Professional Documents
Culture Documents
TUBERKULOSA
Vivi Novemly Rumahlatu
11-2016-035
ANATOMI
ANATOMI
Bentuk sentral
Dekstruksi awal terletak di
sentral korpus vertebra
Bentuk paradikus
Terletak di bagian korpus
vertebra yang bersebelahan
dengan diskus intervertebral
Bentuk anterior
Dengan lokus awal di korpus
vertebra bagian anterior,
merupakan penjalaran per
kontinuitatum dari vertebra
di atasnya.
EPIDEMIOLOGI
• Insidensi spondilitis tuberkulosa bervariasi
• Merupakan sumber morbiditas dan mortalitas utama pada
negara yang belum dan sedang berkembang, terutama di
Asia. Sedangkan pada negara berkembang insidennya
menurun selama 30 tahun terakhir
• Berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan dan
kondisi sosial
ETIOLOGI
• Mycobacterium tuberculosis
• merupakan bakteri tahan asam
• cepat mati bila terkena sinar
matahari langsung. Tetapi dalam
tempat yg lembab, gelap, dan
pada suhu kamar, kuman dapat
bertahan hidup selama beberapa
jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat
tertidur lama (dorman) selama
beberapa tahun.
Spondilitis TB
• Spondilitis TB servikal menimbulkan nyeri di
oksiput atau ekstremitas atas
– bila terjadi abses dingin retrofaring dapat
menimbulkan disfagia, disfonia atau
dispnea.
Pemeriksaan CT scan :
• CT scan dapat memberi gambaran tulang
secara lebih detail dari lesi irreguler,
skelerosis, kolaps diskus dan gangguan
sirkumferensi tulang.
Pemeriksaan MRI :
• Mengevaluasi infeksi diskus intervertebra
osteomielitis tulang belakang dan cold
abscess
• Menunjukkan adanya kompresi saraf.
MRI
BONE SCAN
• Other Tests
Radionuclide scanning findings are not
specific for Pott disease.
Gallium and ct-bone scans yield high false-
negative rates (70% and up to 35%,
respectively)
• caseating necrosis.
PENATALAKSANAAN
• Konservatif
– bed rest
– Memperbaiki keadaan umum
– Status gizi pasien
– Pemberian obat antituberkulosis (OAT)
– Mencegah dekubitus pada kondisi
paraplegia
– Memakai alat penguat tulang belakang
OBAT OAT
• INH + vit B6
– Dewasa 5mg/kgBB/hari dengan dosis
maksimal 300mg
– Anak 10mg/kgBB
• Etambutol
15-25mg/kgBB/hari
• Rifampisin
– Dewasa 300-400mg/hari
– Anak 10mg/kgBB
• Streptomisin
– Dosis 15-25mg/kgBB
• Pirazinamid
– Dosis 20-30mg/kgBB/hari
• Asam para amino salisilat
– Dosis 8-12mg/kgBB
• KATEGORI I
– Penderita baru BTA (+)
– BTA (-) Rontgen (+)
– Diberikan 2 tahap pengobatan
♠ Tahap I
Rifampicin 450mg, Etambutol 750mg, Pirazinamid
1500mg setiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali)
♠ Tahap II
Rifampicin 450mg dan INH 600mg. Obat diberikan tiga
kali seminggu selama 4 bulan (54 kali)
• Kategori II
Untuk penderita yang sudah pernah minum obat
selama 1 bulan termasuk penderita yang kambuh
ataupun gagal
– Diberikan 2 tahap pengobatan
♠ Tahap I
Rifampicin 450mg, Etambutol 750mg, Pirazinamid
1500mg setiap hari selama tiga bulan (90kali),inj
Streptomisin 750 mg dua bulan pertama (60 kali)
♠ Tahap II
Rifampicin 450mg, etambutol 1250 mg dan INH 600mg.
Obat diberikan tiga kali seminggu selama 55 bulan (66
kali)
TERAPI OPERASI
Indikasi operasi :
1) defisit neurologis akut, paraparesis, atau paraplegia.
2) deformitas tulang belakang yang tidak stabil atau
disertai nyeri, dalam hal ini kifosis progresif (30º
untuk dewasa, 15º untuk anak anak).
3) tidak responsif kemoterapi selama 4 minggu.
4) abses luas.
5) biopsi perkutan gagal untuk memberikan diagnosis.
6) nyeri berat karena kompresi abses.
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang
membahayakan operasi
TERAPI OPERATIF
• Cold Abses
– Debrideman fokal dengan atau tanpa disertai
bone graft
– Kosto-tranveresektomi
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
1. drainase abses
2. debridemen radikal
3. penyisipan tandur tulang (Bonegraft)
4. artrodesis/fusi U/ mengentikan nyeri pd
segmen yang mobile
5. Osteotomi dan reseksi kolumna vertebra
meningkatkan fleksibilitas vertebra
Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB tandur
krista iliaka, tandur iga, tandur tibia,tandur fi bula,
hingga tandur humerus
Menghilangkan tekanan pada saraf tulang belakang, menghapus
taji tulang
• a lumbar laminectomy back surgery procedure.
Anterior Cervical Discectomy and Fusion
Brace post operasi
• Imobilisasi Servikal (Jaket minerva) Torakal – torakolumbal ( Body cast
jacket) Lumbal –lumbosacral – sakral (Body jacket atau korset dari gips
disertai fiksasi)
KOMPLIKASI
1. Cedera corda spinalis (spinal cord injury).
2. Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses paravertebral di
torakal ke dalam pleura.
DIAGNOSIS BANDING SPONDILITIS
TUBERKULOSIS
Osteitis piogen • Lebih cepat timbul demam
Poliomielitis • Varises atau paralisis
tungkai, skoliosis dan bukan
Skoliosis kifosis
idiopatik • Tanpa gibbus dan tanpa
Penyakit paru- paralisis
paru dengan • Tulang belakang bebas
(bekas) penyakit
emplema • Tidak mengenai diskus
Metastasis • Kifosis tidak lokal,
osteoporosis seluruh
tulang belakang kerangka
Kifosis senilis
PROGNOSA