You are on page 1of 26

CASE

HORDEOLUM

Wistha Miyaki
PRECEPTOR : dr. M. Faisal Lutfi, Sp.M
Usia : 49 tahun

Alamat : Pacermulyo Leksono

Jenis Kelamin : laki-laki


Nama :
Tn. MR Pekerjaan :Karyawan Swasta
KELUHAN UTAMA

Kelopak
Mata
sebelah kiri
bengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang ke poli mata RSUD KRT SETJONEGORO dengan


keluhan kelopak mata kiri bengkak, terasa mengganjal, merah,
Pasien datang ke poli mata RSUD KRT SETJONEGORO dengan keluhan kelopak mata kiri
dan nyeri
bengkak, jika
terasa ditekan.
mengganjal, Keluhan
merah, dirasakan
dan nyeri jika ditekan.sudah 4 dirasakan
Keluhan hari. Pasien
sudah 4 hari.
sudah melakukan pengobtan dengan membeli obat tetes mata
Pasien sudah melakukan pengobtan dengan membeli obat tetes mata sendiri di apotik, pasien
sendiri
lupa nama di apotik,
obatnya, pasien
tetapi keluhanlupa
tidaknama
membaikobatnya,
dan kelopaktetapi
mata keluhan tidakyang
tambah bengkak
membaik
disertai dengandan kelopak
nanah, satu harimata tambah
sebelum ke RS bengkak yangsendiri.
nanahnya pecah disertai dengan
Pasien mengakui
nanah, kelopak
sebelum satu harimatasebelum
bengkak kedanRS nanahnya
bernanah pasienpecah
sering sendiri.
mengucek Pasien
mata. Pasien
mengakuipandangan
menyangkal sebelum kelopak
mata kabur. mata bengkak dan bernanah pasien
sering mengucek mata. Pasien menyangkal pandangan mata
kabur.
RIWAYAT
PERSONAL
RIWAYAT SOSIAL
PENYAKIT • Pasien sebagai karyawan

RIWAYAT KELUARGA swasta

PENYAKIT Menurut pasien tidak ada


anggota yang mengalami
DAHULU keluhan yang sama
Tiga tahun yang lalu pasien pernah
mengalami sakit serupa tetapi
membaik dengan sendirinya
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : Compos Mentis.
• Pemeriksaan Subyektif :

Pemeriksaan OD OS
Visus 5/5 5/5
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Pemeriksaan OD
OS
Sekitar Mata Simetris,distribusi merata Simetris,distribusi merata
Supercilia dan cilia
Palpebra Normal Edema (+)
Gerakan Edema (-) Edema (+)
Margo sup dan inf Nyeri (-) Nyeri (+)
Gerakan Bola Mata N N
Konjungtiva
K palpebra sup et inf Hiperemi (-) Hiperemi (+)
K bulbi Hiperemi (-) Hiperemi (+)
Sklera
Warna Putih Putih
Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
DIAGNOSIS
BANDING • Cefadroxyl 2x 500 mg
• Metylprednisolon 3x16 mg
• Asam mefenamat 3x500 mg
• OS: Hordeolum • Kalazion • Konsling dan edukasi : penyakit
hordeolum dapat berulang
sehingga perlu diberikan tahu
pasien dan keluarga untuk
menjaga higiene dan kebersihan
lingkungan.

DIAGNOSIS TATALAKSANA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI PALPEBRA

Palpebra terdiri atas lima


bidang jaringan utama. Dari
superfisial ke dalam terdapat
lapis kulit, lapis otot rangka
(orbikularis okuli), jaringan
areolar, jaringan fibrosa
(tarsus), dan lapis membran
mukosa (konjungtiva palpebra)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI PALPEBRA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI PALPEBRA
Tepian anterior
Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah
modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu
mata.glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris
dekat bulu mata.

Tepian posterior
Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-
muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).

Punktum lakrimal
Terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum inu terfungsi
menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
HORDEOLUM
•Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.
DEFINISI

• Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit


infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran. Insidensitidak
bergantung pada ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi lebih sering padaorang
EPIDEMIOLOGI dewasa, kemungkinan karena kombinasi dari beberapa faktor seperti tingginya level androgen.

• Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum


ETIOLOGI
KLASIFIKASI
Hordeolum internum Hordeolum ekstrenum

• Radang kelenjar meibom, dengan • Radang kelenjar zeis atau moll, dengan
penonjolan terutama ke daerah penonjolan terutama ke daerah kulit
konjungtiva tarsal. kelopak.
PATOFISIOLOGI

Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan
jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi
blefaritis. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder
dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva
GEJALA KLINIS FAKTOR RESIKO

• Nyeri pada kelopak mata • Penyakit kronik.


• Bengkak • Kesehatan atau daya tahan tubuh yang
buruk.
• Merah
• Peradangan kelopak mata kronik, seperti
• Eritem blefaritis.
• Terasa panas dan tidak nyaman. • Diabetes.
• Sakit bila ditekan • Hiperlipidemia, termasuk
hiperkolesterolemia
• Ada rasa yang mengganjal • Penyakit hordeolum sebelumnya.
• Higiene dan lingkungan yang tidak sehat.
• Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.4
PENATALAKSANAAN

MEDIKOMENTOSA NON MEDIKOMENTOSA PEMBEDAHAN


• Lokal : jika rekuren • Untuk mempercepat peradangan • Insisi
• Sistemik : Eritromisin 250mg atau kelenjar dapat diberikan kompres • Ekskokhleasi atau kuretase
125-250mg diklosasilin 4 kali sehari, hangat 3 kali sehari selama 10
dapat juga diberi tetrasiklin menit.
• Membersihkan kelopak mata
dengan air bersih ataupun dengan
sabun atau shampo yang tidak
menimbulkan iritasi, seperti sabun
bayi
• Menghindari pemakaian make up
pada mata, karena kemungkinan
hal itu menjadi penyebab infeksi.
KOMPLIKASI PROGNOSIS

• Penyulit dari hordeolum yaitu selulitis • Hordeola biasanya sembuh spontan


palpebra, dan abses palpebra dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi
lebih cepat dengan penggunaan
kompres hangat dan ditutup yang
bersih. Hordeola Internal terkadang
berkembang menjadi chalazia, yang
mungkin memerlukan steroid topikal
atau intralesi atau bahkan insisi dan
kuretase.
KALAZION
DEFINISI

Kalazion merupakan peradangan


granulomatosa kelenjar Meibom atau
kelenjar Zeiss yang tersumbat.2,6 pada
kalazion terjadi penyumbatan
kelenjar Meibom dengan infeksi
ringan yang mengakibatkan
peradangan kronis tersebut. Biasanya
kelainan ini dimulai dengan
penyumbatan kelenjar oleh infeksi
dan jaringan parut lainnya.
• Kalazion juga disebut sebagai lipogranuloma
kelenjar Meibom.6 Kalazion timbul spontan
disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar
ETIOLOGI atau sekunder dari hordeolum internum.
Kalazion dihubungkan dengan seborrhea,
chronic blepharitis, dan acne rosacea

• Kalazion terjadi pada semua umur. Pengaruh


hormonal terhadap sekresi sebaseous dan
viskositas menjelaskan terjadinya penumpukan
EPIDEMIOLOGI pada masa pubertas dan selama kehamilan.
PATOFISIOLOGI
• Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom.2 Di dalam nodul
terdapat sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag
seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sel polimorfonuklear, leukosit dan
eosinofil.6Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak
hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler
tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata
akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.2
• Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan
karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan
inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan
hordeolum internal atau ekstrenal (terutama proses piogenik yang menimbulkan
pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya.
Secara klinik, nodul tunggal (jaringan multipel) yang agak keras berlokasi jauh di
dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra menampakkan kelenjar Meibom
yang berdilatasi.6
Gejala Klinis

Benjolan pada kelopak mata,


tidak hiperemis dan tidak ada
nyeri tekan.
Pseudoptosis.
Kadang-kadang mengakibatkan
perubahan bentuk bola mata
akibat tekanannya sehingga
terjadi kelainan refraksi pada
mata tersebut.2
PENATALAKSANAAN

MEDIKOMENTOSA NON MEDIKOMENTOSA PEMBEDAHAN


• Topikal : Bacitracin atau tobramicin • Kompres hangat selama 10-15 • ekskokleasi
salep mata diberikan setiap 4 jam menit, minimal 4 kali/hari untuk
selama 7-10 hari. membantu drainase.
• Jangan menekan atau menusuk
• Sistemik : cephalexin atau kalazion, hal ini dapat
dicloxacilin 500mg per oral 4 kalo menimbulkan infeksi.
sehari selama 7 hari. Bila alergi
penisilin atau cephalosporin dapat
diberikan clindamycin 300mg oral 4
kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500mg 2 kali sehari
selama 7 hari
komplikasi Trikiasis
Prognosis
Terapi bisanya berhasil
Kehilangan bulu dengan baik. Jika lesi baru
mata sering terjadi, drainage yang
kurang adekuat mungkin
Astigamatisma mengikatkan lokal rekurensi
ini. Kalazion yang tidak
diobati kadang-kadang
terdrainase secara spontan,
namun biasanya lebih sering
persisten menjadi inflamasi
akut intermitten.11
Bila terjadi kalazion berulang
beberapa kali sebaiknya
dilakukan pemeriksaan
histopatologik untuk
menghindari kesalahan
diagnosis dengan
kemungkinan keganasan.12
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus Teori hordeoulum Teori Kalazion

kelopak mata kiri bengkak Nyeri pada kelopak mata Benjolan pada kelopak mata
 terasa mengganjal Bengkak tidak hiperemis
 merah Merah tidak ada nyeri tekan.
nyeri jika ditekan Eritem Pseudoptosis.
pasien sebelumnya Terasa panas dan tidak Kadang-kadang
mengucek mata nyaman. mengakibatkan perubahan
riwayat penyakit dahulu Sakit bila ditekan bentuk bola mata akibat
pasien pernah mengalami Ada rasa yang mengganjal tekanannya sehingga terjadi
hal serupa kelainan refraksi pada mata
tersebut.2
BAB IV
KESIMPULAN

Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien ini


didiagnoisis hordeoulum eksternas OS, yang penegakkan
diagnosisnya dari anamnesis didapatkan bahwa pasien
mengeluhkan kelopak mata kiri bengkak, terasa
mengganjal, merah, nyeri jika ditekan, pasien sebelumnya
sering mengucek mata, riwayat penyakit dahulu pasien
pernah mengalami hal serupa. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Palpebra OS superior edema. Saat ini pasien
diberikan terapi antibiotik, anlgetik dan kortikosteroid.

You might also like