You are on page 1of 21

Torsio Testis

Komang Soniananda Pradnyana Putri


Anatomi
 Organ genitalia pria yang terletak di skrotum
 Terdiri dari 2 organ kelenjar berbentuk oval
 Dengan volume 25 ml pada orang dewasa
 Arteri : A. testikularis, A. deferentialis, dan A. kremasterica
 Memiliki 2 fungsi penting: Steroidogenesis dan
spermatogenesis
Anatomi
Definisi
 Terplintirnya
funiculus spermaticus
yang mengakibatkan
terganggunya aliran darah ke
testis
Epidemiologi
 Kejadian tersering torsio testis adalah pada laki-laki muda
berusia < 25 tahun
Etiologi
 Bell
clapper deformity
 Kontraksi otot kremaster berlebihan
 Peningkatan volume testis
Patogenesis
 Intravaginal
Bell clapper deformity Karena abnormalitas tunika vaginalis
(biasanya pada usia remaja dan dewasa)

 Ekstravaginal
Akibat fiksasi yang tidak komplit sehingga
testis berotasi bebas didalam skrotum
(biasanya pada neonatus)
Patofisiologis

Aliran darah
Menyumbat Tekanan yang masuk
aliran balk vena meningkat melalui arteri
juga terhambat

Iskemia testis
Gejala Klinis
 Mendadak
 Bengkak pada salah satu testis
 Nyeri pada salah satu testis
 Ada riwayat sehabis olah raga, aktivitas berlebihan,
trauma
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
Gambaran Klinis
Diagnosis

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PENUNJANG
Anamnesis

Sacred Seven

• Fundamental Four
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Palpasi
Pemeriksaan Fisik Spesifik
Epididimitis (+)

Prehn’s Sign

Torsio Testis (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG color dopler
Diagnosis Banding
 Epididimitis
 Hernia Skrotalis Inkarserata
Torsio testis dan epididymitis akut
Torsio Testis Epididymitis
Akut
Usia 12-20 tahun > 20 tahun
Suhu Tubuh Tidak ada Kenaikan suhu
kenaikan tubuh
Elevasi testis Nyeri tetap Nyeri lebih
ringan
UL Tampak Normal Leukosituria/bakter
iuri
TERAPI
1. Detorsi Manual
 Reposisi testis dengan cara memutar ke arah
berlawanan dengan torsio
 Umumnya torsio ke arah medial, maka dilakukan
pemutaran ke arah lateral
 Bila nyeri berkurang detorsi berhasil, bila tidak coba putar
ke arah berlawanan.
 Operasi tetap harus dilaksanakan.
2. Operasi
 Tujuan operasi : detorsi internal testis, eksplorasi testis,
fiksasi apabila masih viable
 Dilakukan orkidopeksi bila testis viable
 Dilakukan orkidektomy bila nekrosis

Jam Viable rate


<6 85-97%
6-12 55-85%
12-24 10-80%
>24 < 10%

You might also like