You are on page 1of 22

MORNING REPORT

VULNUS MORSUM
CANIS a/r TIBIA
DEXTRA
MUTIARA ADISTI
RAESYA DWI ANANTA
○Nama : Ny N
○Umur : 43 tahun
○Jenis Kelamin : Perempuan
IDENTITAS ○Status : Menikah
○Agama : Islam
○Suku Bangsa : Sunda
○Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
○Alamat : Garut Kota
○No. Catatan Medis : 0106xxxx
○Tanggal Masuk : 26 November 2017
Keluhan Utama
Luka akibat gigitan anjing 30 menit
SMRS
Pasien datang ke IGD RSUD Dr Slamet Garut
dengan keluhan luka akibat digigit anjing kurang
lebih 30 menit SMRS. Pada awalnya pasien
RIWAYAT mengaku anjing tersebut terikat didalam kandang,
PENYAKIT namun ikatan terlepas dan segera menggigit kaki
kanan pasien. Pasien langsung terluka dan
SEKARANG mengeluarkan darah kemudian segera dilarikan ke
IGD RSUD Dr Slamet Garut. Saat kejadian
berlangsung pasien menyangkal adanya tindakan
kekerasan sebelumnya pada anjing tersebut. Anjing
biasanya terlihat jinak. Pasien tidak mengetahui
apakah anjing sudah di vaksin atau belum, akibat
anjing tersebut titipan kerabat pasien.
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya.

RIWAYAT
PENYAKIT
DAHULU
○Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang
mengalami hal yang sama.

RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA
RIWAYAT ○Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat alergi
ALERGI pada makanan dan obat-obatan tertentu
STATUS GENERALIS

PEMERIKSAAN ◦Keadaan umum: Sakit ringan


FISIK ◦Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
◦TD : 120/80 mmHg
◦Nadi : 80 x/menit
◦Respirasi : 20 x/menit
○Suhu : 35.5 °C
STATUS LOKALIS

PEMERIKSAAN
FISIK
Wanita 43th datang dengan keluhan Vulnus
RESUME Morsum a/r Tibia dextra sejak 30 menit SMRS.
Anjing sebelumnya terlihat jinak. Riwayat vaksinasi
anjing tidak diketahui.
○DIAGNOSA KERJA ○DIAGNOSA BANDING ○USULAN PEMERIKSAAN

Assessment ○Vulnus Morsum Vulnus Scisum ○Hematologi rutin


Canis a/r Dextra ○Pemeriksaan antibody anti-
rabies
○MEDIKAMENTOSA ○NON-MEDIKAMENTOSA
○Debridement luka ○observasi TTV
○anti tetanus 1500 IU ○edukasi
1x1 inj
TATALAKSANA ○rujuk untuk pemberian EDUKASI
anti rabies
○Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi rabies seperti
○metronidazole :
3x500mg PO • Hydrophobia
• Paralisis
○cefixime 2x1gr PO • Cemas
○Asam mefenamat • Insomnia
3x500mg PO • Agitasi
• Konfusi
• Halusinasi
• Penurunan kesadaran
SEGERA DIBAWA KE TEMPAT KESEHATAN
TERDEKAT
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad
bonam Quo ad functionam
: dubia ad bonam Quo ad
sanationam : ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Gigitan anjing adalah cedera yang disebabkan oleh gigitan dari anjing, yang
VULNUS paling ditakutkan dari gigitan anjing selain infeksi adalah penyakit rabies.
MORSUM Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
CANIS oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari
hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan
misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga
penyakit anjing gila.
PATOGENESIS

• Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama 2 minggu virus
tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak mencapai
ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-perubahan
fungsinya.

• Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi
pada umumnya 3-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh
oleh virus sebelum mencapai otak. Sesampainya di otak virus kemudian
memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama
mempunyai predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik, hipotalamus dan
batang otak.
• Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral, virus kemudian
kearah perifer dalam serabut saraf eferen dan pada saraf volunter maupun
saraf otonom. Dengan demikian virus menyerang hampir tiap organ dan
jaringan didalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringanjaringannya,
seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.
MANIFESTASI KLINIS

•Fase prodromal yang singkat, fase neurologis akut, dan koma. Fase prodromal,
berlangsung selama 2-10 hari, dapat menunjukkan salah satu gejala nonspesifik :
malaise, anoreksia, nyeri kepala, fotofobia, mual dan muntah, nyeri tenggorok,
serak, pembesaran kelenjar limfe regional, dan demam. Biasanya terdapat abnormal
di sekitar tempat luka.

•Fase neurologi akut, yang berlangsung 2-7 hari, Stadium ini ditandai dengan
adanya kecemasan, berkeringat, gelisah oleh suara atau cahaya terang, salvias,
insomnia, nervousness, spasme otot kerongkongan , tercekit, sukar menelan cairan
ludah, kejang kejang, tingkah laku aneh, berubah. Terlihat hiperaktivitas simpatis
umum, berupa lakrimilasi, dilatasi pupil dan peningkatan salvias serta perspirasi.
Sebagian besar pasien akan menunjukkan hidrofobia (takut terhadap air).

•Fase stadium koma, disebut juga fase kelumpuhan. Kelumpuhan terjadi akibat
kelumpuhan sel saraf. Penderita menjadi kebingungan, sering kejang kejang ,
inkontinensia urinae maupun alvi, stupor, koma, kelumpuhan otot otot, kematian.
DIAGNOSIS

Diagnosis pada manusia ditegakkan dengan tes antibody netralisasi rabies yang
positif dan gejala klinisnya . Sedang diagnosis pada hewan ditegakkan dengan
pemeriksaan otak secara otopsi. Pada otopsi otak, akan ditemukan badan inklusi
virus (negri’s bodies) di dalam sel saraf.
Penatalaksanaan
PENANGANAN LUKA GIGITAN HEWAN MENULAR RABIES
Mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
diteregent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine,
obat merah dan lain-lain).
Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila
memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum
Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra muskuler. Disamping
itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus,
anti biotik untuk mencegah infeksi dan pemberian analgetik.
Pemberian Vaksin dan Serum Anti Rabies
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau disertai Serum Anti Rabies (SAR) harus
didasarkan atas tindakan tajam dengan mempertimbangkan hasil-hasil penemuan dibawah
ini.
Anamnesis :
• Kontak / jilatan / gigitan
• Kejadian didaerah tertular / terancam / bebas
• Didahului tindakan provokatif / tidak
• Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies
• Hewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat di tangkap atau dibunuh dan dibuat.
• Hewan yang menggigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies
• Penderita luka gigitan pernah di VAR dan kapan?
• Hewan yang menggigit pernah di VAR dan kapan?

Pemeriksaan Fisik:
-Identifikasi luka gigitan (status lokalis).

Lain – lain
• Temuan pada waktu observasi hewan
• Hasil pemeriksaan spesimen dari hewan
• Petunjuk WHO
THANK YOU

You might also like