Professional Documents
Culture Documents
2. Kondisi fisik orang yang mengalami asites yaitu abdomen membesar dan
kondisi perut tidak tetap (mengikuti gravitasi)
Semua perpindahan gas, nutrient, dan produk sisa metabolik antar darah dan jaringan
berlangsung melalui membran kapiler dengan proses fisik seperti difusi, osmosis, dan
filtrasi.
• Difusi pasif yang mengikuti penurunan gradien konsentrasi karena di kapiler tidak
terdapat sistem transportasi yang diperantai pembawa zat-zat yang terlarut berpindah
melalui proses difusi menuruni gradient konsentrasi mereka
• Bulk flow, volume cairan bebas protein sebenarnya tersaring keluar kapiler dan
bercampur dengan cairan insterstitium di sekitarnya, kemudian di reabsorpsi. Sangat
penting dalam mengatur distribusi CES antara plasma dan cairan insterstitium.
Disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah bersama2 sebagai
satu kesatuan
• Perbedaan bulkflow dan difusi
Bulk flow berbagai konstituen cairan berpindah bersama-sama sebagai satu-
kesatuan, tapi difusi disekret tiap-tiap zat terlarut mengikuti penurunan
gradien konsetrasi
Ada 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler, antara lain:
•
Ada 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler, antara lain:
•
Pertukaran netto di setiap dinding tertentu di dinding kapiler dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan :
Tekanan pertukaran netto + (tekanan ke arah luar melebihi tekanan dalam) dan
sebaliknya untuk pertuakan netto – yang merupakan tekanan reabsorbsi. Di
ujung arteriol kapiler, total tekanan ke arah luar: 37 mmHg, total tekanan ke
arah dalam: 26 mmHg, netto ke arah luar : 11 mmHg.
Fungsi kapiler darah secara umum adalah:
• Penguhubung antara pembuluh arteri dan vena
• Tempat terjadi pertukaran zat-zat antara darah dan cairan di jaringan
• Mengambil hasil dari kelenjar
• Menyaring darah di ginjal
• Menyerap makanan di usus
Bagian fungsional dari sirkulasi:
• Arteri berfungsi untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, dinding arteri
kuat dan darah mengalir kuat di arteri.
• Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan
lainnya antara darah dan cairan interstisial.
• Vena berfungsi untuk saluran darah dari jaringan kembali ke jantung. Dindingnya sangat tipis,
punya otot, dan dapat menampung darah sesuai kebutuhan
2. Memahami dan menjelaskan
tentang Hipervolemi
2.1 Definisi Hipervolemi
2.2 Etiologi Hipervolemi
2.3 Mekanisme terjadinya Hipervolemi
2.4 Penanganan Hipervolemi
2.1 Definisi Hipervolemi
Edema
Penurunan volume
darah efektif
Retensi Na di ginjal
3.3 Mekanisme terjadinya Edema dan Asites
Ada 2 mekanisme yang menyebabkan terjadinya edema pada Sindrom Nefrotik :
1. Mekanisme undefilling
Terjadi edema disebabkan karena rendahnya kadar albumin serum yang mengakibatkan
rendahnya tekanan osmotic plasma, dan akan diikuti peningkatan trasudasi cairan dari
kapiler ke ruang insterstitial sesuai hukum starling. Akibatnya volume darah yang
beredar akan berkurang yang selanjutnya mengakibatkan perangsangan sekunder
RAAS yang merentensi air dan natrium pada tubulus distalis. Terjadilah edema.
2. Mekanisme overfilling
Terjadi pada sindrom nefrotik yang memiliki kelainan yang bersifat primer yang
mengganggu ekskresi natrium pada tubulus distalis, terjadi peningkatan volume
darah, penekanan RAAS vasopressin. Kondisi volume darah yang meningkat yang
disertai rendahnya tekanan osmotic plasma mengakibatkan transudasi cairan dari
kapiler ke interstitial sehingga terjadi edema.
darah terbendung di Kegagalan pompa
vol darah arteri turun
vena jantung
2. Edema Generalisata (edema umum) Pembengkakan yang terjadi pada seluruh tubuh atau
sebagian besar tubuh pasien.
• Anasarka (edema yang terjadi di seluruh jaringan subkutan) Biasanya pada :
• Gagal Jantung
• Sirosis Hepatis
• Gangguan ekskresi
3.4 Klasifikasi dari Edema dan Asites
2. Palpasi bagian perut dengan cara pasien diminta untuk meletakkan tangannya di bagian
umbilicus, lalu tangan kita ada disebelah kanan dan kiri sis perut pasien, lalu pukul dengan
menggunakan lima jari sisi perut bagian kiri. Rasakan apakah ada rasa semacam hentaman cairan
pada tangan sebelah kanan. Pemeriksaan ini dinamakan pemeriksaan undulisi.
Pelaporan : undulasi positif
3.5 Pemeriksaan dari Edema dan Asites
Pemeriksaan fisik Asites
3. Setelah melakukan palpasi, maka yang harus kita lakukan selanjutnya adalah perkusi (shifting
dullness). Perkusi dimulai dari bagian umbilicus atau bagian tengan operut pasien, terus ke arah
bawah. Suara yang terdengar pada orang yang menderita asites adalah pada awalnya timpani, tetapi
semakin ke bawah, yang dirasakan adalah semakin redup dan akhirnya redup. Pada tahap ini
tentukan batas perubahan suara antara redup dan timpani.
4. Setelah batas ditemukan, maka pasien diminta untuk memiringkan badannya ke arah kita, yaitu
ke arah kiri, lalu kita perkusi lagi, formatnya dari perbatasan tadi ke atas. Suara yang terdengar
adalah redup, redup, redup sampai akhirnya timpani. Perlu diketahui, pada pemeriksaan ini batas
redup akan bergeser ke atas, hal ini disebabkan karena cairan yang berada disebelah kiri pasien
berpindah ke sebelah kanan.
3.5.2 Pemeriksaan penunjang
Hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkan intoksikasi digitalis
Pada sirosis hati :
• Spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia
• Dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid
• Deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal, hiponatremia dan alkalosis
Pada sindroma nefrotik :
• pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat
• Hindari faktor yang memperburuk penyakit dasar:
• diuresis yang berlebihan menyebabkan pengurangan volume plasma, hipotensi, perfusi yang
inadekuat, sehingga diuretic harus diberikan dengan hati-hati
3.6 Penanganan Edema dan Asites
• Jenis jenis obat diuretik
1. Loop diuretik : dapat diberikan per oral atau intra vena
• Furosemid :
• 40-120 mg (1-2 kali sehari)
• masa kerja pendek, poten
• efektif pada laju filtrasi glomerulus (LFG) yang rendah
• Bumetanide :
• 0,5 – 2 mg (1-2 kali sehari)
• digunakan bila alergi terhadap furosemid
• Asam etakrinat
• 50-200 mg (1 kali sehari)
• masa kerja panjang
3.6 Penanganan Edema dan Asites
Retensi natrium di ginjal. Terjadi jika ekskresi natrium dan urine lebih kecil daripada yang
masuk. Dipengaruhi oleh:
Aktivitas RAAS yang erat kaitannya dengan bioreseptor di arteri aferen glomerulus ginjal
Aktivitas ANP yang erat kaitannya denga bioreseptor di atrium dan ventrikel jantung
Aktivitas saraf simpatis, ADH yang erat kaitannya dengan bioreseptor di sinus karokus
Osmoreseptor di hypothalamus.
4.2 Penyebab gangguan-gangguan kelebihan cairan
Volume cairan interstitial dipertahankan oleh hukum starling. Menurut hukum starling,
kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan sangat
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik masing-masing
kompartemen
K tahanan hidraulik (berbanding lurus dengan luas permukaan membran, berbanding terbalik
dengan ketebalan membran)
Pc tekanan intra kapiler rata-rata
π IF tekanan onkotik cairan interstitial
σ koefisien makromolekul
PIF tekanan cairan interstitial rata-rata
π PL tekanan onkotik plasma
• Q lymph aliran limfatik
4.3 Hukum Starling (hukum keseimbangan cairan)
Tekanan kapiler Starling (mm Hg)
• HPc = Tekanan hidrostatik kapiler = 35 – 17 mmHg
OPc = Tekanan onkotik kapiler = 25 mmHg
HPi = Tekanan hidrostatik ruang interstitial = 0 mmHg
OPi = Tekanan onkotik ruang interstitial = 1 mmHg
• HPc dan OPi : berfungsi untuk memindahkan cairan dari vaskuler ke ekstravaskuler
• HPi dan OPc : berfungsi untuk memindahkan cairan dari ekstra vaskuler ke vaskuler