You are on page 1of 22

PERTEMUAN PENGUATAN JEJARING SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DI WIL. UPT PUSK. KUTA SELATAN


TAHUN 2014

BENOA, 24 April 2014


R
11 PEBRUARI 2009
LANDASAN HUKUM SKD

 UU No. 4 Tahun 1984 tentang WABAH PENYAKIT MENULAR


 PP No. 40 Tahun 1991 tentang PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT
MENULAR
 PERMENKES RI No. 949 Tahun 2004 tentang PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SKD KLB
 PERMENKES RI No. 1501 Tahun 2010 tentang JENIS
PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG DAPAT
MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGAN
 KEPUTUSAN MENKES RI No. 1479 Tahun 2003 tentang PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MENULAR
PERMENKES RI No. 1501 Tahun 2010 tentang JENIS PENYAKIT MENULAR
TERTENTU YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA
PENANGGULANGAN
Pasal 5 ayat 1 : “Penemuan penyakit menular yg dapat
menimbulkan wabah dilakukan secara pasif &
aktif”.

Pasal 5 ayat 2 : “penemuan secara pasif melalui penerimaan


laporan/informasi kasus dari fasilitas yankes melalui
diagnosa secara klinis dan konfirmasi laboratorium.
Jenis Peny. Menular tertentu yg dapat menimbulkan wabah :
1. Kolera 18. Influenza A Baru (H1N1)
2. Pes 19. Tetanus Neonatorum
3. Demam Berdarah Dengue 20. Demam Dengue
4. Campak 21. Demam tifoid
5. Polio/Acute Flaccid Paralysis 22. Diare berdarah
6. Difteri 23. Pneumonia
7. Pertusis 24. Diare akut
8. Rabies/GHPR
9. Malaria
10. Avian Influenza H5N1
11. Antraks
12. Leptospirosis
13. Hepatitis
14. Influenza A Baru (H1N1)
15. Meningitis/Encepalitis
16. Yellow Fever
17. Chikungunya
FORMAT LAPORAN MINGGUAN
• No
• Nama
• Umur + sex
• Alamat lengkap + No telepon
• Nama Kepala Keluarga
• Tanggal Masuk RS
• Diagnosa
III. GAMBARAN JENIS PENYAKIT POTENSIAL WABAH
DI KABUPATEN BADUNG PERIODE 2011-2014

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)


2. GHPR
3. Campak
Grafik Trend kasus DBD di Badung Th 2010 - 2014

600

500

400

2010
Jml Kasus

2011
300 2012
2013
2014

200

100

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Bulan
GRAFIK KASUS & KEMATIAN DBD DI KAB. BADUNG 2011-2014
Grafik Kasus DBD di Pusk Kuta Selatan th 2013+2014

140
121
120

100
82
76
80
65
60 45
42 43

40 31
27

17 14 16
20 10 9 7 5

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

2013 2014
Grafik Ks DBD di Pusk Kuta Selatan Tahun 2014
berdasarkan RS

100

90

80

70
Siloam
60 Ks Ibu
GA
50
SH dps
40 RSUP
SHND
30
RSUD
20

10

0
Jan Feb Mar Apr
GRAFIK KASUS GHPR DI KABUPATEN BADUNG MENURUT
KECAMATAN 2011-2013
Grafik Ks GHPR per Pusk. di Badung Th 2014
120

100 Pt 1
Pt 2
Abs 1
80
69 Abs 2
Abs 3
60 Mg 1
Mg2
Mg 3
40 33 33
Kuta 1
Kut 2
20 Kuta Utr
Kuta Sel
0
Jan Feb Mar
Grafik Kasus Campak klinis 2013+2014 (April) di
Badung
Grafik campak klinis per puskesmas th 2013+2014 di Badung

47 (21 kas us pos itif campak)


50
45
40
35
30
25 2013
20 2014
(Neg s emua)
15 (2 ks s pos )
7 5 6 6
10 4 5
3 2 3
5 2 0 0 1

0
Abs 1 K uts el K uta Utr Mg w 1 Abs 2 K uta 1 K uta 2
PERMASALAHAN

- Tingginya mobilitas penduduk


- Makin banyaknya rumah kumuh
- Kesadaran PSN masih kurang

Tindak Lanjut:
- Pembentukan kader jumantik
- Sosialisasi rutin DBD pada risk faktor (sekolah rumah
bedeng, dll)
- Gertak PSN (Mei-Juni 2014: Jumat-sab-Ming se-Bali)
Masalah:
- Masih banyaknya HPR yang bebas berkeliaran

Tindak Lanjut:
- Kerjasama dengan LS yaitu dengan Disnak, dll untuk
menertibkan HPR yang berkeliaran
Masalah:
- Tingginya mobilitas penduduk/rumah kumuh
- Adanya penolakan pengambilan darah oleh keluarga
tersangka campak

Tindak Lanjut:
- Sweeping imunisasi pada populasi beresiko (kos,
bedeng, dll)
- Pemberian KIPEM secara selektif
- Peningkatan kerjasama LS yaitu dengan melibatkan
semua RS untuk mengambil darah suspek campak
Mekanísme Pengambilan Spesimen Darah Kasus Suspek
Campak
1. Pada saat pasien suspek campak datang ke klinik tentunya akan
dilakukan pengambilan spesimen darah untuk pemeriksaan darah
lengkap (DL). Pada saat pengambilan darah tersebut, sekaligus
dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan campak. Adapun
keperluan untuk pemeriksaan campak adalah 3-5 ml.
2. Selanjutnya darah ditampung ke dalam tabung darah untuk
dilakukan cantrifuge 3000 rpm selama 10 menit.
3. Bila tidak ada centrifuge, diamkan selama 30 menit – 1 jam sampai
serum terpisah, namun hal ini harus menggunakan tabung EDTA.
4. Setelah serum terpisah dan naik ke permukaan, ambil serum
dengan pipet steril, masukkan ke dalam tabung serum (Cry Tube).
5. Jangan lupa menempelkan stiker berisi identitas pasien
berupa nama pada tabung serum (Cry Tube).
6. Sedangkan identitas pasien selengkapnya, termasuk
Nomor Telepon/HP, diisikan pada formulir C1 Campak.
Bila serum dan formulir sudah siap, silahkan
menghubungi petugas Pusk. Kuta Selatan yaitu I Made
Artanta No HP. 08174737637 untuk pengambilan serum
tersebut.
8. sambil menunggu serum diambil oleh petugas, serum
boleh disimpan sementara di kulkas dengan suhu 2 – 8 0
Cecius.
9. Selesai.
Matur Suksma

You might also like