You are on page 1of 43

SYAFRIDAWATI

 TUBUH anak memiliki sistem sendiri untuk


melawan penyakit yang disebut sistem kekebalan
tubuh, tapi kadang-kadang tidak bekerja dengan
benar.
 seseorang mungkin memiliki autoimun penyakit
yang dikenal dengan penyakit Lupus. Sebuah
sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat
melindungi anak anda terhadap kuman dan
penyakit. Sehingga antibodi merupakan bahan
kimia khusus yang melawan infeksi. Tetapi
dengan penyakit seperti lupus kekebalan tubuh
menjadi menyerang sel sel yang sehat.
 Ada tiga jenis lupus :
 Lupus eritematosus sistemik disebut juga SLE
dan merupakan jenis lupus yang
banyak menyerang. SLE dapat mempengaruhi
kulit, sendi, tendon, dan organ tubuh lain
seperti otak, jantung, paru-paru, dan ginjal
 2.Lupus yang menyerang kulit adalah
penyakit kulit yang menyebabkan ruam pada
wajah,
leher, kulit kepala, dan telinga. Ada dua
jenis lupus kulit; diskoid lupus erythematosus
(DLE), yang dapat menyerang jaringan parut,
dan sub akut kulit lupus erythematosus
(SCLE),yang tidak menimbulkan bekas
 3. Lupus induced disebabkan oleh reaksi
terhadap beberapa jenis obat-obatan.
 Beberapa hal yang sangat mendasar pada
penderita lupus adalah penyebabnya diluar
batas kemampuannya. Seperti terlahir
menjadi perempuan karena perempuan lebih
banyak menderita lupus ketimbang laki laki
kemudian menjadi ras tertentu Afrika, Asia,
orang Latin,
 dan penduduk asli Amerika lebih mungkin
untuk mendapatkan lupus dibandingkan
orang kulit putih,
 ataupun memiliki gen atau gen yang
membuat Anda lebih mungkin untuk
mendapatkan lupus (sekitar 10% dari orang
dengan lupus memiliki anggota keluarga
dengan penyakit). Begitu juga pada anak-
anak kemungkinan lupus disebabkan karena
beberapa faktor tersebut
 Adapun diagnosis terhadap anak yang menderita lupus yaitu :
 penurunan berat badan
 ruam
 kehilangan nafsu makan
 nyeri sendi
 nyeri otot
 kelenjar bengkak
 rambut rontok
 sakit perut
 mual
 diare
 muntah
 sensitivitas terhadap matahari
 luka mulut
Manifestasi sistem muskulo skeletal
 Dapat berupa artalgia yang hampir di jumpai
sekitar 70% atau atritis yang di tandai dengan
sendi yang bengkok, kemerahan yang
kadang - kadang disertai efusi, sendi yang
sering tekena antara lain sendi jari – jari
tangan, siku, bahu, dan lutut.
 Artritis pada SLE kadang menyerupai artritis
reumatoid, bedanya adalah artritis pada SLE
sifatnya nonerosif
 Sistem mukokutaneus
 a. Kutaneus lupus akut: malar rash
(butterfly rash) merupakan tanda spesifik
pada SLE, yaitu bentukan ruam pada kedua
pipi yang tidak melebihi lipatan nasolabial
dan di tandai dengan adanya ruam pada
hidung yang menyambung dengan ruam yang
ada di pipi
 Ditemuka hampir pada 70% pasien . manifestasi
kutaneus nonspesifik lupus tergantung pada
pembuluh darah yang terkena . bentuknya
bermacam macam antara lain :
 · Urtikaria
 · Ulkus
 · Purpura
 · Bulosa, bentuk ini akibat dari hilangnya
integritas dari dermal dan epidermal junction
 ·
 Raynould phenomenon
 Gambaran khas dari raynouls phenomenon
ini adanya vasospasme, yang di tandai
dengan sianosis yang berubah menjadi
bentuk kemerahan bila terkena panas.
Kadanga disertai dengan nyeri. Raynould
phenomenon ini sangat terkait dengan
antibodi U1 RNP
 Alopesia
 Akibat kerontokan rambut yang bersifat
sementara terkai dengan aktifitas
penyakitbiasnya bersifat difus tanpa adanya
jaringan parut. Kerontokan rambut biasanya
di mulai pada garis rambut depan. Pada
keadaan tertentu bisa menimbulkan alopecia
yang menetap di sebabkan oleh diskoid lupus
yang meninggalkan jaringan paru
Nodul rheumatoid
 Ini dikaitkan dengan antibodi Ro yang positif dan
adanya reumatoid like artritis
Perubahan pigmentasi
 Bisa berupa hipo atau hiperpigmentasi pada
daerah yang terpapar sinar matahari
 · Kuku. Manifestasinya bisa berupa nail bed
atrofy atau telangektasi pada kutikula kuku
 · Luka mulut (oral ulcer) luka pada mulut
yang terdapat pada palatum molle atau durum
mukosa pipi, gusi dan biasanya tidak nyeri
 Manifestasi pada paru
 Dapat berupa pnemonitis, pleuritis, atau pun
pulmonary haemorrhage, emboli paru,
hipertensi pulmonal, pleuritis ditandai
dengan nyeri dada atau efusi pleura, atau
friction rub pada pemeriksaan fisik. Efusi
pleura yang di jumpai biasanya jernih dengan
kadar protein <10.000 kadar glukosa normal
 Manifestasi pada jantung
 Dapat berupa perikarditis, efusi perkardium,
miokarditis, endokarditis, kelainan katup
penyakit koroner, hipertensi , gagal jantung ,
dan kelainan konduksi. Manifestasi jantung
tersering adalah kelainan perikardium berupa
perikarditis dan efusi perikardium 66%, yang
jarang menimbulkan komplikasi tamponade
jantung
 Manifestasi hematologi
 Manifestasi kelainan hematologi yang
terbanyak adalah bentuk anemia karena
penyakit kronis, anemia hemolitik autoimun
hanya di dapatkan pada 10 % penderita.
Selain anemia juga dapat di jumpai
leukopenia, limphopenia, nitropenia,
trombopenia
 Manifestasi pada ginjal
 Dikenal dengan lupus nefritis. Angka
kejadiannya mencapai hampir 50 % dan
melibatkan kelainan glomerulus
 Manifestasi sistem gastrointestinal
 Dapat berupa hepatosplenomegali non
spesifik, hepatitis lupoid, keradangan sistem
saluran makanan (lupus gut), kolitis
 KOMPLIKASI
 Lupus mungkin terlihat sebagai penyakit yang
biasa terjadi pada kulit. Namun jika tidak
segera ditangani, lupus bisa menjadi momok
bagi kehidupan Anda. Berikut ini adalah
beberapa komplikasi yang bisa terjadi jika
penyakit lupus tidak ditangani dengan cepat
dan tepat:
Penyakit ginjal
 Jika terjadi pembengkakan pada kaki atau
pergelangan kaki setelah Anda divonis
mengidap lupus, maka itu adalah tanda
bahwa eksresi cairan pada tubuh Anda sudah
tidak normal
 Penyakit jantung
 Komplikasi jantung yang paling umum terjadi
pada penderita lupus adalah terjadinya infeksi
pada selaput pembungkus jantung, penebalan
pembuluh darah, dan melemahnya otot-otot
jantung.
 3. Penyakit paru-paru
 1 dari 3 orang penderita lupus akan mengalami
infeksi pada selaput pembungkus paru-paru. Jika
ini terjadi maka pasien akan merasakan sakit saat
bernapas hingga batuk berdarah
 Gangguan peredaran darah darah
 Untuk penyakit yang satu ini pada penderita
lupus, biasanya tidak ditemukan gejala yang
dapat dideteksi secara langsung.
Gangguannya antara lain seperti
terganggunya distribusi oksigen dalam darah
atau berkurangnya produksi sel darah putih,
dan anemia.
 Penatalaksanaan medis
 Tujuan dari pengobatan SLE adalah untuk
mengurangi gejala penyakit, mencegah terjadinya
inflamasi dan kerusakan jaringan, memperbaiki
kualitas hidup pasien, memperpanjang ketahanan
pasien, memonitor manifestasi penyakit, menghindari
penyebaran penyakit, serta memberikan edukasi
kepada pasien tentang manifestasi dan efek samping
dari terapi obat yang diberikan. Karena banyaknya
variasi dalam manifestasi klinik setiap individu maka
pengobatan yang dilakukan juga sangat individual
tergantung dari manifestasi klinik yang muncul.
Pengobatan SLE meliputi terapi nonfarmakologi dan
terapi farmakologi (Herfindal et al., 2000).
 Terapi Nonfarmakologi
 Pada sinar matahari ketika akan beraktivitas di luar
rumah (Delafuente, 2002). Gejala yang sering muncul
pada penderita SLE adalah lemah sehingga diperlukan
keseimbangan antara istirahat dan kerja, dan hindari
kerja yang terlalu berlebihan. Penderita SLE sebaiknya
menghindari merokok karena hidrasin dalam
tembakau diduga juga merupakan faktor lingkungan
yang dapat memicu terjadinya SLE. Tidak ada diet
yang spesifik untuk penderita SLE (Delafuente, 2002).
Tetapi penggunaan minyak ikan pada pasien SLE
yang mengandung vitamin E 75 IU and 500 IU/kg diet
dapat menurunkan produksi sitokin proinflamasi
seperti IL-4, IL-6, TNF-a, IL-10, dan menurunkan
kadar antibodi anti-DNA
 Aktivitas
Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas
normal. Olahraga diperlukan untuk
mempertahankan densitas tulang dan berat
badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan
karena lelah dan stress sering dihubungkan
dengan kekambuhan. Pasien disarankan
untuk menghindari sinar matahari, bila
terpaksa harus terpapar matahari harus
menggunakan krim pelindung matahari
(waterproof sunblock) setiap 2 ja
 Terapi Farmakologi
 Terapi farmakologi untuk SLE ditujukan untuk
menekan sistem imun dan mengatasi inflamasi.
Umumnya pengobatan SLE tergantung dari
tingkat keparahan dan lamanya pasien menderita
SLE serta manifestasi yang timbul pada setiap
pasien.
 - NSAID
 Efek samping penggunaan NSAID adalah
perdarahan saluran cerna, ulser, nefrotoksik,
kulit kemerahan, dan alergi
 Penatalaksanaan keperawatan
 a. Pendidikan terhadap pasien
 Pasien diberikan penjelasan mengenai
penyakit yang dideritanya (perjalanan
penyakit, komplikasi, prognosis), sehingga
dapat bersikap positif terhadap
penanggulangan penyakit.
B, Monitoring yang teratur
 c. Penghematan enersi
 Pada kebanyakan pasien kelelahan merupakan
keluhan yang menonjol. Diperlukan waktu
istirahat yang terjadwal setiap hari dan perlu
ditekankan pentingnya tidur yang cukup.
 d. Fotoproteksi
 Kontak dengan sinar matahari harus dikurangi
atau dihindarkan. Dapat juga digunakan lotion
tertentu untuk mengurangi kontak dengan sinar
matahari langsung.
Mengatasi infeksi
 Pasien SLE rentan terhadap infeksi. Jika ada
demam yang tak jelas sebabnya, pasien harus
memeriksanya.
Data laboratorium
 a. Anti ds-DNA ( pemeriksaan darah
untuk identifikasi LUPUS
 Batas normal : 70 – 200 IU/mL
 Negatif : < 70 IU/mL
 Positif : > 200 IU/mL

Diagnosa keperawatan
 Gangguan rasa nyaman nyeri kronik
berhubungan dengan inflamasi
 Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kompleks imun, ketidakseimbangan
nutrisi
 Intoleransi aktifitas berhubungan engan
kelelahan dan penurunan proses kognitif
 NOC
 Control nyeri p. 326
 Defenisi: perilaku individu dalam mengontrol
nyeri.
 Indicator:
 § Mengakui factor penyebab
 § Mengetahui nyeri
 § Menggunakan obat analgesic
 § Menjelaskan gejala nyeri
 § Melaporkan control nyeri yang telah dilakukan

 Pain management (Manajemen nyeri) p. 412
 Aktivitas:
 o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan factor presipitasi
 o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
 o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
 o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri
 o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup
 o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
 o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri
 o Kurangi factor presipitasi nyeri
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri
 o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri
 o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
 o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 o Evaluasi keefektifan control nyeri
 o Tingkatkan istirahat
 o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
 o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
nyeri

 NANDA
 Gangguan integritas kulit b.d penumpukan
kompleks imun, ketidakseimbangan nutrisi.
 Defenisi: perubahn epidermis dan dermis
 Batasan karakteristik:
 · Gangguan lapisan kulit
 · Gangguan penampilan kulit
 · Inflasi struktur tubuh

 NOC
 Integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa p. 427
 Defenisi : keutuhan struktur dan fungsi fisiologis normal kulit dan
membrane mukosa.
 Indicator:
 § Temperature jaringan dalam batas normal
 § Sensasi
 § Pigmentasi
 § Tekstur
 § Lesi jaringan
 § Perfusi jaringan
 § Keutuhan kulit

 NIC
 Perawatan kulit p. 512
 Defenisi: mengumpulkan dan menganalisis data
pasien dalam memelihara integritas kulit dan
membrane mukosa.
 Aktivitas:
 o Mengobservasi warna, panas,
pembengkakan,tekstur, dan edema ekstremitas
 o Menginspeksi kulit dan membrane mukosa
apakah kemerahan atau panas tinggi
 Memonitoring area kulit yang kemerahan dan
mengalami gangguan
 o Memonitor kulit dan membrane mukosa
terhadap perubahan warna dan memar
 o Monitor warna kulit
 o Monitor suhu kulit
 TERIMA KASIH

You might also like