
bersemayam dalam dirinya sendiri.
PUSTAKAWAN &
KEPUSTAKAWANAN 1
PUSTAKAWAN adalah: seseorang yang
memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan
serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pengelolaan dan
pelayanan perpustakaan (uu 43, 2007)
KEPUSTAKAWANAN adalah: ilmu dan profesi
di bidang perpustakaan, dokumentasi dan
informasi (SK MenPan Nomor 132, Th 2002)
Mengapa tidak mengacu pada kata dasarnya yaitu
pustakawan?
Mengapa justru mengarah bidang perpustakaan?
Padahal istilah kepustakawanan digunakan untuk
menerjemahkan kata librarinship yang berawal dari
kata librarian.
PUSTAKAWAN &
KEPUSTAKAWANAN 2
Pustakawan supaya betul-betul menjadi Pustakawan
harus menjadi dan memiliki Kepustakawanan.
Pustakawan yang tidak menjadi dan memiliki
kepustakawanan itu merupakan pustakawan yang
terjerumus, Pustakawan yang tidak setia terhadap
Tuhan, terhadap masyarakat dan dirinya sendiri,
Pustakawan yang kehilangan keluhuran dan
kehormatannya.
Kepustakawanan adalah perkembangan dari Pustaka-
wan. Perkembangan yang betul-betul menjalankan
kedaulatan dan kekuasaannya atas dirinya sendiri dan
tidak dijajah oleh kenafsuan-kenafsuan, dan dunia
material.
Jika ini tercapai maka Pustakawani betul-betul
bersemayam dalam dirinya sendiri.
PUSTAKAWAN &
KEPUSTAKAWANAN 3

kepustakawanan adalah sesuatu yang


menumbuhkan sekaligus menjadi hasil (tujuan)
kesempurnaan pustakawan
cocok dengan konsep Driyarkara tentang
bersemayamnya pribadi dalam diri manusia
seperti pribadi yang berkembang menjadi
kepribadian, maka pustakawan juga
berkembang menjadi kepustakawanan,
sehingga kepustakawanan menjadi keutamaan
seorang pustakawan.
PUSTAKAWAN &
KEPUSTAKAWANAN 4
Dapat dikatakan bahwa tidak semua pribadi itu
memiliki kepribadian.
Analoginya juga tidak semua pustakawan itu
memiliki kepustakawanan.
Hal ini sangat tergantung pada pustakawan,
apakah mau menyemai dan mengembangkan
benih kepustakawanan yang sudah dimilikinya
sehingga mencapai kesempurnaan?
Pertanyaan berikutnya yang penting adalah:
Bagaimanakah pustakawan memperoleh benih
kepustakawanan itu?
BENIH KEPUSTAKAWANAN
EMPAT PILAR
1) panggilan hidup,
2) semangat hidup,
3) pelayanan, dan
4) kegiatan profesional

FOKUS BAHASAN
the other side of science and technology in the library
field.
Dalam bahasa sehari-hari, jika unsur profesional kita
setarakan dengan kemampuan maka sisi lain yang
penulis maksud adalah kemauan
KEMAUAN
Kemauan adalah awal dari suatu tindakan
Kemauan erat kaitannya dengan semangat atau spirit.
Dari manakah kemauan itu?
Bisa timbul dari dalam diri sendiri, namun juga dapat
oleh pihak luar Keterpaksaan?
Respon negatif kompensasi
Bagaimana hasilkerja orang kompensatif?
Respon positif sublimasi, KEMAUAN
Tugas Sekolah Pepustakaan termasuk memotivasi
calon pustakawan agar memiliki KEMAUAN
PANGGILAN HIDUP
KEMAUAN menghasilkan jawab YA pada panggilan
hidup
Menemukan roh yang menggerakkan sehingga orang
mau memilih dan berani menjalani jalan
kepustakawanan.
Bagi yang berani menjawab YA akan memperoleh
semangat hidup (spirit of life).
Semangat kepustakawanan harus diajarkan di lembaga
pendidikan calon pustakawan
Siswa diharapkan menemukan benih kepustakawanan.
Benih kepustakawanan itu harus disemai, dirawat,
dipupuk, jika perlu juga dipangkas rapi agar tumbuh
subur berkembang dan berbuah
BENIH KEPUSTAKAWANAN
Benih unggul kepustakawanan memiliki karakter
asketis yaitu: 1) jujur, 2) sederhana, dan 3)
rendah hati
Adalah sebagian keutamaan seorang
pustakawan.
Dengan bekal ini maka pustakawan dengan
sadar, rela, dan senang hati melakukan
pelayanan
Konsep pelayanan: menempatkan satu tingkat
lebih rendah dari yang dilayani tanpa kehilangan
harga diri.
MENYEMAI & MENUMBUHKAN
tuntutan pada mutu pelayanan semakin
meningkat.
Pelayanan dituntut semakin profesional.
Pustakawan harus profesional.
Salah satu landasan profesionalitas
ilmu pengetahuan, ilmu perpustakaan
(dan informasi)
Landasan lain bagi profesional adalah
organisasi dan etika profesi.
LIMA FUNGSI UTAMA
1. Pada akhirnya, perpustakaan adalah
pustakawannya. Dikenal lima fungsi utama
perpustakaan (UU 43, 2007) yaitu : pendidikan,
penelitian, informasi, pelestarian, dan rekreasi.
Pustakawan juga harus melakukan lima fungsi
tersebut.
2. Dengan sendirinya kemampuan dalam
melaksanakan lima fungsi tersebut harus dimiliki
calon pustakawan.
3. Dengan kata lain, lembaga pendidikan dan/atau
lembaga pelatihan juga harus menyediakan bagi
peserta didik dan/atau peserta pelatihan.
KEMAMPUAN PUSTAKAWAN

PUSTAKA
PUSTAKA SEBAGAI PUSAT

Keahlian seseorang akan objek pustaka


hendaknya penuh. Dengan kata lain
apakah ilmu dan teknik yang selama ini
diajarkan oleh sekolah perpustakaan
hanya akan menjadi salah satu sektor
dari lingkaran yang penuh 360 derajat
itu?
KEMAMPUAN DASAR

a) berpikir kritis,
b) membaca,
c) menulis,
d) entrepreneurship, &
e) etika.
PUSTAKAWAN IDEAL
Bright and Rich and Righ
atau
Cerdas dan Kaya dan Benar.
Right atau Benar
dijiwai oleh
ASKETISME:
Jujur, Sederhana, & Rendah Hati.
ORGANISASI PROFESI
wahana pustakawan dalam melakukan
pengembangan profesionalitas secara
berkelanjutan (continuing professional
development = CPD)
harus melindungi profesi pustakawan.
harus melakukan fungsinya sebagai
penjamin mutu (quality assurance)
pustakawan
LEMBAGA KERJA
Melaksanakan fungsi pengontrol mutu (quality
control) pustakawan
Pengontrol mutu dan penjamin mutu,
selayaknya mempunyai jalur komunikasi timbal
balik (dua arah)
Jalur komunikasi ini merupakan salah satu jalur
dalam sistem komunikasi yang lebih luas antara:
1) lembaga pendidikan pustakawan, 2)
organisasi profesi pustakawan, dan 3) lembaga
tempat kerja pustakawan (perpustakaan) dan 4)
pustakawan sebagai pusatnya di satu pihak
berhadapan dengan pihak lain yaitu pemustaka
sebagai yang dilayani.
SISTEM KOMUNIKASI YANG
BERPUSAT PADA PUSTAKAWAN

LP

P L PEMUS
K TAKA

O
P
SINGKATAN & PENJELASAN
P : Pustakawan
LP : Lembaga Pendidikan Pustakawan
OP : Organisasi Profesi Pustakawan
LK : Lembaga Kerja Pustakawan (Perpustakaan)
Dalam gambar segitiga sama sisi diatas jelas ada segitiga
kecil: LP, OP, dan LK mempunyai masing-masing satu titik
singgung.
Titik singgung tersebut melukiskan jalur komunikasi.
Pustakawan tidak sekedar memiliki titik singgung namun
justru garis singgung
Komunikasi antara Pustakawan dengan 3 lembaga tersebut
harus lebih intens.
Komunikasi ini seyogyanya interaktif
KODE ETIKA PROFESI
upaya untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok
khusus melalui ketentuan tertulis yang dipegang teguh oleh
seluruh kelompok itu (Bertens, 2002).
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral)
yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.
Disatukan juga karena latar belakang pendidikan yang sama
dan bersama-sama memiliki keahlian yang tertutup bagi
orang lain.
Profesi menjadi suatu kelompok yang mempunyai
kekuasaan tersendiri mempunyai tanggung jawab khusus.
ada bahaya profesi menutup diri bagi orang luar dan menjadi
suatu kelompok yang sukar ditembus kecurigaan
jangan-jangan mempermainkan klien
Kode etik dapat mengimbangi segi negatif profesi
KODE ETIK PUSTAKAWAN
organisasi profesi pustakawan menetapkan dan
menegakkan kode etik pustakawan (UU 43, Tahun
2007, Pasal 35, Huruf b)
masih jarang dibicarakan atau didiskusikan oleh
kalangan pustakawan Indonesia
sosialisasi atas kode etika itu sendiri belum luas
organisasi profesi pustakawan yang ada perlu
bersama bersepakat menyusun dan menegakkan
Kode Etika Pustakawan Indonesia
2 pendekatan etika: etika keutamaan dan etika
kewajiban
Akan menjadi manusia pustakawan seperti apakah
aku ini?
RANGKUMAN REFLEKTIF 1

Istilah kepustakawanan perlu dicari arti dan


maknanya
Posisi awal sebagai pustakawan adalah hasil
pembelajaran dalam menyiapkan diri menjadi
pustakawan
Peran lembaga pendidikan pustakawan sangat
besar dan dominan.
Idealnya lembaga pendidikan mengajarkan &
mengajak siswa mau berdiskusi tentang
berbagai fenomena yang terjadi pada rentang
idealisme sampai ke materialisme.
Namun sebagai lembaga pendidikan hendaknya
netral dalam pengajarannya.
RANGKUMAN REFLEKTIF 2

Kondisi kebangsaan kini, banyak kritik karena


paham materialisme semakin dominan
Paham tersebut hendaknya dapat lebih
dikendalikan.
Janganlah lulusan sekolah perpustakaan
menjadi sangat materialistis.
Perlu mengajarkan konsep eksistensialisme
Eksistensi, bukan sekedar berada namun lebih
mengada
Garam yang rela melebur, namun memberi rasa
asin.
Garam dicari jika masakan rasa hambar.
RANGKUMAN REFLEKTIF 3

Apakah perpustakaan juga dicari jika tidak ada


(tutup)? Atau: Apakah pustakawan juga dicari saat
tidak hadir? Jelas tidak akan dicari apabila
perpustakaan atau pustakawan tidak memberi rasa
pada masyarakat lingkungannya.
Sebagai garam jika sudah hilang rasa asinnya tentu
tidak berguna dan akan dibuang.
Garam yang kehilangan rasa asin mengibaratkan juga
pustakawan yang kehilangan kepustakawanannya.
Kepustakawanan (rasa asin) awal, itulah yang harus
dihasilkan semua sekolah pustakawan.
Pertanyaan kepada sekolah pustakawan: Apakah
mau menghasilkan calon pustakawan yang memiliki
roh kepustakawanan?
EPILOG
Epilog ini bukan penutup yang mengakhiri,
namun lebih berfungsi sebagai sebuah
pengantar untuk memulai diskusi berkelanjutan
tentang kepustakawanan kita.
Tayangan inipun bukan memberi kesimpulan,
karena memang upaya untuk mengajak belajar
berfilsafat.
Pemikiran filsafat tidak ada akhirnya selama
kehidupan manusia (pustakawan) masih ada.

You might also like