Disease Pada Anak Disusun Oleh : 1. Pungky Eka S.W. (13011016) 2. Siti Ulfiyah (13011019) Definisi Reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993). Etiologi Faktor-faktor pada individu : Faktor-faktor lingkungan :
1. Faktor genetic 1. Keadaan sosial
2. Jenis kelamin ekonomi yang buruk 3. Golongan etnik dan ras 2. Iklim dan geografi 4. Umur 3. Cuaca 5. Keadaan gizi 6. Reaksi auto imun Manifestasi Klinis Kriteria Mayor Kriteri Minor a. Memang mempunyai riwayat RHD a. Carditis b. Nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, b. Polyarthritis klien kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya c. Khorea Syndenham c. Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan d. Eritema pola tidak tentu Marginatum d. Leukositosis e. Peningkatan laju endap e. Nodul Subcutan darah (LED) f. C- reaktif Protein (CRP) positif g. P-R interval memanjang h. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur (sleeping pulse) i. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO) Komplikasi RHD merupakan komplikasi dari demam rematik dan biasanya terjadi setelah serangan demam rematik. Insiden penyakit ini telah dikurangi dengan luas penggunaan antibiotic efektif terhadap streptokokal bakteri yang menyebabkan demam rematik. Penatalaksanaan 1. Anak dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. 2. Anak akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin. Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Identitas Pasien 5. Pengkajian pola gordon Nama, umur, jenis kelamin, 6. Pengkajian Activity Daily alamat rumah, agama, suku Living bangsa, status perkawinan, 7. Pemeriksaan fisik pendidikan terakhir, nomor 8. Pemeriksaan sistematik registrasi, tanggal MRS, pekerjaan pasien, dan identitas 9. Pemeriksaan tingkat tumbuh penanggungjawab. kembang 2. Riwayat Keperawatan 10. Pemeriksaan penunjang Awalan serangan, dan keluhan utama. 3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu 4. Riwayat Psikososial Keluarga Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agens penyebab cedera. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, tirah baring atau imobilisasi. 4. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan jaringan subcutan. 5. Penurunan cardiac output berhubungan perubahan kontraktilitas. 6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya substansi O2 menuju paru-paru. Intervensi Keperawatan 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ketidakseimbangan nutrisi dapat teratasi Kriteria Hasil : a. Anak mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan. b. Anak tidak mual dan muntah Intervensi : a. Kaji faktor-faktor penyebab. Rasional: Penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya. b. Anjurkan anak untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan. Rasional : Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan. c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup. Rasional : Meningkatkan pengetahuan anak dan keluarga anak termotivasi untuk mengkonsumsi makanan. d. Catat jumlah porsi yang dihabiskan. Rasional : Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi anak. 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agens penyebab cedera Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri pada sendi berkurang atau hilang. Kriteria hasil : a. Anak akan mempertahankan tingkat nyeri pada skala 3 atau kurang pada daerah sendi. b. Anak memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan. c. Anak akan melaporkan pola tidur yang baik. Intervensi : a. Catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit nonverbal. Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manjemen nyeri dan keefektifan dan keefektifan program. b. Biarkan anak mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Rasional : Pada penyakit berat/eksaserbasi, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi. c. Berikan masase yang lembut. Rasional : Meningkatkan relaksasi/mengurangi tegangan otot. 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, tirah baring atau imobilisasi Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi. Kriteria hasil : a. Anak tidak mudah lelah. b. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai batas toleransi. Intervensi : a. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktifitas, catat takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat. Rasional : Penurunan atau ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan. b. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas. Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas. c. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan vasolidator, diuretik, penyekat beta. Rasional : Hipertensi ortostatik dapat terjadidengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung. 1. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan jaringan subcutan. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit dapat teratasi. Kriteria Hasil : Mempertahanakan integritas kulit. Intervensi a. Kaji tingkat kerusakan kulit. Rasional : Memberikan pedoman untuk memberikan intervensi yang tepat. b. Berikan perawatan kulit sering, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi. Rasional : Terlalu kering dan lembab merusak kulit dan mempercepat kerusakan. c. Ubah posisi sering di tempat tidur / kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif Rasional : Memperbaiki sirkulasi/ menurunkan waktu satu area yang mengganggu aliran darah. d. Berikan bantalan yang lembut pada badan. Rasional : Mencegah penekanan pada eritema sehingga tidak meluas. e. Kolaborasi untuk pemberian obat. Rasional : Mempercepat proses kesembuhan. 1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pompa jantung berkurang. Kriteria Hasil : a. Menunjukkan TTV yang normal. b. Edema ekstermitas bawah berkurang. Intervensi : a. Observasi KU dan TTV. Rasional : Mengetahui keaadaan anak agar dapat melakukan tindakan selanjutnya. b. Anjurkan anak untuk berlatih berdiri dan berjalan. Rasional : Agar edema pada ekstremitas bawah anak berkurang. c. Kolaborasi dalam pemberian obat Rasional : Mempercepat proses penyembuhan 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya substansi O2 menuju paru- paru. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ketidakefektifan pola nafas pasien dapat teratasi. Kriteria Hasil : a. Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal. b. Bunyi nafas terdengar jelas. Intervensi : a. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi. Rasional : Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi anak. b. Baringkan anak dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60-90 derajat. Rasional : Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. c. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan respon anak). Rasional : Peningkatan RR dan tachcardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru. d. Bantu dan ajarkan anak untuk nafas dalam yang efektif. Rasional : Memberikan rasa nyaman saat anak menarik nafas. e. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-obatan. Rasional : Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hiponia. Implementasi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Implementasi :
a. Mengkaji faktor-faktor penyebab.
b. Menganjurkan anak untuk makan dalam porsi kecil dan
sering, jika tidak muntah teruskan.
c. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang cukup.
d. Mencatat jumlah porsi yang dihabiskan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agens penyebab cedera
Implementasi :
a. Mencatat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit nonverbal.
b. Memberikan kesempatan anak mengambil posisi yang
nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi.
c. Memberikan masase yang lembut.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, tirah baring atau imobilisasi
Implementasi :
a. Mencatat respon kardiopulmonal terhadap aktifitas,
c. Memeriksa tanda vital sebelum dan segera setelah
aktivitas, khususnya bila anak menggunakan vasolidator, diuretik, penyekat beta. 4. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan jaringan subcutan.
Implementasi :
a. Mengkaji tingkat kerusakan kulit.
b. Memberikan perawatan kulit sering, minimalkan
dengan kelembaban/ekskresi.
c. Mengubah posisi sering di tempat tidur / kursi, bantu
latihan rentang gerak pasif/aktif.
d. Memberikan bantalan yang lembut pada badan anak.
e. Berkolaborasi untuk pemberian obat.
5. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
Implementasi :
a. Mengobservasi KU dan TTV.
b. Menganjurkan anak untuk berlatih berdiri dan
berjalan secara perlahan.
c. Berkolaborasi dalam pemberian obat.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan berkurangnya substansi O2 menuju paru-paru.
Implementasi :
a. Mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan
setiap perubahan yang terjadi.
b. Membaringkan anak dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk,
dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60-90 derajat.
c. Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan
respon pasien).
d. Membantu dan ajarkan anak untuk nafas dalam yang efektif.
e. Berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-
obatan. Evaluasi Keperawatan 1. Dx 1 : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi 2. Dx 2 : Nyeri dapat berkurang atau hilang 3. Dx 3 : Tidak terjadi intoleransi aktivitas 4. Dx 4 : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi 5. Dx 5 : Pompa jantung berkurang 6. Dx 6 : Gangguan pola nafas dapat teratasi Thanks for Attention