You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN

HIDROKEL
Anggota Kelompok:
 Evy Wulansari (201707007)
 Isnani Novianti F (201707008)
 Nanang Fachrudin (201707019)
 Gandis Sukma (201707023)
 Indri Bonivita (201707024)
 M. Alfian (201707025)
 Rosa Damayanti (201707029)
 Siti Mufarokha (201707030)
 Lilik Masruroh (201707031)
 Abdul Aziz (201707032)
 Ayesha Noor (201707038)
 Choirun Nisa (201707040)
 Prakassiwi Yovi A (201707041)
 Saidatul Arifah (201707042)
 Olivia Maulina (201707043)
 Nurul Damayanti (201707045)
 Melya Istiana (201707046)
 Abdul Aziz (201707032)
Definisi

Hidrokel ialah terkumpulnya


cairan di antara lapisan
viseral dan parietal tunika
vaginalis. Cairan tersebut
dapat berupa cairan yang
berasal dari rongga abdomen
atau cairan hasil produksi dari
membran yang berada pada
lapisan antara viseral dan
parietal dari tunika vaginalis
yang berwarna jernih dan
berupa cairan transudat.
Klasifikasi
 Konginetal
 Hidrokel Komunikans
 Hidrokel yang terjadi karena adanya hubungan terbuka antara
rongga abdomen dan kantong kemaluan sehingga cairan dalam
rongga abdomen keluar dan terkumpul dalam lapisan antara
parietal viseral tunika vaginalis.
 Hidrokel Non Komunikans
 Hidrokel yang terjadi karena adanya sejumlah cairan yang
terjebak dalam tunika vaginalis sesaat sebelum menutupnya
prosessus vaginalis.
 Non Konginetal
 Hidrokel yang terjadi karena disesbabkan oleh obstruksi yang
mengganggu proses penyerapan cairan transudat membran oleh
saluran limfatik sehingga terdapat akumulasi cairan transudat pada
lapisan antara parietal dan viseral tunika vaginalis.
Etiologi
 Disebabkan karena belum sempurnanya penutupan
prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis atau belum
sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel
Tanda dan Gejala

 Skrotum
Skrotum tampak lebih besar dari yang lain adanya fluktuasi cairan
pada skrotum yang berhidrokel
Konsistensi skrotum yang kenyal atau lunak, tergantung dari tegangan
pada hidrokel
 Hidrokel
 Pada palpasi terasa seperti balon yang terisi air
 Testis akan lebih mudah teraba jika jumlah cairan minimum dan
sebaliknya
 Pemeriksaan Laboratorium
 Adanya penerusan cahaya oleh hidrokel pada pemeriksaan transiluminasi ,
karena:
 Hidrokel bersifat diaphan (meneruskan cahaya)
 Hidrokel berisi cairan jernih , straw-colored.
TERAPI DAN PENATALAKSANAAN

 Jenis hidrokel testis konginetal non komunikans tidak


memerlukan penatalaksanaan yang khusus, karena hidrokel
akan diserap dalam kurun waktu satu tahun, jika dalam satu
tahun pembesaran skrotum masih ada, maka hal tersebut
dimungkinkan bukan hidrokel tetapi melainkan hernia inguinalis
total. Pada keadaan ini, operasi dan aspirasi pada hidrokel
tidak diindikasikan.

 Jenishidrokel testis konginetal komunikans memerlukan terapi


operasi penutupan kantong hernia, karena hidrokel jenis ini
pada umumnya disertai dengan gejala hernia ingunalis tak
langsung, dan biasanya “ lubang kantong “ hernia ingunalis tak
langsung tidak dapat menutup sendiri secara sempurna
Komplikasi

 Hidrokel dapat mempengaruhi pasokan darah testis. Jika


pasokan darah testis kurang maka akan terjadi Iskemia yang
dapat menyebabkan penurunan kesuburan. Perdarahan ke
dalam hidrokel dapat menyebabkan trauma testis. Hidrokel
menetap atau berhubungan dengan rongga peritoneum dapat
menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Pada saat bedah
dapat terjadi komplikasi sebagai berikut, cedera ke vas
deferens saat operasi ingunal, 2% pasca operasi dapat terjadi
luka, hemoragik pasca operasi, cedera langsung ke pembuluh
spermatika
 Kompresi pada peredaran darah testis
 Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami
trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah
yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
 Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
 Sekunder Infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN
 A. IDENTITAS DATA
 Nama : An. MH Umur : 2 thn 10 bln 9 hr

 ALASAN KUNJUNGAN/KELUHAN UTAMA


Skrotum klien sebelah kiri lebih besar dari pada sebelah kanan sejak lahir, dengan
bertambahnya usia. Skrotum sebelah kiri bertambah besar pula hingga pada usia 2tahun 10
bulan 9 hari. Pembesaran skrotum kiri 4 kali skrotum sebelah kanan (sebesar biji kluwak).

 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


An. MH lahir pada tanggal 30 juli 2001 dan mempunyai kelainan pada genetalianya
yaitu skrotum sebelah kiri lebih besar daripada sebelah kanan. Orang tua klien tidak
mengetahui kalau kelainan tersebut dibiarkan terus-menerus akan membesar dan bahaya
bagi klien. Orangtua klien baru menyadari sebulan yang lalu ke dokter kalau kelainan
pada anaknya bisa berbahaya dan membutuhkan tindakan operas. Orangtua klien
membawa klien ke RSUD dr. Saiful Anwar Malang pada hari jum’at tanggal 28 Mei 2004
pada pukul 08.41WIB. setelah itu klien ditempatkan diruang 15 menunggu operasi yang
akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Juni 2004.
 RIWAYAT KEHAMILAN

 Prenatal : Pada trisemester I, ibu klien mengalami mual muntah dan


pusing. Selalu memeriksakan kandungannya pada puskesmas terdekat
satu bulan sekali . selama hamil ibu mengkonsumsi gizi yang
cukup, minum jamu mulai bulan ke-3 sampai bulan ke-8 cabe
puyang dan bulan ke-9 minum jamu gejah.
 Natal : Ibu melahirkan dengan persalinan spontan, dibantu
dengan bidan di pukesmas terdekat. Bayi dilahirkan mempunyai BBL :
3000 gram dan TBL : 46 cm. Bayi yang dilahirkan mempunyai
kelainan pada genetalianya yaitu skrotum sebelah kiri lebih besar
daripada sebelah kanan , setelah semalam dipuskesmas, ibu dan
bayi dibawa pulang.
 Postnatal : setelah lahir, klien diberi ASI dan mendapat makanan
tambahan. Pemberian susu dancow sejak berumur ± 13 bulan sampai
dengan sekarang dan klien mendapat imunisasi sebanyak 9 kali.
Penutup
 KESIMPULAN
 Setelah dilakukan studi kasus pada klien An. H dengan hidrokel testis dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
 Hidrokel yaitu terkumpulnya cairan diantara lapisan visceral dan parietal tunika vaginalis.
 Pengkajian fisik pada klien dengan hidrokel testis difokuskan pada organ yang mengalami kelainan
yaitu pada daerah genetalia.
 Diagnosa keperawatan yang muncul ditentukan dari kondisi klien saat pengkajian.
 Pada rencana tindakan tidak semuanya dapat diimplementasikan karena disesuaikan dengan
situasi dan kondisi klien.
 Evaluasi secara umum terhadap klien dilakukan setelah tindakan keperawatan.

 SARAN
 Perawat hendaknya melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan .
 Pendidikan kesehatan pada keluarga klien sangat dianjurkan untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
 Dalam melaksanakan tindakan keperawatan agar dapat dilakukan dengan baik, selain
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, diperlukan juga kerjasama dengan tim kesehatan yang lain.

You might also like