You are on page 1of 19

MITRAL

INSUFISIENSI
KELOMPOK 2
DEFINISI
Mitral regurgitasi adalah gangguan dari jantung
dimana katup mitral tidak menutup dengan benar
ketika jantung memompa keluar darah atau dapat
didefinisikan sebagai pembalikan aliran darah yang
abnormal dari ventrikel kiri ke atrium kiri melalui
katup mitral. Hal ini disebabkan adanya gangguan
pada bagian mitral valve apparatus. Mitral
Regurgitasi adalah bentuk yang paling umum dari
penyakit jantung katup (Tierney et.al, 2006)
Etiologi
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas reumatik dan

non reumatik (degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner, penyakit jantung

bawaan, trauma dan sebagainya).

Penyakit jantung rematik (PJR/RHD).

Proses rematik menyebabkan katup mitral kaku, deformitas, retraksi, komisura melengket/fusi

satu sama lain, korda tendinae memendek, melengket satu dengan yang lain

Penyakit jantung koroner (PJK).

PJK menyebabkan dilatasi ventrikel kiri

Kongenital. Endocardial Cushion Defect (ECD)

insufisiensi mitral pada anomali ini akibat celah pada katub. Sindrom Marffan yakni akibat

kelainan jaringan ikat.


Patofisiologi
Patofisiologi insufisiensi mitral dapat dibagi ke dalam
fase akut, fase kronik yang terkompensasi dan fase
kronik dekompensasi.
Pada fase akut sering disebabkan adanya
kelebihan volume di atrium dan ventrikel kiri
Volume regurgitasi akan menimbulkan overload
volume dan overload tekanan pada atrium kiri dan
peningkatan tekanan di atrium kiri akan menghambat
aliran darah dari paru yang melalui vena pulmonalis.
Lanjutan
Pada fase kronik terkompensasi
insufisiensi mitral terjadi secara perlahan-lahan. Pada
fase ini ventrikel kiri menjadi hipertropi dan terjadi
peningkatan volume diastolik. Pada atrium kiri, akan
terjadi kelebihan volume yang menyebabkan
pelebaran atrium kiri dan tekanan pada atrium akan
berkurang.
Pada fase kronik dekompensasi
akan terjadi kontraksi miokardium ventrikel kiri yang
inadekuat untuk mengkompensasi kelebihan volume
dan stroke volume ventrikel kiri akan menurun.
Penurunan stroke volume menyebabkan penurunan
cardiac output dan peningkatan end-systoli volume.
Manifestasi Klinis
Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak
menunjukkan gejala. Kelainannya bisa dikenali
hanya jika dokter melakukan pemeriksaan
dengan stetoskop, dimana terdengar murmur yang
khas.
Ventrikel yang membesar dapat
menyebabkan palpitasi (jantung berdebar keras),
terutama jika penderita berbaring miring ke kiri.
Gejala yang timbul pada MR tergantung pada fase
mana dari penyakit ini. Pada fase akut gejala yang
timbul seperti decompensated congestive heart
failure yaitu: sesak nafas, oedem pulmo, orthopnea,
paroksimal nocturnal, dispnoe, sampai syok
kardiogenik.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan jika terdengar bunyi 'klik'
yang khas melalui stetoskop (midsistolik) yang
disebabkan tegangan mendadak daun katup yang
berlebihan dan korda tendinae. Jika terdengar
murmur pada saat ventrikel berkontraksi, berarti
terjadi regurgitasi (late sistolic murmur). Ekokardiografi
memungkinkan dokter untuk melihat prolaps dan
menentukan beratnya regurgitas
Diagnosis Banding
Insufisiensi mitral
Regurgitasi Aorta
Pemeriksaan Penunjang
Regurgitasi katup mitral biasanya diketahui melalui
murmur yang khas, yang bisa terdengar pada
pemeriksaan dengan stetoskop ketika ventrikel kiri
berkontraksi. Elektrokardiogram (EKG) dan rontgen
dada bisa menunjukkan adanya pembesaran
ventrikel kiri.
Komplikasi
Komplikasi dapat berat atau mengancam jiwa.
Mitral stenosis biasanya dapat dikontrol dengan
pengobatan dan membaik dengan valvuloplasty
atau pembedahan. Tingkat mortalitas post operatif
pada mitral commisurotomy adalah 1-2% dan
pada mitral valve replacement adalah 2-5%. (7,9)
Penatalaksanaan
an edema pulmonar.
1. Diuretik (Furosemide)
Diuretik digunakan untuk menurunkan preload dan volume
ventrikel kiri. Furosemide merupakan penurun preload yang
baik. Peningkatan ekskresi air dengan mempengaruhi sistem
ko-transport chloride-binding, yang menghambat reabsorbsi
kalium dan klorida pada loop Henle dan tubule renal bagian
distal. Dosis dewasa adalah 1 mg/kg, sedangkan pada anak-
anak 2 mg/kg, dosis pada infant dapat dimulai dengan
1mg/kg dan dapat ditingkatkan sampai mendapatkan efek
yang diinginkan.
2. ACE inhibitor (Captopril)
Untuk menurunkan afterload. Menurut penelitian, penurunan
pada afterload dapat menurunkan chambersize dan jumlah
regurgitasi, tetapi keuntungan jangka panjang belum pasti
Pengkajian pada Mitral insufisiensi
a. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat
tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan
keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas
pasien.
b. Keluhan utama
Sesak napas, ada beberapa macam sesak napas
yang biasanya dikeluhkan oleh klien, antara lain :
Ortopnea
Dyspnea nocturnal paroximal merupakan dispnea
yang berat
c. Riwayat penyakit dahulu
penyakit jantung rematik
penyakit jantung koroner
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat penyakit jantung atau penyakit
kardiovaskular lainnya.
Pemeriksaan fisik
e. Keadaan umum
Inspeksi : bentuk tubuh, pola pernapasan, emosi/perasaan
Palpasi : suhu dan kelembaban kulit, edema, denyut dan
tekanan arteri
Perkusi : batas-batas organ jantung dengan sekitarnya.
Auskultasi :
Bising yang bersifat meniup (blowing) di apeks, menjalar ke
aksila dan mengeras pada ekspirasi
Lanjutan
f. Tanda tanda vital :
Pemeriksaan tanda vital secara umum terdiri atas
nadi, frekuensi pernapasan, tekanan darah, dan suhu
tubuh
g. Pemeriksaan Diagnostik
: Menilai ada/tidaknya penyakit penyerta
: Gambaran P mitral dengan aksis dan kompleks
QRS yang normal
: Axis yang bergeser ke kiri dan adanya hipertrofi
ventrikel kiri
: Ekstra sistol atrium
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa
darah.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
perembesan cairan, kongesti paru akibat sekunder
dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi
cairan interstitial.
3. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan
dengan penurunan curah jantung ke jaringan.
Intervensi Keperawatan
Dx Kep : . Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan ventrikel kiri untuk
memompa darah.
Intervensi :
a. Kaji dan laporkan tanda penurunan curah jantung.
b. Catat bunyi jantung.
c. Palpasi nadi perifer.
d. Awasi adanya pengeluaran urine,catat pengeluaran, dan kepekatan urine.
e. Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal.
f. Atur posisi tirah baring yang ideal. Kepala tempat tidur harus dinaikan 20-30 cm atau klien
didudukan dikursi.
g. Kaji perubahan pada sensorik, contoh letargi, cemas dan depresi.
h. Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan yang tenang.
i. Berikan oksigen tambahan dengan nasal kanul/masker sesuai dengan indikasi.
j. Kolaborasi pemberian diet jantung..
Lanjutan
Dx Kep : pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan perembesan cairan, kongesti
paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan
interstitial.

a. Auskultasi bunyi nafas


b. Kaji adanya edema
c. Ukur intake dan output
d. Timbang berat badan
e. Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi
kardiovaskular
f. Kolaborasi dalam pemberian diet tanpa garam
Dx Kep : Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan penurunan curah jantung
ke jaringan.
a. Catat frekuensi dan irama jantung serta perubahan tekanan darah selama dan
sesudah beraktifitas.
b. Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas dan berikan aktifitas senggang yang tidak berat.
c. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen.
d. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas.
e. Pertahankan Klien tirah baring sementara sakit akut.
f. Tingkatkan Klien duduk dikursi dan tinggikan kaki klien.
g. Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis.
h. Evaluasi tanda vital saat kemajuan akktifitas terjadi.
TERIMA KASIH

You might also like