Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SIRLANGGA SURABAYA
2.6.1 Pengkajian Data
I. DATA SUBJEKTIF
Umur
Gangguan skizofrenia ini biasanya dimulai sebelum usia 25
tahun (Sadock dan Sadock, 2007; Fatemi, 2008; Pesold,
Roberts dan Kirkpatrick, 2004). Sedangkan untuk factor resiko
persalinan dengan vacuum ekstraksi, pada usia ibu yang
beresiko untuk hamil yaitu pada usia <20 tahun dan > 35
tahun lebih beresiko 4 kali terjadi persalinan vacuum ekstraksi
(Handayani, 2014)
Pekerjaan
Mengetahui tingkat perekonomian keluarga ibu nifas dan
pekerjaan ibu dan pekerjaan yang memiliki resiko untuk
skizofren. Pekerjaan yang memiliki tingkat streesor tinggi
beresiko untuk memicu timbulnya penyakit skizofrenia
(Kusumawati, 2006)
Alamat dan nomor telepon
Insidens lebih tinggi pada orang–orang yang dilahirkan di
daerah urban. Skizofrenia ditemukan ditemukan di seluruh
kelas masyarakat dan area geografis, insidens dan rasio
prevalens rata- rata sama di seluruh dunia (Sadock dan
Sadock, 2007; Task Force on DSM-IV, American Psychiatric
Association, 2000; Van-Os dan Allardyce, 2009)
Keluhan Utama
Keluhan utama yang dapat memicu tindakan persalinan
dengan vacum sktraksi adalah ibu tidak kuat untuk mengejan,
kelelahan, terjadi kecemasan, yang menyebabkan kala II lama
( Rusydi, 2004)
Tidak ada gejala dan tanda klinis yang patognomonis untuk
skizofrenia; setiap gejala atau tanda yang terlihat pada
skizofrenia juga ada di gangguan neurologik dan psikiatrik
lainnya. Gejala-gejala seorang pasien dapat berubah sejalan
dengan waktu. Misalnya seorang pasien mungkin mengalami
halusinasi intermiten atau kemampuan yang bervariasi
dalam menghadapi situasi sosial secara adekuat, atau gejala-
gejala gangguan mood yang bermakna dapat datang dan
pergi selama perjalanan penyakit skizofrenia.
Riwayat Obstetri yang Lalu
Mengetahui ada tidaknya riwayat obstetri yang
buruk pada ibu sebelumnya. Pada ibu dengan paritas
rendah memiliki durasi persalinan yang lebih lama,
hal ini mengacu pada salah satu indikasi dilakukan
vacuum ekstraksi yaitu pada kala II memanjang. Pada
penelitian di RSUD Banyumas tahun 2011 didapatkan
bahwa ibu bersalin dengan paritas rendah memiliki
resiko 9 kali lebih besar dilakukan tindakan vacuum
ekstraksi pada pertolongan persalinannya.
(Handayani, 2014)
Penyulit/ Komplikasi : Untuk mengetahui apakah proses
persalinan ibu disertai dengan penyulit atau tidak.
Pada ibu dengan skizofrenia didapatkan gangguan pada saat
berkoordinasi mengejan pada kala II yang mengakibatkan kala
II dalam persalinan memanjang. Pada suatu penelitian di RS
Hoesin Palembang tahun 2004 didapatkan hasil jika kala II
lama menjadi indikasi persalinan dengan tindakan ekstraksi
vacum, ditambah lagi jika ini merupakan partus pertama yang
dapat menimbulkan kecemasan yang dapat menjadi
ketegangan (Lia, 2010)
Skizofrenia
Risiko menderita skizofrenia sebesar 1% pada populasi umum
jika tidak ada keluarga yang terlibat. Bila salah satu orang tua
menderita skizofrenia maka insidens untuk menderita
skizofrenia sebesar 12%. Insidens skizofrenia pada kembar
dizigotik jika salah satu menderita skizofrenia sebesar 12%,
pada kembar monozigotik sebesar 47%. Jika kedua orang tua
menderita skizofrenia insidensnya sebesar 40% (Sadock dan
Sadock, 2007; Owen, O'Donovan dan Harrison, 2005; Weeks
dan Lange, 1988).
Status psikososial
Sejumlah pasien skizofrenia berasal dari keluarga-keluarga
yang disfungsi. Perilaku keluarga patologis dapat
meningkatkan stres emosional yang merupakan hal yang
rentan pada pasien skizofrenia untuk mengatasinya.
Dinamika keluarga tersebut berupa double bind
communication, schisms and skewed family, pseudomutual
dan pseudohostile families, dan emosi yang diekspresikan
secara tinggi (Sadock dan Sadock, 2007)
PEMERIKSAAN UMUM
Kesadarannya composmentis dengan tanda-
tanda bisa atau tidak timbal balik dalam
berkomunikasi.
Keadaan emosional kurang baik dan kurang
bisa diajak berkomunikasi serta bekerjasama.
Tanda – tanda vital : Dbn
PEMERIKSAAN FISIK
Genetalia : pada ibu dengan persalinan
ekstraksi vakum didapatkan laserasi derajat
2-3
Menentukan diagnosa, masalah dan
kebutuhan. Langkah ini dikembangkan dari
data ke dalam identifikasi yang spesifik
mengenai diagnose, masalah dan kebutuhan
No. Tanggal / Jam Diagnosa Data Subektif Data Obyektif
PAPAH
1 Tanggal: Post Partum Spt B Data yang Data yang
……… dengan VE dan diperoleh dari pihak diperoleh dari
Jam: Skizofrenia klien dan keluarga hasil pemeriksaan
…….WIB Hari Ke - … klien dan observasi dari
tenaga kesehatan
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
potensial sesuai dengan diagnosa dan
masalah yang sudah diidentifikasi
Diagnosa Potensial : post partum blues
Masalah Potensial : cemas, nyeri pada
jahitan, bendungan ASI, sub involusi, febris
Antisipasi : Konseling dan
kolaboratif bila terdapat masalah
Kolaborasi : konsultasi dengan
dokter SpOG dan SpKJ tentang pemberian
obat kepada ibu nifas riwayat persalinan
vacum terapi pada ibu post partum Spt B
dengan vacum ekstraksi dan skizofrenia
Rujukan :-
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan keluarga dan ibu
R/: ibu dan keluarga mengetahui tentang keadaannya sehingga
dapat membuat ibu dan keluarga menjadi tenang
2. Memberikan dukungan emosional kepada Keluarga dan ibu
R/ Ibu dan keluarga tidak cemas dan lebih kuat
3. Menjelaskan penyebab dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh ibu
R/: Informasi dari tenaga kesehatan akan membuat ibu tenang
4. Observasi tanda – tanda vital
R/: Tanda – tanda vital merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui keadaan ibu
5. Memberikan asuhan kepada ibu sesuai dengan tahapan
postpartum
6. Observasi TFU, kontraksi uterus, dan pengeluaran lokea
setiap hari
R/mengetahui bahwa proses involusio berlangsung normal
7. Pemenuhan Kebutuhan nutrisi dan hidrasi
R/ Bila kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi maka ibu akan tetap
mempunyai tenaga dan untuk proses laktasi.
8. Anjurkan Ibu untuk mobilisasi secara bertahap
R/: Dengan mobilisasi lokea akan keluar dengan lancar dan
mencegah terjadinya perdarahan serta mempercepat proses
involusi uterus.
9. Berikan HE tentang personal hygiene kepada keluarga dan ibu
R/: Diharapkan ibu dibantu oleh keluarga mampu menjaga
kebersihan dirinya sehingga terhindar dari infeksi
10. Menjelaskan pada keluarga dan ibu cara perawatan tali
pusar bayi
R/: mencegah terjadinya infeksi pada talipusat bayi
11. Menjelaskan pada keluarga dan ibu cara menyusui dengan
benar
12. R/: mengetahui cara menyusui dengan benar akan
meningkatkan angka keberhasilan menyusui
13. Melakukan perawatan payudara kepada ibu dan mengajari
pijat oksi pada keluarga
R/ : ASI dapat keluar dan ibu dapat menyusui bayinya
14. Menjelaskan tanda bahaya nifas kepada keluarga dan ibu
R/: segera lapor ke bidan apabila menemui salah satu tanda
gejala
15. Menjelaskan kepada keluarga dan ibu mengenai tanda
bahaya pada bayi baru lahir
R/: ibu segera membawa bayi ke tempat pelayanan kesehatan .
16. Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian obat –
obatan
R/: Terapi yang benar akan mempercepat kesembuhan pasien.
17. Kolaborasi dengan dokter SpKJ dalam pemberian obat –
obatan
R/: Terapi yang benar akan mempercepat kesembuhan pasien.
Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan asuhan kebidanan
yang diberikan kepada ibu sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan ibu yang mengacu pada Planning.
Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan
S :
O :
A :
P :
Tanggal MKB : 12 Januari 2016 / 23.48 WIB
Tanggal Masuk R.Nifas : 13 Januari 2016 / 18.40 WIB
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2016 / 19.00 WIB
Oleh : Mahasiswa Profei Pendidikan Bidan
DATA SUBYEKTIF
Identitas
DATA OBYEKTIF
PemeriksaanUmum
Kesadaran : compos mentis
BB sebelumHamil: 42 kg BMI : 18,6
BB saathamil : 60 kg
TB : 150 cm
LILA : 27 cm
TTV;
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Muka : konjungtiva merah muda, sklera putih,
palpebra tidak oedema
Dada : puting susu bagian kanan menonjol, kiri
rata,tidak ada masa, colustrum belum keluar
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, kontraksi
keras, TFU : 1 jari di bawah pusat.
Ekstrimitas : tidak oedema, terpasang infus RL
ditangan kanan.
Genetalia : terdapat oedem pada labia mayora, tidak
ada varices, perdarahan +/- 15 cc
Pemeriksaan Laboraturium ( Tanggal 13 Januari 2016
FH (RJ)
PPT 9,2 C:10.04 Detik 11-14”
APTT 29.5 C: 27.4 Detik 5-40”
INR 0.82 0.64-1.17
Kimia Klinik
GDA 106 50-140
Imuno-serologi
HbsAg Device NEGATIF NEGATIF
Data Rekam Medis
Ibu dirujuk daripuskesmas Jagir dengan diagnosa G1P0000 THIU
Uk 37/38 minggu dengan skizofrenia ke VK RSU Haji.Kenceng-
kenceng dan keluar lender darah, ketuban (-). di VK persalinan
dengan Vakum Ekstraksi atas indikasi ibu tidak kooperatif,
laserasiderajat 3. Bayi lahir spontan Vakum Ekstraksi dengan AS
7-8 BB 2800 PB 50 cm Laki-laki.
Ibu dikonsulkan ke bagian psikiatri RSU Haji untuk persalinannya
mendapatkan advice SC, tetai karena sudah dalam fase aktif
makan bagian obsgyn memutuskan untuk dilakukan persalinan
secara pervaginam.
Advice dari bagian psikiatri jika dilakukan persalinan
pervaginam, saat heacting dibuthkan penata anastesi dan
mendapatkan terpi skizofrenia yaitu clozapine 25 mg (0-0-1)
pada masa nifasnya.
ANALISIS
:P1001post VE dengan skizofrenia
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada keluarga
dan ibu; keluarga mengerti keadaan ibu.
2. Memberikan Health Education kepada keluarga
dan ibu, mengenai
Mobilisasi, ibu bertahap melakukan mobilisasi
seperti miring kanan kiri, duduk dan berjalan jika
tidak pusing
Nutrisi,tidak boleh ada pantangan makan untuk
ibu nifas, makan makanan tinggi protein,
karbohidrat, vitamin
pencegahan resiko infeksi dengan cara cuci tangan
yang benar; ibu diam dan tidak merespon,
keluarga memahami dan bersedia melakukan
health education yang diberikan.
Analisa
P1001 post partum VE 14 jam + skizofrenia
dalam terapi
Penatalaksanaan
00.17 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
keluarga dan ibu; keluarga mengerti
00.18 2. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi : amoxicilin 3x1 dan
asam mefenamat 3x1; Obat tidak
dimuntahkan
05.00 3. Mengajari keluarga dan ibu cara
memandikan bayi dan merawat tali pusat
14-01-2016 06.00 Subjektif
Tidak ada keluhan
Obyektif
K/U baik, sikap apatis
TekananDarah : 120/80Suhu : 36,5
Nadi : 84 RR : 20
Dada : colostrum belum keluar
Abdomen : UC keras TFU 2 jari
dibawah pusat
Genetalia : oedema pada labia mayora,
fluxus +/- 10 cc, lochearubra
Analisa
P1001 post partum VE 20 jam + skizofrenia
dalam terapi
Penatalaksanaan
06.15 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
keluarga dan ibu; keluarga mengerti
06.17 2. Memberikan KIE mengenai personal
hygine
08.00 3. Memberikan KIE mengenai ASI
eksklusif dan melakukan perawatan
payudara dan penarikan puting susu,
ASI blm keluar, puting susu sedikit
menonjol ; ibu tidak berkeinginan
menyusui dan bayi diberi susu formula
oleh keluarga
Analisa
P1001post partum VE hari I+ skizofrenia
dalam terapi
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
keluarga dan ibu; keluarga mengerti
2. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi oral amoxicillin 3x1,
asammefenamat 3x1, clozapine 25 mg,
hexymer 0-0-1; Obat tidak dimuntahkan
15-01-2016 06.00 Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Obyektif
K/U baik, ibu dapat diajak berkomunikasi
(terbatas)
Tekanan Darah : 120/70Suhu :36,5 0C
Nadi : 80 RR : 22
Dada : colostrum keluar
Abdomen : UC keras TFU 2 jari di
bawah pusat
Analisa
P1001post partum VE hari II+ skizofrenia
dalam terapi
Penatalaksanaan
06.10 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
keluarga dan ibu; keluarga mengerti
06.12 2. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi oral amoxicillin 3x1,
asam mefenamat 3x1, clozapine 25 mg,
hexymer; Obat tidak dimuntahkan
06.15 3. Memberikan KIE mengenai personal
hygine; ibu mandi dibantu oleh
keluarganya
06.16 4. Memberikan KIE mengenai menyusui;
ibu cuek dan keluarga memberikan
susu formula untuk bayinya
11.00 5. Berkolaborasi dengan pskiatri; advice
Berdasarkan pengkajian data yang dilakukan kepada Ny
“D” dibandingkan dengan konsep asuhan kebidanan
pada ibu nifas dengan riwayat vakum ektraksi dan
skizofrenia didapatkan hasil:
Pada pengkajian data subjektif didapatkan bahawa ibu
rujukan dari puskesmas Jagir dengan diagnose hamil 37-
38 minggu dengan skizofrenia. Ibu menderita skizofrenia
sejak SMA dengan gejala menutup diri dari lingkungan,
sering marah-marah dan memiliki teman hayalan. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa beberapa gejala skizofrenia
diantaranya adalah menarik diri orang lain, halusinasi
dan pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-
akan ada ancaman terhadap dirinya (Hawari, 2007).
Ibu rutin berobat ke RSJ Menur sejak 5 tahun terakhir dan
selama hamil terapi dihentikan karena alasan teratogenik. Ibu
tidak pernah menderita penyakit lain sebelumnya. Nenek ibu
menderita diabetes mellitus dan paman ibu menderita
skizofrenia.
Dalam Pedoman pelayanan farmasi untuk ibu hamil dan
menyusui disebutkan bahwa clozapine merupakan obat
golongan B yang berartiu pada studi reproduksi hawan tidak
dapat menunjukan resiko pada fetus, pada studi control
wanita hamil / studi reproduksi hewan tidak menunjukan efek
samping (selain dari penurunan fertilitas) yang tidak
dikonfimasikan pada studi control wanita hamil pada
trimester pertama (tidak ada bukti pada trimester berikutnya)
(Depkes, 2006)
Berdasarkan teori, peran faktor genetik berkaitan dengan
kedekatan hubungan pasien dengan keluarga yang
menderita skizofrenia (Fatemi dan Folsom, 2009). Sedangkan
menurut Murray (2002), anak yang dilahirkan dari ibu
dengan diabetes pada masa kehamilannya, tujuh kali lebih
sering mengalami skizofrenia di kemudian hari, bila
dibandingkan dengan anak dari ibu tanpa diabetes.