Professional Documents
Culture Documents
Katarak traumatic
terjadi karena cedera pada mata,
seperti trauma tajam/trauma tumpul.
Adanya benda asing pada intra okuler.
Waktu untuk perkembangan katarak
traumatic dapat bervariasi dari jam
sampai tahun.
4. Katarak toksik
Setelah terpapar bahan kimia atau
substansi tertentu seperti :
(korticosteroid,klorpromasin,miotik,agen
untuk pengobatan glaucoma).
5. Katarak asosiasi
Penyakit sistemik seperti DM,
Hipoparatiroid, Down sindrom dan
dermatitis atopic dapat menjadi
predisposisi bagi individu untuk
perkembangan katarak.
6. Katarak komplikata
Katarak ini dapat juga terjadi akibat
penyakit mata lain (kelainan okuler).
Penyakit intra okuler tersebut termasuk
retinitis pigmentosa, glaucoma. Katarak
ini biasanya unilateral.
E. Penatalaksanaan.
– Pencegahan
– Insipien dan imatur : Koreksi
– Pembedahan : Jika tajam penglihatan
menurun dimana pasien tidak dapat
menyesuaikan dengan gaya
hidupnya, untuk kosmetika,
Komplikasi penyakit lain .
ASUHAN KEPERAWATAN
Indikator verbal dan non verbal dari ansietas.
– Pemahaman tentang pembedahan
katarak termasuk :
Sifat prosedur
Resiko dan keuntungan
Obat anestesi
Obyektif :
– Tidak terdapat tanda-tanda
peradangan kecuali pada katarak
komplikata yang penyakit intra
okulernya masih aktif.
– Pada pemeriksaan penyinaran lensa
tampak kelabu atau kekeruhan yang
memutih.
– Pada pemeriksaan optalmoskop pada
jarak tertentu didapatkan kekeruhan
yang berwarna hitam dengan latar
belakang berwarna merah.
– Observasi terjadinya tanda-tanda
glaucoma karena komplikasi katarak,
tersering adalah glaucoma seperti
adanya rasa nyeri karena peningkatan
TIO, kelainan lapang pandang.
Riwayat
Usia, karena penyakit ini umumnya
pada usia tua.
Faktor – faktor predisposisi : trauma
pada mata baik pada masa lalu
maupun yang baru terjadi, radiasi
bahan radoaktif atau x-ray, penyakit
sistemik.
B. Pemeriksaan fisik & manifestasi klinik :
Gejala awal katarak: Penglihatan kabur,
penurunan persepsi warna, dan nucleus
lensa mulai menjadi kuning.
Gejala lanjut katarak : Diplopia,
penurunan ketajaman penglihatan
berkembang menjadi kebutaan, refleks
cahaya tidak ada dan adanya pupil putih.
D. Pengkajian psikososial.
Kehilangan penglihatan biasanya
berangsur – angsur dan klien mungkin
menyangkal perubahan yang terjadi
sampai klien merasa kehilangan.
Ketakutan kehilangan penglihatan
dapat menjadi menakutkan.
PENGKAJIAN POST OPERASI
– Data Subyektif
Nyeri
Mual
Diaporesis
Sistem pendukung, lingkungan
rumah
Data Obyektif
Perubahan tanda-tanda vital.
Respon yang lazim terhadap nyeri.
Tanda-tanda infeksi :
– Kemerahan
– Oedema
– Infeksi kojunctiva (pembuluh darah
konjunctiva menonjol).
Tanda infeksi :
– Drainase pada kelopak mata dan bulu
mata.
– Zat purulen
– Peningkatan suhu
– Nilai lab: peningkatan leukosit, hasil
pemeriksaan kultur sensitifitas abnormal
Data obyektif.
Ketajaman penglihatan masing-
masing mata
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE OPERATIF
teratasi.
Kriteria hasil :
– Dengan penglihatan yang terbatas
klien mampu melihat lingkungan
semaksimal mungkin.
– Mengenal perubahan stimulus yang
positif dan negatif.
– Mengidentifikasi kebiasaan
lingkungan.
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan
aktifitas.
R/ Memperkenalkan pada pasien tentang
lingkungan dan aktifitas sehingga dapat
meningkatkan stimulus penglihatan.
2. Bedakan ketajaman penglihatan diantara
kedua mata.
R/ Menentukan ketajaman penglihatan
tiap mata
3. Observasi tanda disorientasi dengan
tetap berada di sisi pasien.
R/ Mengurangi ketakutan pasien dan
meningkatkan stimulus
4. Anjurkan pasien menggunakan
kacamata katarak, cegah lapang
pandang perifer dan catat terjadinya
bintik buta.
R/ Menurunkan penglihatan perifer dan
gerakan.
2. Cemas berhubungan dengan
pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk
memperoleh penglihatan kembali.
Tujuan : kecemasan teratasi
Kriteria hasil :
– Mengungkapkan kekhawatirannya dan
ketakutan mengenai pembedahan yang
akan dijalani.
– Mengungkapkan pemahaman tindakan
rutin perioperasi dan perawatan.
Intervensi
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
relaks, berikan dorongan untuk verbalisasi
dan mendengarkan dengan penuh
perhatian.
R/ Membantu mengidentifikasi sumber
ansietas.
2. Yakinkan klien bahwa ansietas
mempunyai respon normal dan
diperkirakan terjadi pada pembedahan
katarak yang akan dijalani.
R/ Meningkatkan keyakinan klien.
3. Tunjukkan kesalahpahaman yang
diekspresikan klien, berikan informasi yang
akurat.
R/ Meningkatkan keyakinan klien
4. Jelaskan kepada klien aktivitas premedikasi
yang diperlukan.
R/ Pengetahuan yang meningkat akan
menambah kooperatif klien dan
menurunkan kecemasan.
5. Berikan informasi tentang aktivitas
penglihatan dan suara yang berkaitan
dengan periode intra operatif
R/ Menjelaskan pilihan memungkinkan
klien membuat keputusan secara benar.