Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2
Tutor : dr. Hatta Ansyori, SpOG (K)
ANGGOTA KELOMPOK
Rikka Wijaya 04011281320037
Mrs. Retno, 30 year-old woman P0A0 went to puskesmas semuntul due to increasing menstrual
pain since 3 months ago. She has been complaining of menstrual pain during the 1st day, and that
disturbed her daily activity. She hasnt been complaining about any prolonged menstrual cycle or
heavy menstrual bleeding.
P0A0
menstruasi
Prolonged menstrual cycle
Menstrual bleeding
LMP ( last menstrual periode)
VAS
Cystic
LMC
Livide
Fluxus
Uterine sondage
Douglas pouch
IDENTIFIKASI MASALAH
BAGAIMANA FISIOLOGI MENSTRUASI PADA KASUS ?
- Panjang siklus rata-rata 28 3 hari dan durasi rata-rata hari menstruasi 5 2 hari dengan
total kehilangan darah kurang lebih 130 ml.
- Ada 3 tahapan yang terjadi pada endometrium :
- fase proliferatif atau fase estrogen
- kira-kira 5 hari dan berlangsung selama 11 hari
- estrogen > pertumbuhan endometrium > sel stroma & epithelial tumbuh dan
memanjang > arteri bertambah untuk nutrisi jaringan
- estrogen yang meningkat > lonjakan LH > merangsang terjadinya ovulasi >
endometrium menebal 3-4 mm
- fase sekresi atau fase progesteron
- setelah ovulasi & berlangsung selama 12 hari, korpus luteum > sekresi
progesteron dan estrogen > proliferasi sel di endometrium > progesteron
menghambat kontraksi otot polos uterus > dinding endometrium menebal
menjadi 5-6 mm, seminggu setelah ovulasi > fungsinya untuk menyiapkan
dindidng rahim untuk implantasi ovum jika terjadi ovulasi
- fase menstruasi atau fase peluruhan endometrium
- peluruhan endometrium karena kadar estrogen dan progesteron menurun drastis >
Korpus luteum menjadi regresi > konstriksi pembuluh darah uterus > menurunnya
asupan oksigen dan makanan ke miometrium > arteriol melebar > perdarahan
melalui dinding kapiler > aliran darah tersebuh terdiri dari darah yang bercampur
dengan lapisan fungsional dari endometrium
BAGAIMANA HUBUNGAN USIA DENGAN P0A0 PADA KASUS ?
- Usia Ny. Retno yang 30 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
endometriosis.
- P0A0 menandakan Ny. Retno belum pernah melahirkan, padahal pada kasus disebutkan
bahwa Ny. Retno telah menikah selama 3 tahun.
- nyeri haid terjadi inflamasi di tempat yang tidak lazim. Adanya gangguan kontraksi
miometrium yang disebabkan oleh pembengkakan prahaid dan perdarahan haid di
dalam kelenjar endometrium.
- Nyeri haid disebabkan oleh reaksi peradangan akibat sekresi sitokin dalam rongga
peritoneum, akibat perdarahan lokal pada sarang endometriosis dan oleh adanya
infiltrasi endometriosis ke dalam saraf pada rongga panggul.
BAGAIMANA HUBUNGAN ENDOMETRIOSIS DENGAN INFERTILITAS?
Kemungkinan terjadinya infertilitas karena dari hasil usg terdapat cysta endometriosis
ovarium di sebelah kiri sehingga mengganggu pelepasan oosit dan menghambat perjalanan
ovum untuk bertemunya sperma
Tinggi, berat badan, IMT (24,7), Tekanan darah, Heart rate, Respiratory Rate dalam kadar
normal.
Outer examination :
Abdomen was flat, simetrically, uterine fundal within normal limit, mass (+) sized 5x6
cm, cystic, mobile, superior border was 2 finger above symphisis, inferior border was
simfisis, right border was LMC, left border was LMC, pain (+) in left inguinal region,
free fluid sign (+)
Abnormal :
-Teori retograd: Penyebab kista endometriosis akibat darah menstruasi yang masuk
kembali ke dalam saluran telur dengan membawa jaringan atau endometrium, dan juga
lapisan dinding rahim sehingga jaringan tadi kemudian menjadi menetap dan tumbuh di
luar rahim.
- pain in left inguinal > tumor pada ovarium kiri.
INTEPRETASI DARI PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKULO :
INTEPRETASI DARI PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKULO :
INTEPRETASI DARI PEMERIKSAAN USG
:
INTEPRETASI DARI PEMERIKSAAN LAB
HIPOTESIS
Mrs. Retno 30 tahun P0A0 mengalami nyeri menstruasi dan infertil akibat Endometriosis
CARA MENDIAGNOSIS
Diagnosis dibuat dengan terlebih dahulu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
- Pada anamnesis ditanyakan usia, keluhan nyeri haid, nyeri pelvik, disparaunia, diskezia, infertil,
faktor resiko, dll.
- Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa cystic, nyeri tekan, adneksa dan parametrium tegang,
dll.
- Pemeriksaan penunjang berupa USG, pemeriksaan Lab, MRI, Laparoskopi diagnostik dan
pemeriksaan Patologi Anatomi
DIAGNOSIS
Mrs. Retno 30 tahun P0A0 mengalami nyeri menstruasi dan infertil akibat Endometriosis
DEFINISI
Endometriosis adalah implan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip
endometrium (endometrium like tissue) yang tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan
memicu reaksi peradangan menahun yang menimbulkan gejala nyeri serta infertilitas.
DIAGNOSIS BANDING
Mioma multiple
Kehamilan ektopik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi (USG)
USG hanya digunakan untuk mendiagnosis kista endometriosis> 1 cm, tidak dapat
digunkan untuk melihat bintik-bintik endometriosis ataupun perlengketan. dengan
menggunakan USG transvaginal kita dapat melihat gambaran karakteristik kista
endometriosis dengan bentuk kistik dan adanya interval eko didalam kista.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI tidak dapat menawarkan pemeriksaan yang lebih superior dibanding USG. MRI dapat
melihat kista, massa ekstraperitoneal, adanya invasi ke usus dan septum rektovagina.
Pemeriksaan serum CA 125
Serum CA 125 adalah petanda tumor yang sering digunakan pada kanker ovarium. pada
endometriosis juga terjadi peningkatan kadar serum CA 125 namun, mempunyai sensitifitas
yang rendah. CA 125 juga bisa digunakan sebagai monitor prognostik pacsa operasi.
Laparoskopi diagnostik
merupakan alat diagnostik baku emas untuk mendiagnosis endometriosis.
GRADING
Mekanisme terjadinya endometriosis belum diketahui secara pasti dan sangat kompleks,
berikut ini beberapa etiologi endometriosis yang telah diketahui:
Regurgitasi haid
Gangguan imunitas
Luteinized unruptured follicle (LUF)16
Spektrum disfungsi ovarium
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko termasuk usia, peningkatan jumlah lemak tubuh perifer, dan gangguan haid
(polimenore, menoragi, dan berkurangnya paritas). Kebiasaan merokok, olahraga, dan
penggunaan kontrasepsi oral dapat bersifat protektif. Faktor genetik berperan 6-9 kali lebih
banyak dengan riwayat keluarga terdekat menderita endometriosis.
PATOFISIOLOGI
Teori refluks haid dan implantasi sel endometrium di dalam rongga peritoneum,
Dibuktikan karena adanya darah haid dalam rongga peritoneum sel endometrium
yang ada dalam haid dikultur dan dapat hidup menempel dan tumbuh berkembang pada
sel mesotel peritoneum.
Teori koelemik metaplasia, di mana akibat stimulus tertentu terutama hormon, sel
mesotel dapat mengalami perubahan menjadi sel endometrium ektopik.
Penyebaran melalui aliran darah (hematogen) dan limfogen.
Pengaruh genetik
PATOIMUNOLOGI
reaksi abnormal imunologi yang tidak berusaha membersihkan refluks haid dalam rongga
peritoneum memfasilitasi terjadinya endometriosis. Apoptosis sel-sel endometrium menurun
peningkatan macrofag dan monosit didalam cairan peritoneum yang teraktivasi mengahasilkan
faktor pertubuhan dan sitokin merangsang tumbuhnya endometrium ektopik. Adanya peningkatan
aktivasi aromatase instriksik pada sel endometrium menghasilkan esterogen local yang berlebihan,
sedangkan respons sel endometrium ektopik terhadap progesterone menurun. Terjadi peningkatan
sekresi molekul neurogenik (nerve growth factor) dan reseptornya merangsang tumbuhnya syaraf
sensoris pada endometrium. Selain itu terjadi peningkatan IL-1 meningkatkan perkembangan
endometriosis. Dan akhirnya menimbulkan gejala seperti dismenorea Karena ada proses inflamasi,
nyeri pelvic karena perlengketan, subfertilitas karena endometriosis dapat mengganggu pelepasan
oosit dari ovarium atau menghambat perjalanan ovum untuk bertemu sperma (endometriosis
volume cairan peritoneal mengadung inhibitor penangkap ovum yang menghambat interaksi normal
fimbrial cumulus).
GEJALA KLINIS
TERAPI
Pengobatan simptomatik
dengan memberikan antinyeri seperti parasetamol 500mg 3 kali sehari, NSAID seperti
ibuprofen 400 mg 3 kali sehari, asam mefenamat 500 mg 3 kali sehari
Terapi Hormonal
Dasar terapi hormonal endometriosis adalah pertumbuhan dan fungsi jaringan
endometriosis, seperti jaringan endometriosis yang normal, dikontrol oleh hormon-hormon
steroid.
Pembedahan
Bertujuan mengangkat semua sarang endometriosis dan melepaskan perlengketan dan
memperbaiki struktur anatomi reproduksi
Prinsip terapi pertama pengobatan hormonal endometriosis adalah menciptakan
lingkungan hormon rendah estrogen (menyebabkan atrofi jaringan endometriosis) dan
lingkungan asiklik (mencegah terjadinya haid), yang berarti tidak terjadi pelepasan
jaringan endometrium yang normal maupun jaringan endometriosis. Prinsip kedua
adalah menciptakan lingkungan hormon tinggi androgen atau tinggi progesteron
(progesteron sintetik) yang secara langsung menyebabkan atrofi jaringan
endometriosis.
PROGNOSIS
vitam: bonam
Fungsionam: dubia et malam
Sanationam : malam
SKDI
Mrs. Retno 30 tahun mengalami infertilitas dan disminorea et causa suspect cysta
endometriosis pada ovarium sinistra
TERIMA KASIH.
KELOMPOK A2