You are on page 1of 17

Disusun Oleh :

Adi Purnomo
Agung Y
Gilar S
Haspita
Ika Damayanti
Erny S
Marina
Siswanto
Purwanto
 Bagian-bagian ini bertanggungjawab untuk
pergerakan penunjang dan sistem stabilitas
tubuh.
 Fungsinya sangat terintegrasi dengan sistem
integumen dan neurologi.

Pengkajian pada sistem ini menggunakan tahnik Inspeksi dan palpasi


 Perawat menggunakan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik untuk memperoleh data tentang pola
pergerakan yang biasa dilakukan seorang.Data tersebut
dikoordinasikan dengan riwayat perkembangan dan
informasi tentang latar belakang sosial dan psikososial
pasien. Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang
aktivitas hidup sehari-hari, pola ambulasi, alat bantu
yang digunakan (misal; kursi roda, tongkat, walker), dan
nyeri (jika ada nyei tetapkan lokasi, lama, dan faktor
pencetus) kram atau kelemahan.
 Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti,dan
terarah. Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif
dan objektif dengan cara melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
 Data subjektif
◦ Data demografi. Data ini meliputi nama, umur, jenis
kelamin, tempat tinggal, jenis transportasi yang
digunakan, dan orang yang terdekat dengan klien.
◦ Riwayat perkembangan. Data ini untuk mengetahui
tingkat perkembangan pada neonatus, bayi
prasekolah, remaja dan tua.
◦ Riwayat sosial. Data ini meliputi pendidikan dan
pekerjaan. Seseorang yang terpapar terus-menerus
dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, status
kesehatannya dapat dipengaruhi.
◦ Riwayat penyakit keturunan. Riwayat penyakit
keluarga perlu diketahui untuk menentukan hubungan
genetik yang perlu diidentifikasi (misal; penyakit DM
yang merupakan predisposisi penyakit sendi
degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)
◦ Riwayat diet (nutrisi). Identifikasi adanya kelebihan berat badan
karena kondisi ini dapat mengakibatkan stres pada sendi
penyangga tubuh dan prdisposisi terjadinya instabilitas legamen
khususnya pada punggung bagian bawah.Kurangnya asupan
kalsium dapat menimbulkan fraktur karena adanya dekalsifikasi.
Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin A,
D, kalsium serta protein yang merupakan zat untuk menjaga
kondisi muskuloskeletal.
◦ Aktivas kegiatan sehari-hari. Identifikasi pekerjaan pasien dan
aktivitas sehari-hari.Kebiasaan membewa benda-benda berat
yang dapat menimbulkan regangan otot dan trauma lainnya. Perlu
dikaji pula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi apakah nyeri
pada sendi, apakah menggunakan alat bantu (kursi roda, tongkat,
walker)
◦ Riwayat kesehatan masa lalu. Data tentang adanya efek langsung
atau tidak langsung terhadap muskuloskeletal, misalnya riwayat
trauma atau kerusakan tulang rawan, riwayat artritis, dan
osteomielitis.
◦ Riwayat kesehatan sekarang. Sejak kapan
timbul keluhan, apakah ada riwayat
trauma.Timbulnya gejala mendadak atau
perlahan.Timbul untuk pertama kalinya
atau berulang.Kaji klien untuk
mengungkapkan alasan klien
memeriksakan diri atau mengunjungi
fasilitas kesehatan. Keluhan utama pasien
dengan gangguan muskuloskeletal
meliputi :
 Nyeri. Identifikasi lokasi nyeri.Nyeri biasanya berkaitan
dengan pembuluh darah, sendi, fasia, atau
periosteum.Tentukan kualitas nyeri apakah sakit yang
menusuk atau berdenyut.Nyeri berdenyut biasanya
berkaitan dengan tulang dan sakit berkaitan dengan
otot, sedangkan nyeri yang menusuk berkaitan dengan
fraktur atau infeksi tulang.Identifikasi apakah nyeri
timbul setelah diberi aktivitas/gerakan.Nyeri saat
bergerak merupakan satu tanda masalah
persendian.Degenerasi panggul menimbulkan nyeri
selama badan bertumpu pada sendi tersebut.Degenerasi
pada lutut menimbulkan nyeri selama dan setelah
berjalan.Nyeri pada osteoartritis makin meningkat pada
suhu dingin.Tanyakan kapan nyeri makin meningkat,
apakah pagi atau malam hari.Tanyakan apakah nyeri
hilang saat istirahat. Apakah nyerinya dapat diatasi
dengan obat tertentu.
Kekuatan sendi. Tanyakan sendi mana yang
mengalami kekakuan, lamanya kekuan
tersebut, dan apakah selalu terjadi remisi
kekakuan beberapa kali sehari. Pada
penyakit degenerasi sendi sering terjadi
kekakuan yang meningkat pada pagi hari
setelah bangun tidur (inaktivitas).

Bengkak. tanyakan berapa lama terjadi


pembengkakan, apakah juga disertai nyeri,
karena bengkak dan nyeri sering menyertai
sedera pada otot. Penyakit degenerasi sendi
sering kali tidak timbul bengkak pada awal
serangan, tetapi muncul setelah beberapa
minggu terjadi nyeri.
Deformitas dan imobilitas. Tanyakan kapan terjadinya,
apakah tiba-tiba atau bertahap, apakah menimbulkan
keterbatasan gerak. Apakah semakin memburuk
dengan aktivitas, apakah klien menggunakan alat
bantu ( kruk, tongkat, dll)

Perubahan sensori. Tanyakan apakah ada penurunan


rasa pada bagian tubuh tertentu.Apakah menurunnya
rasa atau sensasi tersebut berkaitan dengan nyeri.
Penekanan pada saraf dan pembuluh darah akibat
bengkaka, tumor atau fraktur dapak menyebabkan
menurunnya sensasi.
 Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot
 Bandingakan dengan sisi lainnya.
 Pengukuran kekuatan otot (0-5)
 Duduk, berdiri dan berjalan kecuali ada
kontra indikasi.
 Kyposis, scoliosis, lordosis.
 Nyeri
Menggunakan pendekatan PQRST
P : Provoking Incident
Q : Quality of Pain
R : Region, Refered
S : Severity ( Scale) Of Pain
T : Time
 Deformitas
 Kekakuan/ Instabilitas pada sendi
 Pembengkakan atau Benjolan
 Kelemahan Otot
 Gangguan atau hilangnya fungsi
 Gangguan Sensibilitas
 Pengkajian Skeletal Tubuh
 Pengkajian Tulang Belakang
 Pengkajian Persendian
 Pengkajian Sistem otot
Kaji kekutan Otot
 Pengkajian fisik pada gangguan
muskoloskeletal terdiri atas pengkajian
fisik umum dan pengkajian lokalis
muskoloskeletal.Pengkajian fisik ini
dilakukan sebagaimana pengkajian fisik
lainnya dan bertujuan untuk
mengklarifikasi hasil temuan dari
anamnesis, untuk mengevaluasi keadaan
fisik pasien secara umum, serta melihat
apakah ada indikasi penyakit lainnya
selain kelainan muskoloskeletal.
 Dalam melakukan pengkajian fisik gangguan
musculoskeletal, pengkaji memerlukan
pengetahuan tentang anatomi, fisiologi dan
fatofisiologi dari system
muskoloskeletal.Pengalaman dan keterampilan
diperlukan dalam pengkajian dasar, kemampuan
fungsional, sampai maneuver pengkajian fisik
canggih yang dapat menegakkan diagnosis
kelainan khusus tulang, otot, sendi.Pengkajian fisik
merupakan eveluasi fungsional. Teknik inspeksi
dan palpasi dilakukan untuk mengevaluasi
integritas tulang, postur, fungsi sendi, kekuatan
otot, cara berjalan, dan kemampuan pasien
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pengkajian musculoskeletal biasanya berhubungan
erat dengan system saraf dan kardiovaskuler
sehingga pengkajian ketiga system tersebut sering
dilakukan secara bersamaan..
 Dasar dari pengkajian fisik system
musculoskeletal adalah perbandingan
kesimetrisan tubuh.Kedalaman pengkajian
bergantung pada keluhan fisik pasien dan
riwayat kesehatan dan semua petunjuk fisik
yang ditemukan pengkaji yang memerlukan
eksplorasi lebih jauh.
 Nyeri tekan: perlu diketahui lokalisasi yang tepat dari
nyeri, apakah nyeri setempat atau nyeri menjalar
yang berasal dari tempat lain (referred pain).
 Peserta didik tidak boleh melakukan palpasi pada
pasien awal fraktur tanpa didampingi oleh
pembimbing.Teknik penekanan dimulai dengan
meletakkan jari-jari tangan pada area tempat
pengkajian agar pasien merasa terbiasa dengan
adanya tangan di tempat pengkajian.Dengan
memperhatikan ekspresi wajah pasien, penekanan
dilakukan perlahan-lahan. Analisis pengkajian untuk
menentukan apakah nyeri bersifat local (tenderness)
atau nyeri dari tempat lain.

You might also like