You are on page 1of 43

Oleh:

Lamtioma R.S Gultom


1510029050

Pembimbing:
dr. P.M.T Mangalindung Ompusunggu, Sp. B
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Usia : 54 tahun
Pekerjaan : supir truk perusahaan tambang
batu koral
Pendidikan: SMP
Alamat : Jln. Perjuangan Rt.3 no.4
Keluhan utama: rasa nyeri di ulu hati dan sesak
nafas sejak 3 jam SMRS setelah tertimpa
bongkahan batu.

Primary survey:
A: clear, suara nafas tambahan (-)
B: clear, RR: 30x/menit
C: clear, TD 170/90 mmHg
D: GCS 15
E: Vulnus ekskoriatum abdomen regio
hipokondrium dekstra
 Secondary survey
 Autoanamnesis

Telaah: pasien datang dengan keluhan nyeri di ulu hati


dan sesak nafas setelah tertimpa reruntuhan batu dari
bukit sekitar 3 jam SMRS. Pasien yang berprofesi
sebagai supir dumn truk pengangkut batu koral saat
itu sedang memarkirkan truknya dekat dengan bukit
berbatu dengan tinggi sekitar 15meter. Beberapa saat
setelah parkir, pasien merasakan adanya getaran
disekitarnya dan saat melihat ke atas gunung tampak
adanya reruntuhan batu yang mengarah ke truk, saat
itu kaca jendela dalam keadaan tertutup namun 1
bongkahan batu masuk sampai memecahkan kaca
jendela dan bongkahan batu menghantam perut
pasien.
 Secondary survey
 Autoanamnesis

Telaah: Saat itu pasien langsung merasakan adanya


desakan pada ulu hati sampai membuatnya
merasa sesak dan tidak bisa mengeluarkan suara.
Besarnya batu seperti 2 kali besar bola basket.
Pasien bekerja tidak menggunakan alat
perlindungan diri apapun. Pasien sempat tertahan
dalam keadaan itu selama ± 30 menit, lalu
ditolong temannya dan dibawa ke Puskesmas
Lempake. Di Puskesmas dilakukan pembersihan
luka dan segera dirujuk ke RSUD AWS Samarinda
karena keterbatasan fasilitas untuk pemeriksaan
lanjutan. Riwayat pingsan (-). Riwayat muntah (-).
 Secondary survey
A: alergi (-)
M: dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,
pembersihan luka dan cairan infus di Puskesmas,
tidak ada mengkonsumsi obat rutin sebelumnya.
P: Hipertensi disangkal, diabetes melitus disangkal,
riwayat MRS (-), riwayat operasi sebelumnya (-),
gangguan pembekuan darah (-)
L: pasien terakhir makan ±6 jam SMRS
E: kejadian terjadi dilingkungan kerja, tidak ada
rambu-rambu area kerja, tidak menggunakan alat
perlindungan diri, tidak ada alat komunikasi untuk
meminta bantuan.
 Kesadaran: composmentis
 Kesan: tampak sakit sedang
 Tanda vital:
TD 170/90mmHg
N 82x/menit, kuat angkat, reguler
RR 30x/menit
T 36,7 C
Head/neck anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-) , pembesaran KGB (-)

Thoraks Cor Inspeksi = iktus kordis tidak terlihat


Pal pasi = Iktus teraba di ICS V di axilaris anterior line
Perkusi = Ba-ka: parasternal line dextra; Ba-ki: ICS V
axilaris anterior line sinistra
Auskultasi = murmur (-), gallop (-), S1 S2 tunggal reguler
Pulmo Inspeksi = bentuk normal, gerakan nafas simetris
dextra/sinistra
Palpasi = fremitus suara simetris dextra/sinistra
Perkusi = sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi = vesikuler (+), rhonki (-), wheezing(-)
Abdomen Inspeksi = distensi (-), vulnus ekskoriatum (+)
Auskultasi = BU kesan normal
Palpasi = nyeri tekan (+)
Perkusi = timpani (+)

Status lokalis
Inspeksi: vulnus ekskoriatum abdomen regio hipokondrium
Palpasi: nyeri tekan (+)
Ekstremitas akral hangat, edema (-/-)
Lab Value Lab Value
Leukosit 11090 4000- Asam urat 7,5 3,4-7,0 mg/dl
10.000/µL
Hemoglobin 16,5 11-16,5g/dl Ureum 20,0 19,3-49,2

Thrombocyt 246.000 150.000- Kreatinin 1,1 0,7-1,3


450000/µL
Hct 49,2 37-54 % Natrium 140 135-155
mmol/L
GDS 114 70-115 Kalium 4,2 3,6-5,5

SGOT 129 <40 Natrium 105 95-108

SGPT 61 <41

Albumin 4,2 4,0-4,9 HbsAg NR

Kolesterol 174 <200 112 NR


Lab Value Lab Value
Berat jenis 1.015 1.003-1.300

Warna kuning Kuning

Kejernihan Jernih Jernih

pH 6.5 4.8-7.8

Glukosa - Negatif

Leukosit 0-1 0-1

Eritrosit 10-15 0-1


 Trauma tumpul abdomen dengan
hemodinamik stabil
 Hipertensi derajat 2 tidak terkontrol
 IVFD Ringer Laktat 18tpm
 Inj. Metamizole 1gr/8jam
 Inj. Ranitidin 50mg/12jam
 Amlodipin 1x10mg
Identitas Pasien
Nama :Nn. D
Usia : 16 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :Pelajar
Alamat : jln. Wiraguna No.7 Sidodadi
 Keluhan utama: Nyeri pada perut kanan atas
sejak 2 jam SMRS setelah mengalami
penjambretan dan terjatuh dari motor.
Primary survey:
A: clear, tidak ada suara nafas tambahan
B: RR 24x/menit
C: HR 108x/menit, TD 80/50 mmHg
D: GCS 15, pupil isokor
E: edem dan hematom periorbita Dekstra, multiple
vulnus ekskoriatum di regio fasial dekstra dan
abdomen regio hipokondrium dekstra
 Secondary survey
 Autoanamnesis
Telaah: Pasien datang dengan keluhan nyeri
perut kanan atas sejak 2 jam SMRS setelah
mengalami kecelakaan karena dijambret orang
tak dikenal di depan sekolahnya. Pasien yang
saat itu sedang mengendarai sepeda motornya
tiba-tiba diikuti orang tak dikenal dari sebelah
kanannya dan langsung menjambret tasnya.
 Secondary survey
 Autoanamnesis
Telaah: Tas itu digantungkan dibahunya. Orang
tak dikenal tersebut langsung menarik tasnya
dan pasien mencoba menahannya namun
akhirnya pasien didorong sampai terjatuh dari
motornya dengan posisi jatuh, wajah dan
badan sebelah kanan lebih dulu terhempas ke
aspal. Pasien sempat dibawa ke RS Siaga oleh
warga yang melihat kejadian namun akhirnya
dirujuk ke RSUD AWS Samarinda untuk
mendapat penanganan lebih lanjut. Riwayat
pingsan (-). Riwayat muntah (-).
A: riwayat alergi (-)
M: dipasangkan cairan infus di RS Siaga
tidak ada mengkonsumsi obat rutin
sebelumnya.
P: riwayat penyakit dahulu (-), riwayat MRS (-),
riwayat operasi (-), gangguan pembekuan
darah (-)
L: terakhir makan 5 jam SMRS
E: kejadian terjadi didepan SMKN 2, dibawah
flyover jam 16.00 wita
 Kesadaran: composmentis
 Kesan: tampak sakit berat
 Tanda vital:
TD 80/50mmHg
N 108x/menit, reguler, lemah
RR 24x/menit
Head/neck anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-) , pembesaran KGB (-)
Hematom periorbital (+/-)
Bloody otorhea (-/-) bloody rinorhea (-/-)
Thoraks Cor Inspeksi = iktus kordis tidak terlihat
Pal pasi = Iktus teraba di ICS V di axilaris anterior line
Perkusi = Ba-ka: parasternal line dextra; Ba-ki: ICS V
axilaris anterior line sinistra
Auskultasi = murmur (-), gallop (-), S1 S2 tunggal reguler
Pulmo Inspeksi = bentuk normal, gerakan nafas simetris
dextra/sinistra
Palpasi = fremitus suara simetris dextra/sinistra
Perkusi = sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi = vesikuler (+), rhonki (-), wheezing(-)
Abdomen Inspeksi = distensi (-), vulnus ekskoriatum (+)
Auskultasi = BU menurun
Perkusi = timpani
Palpasi = nyeri tekan (+)

Status lokalis
Inspeksi: vulnus ekskoriatum abdomen regio hipokondrium
Palpasi: nyeri tekan (+)
Ekstremitas akral hangat, edema (-/-)
Lab Value Lab Value
Leukosit 13180 4000- PTT 18,0 9,9-12,6
10.000/µL
Hemoglobin 7,7 11-16,5g/dl Ureum 42,0 19,3-49,2

Thrombocyt 89.000 150.000- Kreatinin 1,8 0,7-1,3


450000/µL
Hct 21,8 37-54 % Natrium 138 135-155
mmol/L
GDS 129 70-115 Kalium 5,3 3,6-5,5

SGOT 129 <40 Chloride 103 95-108

SGPT 61 <41 INR 106

Albumin 2,6 4,0-4,9 HbsAg NR

APTT 34,8 22,8-34,6 112 NR


 Cedera Kepala Ringan GCS E4V5M6
 Trauma tumpul abdomen dengan
hemodinamik tidak stabil
 Susp. Ruptur solid organ
 Pro operasi eksplorasi dan packing ruptur
solid organ
 O2 3lpm
 IVFD RL 2000cc
 Inj. Ceftriaxone 2x1gr
 Inj. Ketorolac 3x30mg
 Inj. Omeprazole 1x40mg
 Inj. Kalnex 3x500mg iv
 Inj. Vitamin K 2x1amp
 Pasang DC
Teori Kasus
Potensi bahaya dalam lingkungan Perusahaan tempat pasien bekerja
kerja dibagi menjadi beberapa tidak memiliki rambu-rambu
kategori. penanda potensi bahaya, tampak
Diantaranya adalah kategori dari pasien memarkirkan truknya
potensi bahaya yang menimbulkan disamping bukit berbatu yang
risiko langsung pada keselamatan cenderung berpotensi terjadi
salah satunya adalah potensi longsor material dari bukit
longsor dan tertimpa material. tersebut.
Merupakan hal yang penting bagi
perusahaan untuk menilai adanya Dalam kasus ini tampak kelalaian
potensi bahaya disekitar perusahaan dalam menjalan
lingkungan kerja dan memberikan keselamatan kerja yang berakibat
rambu-rambu sehingga area fatal bagi pekerjanya.
potensi bahaya tersebut dapat
dihindari pekerja.
International Labour Conference tahun 2007
Teori Kasus
Pasien yang dicurigai trauma Pasien datang dengan riwayat
tumpul abdomen dapat dinilai dari korban penjambretan dan terjatuh
anamnesis terjadinya trauma, dari motornya dengan posisi perut
dilanjutkan dengan pemeriksaan menghantam aspal.
fisik dan pemeriksaan penunjang. Saat datang Tekanan Darah 80/50
mmHg.
Penanganan trauma tumpul
abdomen dengan hemodinamik Pasien sempat dibawa ke RS awal
tidak stabil: dan tidak dilakukan pemeriksaan
Segera dilakukannya pemeriksaan USG abdomen. Pasien dirujuk ke
FAST untuk menentukan apakah IGD RSUD AWS tanpa diagnosis
indikasi untuk dilakukan atau kecurigaan trauma tumpul
laparotomi. FAST memiliki abdomen.
sensitivitas dan spesifikasi Dalam hal ini sudah terjadi
mencapai 100%. kelalaian pemeriksaan di RS awal
pasien dibawa.
Indikasi laparotomi:
Sistol <90mmHg + positive FAST Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012
Active extravisation of oral contras
Kasus 1 Kasus 2
Trauma yang terjadi karena gerak Trauma yang terjadi karena gerak
batu yang bergerak menghantam tubuh yang menghantam aspal.
tubuh. (gaya deselerasi)
(gaya akselerasi)

Tidak terjadi cedera Terjadi ruptur organ


organ (hepar)

Ardy Desyone, 2014


Cedera akselerasi (kompresi) adalah suatu kondisi trauma tumpul
langsung ke area abdomen atau bagian pinggang. Kondisi ini memberikan
manifestasi kerusakan vaskular dengan respon terbentuknya hematom
didalam viseria. Cedera kompresi yang kuat dapat juga mengakibatkan
peningkatan tekanan transien intraluminal yang memberikan respon
adanya ruptur pada organ didalam abdomen. Peningkatan tekanan
transien intraabdomen adalah mekanisme umum trauma tumpul yang
mencederai usus.

Cedera deselarasi (perlambatan) adalah suatu kondisi dimana suatu


peregangan yang berlebihan memberikan manifestasi terhadap cedera
intraabdomen. Kekuatan peregangan secara longitudinal memberikan
manifestasi ruptur (robek) pada struktur di persimpangan antara segmen
intraabdomen.
Cedera deselerasi yang paling sering adalah cedera pada hepar sepanjang
ligamentum teres dan cedera lapisan intima arteri ginjal

Ardy Desyone, 2014


 Diagnostic peritoneal lavage

 FAST

 CT Scan

Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012


 Management of haemodynamically unstable
patients SBP<90mmHg

 Management of haemodynamically stable


patients

 Predictive Factors of intraabdominal injury


requiring CT evaluation

Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012


 FAST (+) laparotomy

 FAST (-) search another cause of unstable


haemodynamic

Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012


 CT scan

 observation with serial abdominal


examination

 If intraabdominal injury is suspected, a more


definitive assessment such as CT scans is
required

Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012


 Inspection
◦ external signs of injury
◦ open wounds
◦ Bruising
◦ Abrasions
 Palpation
◦ tenderness,
◦ Rigidity
◦ peritoneal signs
 Auscultation
◦ Bowel sound

Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012


Blunt Abdominal Trauma Guideline 2012
TERIMA KASIH

You might also like