You are on page 1of 17

Seni BUdaya

Ragam Hias
Cirebon
Anggota:
Anindya Raghi Alputri (2)
Aulia Intan Hamidah (3)
Davina Febri Rizky Paramitha (9)
Wildan Krisna Hakim (31)
Motif ragam
Pengertian hias

Batik Mega
Ragam Hias mendung

Teknik Pembuatan Proses


Pertanyaan batik mega
Pembuatan
mendung
A. Pengertian Ragam Hias
Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu
bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman
prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki
banyak ragam hias. Ram hias di Indonesia dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu lingkungan alam, flora dan fauna
serta manusia yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk
menghias merupakan naluri atau insting manusia. Faktor
kepercayaan turut mendukung berkembangnya ragam hias
karena adanya perlambangan di balik gambar. Ragam hias
memiliki makna karena disepagakati oleh masyarakat
penggunanya. Menggambar ragam hias dapat dilakukan
dengan cara stilasi (digayakan) yang meliputi
penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk (deformasi).

NEXT
Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna,
figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan
tiga dimensi.
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-
ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan
(misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat
distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga
dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog. Ragam hias Nusantara dapat
ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan
batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan
variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara
tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam
hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam
atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh
budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia,.

Back
Motif Ragam Hias

B. Motif ragam hias


Motif ragam hias ini terbagi menjadi 5

1. Ragam hias Geometris


2. Ragam hias Flora
3. Ragam Hias Fauna
4. Ragam hias Figuratif
5. Ragam hias Poligonal
NEXT
1. Ragam hias Geometris NEXT
Ragam hias Geometris adalah motif hias yg dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris,
kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya.

Ragam hias tertua dari ornamen adalah bentuk geometris. Motif hias geometris atau
sering disebut juga ilmu ukur mulanya muncul karena faktor teknik dan bahan. Ragam
hias Geometris adalah motif hias yg dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris,
kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Ragam Hias
Geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk
geometris. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti
bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada
berbagai tempat dan berbagai teknik , (digambar, dipahat, dicetak)
2. Ragam Hias Flora
Ragam hias Flora adalah ragam hias yg menggunakan bentuk flora NEXT
(tumbuhan) sebagai objek motif ragam hias flora sebagai
bentuk. Penggambaran Ragam hias flora dalam seni ornamen dilakukan dengan
berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan
senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan
obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan
kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif
tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali
dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang diubah/distilisasi, karena
telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya. Bentuknya ada yang berupa akar,
daun, bunga, biji, tunas, buah, ranting, atau pohonnya. Ragam Hias Flora
sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh
pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah
dijumpai pada barang-barang seni, seperti batik, ukiran, kain sulam, kain
tenun, dan bordir.
3. Ragam Hias Fauna
Ragam hias Fauna adalah ragam hias yg menggunakan bentuk Fauna (hewan)
NEXT
sebagai objek motih ragam hias.
Ragam hias Fauna adalah ragam hias yg menggunakan bentuk Fauna (hewan) sebagai objek
motih ragam hias.Ragam Hias Fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari
hewan tertentu.Penggambaran fauna dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil
gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut
masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya
bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu (tidak sepenuhnya) dan
dikombinasikan dengan motif lain. Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi
namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan
dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias fauna tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, sulaman,
anyaman, tenun, dan kain bordir Ragam hias bentuk fauna dapat dijadikan sarana untuk
memperkenalkan kearifan lokal daerah tertentu di Indonesia seperti burung cendrawasih
di Papua, komodo di Nusa Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.
4. Ragam Hias Figuratif NEXT
Ragam hias Figuratif adalah bentuk ragam hias yg
menggunakan objek manusia yg digambar dengan mendapatkan
penggayaan bentuk.
Ragam hias Figuratif adalah bentuk ragam hias yg menggunakan
objek manusia yg digambar dengan mendapatkan penggayaan
bentuk. Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif
ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah.
Contohnya seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti
bentuk-bentuk dalam pewayangan. Dikatakan motif manusia karena
dalam pembuatan ragam hiasnya mengacu pada figure manusia
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar
dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif
biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang
proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.
5. Ragam hias poligonal
Bentuk ditentukan oleh batas pinggir dari bidang Back
yang seringkali berupa garis. Bentuk tersebut
berdimensi datar dan disebut poligonal.
Poligonal memiliki batas bentuk yang berujud segi tiga
(triangle), segi empat (tetragon), segi lima (pentagon),
segi enam (hexagon).
poligonal memiliki sifat yang ditentukan oleh garis
batas luarnya yang disebut convex poligon bila garis
luarnya menonjol ke arah luar sehingga bentuknya
menjadi gemuk. Sedangkan bila garis luarnya
melengkung ke arah dalam disebut concav poligon.
Guna dari bentuk convex dan concav tersebut
adalah untuk menghasilkan image dimensi bila
digunakan pada penggabungan dua atau lebih
bentuknya.
Batik Mega Mendung
Mega Mendung adalah salah satu motif batik
khas Cirebon yang paling dikenal oleh khalayak.
Motif ini menggambarkan bentuk sekumpulan awan
di langit. Konon menurut sejarah Cirebon, motif ini
terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan
pada genangan air setelah hujan dan cuaca saat itu
sedang mendung. Sehingga seseorang itu
menuangkan idenya untuk menggambar awan yang
telah di lihat melalui genangan air tersebut
dengan bentuk awan yang bergelombang. Oleh
sebab itu, terbentuklah motif Mega Mendung
(Mega= Awan, Mendung=cuaca yang sejuk/adem)
dengan warna dasar merah dan awan yang
berwarna biru dengan tujuh gradasi warna sebagai
warna orisinilnya yang terkenal dari Cirebon.
NEXT
Batik Mega Mendung
Arti dari motif Mega Mendung ialah awan yang muncul ketika cuaca sedang mendung.
Selain arti, motif Mega Mendung juga memiliki makna atau filosofi bahwa setiap manusia
harus mampu meredam amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun, dengan kata
lain, hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan marah, seperti
halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan suasana di
sekitarnya. Kemudian makna dari warna batik Mega Mendung ini merupakan lambang
dari seorang pemimpin dan awan biru sebagai sifat seorang pemimpin yang harus bisa
mengayomi seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Beralih kepada gradasi warna yang
berada di ornamen awannya, gradasi asli dari batik Mega Mendung ini adalah tujuh
gradasi yang maknanya diambil dari lapisan langit yang memiliki 7 lapis, begitupun bumi
yang tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah hari dalam seminggu sebanyak 7 hari.
Batik motif Mega Mendung memang nampak sederhana, akan tetapi motif ini dalam akan
makna/ filosofi yang dimilikinya.

Sebagai tambahan informasi agar tidak salah kaprah dengan makna gradasi warna, bahwa
sekarang gradasi warna batik Mega Mendung telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Sehingga, gradasinya dapat dikurangi atau diminimalkan menjadi 3-5 gradasi sesuai
pesanan. Bahkan sudah ada juga batik Mega Mendung yang sengaja tidak diberi gradasi
warna pada motif awannya karena tuntutan yang dibutuhkan oleh pasar.

Back
Proses Pembuatan
Proses pembuatan batik Cirebon memiliki sembilan tahap pembuatan
sebagaimana di bawah ini.
Potong : Pemotongan bahan baku sesuai dengan kebutuhan.
Angetel : menghilangkan kanji dari bahan baku (biasanya kain mori atau katun) dengan
cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air
secukupnya. Lalu larutan tersebut diratakan ke seluruh bahan baku, setelah rata dijemur
sampai kering lalu beri larutan kembali dan dijemur lagi. Proses ini diulang-ulang sampai
tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke
dalam serat kain dengan sempurna.
Anglengreng : Menggambar langsung pada kain.
Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
Nembok : menutup ngeblok bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat
warna.
Anglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih.
Angumbah : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih.
Pe : Pengeringan kain batik yang telah dicuci dengan cara dijemur. Back
Teknik Pembuatan
Teknik pembuatan batik Cirebon diantaranya adalah dengan membuat garis tipis-tipis atau garis kontur
pola (Cirebon: Wit) pada kain yang akan dibatik. Garis wit ini sangat tipis tetapi memiliki warna yang lebih
tua dibandingkan warna kain yang akan dibatik. Pengerjaan pembuatan garis wit pada kain dalam Bahas
Cirebon disebut Anglengreng ("menggambar pola"). Pada proses pengerjaannya, penggambar pola
atau tukang lengreng hanya menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian, pada tahapan
selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai), pembuat tembok harus
membuat sendiri garis wit tersebut. Hal ini yang menyebabkan seorang pembuat tembok harus memiliki
keahlian khusus agar terbentuk pola batik sesuai dengan yang diinginkan.
Perbedaan dengan batik Jawa
Gaya teknik pembuatan batik Cirebon ini berbeda dengan teknik pembuatan batik Jawa. Pada proses
penggambaran pola pada pembuatan batik Jawa, pembuat pola harus menggambar garis pola sebanyak
dua buah (kembar) sehingga telah memberikan batasan tembok pada pola untuk tahapan selanjutnya.
Selanjutnya, pembuat tembok tidak perlu membuat garis pola sendiri dan langsung terfokus pada proses
untuk menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai, dimana batasannya sudah dibuat oleh
pembuat pola pada tahapan sebelumnya

Back
Pertanyaan
Ragam hias disebut juga…..
Sebutkan motif dari ragam hias! (5)
Jelaskan apa ragam hias flora itu !
Dapat berupa apakah ragam hias itu ? (3)
Apakah anglengreng itu ?
EXIT

Thank
You

You might also like