Professional Documents
Culture Documents
1
TOPIK
2
I. PERWILAYAHAN INDUSTRI
DALAM UNDANG-UNDANG
NO 3 TAHUN 2014 TENTANG
PERINDUSTRIAN
3
A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri merupakan salah satu alat mekanisme
Pemerintah untuk melaksanakan penyebaran industri keseluruh NKRI yang diamanatkan dalam
UU No 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, PP RIPIN Menyangkut Perwilayahan Industri,
RPJMN Buku III tentang Kerangka Pengembangan Wilayah,dan Renstra Perindustrian Bab IV
Tentang Target Kinerja dan Pendanaan Program Percepatan Penyebaran dan Pemerataan
Pembangunan Industri.
4
UU 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN
Pembangunan Sarana
Tindakan Pengamanan &
Pembangunan Sumber Daya dan Prasarana Pemberdayaan Industri
Penyelamatan Industri
Industri (BAB VI) Industri (BAB VIII)
(BAB IX)
(BAB VII)
• Pembangunan SDM • Standardisasi Industri • IKM • Tindakan Pengamanan
• Pemanfaatan SDA • Infrastruktur Industri • Industri Hijau Industri
• Pengembangan dan • Sistem Informasi Industri • Industri Strategis • Tindakan Penyelamatan
Pemanfaatan Teknologi Industri Nasional • P3DN Industri
• Pengembangan dan • Kerja Sama Internasional di
Pemanfaatan Kreativitas dan Bidang Industri
Inovasi
• Penyediaan Sumber Pembiayaan
5
Perwilayahan Industri Pasal 14 UU 3/2014
6
Perwilayahan Industri Pasal 14 UU 3/2014
7
Perwilayahan Industri Pasal 14 UU 3/2014
8
II. KINERJA INDUSTRI NON-
MIGAS MENURUT WILAYAH
9
KONTRIBUSI PENYUMBANG PDB MENURUT LOKASI (PERSEN)
10
Share Sektor Industri Pengolahan Non Migas terhadap PDRB
Menurut Wilayah
No Wilayah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Sumatera 15.49 17.40 18.08 18.64 18.57 18.07 17.83 17.78 17.11 17.79 17.81 17.45 17.27 17.18
2 Kalimantan 10.09 9.99 10.47 10.07 9.13 8.04 7.93 7.92 6.73 7.46 7.12 6.70 7.00 6.91
3 Jawa 30.30 29.94 29.44 29.34 28.75 29.11 28.80 28.69 27.74 26.86 26.14 25.90 25.49 25.40
4 Bali 9.23 9.26 9.21 9.11 9.00 8.69 9.06 9.30 9.52 9.27 9.18 8.95 8.90 8.81
5 Nusa Tenggara 3.14 2.87 2.94 3.04 2.78 2.80 2.74 2.68 2.85 2.74 2.67 2.79 2.91 2.82
6 Sulawesi 10.99 10.97 10.77 10.93 10.82 10.43 10.46 10.32 10.16 9.84 9.79 9.65 9.49 9.40
7 Maluku 9.59 9.19 8.65 8.51 8.12 7.84 7.79 7.81 7.52 8.06 7.92 7.64 7.53 7.44
8 Papua 2.97 2.92 3.12 3.36 3.59 2.47 2.66 2.50 2.54 2.40 2.19 2.57 2.54 2.45
Total 23.84 25.21 24.89 24.40 23.96 22.42 22.38 22.43 23.01 22.61 21.48 20.92 20.85 20.76
No Wilayah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jawa 30.30 29.94 29.44 29.34 28.75 29.11 28.80 28.69 27.74 26.86 26.14 25.90 25.49 25.40
2 Luar Jawa 12.60 13.55 14.08 14.38 14.05 13.23 13.23 13.23 12.52 13.02 12.95 12.76 12.79 12.70
Total 23.84 25.21 24.89 24.40 23.96 22.42 22.38 22.43 23.01 22.61 21.48 20.92 20.85 20.76
Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI
Share sektor industri pengolahan non migas terhadap PDRB baik secara
nasional, di Jawa maupun luar Jawa terus mengalami penurunan ………….
11
Pangsa Sektor Industri Non Migas Atas Dasar Harga Berlaku di
Tingkat Nasional
026
25.21
025 24.89
24.40
024 23.96
23.84
023 23.01
22.61
22.43
022 22.42 22.38
21.48
20.92
021
20.85 20.76
020
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Di tingkat nasional, share sektor industri pengolahan non migas terhadap PDB
baik terus mengalami penurunan sejak tahun 2008 ……………………….
12
Pangsa Sektor Industri Non Migas Atas Dasar Harga Berlaku
35.00
Jawa Luar Jawa Nasional
30.30 29.94
29.44 29.34 28.80
30.00 29.11 28.69
27.74
28.75
26.14
25.90 25.40
25.21 24.89 24.40
25.00 26.86 25.49
23.84 23.96 23.01 22.61
22.42 22.38
22.43 21.48 20.85
20.00 20.92 20.76
No Wilayah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Sumatera 15.28 16.65 17.16 17.74 18.14 17.58 17.56 18.08 18.36 19.10 19.96 20.20 20.42 21.20
2 Kalimantan 4.20 4.02 3.98 3.81 3.78 3.53 3.34 3.32 3.27 3.25 3.16 3.15 3.24 3.28
3 Jawa 77.47 76.30 75.86 75.47 75.08 76.04 76.26 75.72 75.37 74.48 73.65 73.42 73.05 71.95
4 Bali 0.50 0.51 0.54 0.52 0.51 0.49 0.50 0.52 0.54 0.57 0.56 0.54 0.55 0.56
5 Nusa Tenggara 0.20 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.18 0.18 0.18 0.19 0.19 0.18 0.18 0.21
6 Sulawesi 1.99 1.98 1.94 1.95 1.97 1.87 1.87 1.89 1.99 2.08 2.15 2.19 2.24 2.41
7 Maluku 0.14 0.13 0.12 0.11 0.10 0.09 0.09 0.09 0.08 0.10 0.10 0.10 0.10 0.12
8 Papua 0.21 0.21 0.21 0.22 0.22 0.21 0.21 0.21 0.21 0.23 0.23 0.24 0.23 0.27
Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
No Wilayah 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jawa 77.47 76.30 75.86 75.47 75.08 76.04 76.26 75.72 75.37 74.48 73.65 73.42 73.05 71.95
2 Luar Jawa 22.53 23.70 24.14 24.53 24.92 23.96 23.74 24.28 24.63 25.52 26.35 26.58 26.95 28.05
Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI
Kontribusi Pulau Jawa dalam PDB sektor industri pengolahan non-migas masih
sangat dominan, namun demikian menunjukkan kecenderungan yang terus
menurun. Secara perlahan sektor industri pengolahan non migas mulai
bergeser ke luar Pulau Jawa………….
14
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Non Migas
di Luar Pulau Jawa
29.00
28.00 28.05
27.00 26.95
26.35 26.58
26.00
25.52
25.00 24.92
24.53 24.63
24.14 24.28
24.00 23.96
23.70 23.74
23.00
22.53
22.00
21.00
20.00
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kontribusi luar Pulau Jawa dalam PDB sektor industri pengolahan non-migas
menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Secara perlahan sektor
industri pengolahan non migas mulai bergeser ke luar Pulau Jawa………….
15
No Provinsi Jumlah IBS Persen
1 Aceh 53 0.23 Jumlah Unit Usaha Perusahaan Industri
2 Sumatera Utara 984 4.26 Besar Sedang Tahun 2013
3 Sumatera Barat 141 0.61
4 Riau 206 0.89
5 Jambi 103 0.45 No. Pulau Jumlah IBS Persen
6 Sumatera Selatan 183 0.79 1 Sumatera 2,402 10.39
7 Bengkulu 23 0.10 2 Jawa 19,201 83.04
8 Lampung 303 1.31 3 Bali 340 1.47
9 Bangka Beltung 85 0.37
4 Nusa Tenggara 171 0.74
10 Kepulauan Riau 321 1.39
11 DKI Jakarta 1,396 6.04 5 Kalimantan 382 1.65
12 Jawa Barat 5,829 25.21 6 Sulawesi 549 2.37
13 Jawa Tengah 3,776 16.33 7 Maluku 36 0.16
14 DI Yogyakarta 411 1.78 8 Papua 41 0.18
15 Jawa Timur 6,217 26.89 Total 23,122 100.00
16 Banten 1,572 6.80
17 Bali 340 1.47
18 Nusa Tenggara Barat 141 0.61
19 Nusa Tenggara Timur 30 0.13 No. Pulau Jumlah IBS Persen
20 Kalimantan Barat 97 0.42
1 Jawa 19,201 83.04
21 Kalimantan Tengah 76 0.33
22 Kalimantan Selatan 100 0.43 2 Luar Jawa 3,921 16.96
23 Kalimantan Timur 109 0.47 Total 23,122 100.00
24 Sulawesi Utara 88 0.38
Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI
25 Sulawesi Tengah 75 0.32
26 Sulawesi Selatan 275 1.19
27 Sulawesi Tenggara 78 0.34
28 Gorontalo 20 0.09
29 Sulawesi Barat 13 0.06
30 Maluku 32 0.14
31 Maluku Utara 4 0.02
32 Papua 17 0.07
33 Papua Barat 24 0.10
Total 23,122 100.00 16
PENGEMBANGAN KAWASAN
Luas Lahan INDUSTRI
Kawasan (KEK)diTAHUN 2011
Industri
Beberapa Pulau Besar Indonesia pada Tahun 2013
Jumlah Persentase
Luas Lahan
Kawasan Luas (%)
No Kawasan Industri Kawasan Industri
Industri
(Ha)
1 Jawa 55 22,795.90 75.89
2 Sumatera 16 4,493.45 14.96
3 Sulawesi 2 2,203.00 7.33
4 Kalimantan 1 546.00 1.82
Total 74 30,038.35 100.00
Sumber : Hasil Survey 2013
17
III. SASARAN PERWILAYAHAN
INDUSTRI
18
Sasaran Pengembangan Perwilayahan Industri
19
Sasaran Kuantitatif Kontribusi Industri Menurut Wilayah
(Dalam Persen)
No Wilayah 2015 2020 2025 2030 2035
1 Sumatera 22.73 23.67 24.68 26.74 27.83
2 Kalimantan 3.48 3.84 4.56 4.83 4.81
3 Jawa 70.00 68.00 65.00 61.93 60.00
4 Bali 0.57 0.57 0.61 0.58 0.53
5 Nusa Tenggara 0.21 0.22 0.25 0.26 0.26
6 Sulawesi 2.57 2.86 3.34 3.44 3.45
7 Maluku 0.13 0.14 0.20 0.24 0.25
8 Papua 0.32 0.70 1.36 1.99 2.88
Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
A Jawa 70.00 68.00 65.00 61.93 60.00
B Luar Jawa 30.00 32.00 35.00 38.07 40.00
Sumber : Hasil Analisis, 2014
20
Sasaran Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas
Menurut Wilayah (Dalam Persen)
21
IV. PENETAPAN PERWILAYAHAN
INDUSTRI
22
PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS PADA WPI
KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
No Provinsi Industri Prioritas Jenis Industri
1 Kalimantan Utara Industri Kimia Dasar Industri Petrokimia Hulu
2 Kalimantan Timur Industri Logam Dasar dan Bahan Industri Pengolahan dan
Galian Bukan Logam Pemurnian Logam Dasar Bukan
Besi (Tembaga)
Industri Kimia Dasar Industri Petrokimia Hulu, Industri
Strategis (Metanol, Ammonia,
Asam Format)
Industri Pangan Industri Pengolahan Minyak
Nabati, Industri Pengolahan Kakao
Industri Hulu Agro Industri Oleokimia, Industri
Kemurgi, Industri Barang dari
Kayu, Industri Pengolahan Karet
dan Barang dari Karetdan Barang
dari Karet
23
24
25
PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS PADA WPI
KALIMANTAN BAGIAN BARAT
No Provinsi Industri Prioritas Jenis Industri
1 Kalimantan Barat Industri Logam Dasar dan Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar
Bahan Galian Bukan Logam Bukan Besi (Alumina)
Industri Hulu Agro Industri Oleokimia, Industri Kemurgi, Industri
Barang dari Kayu, Industri Pengolahan Karet dan
Barang dari Karetdan Barang dari Karet
Industri Pangan Industri Pengolahan Minyak Nabati
2 Kalimantan Tengah Industri Hulu Agro Industri Pengolahan Rotan, Industri Barang dari
Kayu, Industri Pengolahan Karet dan Barang dari
Karet
Industri Pangan Industri Pengolahan Minyak Nabati
Industri Tekstil, Alas Kaki dan Industri Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu
Aneka (Rotan)
3 Kalimantan Selatan Industri Logam Dasar dan Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi dan Baja
Bahan Galian Bukan Logam Dasar
Industri Pangan Industri Pengolahan Minyak Nabati
Industri Hulu Agro Industri Barang dari Kayu, Industri Pengolahan
Karet dan Barang dari Karet
Industri Logam Dasar dan Industri Batu Permata
Bahan Galian Bukan Logam
Industri Tekstil, Alas Kaki dan Industri Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu
Aneka (Rotan) 26
27
PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS PADA WPI
SUMATERA BAGIAN UTARA
No Provinsi Industri Prioritas Jenis Industri
1 Aceh Industri Kimia Dasar Industri Petrokimia Hulu
Industri Hulu Agro Industri Pulp dan Kertas, Industri Barang dari Kayu, Industri Minyak Atsiri
Industri Tekstil, Alas Kaki dan Aneka Industri Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu (Rotan)
Industri Pangan Industri Pengolahan Ikan/Hasil Laut, Industri Minyak Nabati, Industri
Pengolahan Kopi, Industri Pengolahan Kakao
2 Sumatera Utara Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar Bukan Besi (Alumina)
Bukan Logam
Industri Hulu Agro Industri Pakan, Industri Oleokimia, Industri Kemurgi, Industri Pulp dan
Kertas, Industri Barang dari Kayu, Industri Pengolahan Karet dan Barang
dari Karet
Industri Pangan Industri Pengolahan Ikan/Hasil Laut, Industri Minyak Nabati, Industri
Pengolahan Buah dan Sayuran, Industri Pengolahan Kopi, Industri
Pengolahan Kakao, Industri Pengolahan Teh
3 Sumatera Barat Industri Pangan Industri Pengolahan Kakao, Industri Makanan Olahan, Industri Pengolahan
Ikan/Hasil Laut
Industri Tekstil, Alas Kaki dan Aneka Industri Kulit dan Alas Kaki, Industri Tekstil (Tenun dan Bordir)
Industri Hulu Agro Industri Pengolahan Gambir, Industri Minyak Atsiri
4 Riau Industri Hulu Agro Industri Oleokimia, Industri Kemurgi, Industri Pulp dan Kertas, Industri
Barang dari Kayu
Industri Pangan Industri Pengolahan Minyak Nabati
Industri Barang Modal, Komponen dan Industri Komponen Pendukung Hulu Migas
Bahan Penolong
5 Kep. Riau Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar Bukan Besi (Alumina)
Bukan Logam
Industri Elektronika dan Telematika Industri Elektronika
Industri Alat Transportasi Industri Kapal
Industri Pangan Industri Pengolahan Hasil Laut, Industri Pengolahan Kakao
28
29
PROGRAM PENGEMBANGAN WPPI (2)
30
PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
Jangka Menengah (2015-2020) Jangka Panjang (2020-2035)
1. Penyusunan rencana pembangunan kawasan industri 1. Pembangunan kawasan industri
2. Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam 2. Pengoperasian bank tanah (Land
penyusunan rencana pembangunan infrastruktur untuk Bank) untuk pembangunan
mendukung kawasan industri kawasan industri
3. Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam 3. Pembangunan infrastruktur untuk
penyelesaian aspek-aspek yang terkait pertanahan mendukung kawasan industri
4. Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam (jalan, kereta api, pelabuhan,
penyusunan rencana penyediaan energi untuk mendukung bandara)
kawasan industri 4. Pembangunan infrastruktur energi
5. Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam untuk mendukung kawasan
penyusunan rencana penyediaan SDM dan teknologi untuk industri
mendukung kawasan industri 5. Pembangunan sarana dan
6. Pembangunan kawasan industri prasarana pengembangan SDM
7. Pengoperasian bank tanah (Land Bank) untuk pembangunan 6. Pembangunan sarana dan
kawasan industri prasarana pengembangan Riset,
8. Pembangunan infrastruktur untuk mendukung kawasan industri Teknologi dan Inovasi (RISTEKIN)
(jalan, kereta api, pelabuhan, bandara) 7. Revitalisasi kawasan industri yang
9. Pembangunan infrastruktur energi untuk mendukung kawasan sudah beroperasi, khususnya yang
industri berada di luar Pulau Jawa
10. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan SDM
11. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan Riset,
Teknologi dan Inovasi (RISTEKIN)
12. Revitalisasi kawasan industri yang sudah beroperasi, khususnya
yang berada di luar Pulau Jawa
13. Pembentukan kelembagaan pengelolaan kawasan industri
(Pemerintah melakukan investasi langsung) 31
PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA IKM
33
STATUS WPPI SEBAGAI KSN (2)
No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi KSN
16 Tanah Bumbu-Kotabaru (termasuk Kalimantan Selatan KAPET Batulicin sebagai KSN, tapi
KAPET BATULICIN) tidak untuk seluruh Kab. Tanah
Bumbu
17 Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kalimantan Timur KAPET Sasamba sebagai KSN
Kertanegara (termasuk KAPET SASAMBA)
36
PENETAPAN WPPI (1)
No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi
1 Lhokseumawe Aceh
2 Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie Aceh
(termasuk KAPET BANDAR ACEH
DARUSSALAM)
3 Medan-Binjai-Deli Serdang-Serdang Sumatera Utara
Bedagai
4 Karo-Simalungun-Batubara Sumatera Utara
5 Dumai-Siak Riau
6 Batam-Bintan Kep. Riau
7 Muara Enim Sumatera Selatan
8 Banyuasin Sumatera Selatan
9 Lampung Barat-Lampung Timur- Lampung
Lampung Tengah-Tanggamus-
Lampung Selatan
10 Cilegon-Serang-Tangerang Banten
11 Bogor-Bekasi-Purwakarta-Subang- Jawa Barat
Karawang
12 Cirebon-Indramayu-Majalengka Jawa Barat
13 Kendal-Semarang-Demak Jawa Tengah
14 Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya- Jawa Timur
Sidoarjo-Mojokerto-Bangkalan
37
PENETAPAN WPPI (2)
No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi
15 Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang - Kalimantan Barat
Sambas
16 Tanah Bumbu-Kotabaru (termasuk KAPET Kalimantan Selatan
BATULICIN)
17 Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kalimantan Timur
Kertanegara (termasuk KAPET SASAMBA)
18 Bontang-Kutai Timur Kalimantan Timur
19 Tarakan -Nunukan Kalimantan Utara
20 Bitung-Manado-Tomohon-Minahasa- Sulawesi Utara
Minahasa Utara (termasuk KAPET MANADO
BITUNG)
21 Kendari-Konawe-Konawe Utara-Konawe Sulawesi Tenggara
Selatan-Kolaka (termasuk KAPET BANK
SEJAHTERA SULTRA)
22 Palu-Donggala-Parigi Mountong-Sigi- Sulawesi Tengah
Morowali (termasuk KAPET PALAPAS)
23 Makassar-Maros-Gowa Sulawesi Selatan
24 Takalar-Jeneponto-Bantaeng Sulawesi Selatan
25 Halmahera Timur-Halmahera Tengah Maluku Utara
26 Pulau Morotai Maluku Utara
27 Mimika Papua
28 Teluk Bintuni Papua Barat
38
3. PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI
39
4. PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
40
5. PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL DAN
INDUSTRI MENENGAH
41
V. PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI
42
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI
• Perusahaan industri yang akan menjalankan industri wajib berlokasi di
kawasan industri.
• Pembangunan kawasan industri diprioritaskan pada daerah-daerah yang berada
dalam WPPI.
• Dalam rangka percepatan penyebaran industri keluar Pulau Jawa, pemerintah
dapat membangun kawasan industri.
• Dalam 5 (lima) tahun kedepan pemerintah memprioritaskan pembangunan 13
kawasan industri di luar Pulau Jawa
a. Kriteria :
1. Memiliki potensi sumber daya alam
5. Memiliki kesesuaian lahan (status hukum, topografi, jenis tanah, kemiringan lahan)
7. Memiliki sumber daya pendukung (penyediaan sumber energi listrik, gas, batubara, dan air)
43
Program Pembangunan Kawasan Industri Prioritas di
Sumatra dan Kalimantan
44
Kebutuhan Infrastruktur 7 Kawasan Industri Prioritas di Sumatra dan Kalimantan
No Kawasan Industri Kebutuhan Infrastruktur
1 Kawasan Industri Batulicin
-Luas : 530 Ha • Jaringan jalan alternatif ke pelabuhan sepanjang 15 km dari jalan lingkar
-Fokus : Industri Besi Baja • Pelabuhan dermaga dengan Jeti 750 m kedalaman 22 m
-Kebutuhan TK : ± 10.000 TK
2 Kawasan Industri Ketapang
• Peningkatan kapasitas jalan provinsi di sekitar kawasan
-Luas : 1.000 Ha
• Peningkatan akses jalan industri menuju pelabuhan sekitar 20 km.
-Fokus : Industri Alumina
• Pengembangan pelabuhan sebagai akses masuk ke kawasan dan untuk bongkar muat industri.
-Kebutuhan TK : ± 10.000 TK
3 Kawasan Industri Landak
• Jaringan listrik dari jalan raya menuju kawasan industri 2 km dan Gardu Induk.
-Luas : 306 Ha
• Pembuatan waduk (embung) pengolahan kebutuhan air industri dari sungai Mandor.
-Fokus : Industri Pengolahan Karet
• Jalan tembus dari kawasan industri menuju ke pelabuhan Pontianak 34 km.
-Kebutuhan TK : ± 33.600 TK
4 Kawasan Industri Kuala Tanjung
• Jalan Utama (volume 97,125 m2)
-Luas : 1.000 Ha
• Jalan Lingkungan (volume 271,950 m2)
-Fokus: Industri Alumina
• Pembangunan Jalur KA Bandar Tinggi Pantibalan - Kuala Tanjung (22,15 km)
-Kebutuhan TK : ± 113.250 TK
5 Kawasan Industri Sei Mangkei
• Pembangunan Jalur KA KEK Sei Mangkei - Sepur Simpang (2,9 Km)
-Luas : 2.002 Ha
• Peningkatan rel Jalur KA Gunung Bayu - Perlanaan (4,15 km)
-Fokus : Industri Pengolahan CPO
• Penambahan kelengkapan mesin dan peralatan pusat inovasi.
-Kebutuhan TK : ± 83.300 TK
6 Kawasan Industri Tanggamus • Pembangunan energi listrik power plant
-Luas : 3.500 Ha • Peningkatan jalan menuju Kawasan Industri Maritim (lebar 8 m, panjang 10 km).
-Fokus : Industri Maritim • Peningkatan pengembangan pelabuhan Jeti di Kawasan Industri
-Kebutuhan TK : ± 104.800 TK • Pembangunan Balai Latihan Kerja
7 Kawasan Industri Jorong
• Pembangunan Pelabuhan dapat menampung kapal dengan kapasitas 10.000-20.000 DWT
-Luas : 3.000 Ha
• Pembangunan energi listrikpower plan
-Fokus: Industri Bauksit dan Kelapa Sawit
• Pembangunan aksesitas ke air permukaan
-Kebutuhan TK : ± 163.200 TK
45
14 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS
No Nama Kawasan Industri Luas Fokus
Ke Pelabuhan
02 ANEKA INDUSTRI 61,44
13
12 04
03
04
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI BESAR
101,63
270,58
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
3. Groundbreaking akan dilakukan pada September 2015
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN FASILITASI KEINDUSTRIAN WILAYAH I
KORIDOR KALIMANTAN
la
LUAS (Ha)
in
101,63
en
GARIS PANTAI
ng
05 PEMADAM KEBAKARAN 03 25
5,93 FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI
01 UMKM 25,41
06 POWER STATION 10,70 14 PERUMAHAN 22,92 02 ANEKA INDUSTRI 61,44
02 15 2,94 03 INDUSTRI SEDANG 101,63
07 FUEL STATION 12,45 25 SARANA OLAH RAGA 270,58
04 INDUSTRI BESAR
FASILITAS PENUNJANG
14 PERUMAHAN 22,92
22
23
25
17 CENTER
TRADE
15 16
CONVENTION
25
14
CENTER
2,68
6,04
FASILITAS PENUNJANG
14
15
PERUMAHAN
SARANA OLAH RAGA sebagai akses masuk ke
22,92
2,94
1. Koordinasi dalam
24 14MEDICAL CENTER 3,70
penyiapan lahan,
16 PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN 1,19
15 SARANA OLAH RAGA 2,94 18 17 SARANA PERIBADATAN 3,83
RUANG TERBUKA HIJAU
16 PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN 1,19
25 08
TAMAN,
09 MEDIAN,
10 JALUR 217,40
18
19
AREA KOMERSIAL
KANTOR MANAJEMEN kawasan dan untuk bongkar
21,69
2,52
117,12
1.009,90 kawasan industri seluas
LUAS KAWASAN INDUSTRI
04
23
24
CONVENTION CENTER
MEDICAL CENTER
6,04
3,70 LUAS KAWASAN INDUSTRI = 1.000 Ha provinsi di sekitar kawasan
(IZIN LOKASI PT. KETAPANG BANGUN SARANA)
1000 Ha
RUANG TERBUKA HIJAU 12
3. Peningkatan akses jalan 2. Penyusunan RDTR
SKALA 1 : 30.000
INOVATION
CENTER
MEDIA
CENTER
KANTOR
MANAJEMEN
PENGELOLAAN
AIR
BERSIH
FUEL
STATION
CONVENTION
AREA
KOMERSIAL
Pontianak
4. Melakukan koordinasi percepatan pembangunan infrastruktur dalam
CENTER
PARKIR PERDAGANGAN
ANGKUTAN
KARYAWAN
MEDICAL
CENTER SARANA
PERIBADATAN
PERUMAHAN
PUSAT
PENGEPAKAN
07
PEMAKAMAN
INDUSTRI
KECIL
MENENGAH
INDUSTRI
KECIL
MENENGAH
INDUSTRI
KARET
INDUSTRI
KARET
ANEKA
INDUSTRI
ANEKA
INDUSTRI
INDUSTRI
SEDANG
dan penunjang
sungai Mandor.
INDUSTRI KARET kawasan industri seluas
4. Tangki timbun untuk lateks.
INDUSTRI KECIL MENENGAH
ANEKA INDUSTRI
306 Ha
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI BESAR
PERUMAHAN
INDUSTRI
PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN
INDUSTRI
BESAR
BESAR
SARANA OLAH RAGA
SARANA PERIBADATAN
COMMUNITY CENTER
KANTOR MANAJEMEN
PERKANTORAN
PUSAT INOVASI
5. Jaringan listrik dari jalan raya menuju 2. Penyusunan DED
MEDIA CENTER
CONVENTION CENTER
EXHIBITION CENTER
AREA KOMERSIAL
PERDAGANGAN
MEDICAL CENTER
kawasan industri 2 km dan Gardu Induk. Kawasan Industri
3. Penyusunan RDTR
PENGELOLAAN PEMADAM KEBAKARAN
6. Pembangunan IPAL.
LIMBAH
KERING
IPAL
POWER STATION
FUEL STATION
PENGELOLAAN AIR BERSIH
IPAL
PENGELOLAAN LIMBAH KERING
dan PT Djarum.
± 33.600 TK 49
4. KAWASAN INDUSTRI KUALA TANJUNG
(Sumatera Utara) KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
Profil 1. Kec. Kota Agung Timur, Kec. Limau dan Kec. Cukuh Balak; Kabupaten
Tanggamus
2. Luas Lahan ±3500 Ha
3. Basis Industri Maritim
4. Nilai Investasi ± Rp 17,5 T
5. Anchor Industry PT Repindo Jagad Raya
Progres 1. Sudah ada anchor industry (PT. Repindo Jagad Raya)
Masalah 1. Pembebasan lahan terhambat oleh Peraturan Menteri Agraria /
Kepala BPN No.2 Tahun 1999 yang membatasi luas lahan kawasan
industri sebesar 400 Ha dalam 1 provinsi
2. Hak Pengelolaan Lahan (HPL) masih dalam proses penyelesaian
53
7 (TUJUH) KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS
SUMATERA & KALIMANTAN
54
PROGRAM KI TAHUN 2017
55
VI.PENETAPAN WPPI SEBAGAI
KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL
56
Kriteria KSN untuk Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
57
Penetapan KSN PP 26/2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Pasal 82
60
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DALAM PENGEMBANGAN WPS
•
Pelabuhan Perikanan Pelabuhan
•
Jalan Akses
Air Minum
KI
•
dan Tempat Persampahan
Pelelangan
Umum •
• Drainase PRIORITAS
• Jalan Akses Air Limbah
Ikan • Air Minum
• Sanitasi
• Air Limbah
• Jalan Akses
• Air Baku
• Rumah Sewa
Klaster Pekerja
Industri
Klaster
Industri
Dry Port
Bandara
Kota Baru
• Jalan Akses
Kawasan • Air Minum
• Persampahan
Perdesaan • Drainase
Pertambangan Kawasan • Air Limbah
Pertanian
Perkotaan
Perkebunan
KI Sei Mangkei
KI KualaTanjung
PAPUA
KI Landak MALUKU
2 WPS 4 WPS
KI Ketapang
KI Batu Licin
SUMATERA KI Jorong
KI Tanggamus
6 WPS SULAWESI
5 WPS