You are on page 1of 38

Gigitan Ular Berbisa (Snack bite)

Vivi Novemly Rumahlatu


11.2016.035
Pengertian

 Gigitan ular  suatu keadan yang disebabkan oleh gigitan ular


berbisa.
 Bisa ular  kumpulan dari terutama protein yang mempunyai
efek fisiologik yang luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi
sistem multiorgan  neurologik, kardiovaskuler, dan sistem
pernapasan.
 Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk
melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada
sistem pertahanan diri
Ular berbisa dapat dibagi menurut reaksi bisanya yaitu:

1. Neurotoksik
2. Hemolitik
3.. Neurotoksik dan hemolitik
Ular Jenis Neurotoksik

 ular yang tergolong berbisa neurotoksik 


Keluarga Epiladae  ular kobra, ular kraits,
ular karang
Gejala Klinis ditimbulkan :

1. Jantung berdenyut tak teratur, diikuti dengan kelemahan


seluruh badan  Syok
2. Sakit kepala hebat, pusing, mengigau, pikiran terganggu 
tidak sadar
3. Otot tidak terkordinasi, sehingga tidak dapat mengambil atau
memindahkan benda kecil
4. Sesak nafas karena terjadi kelumpuhan pernapasan
5. Mual muntah dan mencret
Ular jenis hemolitik

 Keluarga Krotaluidae / Keluarga Pet viper


 Mengahancurkan eritrosit  keluar menembus PD 
perdarahan pada lap.mukosa
 Gejala yang ditimbulkan :
1. Daerah yang digigit dalam waktu 3-5 menit akan
membengkak hebat dan terjadi ganggren  ular
mengeluarkan racun dan enzim proteolitik
2. Sakit yang hebat di daerah gigitan
3. Sakit kepala hebat dan haus
4. Terjadi perdarahan dalam usus dan ginjal sehingga terjadi
melena dan hematuria
Ular jenis Neurotoksik dan
Hemolitik

 Ular laut
 Ciri-ciri ular tidak berbisa:
1. Bentuk kepala segiempat panjang
2. Gigi taring kecil
3. Bekas gigitan: luka halus berbentuk
lengkungan
 Ciri ular berbisa :
1. Bentuk kepala segitiga
2. Dua gigi taring besar di rahang atas
3. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama
akibat gigi taring
Membedakan ular berbisa & tidak berbisa

Berdasarkan bentuk kepala ular

Berdasarkan bentuk luka gigitan ular


Gejala Gigitan Ular Tidak Berbisa

 Luka lecet / robek


 Gatal
 Nyeri minimal
Gejala Gigitan Ular Berbisa

 Tanda gigitan taring (fang marks)


 Efek lokal : nyeri hebat, luka bengkak
 Efek sistemik : mual, muntah, nyeri perut
 Perdarahan : pada luka & organ dalam, BAB berdarah, muntah
darah, urin merah
 Sistem saraf : sulit bicara, sulit bernafas, kesemutan, lumpuh
 Nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili
Viperidae).
Manifestasi KLINIS :

Akan timbul gejala sistemik :

Gejala lokal: edema, nyeri tekan


pada luka gigitan, ekimosis (kulit
kegelapan karena darah yang
terperangkap di jaringan bawah
kulit). Tanda gigitan ular
Gejala sistemik: hipotensi, otot
melemah, berkeringat, menggigil,
mual, hipersalivasi (ludah
bertambah banyak), muntah, nyeri
kepala, pandangan kabur
Patofisioligi

 Bisa ular diproduksi dan disimpan pada


sepasang kelenjar di bawah mata.Bisa ular
dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring
yang terdapat di rahang atas.
 Dosis bisa setiap gigitan tergantung pada
waktu yang berlalu sejak gigitan terakhir,
derajat ancaman yang dirasakan ular, dan
ukuran mangsa.
 Lubang hidung ular merespon panas yang
dikeluarkan mangsa, yang memungkinkan
ular untuk mengubah-ubah jumlah bisa yang
akan dikeluarkan
 Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida
yaitu fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase,
5 nukleotidase, kolin esterase, protease,
fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase.
 Bila tidak mendapat anti venom akan terjadi
kelemahan anggota tubuh dan paralisis
pernafasan. Biasaya full paralysis akan
memakan waktu lebih kurang 12 jam, pada
beberapa kasus biasanya menjadi lebih
cepat, 3 jam setelah gigitan.
 Beberapa Spesies ular dapat menyebabkan
terjadinya koagulopathy
 Tanda klinis  keluarnya darah terus
menerus dari tempat gigitan, venipunctur dari
gusi, dan bila berkembang akan
menimbulkan hematuria, haematomisis,
melena dan batuk darah
KULIT MENGHITAM

EDEMA
 Derajat Gigitan Ular (Parrish)
1. Derajat 0
- Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
- Pembengkakan minimal, diameter 1 cm
2. Derajat I
- Bekas gigitan 2 taring
- Bengkak dengan diameter 1 – 5 cm
- Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam
3. Derajat II
- Sama dengan derajat I
- Petechie, echimosis
- Nyeri hebat dalam 12 jam
4. Derajat III
- Sama dengan derajat I dan II
- Syok dan distres nafas / petechie, echimosis seluruh tubuh
5. Derajat IV
- Sangat cepat memburuk.
Penatalaksanaan

 Prinsip Pengelolaan :
1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran
bisa
2. Membuang toksin
3. Menetralkan bisa
4. Mengobati komplikasi
Penanganan luka gigitan ular tidak berbisa

Bersihkan luka

Hentikan perdarahan
Penanganan luka gigitan ular tidak berbisa

Balut luka

Berikan antiseptik
Penanganan luka gigitan ular berbisa

Lepaskan pakaian, perhiasan di


sekitar luka

Tetap tenang & berbaring


Penanganan luka gigitan ular berbisa

Pergi ke RS terdekat untuk


mendapatkan SABU (Serum
Anti Bisa Ular)

 Jangan menghisap racun keluar


 Jangan memotong kulit di sekitar
luka
 Jangan mengompres dengan es
Indikasi SABU(Serum Anti Bisa Ular) adalah adanya
gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada
bagian luka. Pedoman terapi SABU mengacu pada
Schwartz dan Way (Depkes, 2001):

 Derajat 0 dan I tidak diperlukan SABU, dilakukan evaluasi dalam


12 jam, jika derajat meningkat maka diberikan SABU
 Derajat II: 3-4 vial SABU
 Derajat III: 5-15 vial SABU
 Derajat IV: berikan penambahan 6-8 vial SABU
PERHATIAN

SABU hanya diberikan bila ada tanda2 klinis


toksin,Tidak boleh diberikan untuk profilaksis
SABU ( Serum Anti Bisa Ular )

 Polivalen 1 ml berisi :
1. 10-50 LD50 bisa Ankystrodon
2. 25-50 LD50 bisa Bungarus
3. 25-50 LD50 bisa Naya Sputarix
4. Fenol 0.25 % v/v
Teknik Pemberian

 2 Vial @ 5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9 %


atau Dextrose 5 % dengan kecepatan 40 – 80 TPM.
Maksimal 100 ml ( 20 Vial)
 Kemudian diulang setiap 6 jam. Apabila diperlukan
(misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau
bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap
24 jam sampai maksimum (80 – 100 ml)
Cara lain:
 penyuntikan serum Anti Bisa Ular (SABU)
polivalen sebanyak 2,5 ml IM atau IV dan 2,5
ml suntikan infiltrasi sekitar luka
 SABU disimpan pada suhu 2 – 8°C dalam
lemari es, jangan dalam freezer. Masa
kadaluarsa 2 tahun.
 Pada pemberian Antivenom  harus
dilakukan observasi ketat
 Pasien dirawat dengan kemungkinan 
Intubasi dan suport ventilasi dengan
ventilator bila ada gangguan pernafasan
KOMPLIKASI PENDERITA GIGITAN ULAR BERBISA
1. Tanda kelemahan, vertigo, nadi cepat,lemah dan tak
teratur, pembengkakan, dan perubahan warna yang hebat
didaerah gigitan penting diperhatikan untuk menduga
adanya efek keracunan yang lanjut.
2. Kemungkinan relaps yang berbahaya timbul 3 hari setelah
gigitan.
3. Efek keracunan yang timbul dapat sangat berat sehingga
sedapat mungkin penderita memperoleh perawatan intensif
di rumah sakit.

You might also like