Professional Documents
Culture Documents
SEMESTER II
STIKES Hi
Antikanker yang ada memiliki mekanisme kerja berbeda terhadap sel
normal dan kanker dari jenis yang berbeda
Kanker tidak dapat ditangani dengan terapi tunggal karena ada lebih dari
100 jenis kanker yang berbeda. Lagipula, hanya sedikit perbedaan
biokimia antara sel kanker dan sel normal
Efektivitas antikanker dibatasi oleh toksisitasnya terhadap sel normal
yang tumbuh cepat pada daerah usus dan sumsum
Sel kanker dapat menjadi resisten terhadap antikanker yang semula
dapat menekannya.
Kemoterapi dapat terdiri dari kombinasi beberapa obat yang diberikan
dalam waktu yang berbeda
Obat antikanker adalah senyawa
kemoterapeutik yang digunakan untuk
pengobatan tumor / kanker.
Tujuan utama kemoterapi kanker adalah
merusak secara selektif sel tumor yang
berbahaya tanpa mengganggu sel normal.
Obat antikanker sering disebut juga
sebagai sitotoksik, sitostatik atau
antineoplasma.
Obat antikanker dibagi menjadi : senyawa
pengalkilasi, antimetabolit, antikanker
produk alam, hormon, dan golongan lain-
lain.
Pembedahan, terutama untuk
tumor padat yang terlokalisasi.
Radiasi, pengobatan penunjang
sesudah pembedahan.
Kemoterapi, pengobatan tumor
yang tidak terlokalisasi.
Endokrinoterapi, penggunaan
hormon tertentu untuk pengobatan
tumor pada organ yang
poliferasinya tergantung hormon.
Imunoterapi, berperan penting
dalam pencegahan
mikrometastasis.
INISIASI
PROMOSI
PROGRESI
METASTASIS
Mutasi
Menghambat
Apoptosis
Kematian Sel
Siklus sel
gagal
Sel memperbaiki
diri
Apoptosis
Perbaikan
p53
Kompleksgagal
Cyclin-cdk
Fragmen
Fragmen
sel 7
CH3
Penyebab
Kanker
Suppressing
Blocking
agent
agent
CH3
6
antagonis purin / pirimidin senyawa pengalkilasi /
Mitomisin C
antagonis asam folat
Enzim daktinomisin
steroid
RNA massenger
Ribosom
RNA transfer
alkaloid Vinca
asam amino
Secara umum, agen kemoterapi dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama
berdasarkan mekanisme kerjanya
Penyusun DNA adalah asam folat, basa heterosiklik, dan
nukleotida, yang dibuat secara alamiah di dalam sel.
Kesemua agen yang masuk kategori ini bekerja dengan
menghambat beberapa tahap dalam pembentukan
nukleotida atau deoksiribonukleotida (penting dalam
pembuatan DNA).
Daktinomisin (aktinomisin D)
Antrasiklin:
Daunorubisin
Doksorubisin
Mitramisin
Antrasenedion:
Mitoksantron
Mitomisin
Bleomisin