Disusun Oleh : Kelompok 3 -Citra Laras -Riri Rimawati Marlia -Ika Kartika -Teni Hardianti -Nneng Dhein A. Pengertian Nutrisi
• Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). • Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya: 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Lemak 4. Vitamin (A, B-komplek, C, D, E, K) 5. Mineral dan Air B. Kategori Usia Dewasa dan Lansia Beberapa pendapat mengenai batasan usia sebagai berikut : 1. Pembagian umur menurut Hurlock, (2001) yaitu : Dewasa awal : dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun. Dewasa madya : dimulai pada umur 41 tahun sampai umur 60 tahun Dewasa lanjut : dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian 2. Batasan Usia menurut WHO Lanjut Usia Meliputi : Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun 3. Menurut Prof.Dr.Ny.Sumiati Ahmad Mohammad Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut: Masa bayi : 0 sampai 1 tahun Masa Pra-sekolah : 1 sampai 6 tahun Masa Sekolah : 6 sampai 10 tahun Masa Puberitas : 10 sampai 20 tahun Masa setengah umur (prasenium) : 40 sampai 60 tahun Masa lanjut usia (senium) : 65 tahun ke atas. C. Tujuan Pemenuhan Zat Gizi Pada Dewasa dan Lansia 1. Tujuan Pemenuhan Zat Gizi Pada Dewasa Tujuan pemberian nutrisi untuk dewasa : Membantu mempertahankan kesehatan yang baik (mempertahankan keadaangizi). Membuat keadaan gizi tubuh menjadi lebih baik. Memperlambat timbulnya penyakit-penyakit degeneratif. Untuk mengatur semua proses yang terjadi dalam tubuh` Memberikan unsur-unsur yang diperlukan untuk sel jaringan tubuh yang aus.(contoh : rambut yang rontok, kuku, bekas luka, menstruasi, dll). 2. Tujuan Pemenuhan Zat Gizi pada Lansia Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik yang dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Tujuan pemenuhan gizi pada lansia diantaranya : Menjadikan lansia yang dapat terpenuhi akan kebutuhan gizinya Terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, sosial dan psikologis lanjut usia secara memadai serta teratasinya masalah-masalah akibat usia lanjut. Terlindunginyalanjutusiadariperlakuan yang salah Terlaksananyakegiatan-kegiatan yang bermaknabagilanjutusia. Yang Perlu Diperhatikan pada Pemenuhan Gizi Lansia : Batasi makanan yang manis-manis atau gula,makanan yang terlalu pedas. Batasiminum kopi atauteh,kurangani konsumsi makanan yang terlalu asin. Makanan mengandung zat besi seperti: kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng. D. Kebutuhan Gizi Dewasa dan Lansia
1. Kebutuhan Gizi Dewasa
Kebutuhan energy mulai berkurang mengikuti penurunan metabolisme basal mulai usia 25 tahun. Penurunan basal metabolisme rate (BMR) sekitar 2-3% per sepuluh tahun. Asupan gizi yang seimbang perlu di perhatikan pada usia ini, tentu saja sesuai dengan kebutuhannya. Kebiasaan minum susu atau bahan makanan sumber kalsium dianjurkan pada usia dewasa ini untuk penyimpanan kalsium dalam tulang karena mengingat kehilangan kalsium dalam masa tulang akan terjadi di masa lansia. Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat-zat gizi lebih tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya laki-laki lebih memerlukan energi ini disebabkan karena secara fisik laki-laki lebih banyak bergerak tetapi pada aktivitasnya juga memerlukan energi banyak. Semakin tinggi dan semakin berat badan seseorang maka kebutuhan energinya juga perlu ditambahkan. Dibawah ini adalah contoh menu dalam sehari untuk dewasa : Makan Pagi ( ± jam 06.00) : Nasi soto ayam Snack ( ± jam 10.00 ) : Susu Kedelai Makan Siang ( ± jam 13.00 ) : Nasi Putih Sayur Bening Pepes Ikan Tongkol Tempe Bacem Buah Pepaya Snack ( ± jam 16.00 ) : Salad Buah Makan Malam ( ± jam 19.00 ) : Nasi Putih Gulai Pakis Empal Daging Tahu Goreng Buah Semangka 2. Kebutuhan Gizi Lansia Kebutuhan energy menurun pada proses menua. Hal ini di sebab kan oleh terjadinya perubahan komposisi tubuh, yaitu menurunnya sel-sel otot dan meningkatnya sel-sel lemak yang menyebabkan menurunnya kebutuhan energy untuk menjalankan fungsi tubuh. Oleh sebab itu sebaiknya menurunkan konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti nasi, tepung-tepungan, gula, umbi-umbian, dan minyak. Protein sebagai sumber energy tidak perlu di kurangi pada usia lansia, karena protein berfungsi sebagai zat pembangun pada proses menua untuk mengganti sel- sel tubuh yang rusak. Tetapi protein tidak boleh di makan dalam jumlah berlebihan karena dapat memberatkan fungsi ginjal Penyakit-penyakit degeneratif sering kali di alami pada masa lansia ini seperti diabetes mellitus, jantung, hiperkolestrol, asam urat, hipertensi, gangguan ginjal dan lain-lain. Pengaturan gizi dalam hal pemberian diit diperhatikan dan di sesuaikan dengan penyakit yang di derita. Dibawah ini adalah contoh menu dalam sehari untuk lansia : Makan Pagi (± jam 06.00) : Bubur Ayam Jus Tomat Snack (± jam 10.00) : Pancake Makan Siang (± jam 13.00) : Nasi Putih Sup Tahu Wortel Ayam Suir Buah Pepaya Snack (± jam 16.00) : Susu rendah lemak tinggi kalsium Makan Malam (± jam 19.00): Nasi Putih Lodeh Labu Siem Rolade daging Tahu Bunbu Rujak Buah Pisang E. Masalah Gizi Pada Orang Dewasa dan Lansia
1. Masalah Gizi Pada Orang Dewasa
GIZI KURANG a. Kurang Energi Protein (KEP) KEP bukan saja banyak diderita oleh kelompok usia anak dibawah usia 5 tahun tetapi bisa juga diderita oleh usia dewasa. Umumnya ditandai dengan menurunnya berat badan atau kurus terutama disebabkan oleh kurangnya asupan makanan. b. Anemia Masalah anemia juga dialami usia dewasa ini. Kekurangan zat besi ini dapat membuat tubuh letih, lemas, lesu, dan lelah. GIZI LEBIH ( Obesitas) Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney et al,2008). 2. Masalah Gizi Pada Lansia GIZI BERLEBIH Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. GIZI KURANG Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi. KEKURANGAN VITAMIN Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat. F. Pencegahan Masalah Gizi Pada Dewasa dan Lansia 1. Pencegahan Gizi Buruk Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi kurang antara lain, sebagai berikut: a. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan memperhatikan pola makan yang teratur dengan gizi seimbang. b. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. c. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. d. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu untuk mengetahui apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar pada KMS. e. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama orang tua tentang gizi melalui penyuluhan kepada masyarakat luas terutama di daerah pedesaan dan di daerah terpencil. 2. Pencegahan Gizi Lebih ( Obesitas) Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan keluaran energi. Pencegahan antara lain: a. Menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari tekanan hidup/stress. b. Membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. c. Penyuluhan ke masyarakat luas. d. Peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih sehat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan Barat (Almatsier,2009). Kesimpulan
Dengan mengatur makanan sesuai dengan dunianya, kehidupan orang
dewasa dan lansia yang membahagiakan akan dapat dipertahankan. Merekapun tidak akan terlalu merasakan kehidupan yang berbeda dari saat masih muda. Selain mengatur makanan, sangat penting untuk mempertahankan aktivitas agar tetap sehat, seperti berjalan kaki, berenang, dan senam ringan. Para orang dewasa dan lansia sangat membutuhkan gizi yang baik agar kehidupan mereka tetap sehat dan harmonis. TERIMAKASIH