You are on page 1of 27

Perkembangan Fisik Anak Usia

Sekolah
Perkembangan Fisik (Pertumbuhan &
Proporsi Tubuh)
• Terjadi peningkatan keterampilan motorik yang dimulai sejak masa prasekolah 
anak perlu banyak terlibat dgn kegiatan olah raga secara teratur serta terhindar
dari penyakit dan sakit.

• Perubahan fisik berlangsung lambat tapi pasti mrpk periode tenang


Pada anak SD,TB rata-rata bertambah 2-3 inch/thn, lulus SD anak perempuan
sedikit > tinggi dari anak laki-laki.

• BB bertambah 5-7 pounds/thn  meliputi ukuran rangka, sistem otot & organ-
organ tubuh lain

• Kekuatan otot yg bertambah tergantung keturunan dan latihan/olahraga. Di usia


ini kekuatan otot anak meningkat 2 kali lipat. Krn sel otot anak laki2 lbh banyak
dari anak prmpuan, biasanya anak laki2 lebih kuat dari anak perempuan

• Proporsi yg mel. lingkar kepala, lingkar pinggang dan tungkai mulai berkurang
seiring makin pertumbuhan tinggi badan. Sementara perubahan yang tak terlihat
adalah proses penulangan yang semakin intensif sehingga tulang makin kuat dan
tahan tekanan
Perkembangan Fisik (Motorik)
• Perkembangan motorik semakin luwes dan terkoordinir, mis menangkap dan
memukul bola tennis, memanjat, lompat tali, berenang dan naik sepeda (lbh pd
anak laki2). Anak prmpuan lebih luwes pada keterampilan motorik halus

• Di usia ini anak merasa lebih lelah jika diminta untuk duduk  kegiatan fisik mjd
sedemikian penting untuk mengasah keterampilan2nya  Anak usia sekolah
disarankan untuk terlibat pada kegiatan aktif.

• Mielinasi pada SSP mendorong peningkatan pada keterampilan motorik halus.


Jemari dan tangan sudah dapat difungsikan sbg perkakas:
– Usia 6 thn : memalu, mengikat tali sepatu dan mengancingkan baju.
– Usia 7 thn : memegang pensil, dan menulis bentuk-bentuk alfabet
– Usia 8-10 thn: ked tangan dapat digunakan secara independen, tulisan semakin mengecil
namun rapi
– Usia 10-12 thn: terampil memanipulasi bentuk2 spt layaknya orang dws, menulis rapi dan
cepat, membuat hasta karya dan menggunakan alat musik  anak perempuan lebih luwes
dari anak laki2
Perkembangan Fisik (Latihan &
Olahraga)
Untuk menarik minat anak agar lebih tertarik pada latihan fisik dibandingkan dengan
TV, PS dan kegiatan bermain, perhatikan hal berikut:

• Ajak anak untuk mengikuti program aktivitas fisik yang diselenggarakan sekolah
bersama teman-teman lainnya
• Tingkatkan aktivitas fisik di rumah bersama keluarga
• Ajak anak untuk membuat rencana bersama teman/tetangga mengenai aktivitas
fisik yang paling disukai
• Dukung keluarga untuk mengedepankan nilai2 kesehatan dan aktivitas olahraga
secara teratur.

Partisipasi anak dalam keg. OR dapat meningkatkan kesempatan anak untuk belajar
berkompetisi, harga diri serta keterampilan berteman dan berelasi secara sosial

Perlu diperhatikan dampaknya: tuntutan harus menang, luka fisik, gang. akademis
Perkembangan Fisik
(Kesehatan, Sakit dan

Penyakit)
Mnrt penelitian Wong & others, 2001, Kecelakaan yang paling mengancam anak
usia sekolah saat ini adalah: kecelakaan kend. bermotor (baik sbg pengendara
maupun pejalan kaki). Kecelakaan berikutnya adl: skateboard, roller skate dan
kecelakaan OR lainnya

• Krn sebagian besar kecelakaan terjadi di sekitar rumah atau sekolah  anak
perlu diedukasi mengenai pentingnya memahami resiko bahaya dan menggunakan
peralatan sesuai prosedur (helm, sabuk pengaman, bantalan tubuh)

• Kanker mrpk kondisi yang juga byk mengancam anak usia sekolah. Kanker pd
anak leukimia, kanker otak, kanker tulang, kanker getah bening, ginjal dan SSP.
Semua kanker mrpk pembiakan sel abnormal tanpa terkendali

• Obesitas  kebiasaan makan yang tidak sehat serta kurangnya latihan fisik
anak malas OR karena tidak ada model, pengasuh tidak memberi contoh

• Obesitas memicu berbagai peny. anak al: gangg paru2, jantung, tek darah tinggi,
kolesterol. Selain itu: low self esteem, depresi, hambatan berteman dsb.
Perkembangan Kognitif Anak
Usia Sekolah
Perkembangan Kognitif (Teori Piaget)

Tahap Berpikir Kongkrit Operasional

• Ditandai adanya Conservation (?)

• Seriasi  operasi yang melibatkan pengurutan stimuli secara


kuantitatif (seperti panjang). Anak yang berpikir KO dapat
mengurutkan bahwa satu obyek lebih kecil dari obyek sebelumnya
dan lebih besar dari obyek sesudahnya.

• Transitivity  kemampuan logis dalam mengkombinasikan adanya


suatu relasi untuk memahami suatu kesimpulan ttt. Mis jika ada 3
tongkat ABC, A>B>C. Apakah A>C, maka Anak KO akan menjawab
ya sementara anak PO akan menjawab tidak
Perkembangan Kognitif (Teori Piaget)

Beberapa prinsip umum Piaget yang dapat diterapkan dlm


Sistem Pendidikan:
– Gunakan pendekatan yang bersifat konstruktif  aktif cari
solusi berdsrkan discovery
– Fasilitasi BUKAN langsung mengajari  suasana yg membuat
anak ingin berpikir dan menemukan sementara guru menyimak,
memerhatikan & bertanya hingga anak paham.
– Pertimbangkan wawasan anak dan tingkatan berpikirnya  krn
anak py bnyk ide, konsep dan pemahaman yang mungkin
berbeda dr pemahaman orang dewasa  hargai!
– Dukung kesehatan inteligensi anak
– Ubah setting kelas agar bersifat eksploratif dan penuh
penemuan
Perkembangan Kognitif (Teori Information
Processing)

Kata Kunci : Atensi, Ingatan, Berpikir Kritis, Metakognisi dan


Atensi.

ATENSI
Atensi berkembang secara dramatis selama usia sekolah dan
karenanya anak sudah mampu memerhatikan segala sesuatu
terkait tugas yang sedang dihadapinya.
Information
ProcessingRetrieval

Input Receptor/
STM Efektor / E Respone
Sensoris
Panca LTM
Indera /r

Perhatian Rehearsal

PROSES BELAJAR
Proses di
Stimulus Perubahan hasil
olah dalam
/ bahan perilaku
ingatan
Belajar

Kesan / Pengalaman Perubahan kesan


latihan
Perkembangan Kognitif (Teori Information
Processing)

INGATAN
• Usia sekolah : LTM mulai berkembang seiring dengan bertambahnya
usia

• Pengetahuan/wawasan mrpk hal penting yg memengaruhi ingatan anak


apa yang anak perhatikan, bgm mrk mengorganisir dan menerjemahkan
informasi memengaruhi bgm anak mengingat, bernalar dan
memecahkan masalah.

• Keahlian seorang anak pada obyek yang ia tahu banyak tentangnya


(pengetahuan), membuat ingatannya pada obyek tersebut semakin baik.

• Strategi/Control Process mrpk proses kognitif dalam mengingat yang


terjadi berkat adanya usaha (tidak otomatis) sso dalam kendali
kesadarannya
Perkembangan Kognitif (Teori Information
Processing)

BERPIKIR KRITIS

• Berpikir secara reflektif dan produktif seolah sedang mengevaluasi


suatu bukti

• Di usia sekolah anak perlu dimotivir untuk berpikir dan menjawab


pertanyaan bukan hanya dengan meniru atau menghafalkan jawaban,
tetapi diminta untuk meluaskan pemikirannya melalui ide-ide yang
tiba-tiba muncul dan memikirkan kembali sebelum menyimpulkannya

• Berpikir Kritis meliputi: mengurai, membandingkan, menghubungkan,


menyimpulkan, mengkritik, mencipta, menilai, berpikir dan berpikir
lagi.
Perkembangan Kognitif (Teori Information
Processing)

METAKOGNISI

Yaitu Proses Kognitif tentang Kognitif  Proses memikirkan suatu pikiran/berpikir


Menurut Deanna Kuhn (1999) anak usia sekolah perlu dilatih melakukan metakognisi
agar dapat Berpikir Kritis dengan baik, terutama di akhir-akhir usia sekolahnya.

Kunci Pendidikan (Michael Pressley, 2000)  membantu anak mempelajari berbagai


strategi saat dituntut untuk memecahkan suatu persoalan  Good Thinker :
senantiasa menggunakan strategi dan perencanaan unt memecahkan masalah; tahu
dimana dan kapan menggunakan strategi yang tepat
Perkembangan Kognitif
(Inteligensi)
INTELIGENSI
Keterampilan sso dalam memecahkan suatu persoalan serta kemampuannya untuk
belajar dan beradaptasi terhadap pengalaman-pengalaman sehari-hari

Melibatkan adanya perbedaan individual  Terdapat sesuatu yang bersifat stabil dan
konsisten yang membedakan sso dari orang yang lain.

Ada beberapa jenis Skala Pengukuran: Binet Test, Skala Wechsler, IQ Concept
William Stern, dsb  berguna untuk mengetahui posisi anak dibandingkan dengan
anak lain selain melihat kemampuan anak ybs.

Berbagai Pandangan mengenai IQ


Binet  fokus pada kecerdasan umum anak
W. Stern  fokus pada kecakapan intelektual secara menyeluruh
Wechsler  pentingkan adanya penjelasan mengenai kemampuan anak baik secara
umum, verbal maupun performance.
Perkembangan Kognitif (Inteligensi)

Sternberg’s Triarchic Theory, menyatakan bhw kecerdasan dapat


tampil dalam tiga bentuk:

1. Kecerdasan Analitis  cocok di sekolah konvensional. Biasanya


peringkatnya tinggi, dibilang ‘pandai’, nilai2 bagus.

2. Kecerdasan Kreatif  peringkat biasa2 saja, guru kerap


kehilangan cara krn anak sulit untuk mematuhi, jawaban2 unik

3. Kecerdasan Praktis  tidak begitu ‘nyambung’ dgn tuntutan


sekolah, belajar dan teman2. Anak terlihat berprestasi lebih
baik jika dibiarkan berada di luar dinding sekolah
Perkembangan Kognitif (Inteligensi)

KECERDASAN GANDA ( Howard Gardner, 1983,1993, 2002)

• Linguistic  berpikir dalam bentuk kata2 dan menuangkan ide ke dlm bentuk bahasa (penulis, jurnalis,
pembicara)

• Mathematical  terampil menggunakan operasi hitungan (peneliti, ahli teknik, akuntan)

• Spatial  mampu berpikir secara tiga dimensi (arsitek, seniman, pelaut)

• Bodily-Kineshetic  terlatih secara fisik dalam memanipulasi obyek (ahli bedah, pehastakarya, penari, atlet)

• Musical  sensitif thd bunyi, melodi, irama dan nada (komposer, musisi, dan penikmat musik)

• Interpersonal  mampu memahami dan berinteraksi secara efektif dgn orang lain (guru, psikolog)

• Intrapersonal  mampu memahami diri sendiri serta mengarahkan kehidupan pribadi (teologist, psikolog)

• Naturalist  luwes dlm mengamati pola2 alam semesta dan memahami adanya sistem alamiah (petani, ahli
botani, ekolog dan ahli kontur tanah)
Perkembangan Kognitif (Inteligensi)

KREATIVITAS

Kemampuan untuk berpikir dan bertindak dgn cara yang tidak lazim dan muncul
dengan pemecahan masalah yang bersifat unik (inteligensi vs kreativitas?)

Konsep berpikir menurut J.P. Guilford (1967)


1. Berpikir Konvergen : usaha untuk memberikan satu jawaban tepat, ditandai dgn
gaya berpikir spt yang biasa dituntut pada suatu tes inteligensi konvensional
2. Berpikir Divergen : berpikir dan menemukan berbagai kemungkinan jawaban
untuk satu pertanyaan yang sama, ditandai adanya kreativitas
Perkembangan Kognitif (Inteligensi)

Strategi Meningkatkan Kreativitas

• Biarkan anak melakukan brainstorming untuk memunculkan sebanyak


mungkin ide2
• Berikan lingkungan yang merangsang kreativitas
• Hindarkan anak dari kekangan (overcontrol); berikan pilihan & beri
dukungan
• Dukung motivasi internal anak
• Latih fleksibilitas dan bermain2 dalam berpikir
• Perkenalkan anak dengan tokoh2 kreatif; undang tokoh utk berdialog
dgn anak
Perkembangan Sosioemosional Anak Usia
Sekolah
Perkembangan Sosioemosional Anak Usia
Sekolah (Emosi & Kepribadian)
KETERAMPILAN SOSIOEMOSIONAL

• Pemahaman mengenai keadaan emosi yang rumit, seperti bangga dan


malu, mulai meningkat

• Mulai ada pengertian bahwa lebih dari satu emosi bisa dialami seseorang
sekaligus dalam situasi tertentu

• Terdapat kecenderungan untuk terlibat dalam event yang memicu reaksi


emosi

• Mulai menggunakan strategi inisiatif untuk hadapi konflik (+/-)


Perkembangan Sosioemosional Anak Usia
Sekolah (Emosi & Kepribadian)
KECERDASAN EMOSIONAL

• Merupakan satu bentuk dari kecerdasan sosial-praktis (Sternberg) &


pemahaman diri dan orang lain (Gardner)
• Mulai didengungkan pada tahun 1990 namun perhatian meningkat setelah
Daniel Goleman menyusun buku dgn tajuk EMOTIONAL INTELLIGENCE
(1995) sebagai reaksi thd konsep IQ yang dirasa kurang mengukur
kompetensi individual (karena materinya terlalu terstandarisir)
• KE meliputi 4 area :
– Pengembangan kesadaran dalam beremosi (memisahkan perasaan dari
tindakan)
– Mengatur emosi (kemampuan mengendalikan amarah)
– Membaca emosi (mencoba berpikir berdsrkan sudut pandang orang lain)
– Membangun relasi (kemampuan menyelesaikan konflik interpersonal)
Perkembangan Sosioemosional Anak Usia
Sekolah (Emosi & Kepribadian)
MENGATASI STRES

• Penting karena semakin bertambah usia, anak hrs bisa menilai situasi
yang dapat memicu stres secara akurat dan menentukan seberapa besar
usaha untuk mengatasi tekanan tersebut

• Anak sudah dapat melakukan REFRAMING pd situasi di luar harapan

• Semakin baik anak menguasai cara mengatasi stress, semakin baik pula
daya adaptasi anak pd saat menghadapi tekanan berat (trauma)

• Jika di dalam keluarga tidak terbangun adanya dukungan moral saat anak
terpaksa dihadapkan pada situasi traumatis, keterampilan REFRAMING
di atas menjadi tidak berkembang

You might also like