You are on page 1of 56

Skull (tulang kepala) struktur yang

sangat kompleks
Tdd > 20 tulang yang berbeda
Evaluasi rutin 4 proyeksi standar
Lateral view
Posteroanterior/anteroposteriorview
Townes view
Basal view (submentovertical)
Pada posisi PA, X-ray masuk dari belakang kepala tegak
lurus film, dan posisi ini memungkinkan visualisasi petrous
pyramids, yang terproyeksi melalui orbita.
Tampak gambaran seluruh calvaria dan sella turcica
serta tulang belakang cervical
Posisi ini digunakan untuk evaluasi tulang occipital bone dan foramen
magnum, dan merupakan posisi terbaik untuk evaluasi fraktur basis kranii.
Trauma
Peningkatan tekanan intrakranial atau
pembesaran lingkar kepala
Abnormalitas bentuk dan ukuran kepala
>50% hematoma epidural & subdural
fraktur skull (-)
Foto polos skull :
a) depressed fracture
b) diastatic fracture atau fraktur pada growing
skull
c) fraktur melalui sinus paranasalis
d) fraktur yang melalui perjalanan arteri
meningea media
CT deteksi luasnya kerusakan intrakranial
Left lateral radiograph of the skull reveals a sharply
marginated, angular, linear lucency in the posterior parietal-
occipital region at the site of a previous linear skull fracture.
Tanda radiologis peh TIK a.l :
Increased vascular markings
Widening of the sella turcica
Erosion of the sella turcica
Gyri make prominent markings on the
skull
The pineal gland is displaced from the
midline
Konfigurasi kepala abnormal R
penutupan dini sutura (craniosynostosis)
Sutura yang paling umum menutup dini
sutura sagitalis
Caldwell view penutupan Lateral view scaphocephaly
dini sutura sagitalis
Axial CT trigonocephaly 3D CT metopic craniosynostosis
& cleft lip and palate (panah)
Pada anak dengan pembesaran
kepala, foto polos skull tidak spesifik.
Fontanella masih terbuka USG
kelainan kongenital dan hidrosefalus
Anak yang lebih besar CT scan.
Mouth open Mouth closed
Modalitas Pemeriksaan :
Foto polos
Ultrasonografi
CT Scan
MRI
Arteriografi
Mielografi
Saat ini tidak digunakan untuk
mendiagnosa kelainan intracranial.
Dapat menunjukkan:
* Calsifikasi : Tumor, AVM, post inf.
* Pelebaran fossa pituitaria.
* Lesi2 pada tulang: Fraktur, tumor
primer, metastase, infeksi, kelainan
congenital.
Pada spine: Untuk evaluasi trauma.
Digunakan pada neonatus.
Imejing bisa dilakukan melalui
fontanella anterior , fontanella
posterior, temporal window, mastoid
fontanella atau daerah dengan
sutura yang masih terbuka.
Untuk melihat :
ICH, IVH.
Hydrocephalus.
Patologi intracranial lainnya.
Semua dugaan kelainan intracranial :
Trauma Capitis.
Cerebro Vascular Disease (CVD).
Kelainan Vascular : Aneurysma, AVM.
Tumor.
Infeksi.
Cerebral Atrophy, degenerative disease.
Kelainan Congenital.
Trauma Capitis.
Cerebro Vascular Disease (CVD).
Cerebral Atrophy.
Hydrocephalus, bukan mencari tumor.
Kontrol VP Shunt.
Tumor.
Infeksi.
Kelainan Vascular :
* Aneurysma.
* AVM.
CT Scan MRI
X Ray. Medan magnit.
Irisan : Axial & Cor. Multiplanar imaging.
Bisa Rekonstruksi. Perbedaan sequence
Tissue characteristic membantu
dengan menentukan menentukan tissue
densitas. characterization.
Baik untuk melihat Soft tissue contrast .
kelainan tulang.
CT Scan MRI Diffusion
T1WI T2WI
Pemeriksaan dengan menggunakan
injeksi kontras intrathecal.
Dibuat foto dengan proyeksi: AP, lateral
dan oblique.
Untuk melihat kelainan: Spinal cord dan
nerve root.
Sejak ditemukan MRI, myelography tidak
banyak digunakan.
Digunakan untuk penderita dengan
kontraindikasi MRI.

You might also like