Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
• Abses perianal merupakan infeksi pada
jaringan lunak sekitar saluran anal, disertai
dengan pembentukan abses rongga diskrit
• Sekitar 40% pasien dengan abses akan
terbentuk fistula
PENDAHULUAN
• Fistula perianal merupakan sebuah hubungan
yang abnormal antara epitel dari kanalis anal
dan epidermis dari kulit perianal.
• Fistula perianal bentuk kronik abses
anorektal membentuk traktus akibat
inflamasi.
EMBRIOLOGI
• Primitive gut dari endoderm terbagi
menjadi 3 segmen foregut, midgut, dan
hindgut
• Midgut small intestine, colon ascendent,
colon transversus proksimal
• Pada minggu keenam midgut akan
mengalami herniasi dan rotasi dan kembali ke
kavum abdomen pada minggu kesepuluh
EMBRIOLOGI
• Hindgut colon transversum distal, colon
descendent, rectum, dan anus proksimal
• Minggu keenam hindgut distal (kloaka)
akan terbagi oleh septum urorectal menjadi
sinus urogenital dan rectum
ANATOMI ANAL CANAL
DEFINISI
• Abses perianal infeksi jaringan lunak di
sekitar kanalis analis, dengan pembentukan
rongga abses.
• Keparahan dan kedalaman abses sering
dikaitkan dengan pembentukan saluran fistula
(fistula tract).
• Fistula perianal adalah suatu hubungan yang
abnormal antara epitel dari kanalis anal dan
epidermis dari kulit perianal.
ETIOLOGI
• Abses dan fistula Perirectal merupakan
gangguan anorektal yang timbul didominasi
dari obstruksi kriptus dubur.
• Hampir semua fistel perianal disebabkan oleh
perforasi atau penyaliran abses anorektum.
• Kadang fistel disebabkan colitis yang disertai
proktitis, seperti TBC, amubiasis, atau morbus
crohn.
ETIOLOGI
• Hipotesis kriptoglandular Fistula perianal
merupakan abses anorektum tahap akhir yang
telah didrainase dan membentuk traktus.
• Kelenjar dapat terinfeksi dan menyebabkan
penyumbatan dan terperangkapnya feses dan
bakteri dalam kelenjar.
• Apabila kripta tidak kembali membuka ke kanalis
anal maka akan terbentuk abses di dalam rongga
intersfingteric.
• Abses kronik fistula.
KLASSIFIKASI PARKS
• Intersfingteric (70%)
• Transfingteric (25%)
• Suprafingteric (5%)
• Extrafingteric (1%)
KLASSIFIKASI PARK
PATOFISIOLOGI
Obstruksi Kriptus
Dubur
Kelenjar dalam
kondisi statis sekresi
Etiologi & faktor pemberat
lainnya:
Organisme E. Coli, TBC, Squamous Cell
Enterococcus, Bacteriodes Infeksi & supurasi Carcinoma, Crohn disease,
Sp, dll trauma, leukima, limfoma
Abses
PATOFISIOLOGI
LOKASI ABSES DAN FISTULA PERIANAL
GEJALA KLINIS
• Rasa tidak nyaman pada area perianal
• Pruritus
• Nyeri biasanya terjadi terutama saat duduk
dan BAB
• Demam menggigil
PEMERIKSAAN KLINIS
• Pemeriksaan eksternal
– Eritema, indurasi, fluctuancy pada bagian perianal
• Pemeriksaan DRE
– Didapatkan massa, berfluktuasi disertai rasa nyeri
pada area perianal
PENEGAKKAN DIAGNOSA
• Rectoscopy menentukan adanya carcinoma,
proktitis TB, amoeba, Crohn
• Fistulografi melihat jalur fistula
• Examination Under Anasthesia (EUA)
• CT Scan
• USG Endoanal digunakan untuk menentukan
hubungan antara traktus primer dengan sfingter
anal
• MRI akurat dalam mengidentifikasi bukaan
internal dan traktus fistula
PENEGAKKAN DIAGNOSA -EUA
• EUA dapat membantu dalam kasus-kasus
tertentu evaluasi terhadap abses ischiorektal
yang optimal dapat dilakukan dengan hanya
menggunakan pemeriksaan colok dubur.
• Dengan adanya obat anestesi, fistula dapat
disuntikkan larutan peroksida untuk memfasilitasi
visualisasi pembukaan fistula internal.
• Bukti menunjukkan bahwa penggunaan
visualisasi endoskopik (transrektal dan transanal)
adalah cara terbaik untuk mengevaluasi kasus
yang kompleks abses perianal dan fistula
ABSES PERIANAL - FISTULOGRAFI
ABSES PERIANAL - USG ENDOANAL
ABSES PERIANAL - CT SCAN
ABSES PERIANAL - MRI
PENATALAKSANAAN – ABSES PERIANAL