You are on page 1of 17

“ASUHAN KEPERAWATAN

DISTOSIA BAHU”
Mei Nur Fatimah (10215003)
Arifatus Sadiyah (102150110
Karunia Wati Susanti (10215015)
Richard Abdul Azis (10215028)
Fatin Afizah Sari (10215034)
Sagita Arisandy (10215042)
Ajeng Rahma Miaji (10215047)
DEFINISI
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu
janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala
janin dilahirkan. Selain itu distosia bahu juga
dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan
melahirkan bahu dengan mekanisme atau cara
biasa. (Rusniawati, 2011)
KLASIFIKASI DISTOSIA BAHU
– Distosia karena kelainan tenaga
– Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin
– Distosia karena kelainan panggul
– Distosia karena kelainan traktus genitalis (Hanifah, 2006)
ETIOLOGI DISTOSIA BAHU

Distosia dapat disebabkan oleh :


• Kelainan tenaga/ power
• Kelainan jalan lahir/ passage
• Kelainan letak dan bentuk janin/ passage
Distosia bahu ada hubungannya dengan
obesitas ibu, pertambahan berat badan yang
berlebihan, bayi berukuran besar, riwayat
saudara kandung yang besar dan diabetes pada
ibu (Hakimi, 2003).
PATOFISIOLOGI
Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala
dilahirkan, maka bahu memasuki panggul dalam posisi oblik.
Bahu posterior memasuki panggul lebih dahulu sebelum bahu
anterior. Ketika kepala melakukan paksi luar, bahu posterior
berada di cekungan tulang sakrum atu disekitar spina ischiadika,
dan memberikan ruang yang cukup bagi bahu anterior untuk
memasuki panggul melalui belakang tulang pubis atau berotasi
dari foramen obturator. Apabila bahu berada dalam posisi
antero-posterior ketika hendak memasuki pintu atas panggul,
maka bahu posterior dapat tertahan promontorium dan bahu
anterior tertahan tulang pubis. Dalam keadaan demikian kepala
yang sudah dilahirkan akan tidak dapat melakukan putaran paksi
luar, dan tertahan akibat adanya tarikan yang terjadi antara
bahu posterior dengan kepala (disebut dengan turtle sign)
(Prawirohardjo, 2009).
MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala dari distosia bahu adalah:
• Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan
ekstensi. Namun,pada distosia bahu kepala akan tertarik
kedalam dan tidak dapat mengalamiputar paksi luar yang
normal.
• Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi
gemuk dan besar.
• Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan
traksi tidak berhasilmelahirkan bahu.
• Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva
• Dagu tertarik dan menekan perineum
• Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala
terhadap perineumsehingga tampak masuk kembali ke dalam
vagina.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• MRI
• USG
PENATALAKSANAAN
1. Ask for help / Meminta bantuan
a. Diperlukan penolong tambahan untuk
melakukan manuver McRoberts dan penekanan
suprapubik.
b. Menyiapkan penolong untuk resusitasi neonatus.
2. Kaki hiperfleksi (manuver McRoberts)
a. Disiapkan masing-masing satu penolong di
setiap sisi kaki ibu untuk membantu
hyperfleksi kaki dan sekaligus mengabduksi
panggul
b. Memposisikan sakrum ibu lurus terhadap lumbal
3. Disimpksi bahu depan (tekanan suprapubik)
Bahu bayi yang terjepit didorong menjauh dari
midline ibu, ditekan pada atas simfisis pubis ibu.
Tekanan suprapubik ini dilakukan untuk mendorong
bahu posterior bayi agar dapat dikeluarkan dari jalan
lahir dan digunakan tumit tangan.
4. Rotasi bahu posterior (manuver Wood’s
screw)
Digunakan 2 jari untuk menekan sisi
anterior bahu dan memutarnya hingga 1800
atau oblique, dapat diulang jika diperlukan.
5. Mengeluarkan secara manual lengan posterior
Ditentukan siku lengan posterior bayi, difleksikan
dengan tekanan pada fossa antecubital sehingga
tangan bayi dapat dipegang. Tangan tersebut
kemudian ditarik hingga melewati dada bayi sehingga
keseluruhan lengan dapat dilahirkan.
6. Episiotomi
Prosedur ini secara tidak langsung membantu
penanganan distosia bahu, dengan memungkinkan
penolong untuk meletakkan tangan penolong ke
dalam vagina untuk melakukan manuver lainnya.
7. Roll over on all fours
Langkah ini memungkinkan posisi bayi bisa
bergeser dan terjadi disimpaksi bahu anterior.
Jika manuver tersebut tidak ada yang berhasil, bisa
disarankan untuk mematahkan klavikula bayi,
simpisiotomi, manuver Zavanelli .
1. Pematahan Klavikula
2. Simfisiotomi
Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu
dapat lahir.
3. Manuver Zavanelli
Manuver Zavanelli dilakukan dengan
mengembalikan kepala ke dalam rongga panggul dan
kemudian melahirkan secara sesar.
KOMPLIKASI
Komplikasi distosia bahu antara lain sebagai
berikut:
1.Pada janin
a. Meninggal, Intrapartum atau neonatal
b. Paralisis plexus brachialis
c. Fraktur klavikula
d. Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan
neurologis permanen
e. Fraktura humerus
2.Pada ibu:
a. terjadi Robekan di perineum derajat III atau IV
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Rupture uteri (Hakimi, 2003).
TERIMAKSIH

You might also like