You are on page 1of 45

EKSKRESI

IKA PURWIDYANINGRUM, M. SC., APT


KERJA INSULIN
GINJAL PARU-PARU KULIT HATI
ekskresi
 Proses membuang metabolit obat dari tubuh
 mll sist. Renal  urine
 mll sist. Biliaris  feses

 Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi


disini merupakan resultante dari 3 proses, yakni
 filtrasi di glomerulus,
 sekresi aktif di tubuli proksimal, dan
 reabsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal.
Hasil metabolisme obat :
1. Metabolit aktif, ex : azatioprin  merkaptopurin, kortison 
hidokortison
2. Metabolit yang potensinya lebih kuat atau berkurang
3. Metabolit dengan efek farmakologi berbeda secara kualitatif
4. Metabolit yang toksik (N-acetylbenzoiminoquinone), antidot
:N-asethyicystein
5. Metabolit aktif dari produk yang tidak aktif
Ex: prednison (inaktif)  prednisolon (aktif)
kloralhidrat (inaktif)  trikloroetanol (aktif)
siklofosfamid (inaktif)  fosforamid mustard (aktif)
 Perubahan metabolik molekul obat terjadi melalui dua jenis
reaksi biokimia, yg sering terjadi scr berturut-turut :
1. Rx Fase I  oksidasi, reduksi, hidrolisis (produk yg
dihasilkan lbh aktif n toksik dr obat semula)
2. Rx fase II  konjugasi, mhslkn senyawa yg tdk aktif
Rx fase I dan II terutama di dalam
hati wlpn ada obat yang
metabolismenya dalam plasma
darah: hidrolisis suksametonium dan
prokain oleh kolinesterase plasma
Obat Fase I Derivat obat Fase II Konjugat

• Fenasetin • Parasetamol • Parasetamol


glukoronid
Fungsi Sistem Ekskresi
 Membuang hasil metabolisme
 Karbondioksida (CO2) – Paru-paru
 Racun, nitrogen - Ginjal
 Obat-obatan - Ginjal
 Keringat – Kulit
 Empedu - Hati
Bagian-bagian GINJAL
Ginjal
Kulit ginjal
(Korteks)
Sumsum
ginjal
(medula)
Rongga
ginjal (pelvis)
Kulit ginjal (korteks)
 Korteks berisi jutaan sel nefron, setiap nefron
terdiri atas badan malpighi (badan renalis) dan
tubula. Sel nefron berfungsi menyaring darah.
 Badan malpighi tersusun dari Kapsula Bowman
dan glamorulus.
 Tubula pada nefron berupa tubula proksimal,
lengkung Henle, Tubula distal dan tubula kolekta.
a. Korteks Ginjal (Korteks Renalis)
Mengandung jutaan alat penyaring yang disebut
Nefron. Fungsi Nefron ialah membentuk urine dengan
cara filtrasi dan reabsopsi. Nefron terdiri atas Badan
Malpighi dan Tubulus.
Badan Malpighi tersusun dari Kapsul Bowman dan
Glomerulus. Kapsul Bowman berbentuk seperti piala
yang melingkupi Glomerulus. Glomerulus merupakan
gumpalan jalinan kapiler darah pada cekungan Kapsul
Bowman. Pembuluh yang menuju Glomerulus disebut
Arteriol Aferen, sedangkan pembuluh yang meninggalkan
Glomerulus disebut Arteriol Eferen.
b. Sumsum Ginjal (Medula Renalis)
Pada sumsum ginjal terdapat suatu jaringan
berbentuk kerucut yang disebut Piramid.
Piramid mengandung banyak pembuluh dan
berguna untuk mengumpulkan hasil ekskresi.
Cairan yang terkumpul pada piramid akan
disalurkan melalui saluran pengumpul menuju
Pelvis Renalis (Rongga Ginjal). Selanjutnya
pelvis renalis berhubungan dengan uretra yaitu
saluran yang mengalirkn urine ke kantong
kemih.
GINJAL

Kelenjar berbentuk kacang, berwarna merah yang


mengendalikan banyaknya air dalam darah.
Letak ginjal pada rongga perut di sebelah kanan
dan kiri ruas-ruas tulang belakang.
Panjang ginjal 6-7,5 cm, dan tebal 1,5-2,5 cm,
pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram.
 Ginjal mengeluarkan urea dan garam-garam
mineral dari darah.
Fungsi ginjal:
 Membuang sisa metabolisme dari tubuh.
 Mengatur konsentrasi ion hidrogen darah dengan
mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
 Mengatur tekanan darah arteri dengan
mengeluarkan hormon renin.
 Membuang bahan-bahan yang berbahaya bagi
tubuh.
 Memelihara tekanan osmotik darah dengan
mengatur ekskresi air dan garam anorganik.
A. Struktur Ginjal

 Kapsul ginjal
 Korteks Ginjal – daerah
luar
 Medula Ginjal – daerah
dalam
 Pelvis Ginjal – saluran
pengumpul
Organ Sistem Urinaria

 Ginjal
 Ureter
 Kantung Urin
 Urethra
Lokasi Sistem Urinaria

 Terletak di bagian dorsal


tubuh
 Ginjal kanan lebih rendah
dari ginjal kiri
 Bagian atas ginjal terdapat
kelenjar adrenal
Pembentukkan Urin
 Urin terbentuk melalui 3 tahap :
 1. Filtrasi 2. Sekresi & Reabsorpsi 3. Augmentasi-difusi pasif
1 Tubulus Proksimal 4 Tubulus Distal

NaCl Nutrients H2O


HCO3 H2O K+ NaCl HCO3

H+ NH3 K+ H+

KORTEKS

2
Filtrasi Lengkung Henle
turun
H2O
Salts (NaCl and others) NaCl
HCO3– H2O
H+
Urea MEDULA NaCl
LUAR
Glucose; amino acids
Some drugs 3 5 Tubulus
Lengkung Henle
Pengumpul
naik

Key Urea

NaCl H2O
Active transport
Passive transport
MEDULA
DALAM
GINJAL

STRUKTUR GINJAL

Ginjal terletak di sebelah kanan dan kiri


ruas - ruas tulang punggung. Berbentuk
seperti kacang ercis dan berjumlah
sepasang. Ginjal Berfungsi mengeluarkan
zat sisa berupa urine.
PROSES PEMBENTUKAN
URINE

Filtrasi
Merupakan proses penyaringan zat sisa metabolisme yang
dapat menjadi racun bagi tubuh. Filtrasi terjadi di dalam
Glomerulus. Zat berukuran kecil seperti Glukosa, ion
(Ca2+,PO43-) dan limbah nitrogen mengalami
penyaringan dan masuk ke Kapsul Bowman. Sedangkan
molekul besar seperti protein dan sel darah tertahan di
dalam plasma darah dan mengalir meninggalkan
glomerulus melalui Erteriol Eferen. Hasil Filtrasi disebut
Filtrat Golmerulus atau Kapsul Bowman.
Filtrasi
 Proses penyaringan darah yang kurang selektif.
 Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di keluarkan dari
darah ke tubulus proksimal.
 Sel darah dan beberapa protein tetap berada di dalam darah.
 Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
Kapiler2 glomeruli akan menyaring plasma darah shg molekul
obat dg BM dibawah 20.000 akan melewati glomeruli
Albumin plasma dengan BM 68.000 tdk dpt melewati
glomeruli shg konsentrasi obat dlm glomeruli = konsentrasi
obat bebas dlm plasma
Obat yang terikat pada plasma tdk apt melewati glomeruli, ex :
fenilbutazon terikat 98% pada plasma maka kadar dlm filtrat
glomeruli hanya 1/50 dr konsentrasinya dalam plasma
Sekresi Tubuli & Reabsorpsi
Merupakan proses penyerapan kembali filtrat
Glomerulus yang masih mengandung zat – zat
berguna bagi tubuh. Beberapa zat yang diserap
kembali antara lain glukosa, garam – garam, ion
anorganik, dan asam amino. Reabsorpsi terjadi
dalam Tubulus Kontortus Proksimal. Hasil
Reabsorpsi disebut Filtrat Tubulus atau Urine
Sekunder.
Reabsorpsi

 Urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal terdiri


dari :
 Sebagian besar air
 Glukosa dan Asam Amino
 Ion
 Kemudian zat tersebut kemudian diserap oleh kapiler
peritubuler secara aktif dan pasif.
 Penyerapan terjadi di sepanjang Tubulus proksimal,
Lengkung Henle, dan tubulus distal.
 Filtrasi glomerolus hanya mhsilkan 20 % dari seluruh obat
yang terdapat dalam darah yang bisa mencapai ginjal
 Sisanya 80% akan dikeluarkan ke lumen tubuli oleh suatu
mekanisme transpor aktif yang bergerak melawan gradien
konsentrasi sehingga ak/ mengurangi jumlah obat dalam
plasma
 Oleh karena itu sekresi tubuli ini merupakan mekanisme
eliminasi obat yang paling cepat melalui ginjal, tidak seperti
filtrasi glomerolus, sistem transportasi aktif ini dapat
mencapai bersih meskipun obat terikat pada protein plasma
 Misal : penisilin, walaupun terikat 80% pada protein plasma
dan diekskresi sangat lambat melalui filtrasi glomerolus,
kecepatan penisilin via ginjal sangat tinggi krn penisilin di
sekresikan secara aktif ke dalam lumen tubuli ginjal
 Karena banyak obat yang disekresikan secara aktif dg cara
yang sama, dapat terjadi kompetisi antara obat-obat tersebut,
misal : probenesid dapat memperlambat ekskresi penisilin dg
jlnberkompetisi untuk transpor aktif pada sel-sel tubuli ginjal
shg scr klinik ak/ diperoleh kadar penisilin yang lebih tinggi,
selain itu probenesid juga menghambat reabsorbsi asam urat (
yg dipengaruhi pembawa yg sama)shg berguna u/ py gout
Augmentasi – Difusi melalui Tubuli Ginjal
Merupakan proses pengeluaran zat sisa yang sudah tidak
diperlukan lagi oleh tubuh. Pada proses ini, pembuluh darah
melepaskan zat – zat yang tak berguna sepeti ion hidrogen,
kalium, dan amonium ke urine sekudner pada Tubulus
Kontortus Distal yang kemudian dialirkan ke Tubulus
Kontortus kolektivus lalu menuju Saluran Pengumpul. Di
saluran pengumpul berlangsung penyerapan air sehingga
terbentuk urine sesungguhnya. Lalu urine dialirkan ke rongga
ginjal. Dari rongga ginjal urine mengalir melalui uretra
menuju kantong kemih untuk disimpan sementara. Bila
kantong kemih penuh, urine akan dikeluarkan melalui Uretra.
Sekresi – Augmentasi

 Terjadi di Tubulus Distal


 Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke tubulus
ginjal.
 H+, Ka+ dan ion potassium
 Creatinin
 Racun dan obat-obatan
 Akhirnya urin sekunder dan senyawa diatas bergabung
membentuk urin lalu bergerak menuju tubulus
pengumpul untuk dikeluarkan.
 Air ak/ diabsorbi kembali shg vol urine yg tbtk kr2 1% dr vol
filtrat glomerolus
 Obat yg kelartn dlm lipit tg berdifusi scr pasif ke sel epitel
tubuli  reabsorbsi obat scr pasif  obat yg mdh lrt dlm
lipid ak/ diekskresikn lambat
 Obat polar ak/ tetap tinggal dlm filtrat krn membran tubuli
tdk permeable u/ obat terionisasi n krng lrt dlm lipid 
konsentrasi obt polar dlm urin >> dlm plasma
 Ex obat lrt air: streptomicin n gentamicin
 Ion trapping effect  arti : suatu obat basa ak mdh di
ekskresikn dlm pH urin yg asam  krn pH rendah dlm
tubuli ak mningktkn ionisasi n menghambat reabsorbi obat
 sebaliknya., obat sifat asam ak diekskresikan cepat jk urin
dibuat alkalis
 Ex: forced alkaline diuresis : diuretik + infus Na Bic u/
mningkatkn pH urin  obat sifat asam eks ny cepat, misal
keracunan barbiturat, aspirin
 Ex : asidifikasi (pengasaman urin)  mningktkn ekskr obat
basa misal keracunan amfetamin
 Gangguan fungsi ginjal  ekskresi di ginjal menurun shg
dosis perlu diturunkan or interval pemberian diperpanjang
PARU - PARU Paru – paru merupakan alat
tubuh yang bertugas
mengeluarkan zat sisa
berupa karbon dioksida
(CO2) dan uap air dalam
kaitannya sebagai alat
ekskresi. Gas karbon dioksida
merupakan sisa proses
metabolisme dalam jaringan
yang diangkut oleh darah ke
paru – paru dan berdifusi
dalam alveolus.
Oksigen yang masuk ke paru – paru berikatan dengan
hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang
mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel
tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar
menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat
yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh masuk ke dalam darah.
Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin
membentuk karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2
membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah
masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di
dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan
sel eritrosit dan kapiler.
 Ekskresi obat melalui paru hanya terjadi pada obat yang
berupa gas atau cairan yang mudah menguap ex : sterimar,
breathy, prostanoid
KULIT
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai
pelindung terhadap kerusakan fisik akibat sentuhan
mekanis, panas, penyinaran, kuman – kuman, dan zat
kimia; mengatur suhu badan; mencegah dehidrasi;
mengeluarkan zat sisa berupa keringat; dan
menerima rangsangan dari luar.
Banyak tidaknya keringat yang dikeluarkan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu
lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi.
Stratum korneum: lapisan tanduk yang terdiri atas sel – sel mati
STRUKTUR KULIT

Stratum lusidum: lapisan di bawah stratum korneum yang


berwarna bening
Epidermis Stratum granulosum: lapisan kulit yang mengandung pigmen

Stratum germinativum: lapisan kulit yang selalu tumbuh


membentuk sel – sel baru ke arah luar
Kulit
Akar rambut
Pembuluh darah
Dermi Kelenjar keringat (glandula sudorifera), terletak tersebar di
s seluruh permukaan tubuh
Kelenjar minyak (glandula sebasea), terletak di dekat akar
rambut. Berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah
kekeringan pada kulit dan rambut.

Lapisan Lemak, terletak di bawah dermis. Berfungsi sebagai


sumber cadangan energi dan membantu mempertahankan suhu
tubuh.
MEKANISME PENGELUARAN
KERINGAT

Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim
bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan,
misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari
kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
ALAT EKSKRESI Hati terletak pada rongga perut bagian kanan.
MANUSIA
Pada bagian kanan hati terdapat selaput tipis yang
HATI disebut kapsula hepatis. Di dalam jaringan hati
terdapat pembuluh darah dan pembuluh empedu
yang disatukan oleh kapsul hati (Kapsul Glisson).
Sel – sel hati bergabung membentuk lobula dan
antarlobula dipisahkan oleh ruang lakuna.

Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan


empedu secara terus – menerus. Selain menghasilkan
empedu, hati juga berfungsi menyimpan gula dalam
bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan
merombak protein, serta membentuk eritrosit pada janin.
PEROMBAKAN ERITROSIT OLEH HATI
Sel – sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui
sel tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi
(Fe), dan globin.
Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan
biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang
ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna
hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang
berfungsi memberi warna pada feses dan urine.
Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan
ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan
eritrosit baru dan metabolisme protein.
 Sel hati memiliki sistem transpor serupa denga tubuli ginjal, sistem
transport hati berfungsi u/ memindahkan berbagai substansi n
plasma kedalam empedu, konjugat yg hidrofilik (tutama
glukoronida) dipekatkan dlm empedu n dikeluarkan ke usus,
senyawa glukoronida ak terhidrolisa n melepaskan kembali obat
aktif, obat aktif diabsobsi diusus  siklus ini tjd berulang2
Siklus enterohepatik
 Efek memparlama kerja obat
 Ex : digoksin(diekskresikn dlm empedu tanpa konjugatny),
morfin, kloramfenikol, stilbesterol
 Ex : rifampisin Absorbsi di usus, mengalami deasetilasi, tp efek
anti TBC nya tetap krifampicin & deasetilasi rifampisin
disekresikan di empedu, deasetilasi rifampisin tdk diabsorbsi
kembali & dikeluarkan mell tinja
 Contoh obat yang diekskresikan melalui hepar dalam jumlah
yang berarti : rifampisin dan kromoglikat
 Sebelum obat diekskresikan obat megalami perubahan
dengan adanya metabolisme di hepar  menghilkan aktivitas
farmakologinya,ada pengecualian ex : azotioprin diubah o/
hepar mjd merkaptopurin yang aktif
KEMBALI

You might also like