You are on page 1of 62

Occupational Health

Nursing

Oleh : Joni Haryanto


Bagian Keperawatan Komunitas di Program Studi
S1 Keperawatan-FIK – UPH 2012
PENDAHULUAN
Adanya sumber bahaya di tempat kerja (UU 1/
1970) :
Keadaan Mesin/Pesawat/Alat Kerja/Bahan
Lingkungan Kerja
Sifat Pekerjaan
Cara Kerja
Proses Produksi
Perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja
Kewajiban melaksanakan syarat-syarat
keselamatan kerja
Kecelakaan Industri Kimia
• Many potential dangerous chemical substances (risk)
• Death or personal injury
• High potential magnitude of the occured explosion
• Financial loss occured after disaster accident (loss, damage or destruction of property other than
the product itself)
• Health-care – continuous exposure to error (impact)
$1.35BN
$1.4BN
$1.2BN
$950M
$1BN
$800M
$600M $440M
$400M $300M
$110M
$200M
$0
'98 '99 '00 '01 '02*
* 02 Loss Exceeding $50M include:
Gas, plant fire, Kuwait $150M
Refinery fire, Japan $ 75M
Power station flood, Washington StateKerja
Keselamatan $ 70M 3
FLIXBOROUGH, UK (1974) CYCLOHEXANE
vapour cloud explosion
(28 deaths, 104 injured
3000 evacuated)

Keselamatan Kerja 4
PIPER ALPHA (1988) (167 deaths)

Keselamatan Kerja 5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (ISOBUTANE LEAK)

(23 deaths, 125 injured


1300 evacuated)

Keselamatan Kerja 6
CONCEPT SCIENCES (1999) - KOH + NH2OH (5 deaths)

Keselamatan Kerja 7
AMMONIUM NITRATE EXPLOSION, TOULOUSE, FRANCE (2001)

Keselamatan Kerja 8
Seveso, Italy (1976) – herbicide plant, runaway reaction,
chemical release, 447 injured, long term health problems,
$50,000,000
Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500
dead, 200,000 injured, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) – nuclear reactor, 31 dead, 237 injured,
long term health problems, $3,000,000,000.
Basle, Switzerland (1986) – chemical warehouse fire, 0 dead, 0
injured, environmental damage.

Keselamatan Kerja 9
PENGARUH KONDISI FISIK TERHADAP KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA
Kondisi fisik cenderung mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pekerja secara langsung, baik dalam jangka
waktu singkat maupun jangka waktu yang lama.

Beberapa kondisi fisik:


Penyakit Menular Perulangan Gerak

Kebisingan Kondisi Fisik Suhu Ekstrem

Serangan Fisik Zat-zat berbahaya


Jadwal Kerja (Work Schedule)
Jadwal Kerja Jam Kerja Effek

Adanya jam malam, Menggangu siklus tidur pekerja,


biasanya pada perusahaan yang mengakibatkan gangguan
Night Shift
yang menggunakan sistem 2 pada sistem hormon dan
atau 3 shift jam kerja. pencernaan.
Umumnya selama 8 jam,
Merangsang penggunan
untuk 10-12 jam
Long Shift alkohol, obat perangsang, serta
membutuhkan kemampuan
gangguan pada siklus tidur.
fisik dan mental yang lebih.
Jam kerja fleksibel, Minimnya absensi dan
diserahkan kepada pekerja. keterlambatan. Memberikan
Flexible Work Schedule kepuasan untuk pekerja bukan
meningkatkan peformansi
kinerja pada sistem.
Jenis Ketegangan / Strain (Jex And Beehr, 1991) :
Job Stress (1)
Job Strain Contoh Spesifik
Marah
Gelisah
Psychological reactions
Frustasi
Ketidaksenangan kerja
Ganguan hati
Pusing
Physical reactions
Kejang perut
Kanker
Merokok
Behavioral reactions Kecelakaan
Berhenti bekerja
Job Stress (2)
MODEL PROSES TERJADINYA STRESS KERJA

Objective Ketegangan Ketegangan


Stressor Persepsi Pemberitahuan Jangka Pendek Jangka Panjang

Karyawan Karyawan Karyawan


Api terjadi Karyawan mengabarkan mengalami mengalami
tiba-tiba melihat api adanya ketakutan dan trauma,
ancaman melompat dari stress,
kebakaran jendela kekacauan
Accidents
Masalah kecelakaan menjadi perhatian utama perusahaan karena
berhubungan dengan biaya organisasional dan pekerja. Untuk
mencegah kecelakaan, maka harus dimengerti penyebab dan
bagaimana mengeliminasinya.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Dalam Bekerja

Penggunaan Alkohol dan


Miras dalam bekerja
Trauma insiden hidup
Faktor Individu
Karakteristik individu
Merokok

Work Accidents
Seleksi Karyawan
Design Peralatan
Absensi dan Turnover
Faktor Organisasi
Komitmen Manajemen
Keselamatan
Pelatihan Keselamatan
Burnout
Yaitu suatu pernyataan psikologis yang sulit bahwa seorang pekerja
akan memiliki pengalaman setelah bekerja dalam periode waktu
tertentu. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan penurunan
motivasi kerja pada pekerja.

Emotional Exhaustion

Komponen Burnout Depersonalization

Reduced Personal
Accomplishment

Job stressors Job Strain

Absen
Beban Kerja Berat
Ketidakpuasan
Kontrol Rendah
Burnout Gejala Sakit
Ambiguitas Peran
Performansi Buruk
Konflik Peran
Turnover
Pentingnya Menjaga Kesehatan Saat Kerja
• Bekerja tetap sehat dan selamat
• Bekerja dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan
• Prof. Bernardino Ramazzini—
pekerjaan dan penyakit yang
dideritanya
• Diperlukan pemeriksaan
kesehatan untuk mengetahui
kondisi kesehatan
– Pemeriksaan sebelum kerja
– Pemeriksaan kesehatan berkala
– Pemeriksaan kesehatan khusus
Pengertian Kesehatan Kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :
• Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-
tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial dari
pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan
oleh kondisi kerja mereka; perlindungan pekerja dalam
pekerjaan mereka dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan; penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikologisnya; dan sebagai kesimpulan, penyesuaian
pekerjaan, terhadap manusia dan setiap manusia
terhadap pekerjaannya.
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Konstruksi
1. UU D Tahun 1945
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
7. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja
8. PMP No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan,
Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Dan Lingkungan Kerja

9. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 tentang


Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan
10. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Paramedis
Perusahaan.
11. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
12. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
13. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Dan Lingkungan Kerja
14. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
15. Permennaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
16. Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman
Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit
Akibat Kerja
17. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
18. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan
19. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
20. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 22/DJPPK/V/2008 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan kerja
Dasar Hukum UUD 1945
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Mengenai ketenagakerjaan
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang
layak bagi kemanusiaan
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan
yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang
meliputi norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma
kerja, pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam
hal kecelakaan kerja
PENGERTIAN UU NO. 1 TAHUN 1970
Secara Etimologis :

Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga


kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

Secara Filosofi :

Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin


kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera

Secara Keilmuan :

Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang


mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
UU No. 13 Tahun 2003
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan
Penjelasan

Pasal 86
(1) Cukup jelas

(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja


dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.

(3) Cukup jelas


Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Penjelasan

Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaiatan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
BAB XVI
Bagiaan Kedua
Sanksi Administratif

Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai
sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal
6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45
ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal
106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan
ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri
Dasar Peraturan Perundangan
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
1.UU No.1 thn 1970—tentang
keselamatan kerja.
BAB VI
Pasal 8
• Pengurus diwajibkan
memeriksa kesehatan badan,
kondisi mental, dan
kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya
maupun akan dipindahkan
sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan
kepadanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya secara berkala
pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang
dibenarkan oleh direktur
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No: PER.02/MEN/1980—tentang
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
Pasal 1
Yang dimaksud adalah
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk
melakukan pekerjaan.
b. Dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan Menteri
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi
No.1/MEN/1976—(tentang kewajiban latihan hiperkes
bagi dokter perusahaan) dan syarat lain yang
dibenarkan oleh direktur Jenderal Binawasker.
Pasal 2
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada
dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya,
tidak mempunyai penyakit menular yang akan
mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk
pekerjaan yang dilakukan sehingga keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan
dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin
Hazard / Bahaya Di Tempat Kerja
• Pekerja dalam bekerja dapat sakit karena adanya
hazard di tempat kerja
• Perlu pantauan kesehatan tenaga kerja dari awal
bekerja sampai akhir kerja
• Perlu pantauan hazard di lingkungan kerja, ada 5
hazard:
– Fisika
– Kimia
– Biologi
– Ergonomi
– Psycososial
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
1. Kegunaan
• Dasar kondisi kesehatan awal
• Fit to the job
2. Cara permintaan pemeriksaan kesehatan
sebelum kerja
• Oleh bagian HRD/SDM
• Permintaan harus mencantumkan pekerjaan yang
akan dikerjakan tenaga kerja nantinya
3. Pemeriksa Kesehatan Pekerja Sebelum Kerja
• Dokter Pemeriksa kesehatan tenaga kerja

• Punya surat penunjukan sebagai dokter pemeriksa


kesehatan tenaga kerja dari Dirjen

4. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja


• Dokter menyatakan

Fit / Unfit – untuk pekerjaan yang diminta / tercantum


dalam surat permintaan pemeriksaan kesehatan
sebelum kerja
• Dokter tidak
menyampaikan data
medis kepada HRD /
SDM

• Hasil pemeriksaan
data medis hanya
disampaikan kepada
dokter perusahaan
Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
1. Bagi perusahaan
• Mempunyai data dasar kesehatan pekerja
• Mencocokkan / serasikan kondisi kesehatan pekerja dengan
pekerjaannya (fit the man to the job)
• Diharapkan pekerja tetap menjaga dan meningkatkan kondisi
kesehatannya

2. Bagi pekerja
• Mengetahui kondisi kesehatannya
• Kesesuaian antara kesehatan dan pekerjaannya
• Mempunyai data kesehatan untuk dipertahankan dan
ditingkatkan dengan melaksanakan perilaku hidup sehat
Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Kerja

• Pada dekade sebelumnya peran dan fungsi


perawat kesehatan kerja hanya terfokus pada
penanganan kasus kegawatdaruratan dan
penyakit akut yang dialami tenaga kerja di
tempat kerja, tetapi sekarang ini diambil alih
oleh perawat kesehataan komunitas yang
mempunyai peran yang lebih luas daan komplek
(Nies dan Swanson, 2001)
Ada 8 Peran Perawat Kesehatan Kerja
(Stanhope & Lancaster, 2004)
1. Pemberi pelayanan kesehatan
2. Penemu kasus
3. Pendidik kesehatan
4. Perawat pendidik
5. Pemberi layanan konseling
6. Manajemen kasus
7. Konsultan
8. Peneliti
Fungsi Perawat Kesehatan Kerja
1. Melakukan supervisi terhadap kesehatan pekerja
2. Melakukan surveilens terhadap lingkungan kerja
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
4. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
5. Penatalaksanaan penyakit baik yang berhubungan
maupun yang tidak berhubungan pekerjaan,
kecelakaan ditempat kerja serta pelayanan
kesehatan dasar
Fungsi Perawat Kesehatan Kerja
6. Mengatur dan mengkoordinasikan upaya
pertolongan utama di tempat kerja
7. Melakukan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit di tempat kerja
8. Melakaukan konseling untuk pekerja
9. Mencemelakukan upaya rehabilitasi untuk pekerja
yang lembali bekerja setelah mengalami
kecelakaan atau dirawat di rumah sakit.
Fungsi Perawat Kesehatan Kerja
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan kesehatan
kerja
11. Melakukan penatalaksanaan manajemen
pelayanan kesehatan kerja termasuk menetapkan,
merencanakan, mengembangkan kebijakan,
pendanaan, dan staffing.
12. Melakukan tugas administrasi di unit kesehatan
atau di klinik kesehatan yang tersedia.
13. Melakukan riset keperawatan kesehatan kerja
(AAOHN, 1994)
ALAT PELINDUNG DIRI
adalah jenis alat pelindung yang dipakai saat bekerja
Fungsi ????

1. Melindungi:
2. Mata
3. Muka
4. Kepala
5. Telinga
6. Kaki
7. Tangan dan lengan
8. Seluruh tubuh

Teknologi dan Rekayasa 44


Teknologi dan Rekayasa
Pelindung Kepala
KAPAN??? JENIS-JENIS HELM

1. Kejatuhan Benda 1. Kelas A, yaitu helmet untuk


Dari Atas keperluan umum
2. Bekerja dengan 2. Kelas B digunakan pada
konduktor listrik lingkungan kerja listrik
3. Kemungkinan 3. Kelas C helm melindungi
terluka dari panas
4. Kelas D adalah helmet
dengan daya tahan yang
kecil terhadap api
Teknologi dan Rekayasa 45
Teknologi dan Rekayasa
PELINDUNG KEPALA
Syarat helm
1. Tahan benturan
2. Meredam kejutan
3. Anti air dan tidak mudah terbakar
4. mudah disesuaikan

(http://www.safetysupplies.co.uk)

Teknologi dan Rekayasa 46


Teknologi dan Rekayasa
KACA MATA PELINDUNG
Kacamata Keselamatan
dimaksudkan untuk melindungi
mata pemakai dari fragmen,
object, chip besar, dan partikel
unsur/butir.

Teknologi dan Rekayasa 47


Teknologi dan Rekayasa
PELINDUNG MUKA
Merupakan kombinasi dari kacamata dan goggles

Teknologi dan Rekayasa 48


Teknologi dan Rekayasa
PELINDUNG TANGAN
1. Untuk melindungi dari
2. Terpotong oleh pisau,
3. Luka terbakar
4. Tergores

Teknologi dan Rekayasa 49


Teknologi dan Rekayasa
PELINDUNG TANGAN

1. Sarung tangan bahan asbes, untuk melindungi


tangan dari panas.
2. Sarung tangan bahan kulit, melindungi
percikan api, beram-beram dan benda kerja
yang kasar permukaannya.
3. Sarung tangan bahan karet, digunakan oleh
pekerja bagian kelistrikan.
4. Sarung tangan bahan campuran karet,
neoprene, dan vinyl, untuk pekerjaan bahan-
bahan kimia.
Teknologi dan Rekayasa 50
Teknologi dan Rekayasa
Peralatan Pelindung Kebisingan

ialah untuk melindungi telinga


dari kebisingan yang
berlebihan, sehingga dapat
menebabkan kerusakan pada
sistem pendengaran pekerja.

Jenis:
1. jenis yang dimasukkan kedalam
lubang telinga(Single-Use earplugs)
2. jenis yang menutup seluruh telinga.

Teknologi dan Rekayasa 51


Teknologi dan Rekayasa
Pelindung Kaki
persyaratan , yaitu:

1. melindungi kaki
pekerja dari luka
kejatuhan benda
berat,

2. terkena beram,

3. Benda panas/pijar,

4. bahan-bahan kimia
yang berbahaya,
Teknologi dan Rekayasa 52
Teknologi dan Rekayasa
Pelidung Tubuh (Apron)
1. melindungi pekerja
2. nyaman.
3. tidak mengakibatkan bahaya
lain,
4. punya derajat resistensi cukup
untuk panas
5. Dasi, cincin dan jam tangan
dihidari

Teknologi dan Rekayasa 53


Teknologi dan Rekayasa
RESPIRATOR

alat yang menutupi hidung dan mulut atau ada juga yang
mencakup wajah dan kepala

JENIS-JENIS RESPIRATOR

1. Respirator debu
2. Respirator dengan pemasok
udara
Teknologi dan Rekayasa 54
Teknologi dan Rekayasa
Apa itu bahaya

1. Pengertian Bahaya /Hazard


sesuatu atau kondisi yang
menyebabkan kematian,
cedera, atau kerugian lain.

Risiko
Adalah Kemungkinan
timbulnya dampak buruk
dari bahaya yang ada
terhadap lingkungan,
kesehatan peralatan yang
ada di tempat kerja.
Teknologi dan Rekayasa 55
Teknologi dan Rekayasa
SIMBOL-SIMBOL HAZARD

• Adalah suatu simbol untuk


mengklafikasikan sesuatu yang
berbahaya seperti mudah
meledak, mengoksidasi, terbakar,
meracuni, korosif, iritasi, atau
mencedrai.

Teknologi dan Rekayasa 56


Teknologi dan Rekayasa
Sumber-sumber bahaya

• Mesin dan Peralatan

• Lingkungan Kerja

• Bahan

• Proses Pekerjaan

• Perilaku

Teknologi dan Rekayasa 57


Teknologi dan Rekayasa
MENGONTROL KONTAMINASI

aaaahh
• Udara
• Suara
Pencemaran • Tanah
Lingkungan dan • Air
Kesehatan
Manusia

Teknologi dan Rekayasa 58


Teknologi dan Rekayasa
Sumber Pencemaran

Limbah

Asap
kendaraan

Industri
Rumah
tangga

Teknologi dan Rekayasa 59


Teknologi dan Rekayasa
Menerapkan Pekerjaan Sesuai SOP
• KESELAMATAN KERJA SAAT PERBAIKAN
KENDARAAN
1. Paham/Mengerti Secara Teori Dan Praktik
Tentang Sistem Rem
2. Melepas Terminal Massa Baterai
3. Periksa Fungsi Rem Sebelum Jalan
4. Dilarang Membersihkan Debu Sistem
Rem Dengan Udara Tekan
5. Keadaan Besih
6. Teliti Dan Benar
7. Dilarang Memakai Minyak Rem Bekas.
8. Dilarang Membuang Minyak Rem Bekas
Di Tanah Atau Air
9. Hindari Tumpahan Minyak Rem Pada Cat
Teknologi dan Rekayasa Atau Lantai
60
Teknologi dan Rekayasa
Menerapkan Pekerjaan Sesuai SOP
Kenakan celana yang sesuai
Kenakan sepatu yang sesuai
Jaga rambut
Jangan memakai cincin atau jam
Gunakan perlengkapan
perlindungan pribadi
Kenakan kaca mata penyelamat
Hindari berbaring

Teknologi dan Rekayasa 61


Teknologi dan Rekayasa

You might also like