Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada kasus sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seksual dan bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini memiliki berbagai stadium dan gejala klinis serta dapat menimbulkan berbagai komplikasi jika tidak diobati. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, serologi, dan laboratorium. Pengobatan yang direkomendas
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada kasus sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seksual dan bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini memiliki berbagai stadium dan gejala klinis serta dapat menimbulkan berbagai komplikasi jika tidak diobati. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, serologi, dan laboratorium. Pengobatan yang direkomendas
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada kasus sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seksual dan bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini memiliki berbagai stadium dan gejala klinis serta dapat menimbulkan berbagai komplikasi jika tidak diobati. Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, serologi, dan laboratorium. Pengobatan yang direkomendas
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 DINDA AYURA NUSA UTARI MEILYSA DWI ZASCIA SHINTA OKTAFIYA TASYA NABIELA NAILY YOLA PUTRI HANDAYANI A.DefenisI Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut ditularkan melalui hubungan seksual,penyakit ini bersifat laten atau dapat kambuh lagi sewaktu waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin.(Soedarto,1990). B. Etiologi Etiologi dari penyakit sifilis, antara lain: Penyebab sifilis ditemukan oleh SCHAUDINN dan HOFMAN ialah Treponema palidum yang termasuk ordo,Spirochaetaceae dan genus Treponema bentuknya spiral panjang antara 6-15 um dan lebar 0,15 um terdiri atas 8-24 lekukan. Geraknya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam. C. Patofisiologi Bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh manusia mengalami kontak, organisme dengan cepat menembus selaput lendir normal atau suatu lesi kulit dalam beberapa jam. Selama 5-10 tahun pertama setelah terjadinya infeksi primer tidak diobati, penyakit ini akan menginvasi meninges dan pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan neurosifilis meningovaskuler Terlepas dari tahap penyakit dan lokasi lesi, hispatologi dari sifilis menunjukkan tanda- tanda endotelialarteritis. Endotelialarteritis disebabkan oleh peningkatan spirochaeta dengan sel endotel yang dapat sembuh dengan jaringan parut. Beberapa Faktor Predisposisi a. Hubungan seksual yang bebas ( Genitogenital,Orogenital maupun Anogenital ) b. Sering berganti pasangan c. Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepi yang aman. d. Melakukan hubungan seksual dengan orang yang mengidap sifilis e. Janin yang orang tuanya menderita sifilis. f. Kurangnya kebersihan diri. g. Virulensi kuman yang tinggi. h. Kontak langsung dengan lesi yang mengandung Bakteri Treponema Pallidum D. Klasifikasi Klasifikasi dari Penyakit Sifilis secara khusus,antara lain: a. Sifilis Stadium 1 : Terjadi efek primer berupa papul,tidak nyeri(indolen).Sekitar 3 minggu kemudian terjadi penjalaranke kelenjar ingunial medial.Timbul lesi pada lesi pada alat kelamin,ekstragenital seperti bibir,lidah,tonsil,puting susu,jari dan anus,misalnya pada penularan ekstrakoital. b. Sifilis Stadium II : Gejala konstitusi seperti nyeri kepala,subfebris,anoreksia,nyeri pada tulang ,leher,timbul macula,papula,pustul,dan rupia.Kelainan selaput lendir dan limfadenitis yang generalisata. c. Sifilis Stadium III : Terjadi guma setelah 3-7 tahun setelah infeksi.Guma dapat timbul pada semua jaringan dan organ,membentuk nekrosis sentral juga ditemukan di organ dalam,yaitu lambung,paru-paru ,dll. Nodus di bawah kulit 9dapat berskuma).tidak nyeri d. Sifilis Kongenital : 1) Sifilis Kongenital Dini: Dapat muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi dilahirkan. Kelainan berupa vesikel, bula, pemfigus sifilitika, papul, skuma, secret hidung yang sering bercampur darah, adanya osteokondritis pada foto roentgen. 2) Sifilis Koegenital Lanjut : Terjadi pada usia 2 tahun lebih. Pada usia7-9 tahun dengan adanya keratitis intersial (menyebabkan kebutaan), ketulian, gigi hutchinson, paresis, perforasi palatum durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis. f. neurosifilis: 1) neurosifilis asimtomatik: pada sifilis ini tidak ada tanda dan gejala kerusakan susunan saraf pusat, pemeriksaan sumsum tulang belakang menunjukkan kenaikan sel, protein total dan tes serologis reaktif. 2) nerosifilis meningovaskuler: adanya tanda kerusakan susunan saraf pusat yakni kerusakan pembuluh darah serebrum, infark dan ensefalomalasia, pemeriksaan sumsum tulang belakang menunjukan kenaikan sel, protein total dan tes serologis reaktif. 3) neurosifilis parekimatosa yang terdiri dari paresis dan tabes dorsalis: gejala dan tanda paresis sangatlah banyak dan menunjukan penyebaran kerusakan parekimatosa, gejala tabes dorsalis, yaitu parestesia, ataksia, arefleksia, gangguan kandungan kemih, impotensi dan perasaan nyeri. E. Gejala Klinis a. sifilis primer berlangsung selama 10-90 hari sesudah infeksi ditandai oleh chanere sifilis dan adenitis regional, papula tidak nyeri tidak tampak pada tempat sesudah masuknya treponema pallidum, papula segera berkembang menjadi ulkus bersih, tidak nyeri pada tepi menonjol yang disebut chancre, infeksinya sebagai lesi primer akan terlihat ulserasi (chancre) yang soliter, tidak nyeri, mengeras dan terutama terdapat didaerah genetalia disertai dengan pembesaran kelenjar regional yan tidak nyeri b. sifilis sekunder: terjadi sifilis sekunder, 2-10 minggu setelah chancre sembuh, mafestasi sifilis sekunder terkait dengan spikoreketa dan meliputi ruam, mukola papuler non pruritus, yang dapat terjadidiseluruh tubuh yang meliputi telapak tangan dan telapak kaki:lesi postuler juga dapat berkembang pada daerah lembab dan sekitar anus vagina c. relapsing sifilis kekambuhan penyakit sifilis terjadi pengobatan yang tidak tepat dosis dan jenisnya, pada waktu terjadi kekambuhan gejala-gejala klinik dapat timbul kembali, tetapi mungkin juga tanpa gejala hanya perubahan serologinya yaitu dari reaksi STS (Serologis Test for Syfilis) yang negatif menjadi positif, gejala yang timbul kembali sama dengan gejala klinik pada stadium sifilis sekunder F. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik: keadaan umum, kesadaran, status gizi, TB, Bb, suhu, TD, nadi, respirasi 2. Pemeriksaan sistematik: kepala (mata, hidung, telinga, gigi, dan mulut), leher (terdapat perbesaran tyroid atau tidak) tengkuk, dada, (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) genitalia, ekstermitas atas dan bawah. G. Pemeriksaan Penunjang Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemerikrsaan klinik, serologi atau pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap (darkfield microscope). Pada kasus tidak bergejala dianosis di dasarkan pada uji serologis treponema dan non protonema, uji protonema seperti Veneral desease Research Laboratory (VDRL). Untuk mengetahui anti bodi dalam tubuh terhadap masuknya treponema pallidum. Hasil uji kuantitatif uji VDRL cebderung berkolerasi dengan aktifitas penyakitsehingga sangat membantu dalam skrening, Pemeriksaan laboratorium (kimia darah, ureum, kreatinin, GDS, analisa urin, darah rutin). Pemeriksaan T palidum Cara pemeriksaan adalah: mengambil serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan microscope lapangan gelap. Pemeriksaan dilakiukan 3 hari berturut-turut jikapada hasil pada hari 1 dan 2 negatif H. Penatalaksanaan penatalaksanaan medis Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling efektif), bagi yang alergi penisilin diberikan tetrasiklin 4x500 ml/hr, atau eritomisin 4x500 mg/hr, atau doksisiklin 2x100 mg/hr. Lama pengobatan selama 15 hari pagi S I & S II dan 30 hari untuk stadium laten. Eritromisin diberikan bagi ibu hamil, efektifitas meragukan. Doksisiklin memiliki tingkat absorpsi lebih baik dari tertrasiklin yaitu 90- 100%, sedangkan tetrasiklin hanya 60-80%. I.Komplikasi Tanpa pengobatan, sifilis dapat membawa kerusakan pada seluruh tubuh.sifilis juga meningkatkan resiko infeksi HIV, dan bagi wanita, dapat menyebabkan gangguan selama hamil. pengobatan dapat membantu mencegah kerusakan di masa mendatang tapi tidak dapat memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. a. Benjolan kecil atau tumor: atau organ lainnya pada sifilis tahap laten. Jika pada tahap ini dilakukan, gummas biasanya menyebabkan beberapa. b. Masalah Neurologi: pengobata Pada stadium laten sifilis dapat menyebabkan beberapa masalah pada nervous system seperti: 1) Stroke 2) Infeksi dan inflamasi membran dan cairan dan sekitar otak dan spinl cord(meningitis) 3) Koordinasi otot yang buruk 4) Nambnes( mati rasa) 5) Paralysis 6) Deafness or visual problems 7) Personality changes 8) Demintia TERIMA KASIH