You are on page 1of 88

TUMOR GANAS UROLOGI

Dr. Ahmad Bi Utomo, Sp. BU


Tumor Buli-buli
 Insidensi :
 99% ganas
 Banyak terdapat di Mesir karena
berhubungan dengan infeksi bilharzia buli-
buli
 Etiologi :
 Zat warna
 Bilharziasis
 merokok
Gambaran klinis

 Painless hematuri
 Dysuri
 Gangguan kencing
Diagnosis
 Bimanual RT
 Sitologi urin : sel ganas
 IVP : filling depect pd sistogram
 USG
Pengobatan
 Endoskopi
 Pembedahan
 Radioterapi & kemoterapi
 kombinasi
Tumor Testis
 Etiologi
 Trauma
 Undescended testis
Insidensi
 3 dari 100.000 laki-laki
 Kebanyakan pada bayi atau dewasa muda
(20-30 tahun)
Gambaran klinis
 Benjolan keras tidak nyeri pada testis
 Masa tumor abdomen pada undescended testis
Diagnosis
 Masa pembengkakan padat, keras, benjolan-
benjolan pada testis
 @FP bisa meningkat
Pengobatan
 Operasi
 Radioterapi
 kemoterapi
CARCINOMA PENIS
SINONIM
- PENILE MALIGNANT NEOPLASM
- KANKER PENIS
INSIDEN

 Kanker penis jarang muncul dalam lima sampai


enam dekade terakhir. kanker penis merupakan
kurang dari 1 % keganasan pada laki-laki di
Amerika, dengan laporan 1 – 2 kasus baru per
100.000 laki-laki.
 Suku-suku tak disircumsisi Afrika dan kultur -
kultur Asia, penile cancer berjumlah 10% - 20%
dari semua neoplasma pria ( Dodge, 1965 ; Narayana et
al, 1982 ).
PREDISPOSISI

- Sircumsisi berpengaruh variasi Carcinoma penis


- Higiene
- Phimosis
- Berganti pasangan sexual
- Infeksi HPV
- Merokok, dll
Mekanisme kerja oncoprotein E6 dan E7 dari Human Papillomavirus dalam karsinogesis
kanker penis. Dikutip dari Griffites and Mellon : Human papillomavirus and urological
tumours : Basic Science and Role in Penile Cancer. BJU International 84: : 579-586, 1999
DIAGNOSTIK
 Definisi
suatu keganasan yang terjadi pada genetalia externa
dengan primer lessi pada pria.
Neoplasma penis diklasifikasikan menjadi Epithelial
dysplasia, Carcinoma in situ, Squamous Cell Carcinoma,
Basal cell carcinoma, Melanoma, Sarcoma dan metastatic
tumors
 Anamnese
adanya lesi pada penis yang tak sembuh sembuh,
lemah,lesu,kehilangan berat badan, nodul lesion satu sisi
inguinal atau keduanya
PEMERIKSAAN FISIK

 Mempresentasikan adanya :
- Papule kecil,pustule , jerawat, pertumbuhan kutil-kutil,
atau luka exophytic
- Mungkin kelihatan sebagai suatu erosi yang dangkal
atau sebagai suatu borok dalam, erosi preputium
penis, bau, dengan atau adanya pendarahan
- Evaluasi ukuran, lokasi, fixation, dan perkembangan
ke corpora cavernosa dan uretra
- Rectal dan pemeriksaan bimanual perineal dan massa,
bilateral palpasi dari area inguinal
a b c

 Variasi klinis Karsinoma penis


a : Karsinoma sel skuamosa type Ulcerated pada glans
b : Karsinoma type Verrucous
c : Karsinoma sel skuamosa type papiler
Dikutip dari Stanley A Brosman : Penile Cancer. emedicine 2006
www.emedicine.com
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Biopsy lesi penis


 Laboratorium;
Anemia, leukocytosis,hipoalbuminemia
 Ultrasonograpi penis
 CT-Scan atau MRI
PENANGANAN

 SURGICAL MANAGEMENT OF THE PRIMARY TUMOR


- Circumcision and Limited Excision
- laser ablasi
- Penile amputasi; Partial atau Total penectomy
 TREATMENT OF THE INGUINAL NODES
- Fine-Needle Aspiration Cytology & Biopsy
- Sentinel Lymph Node Biopsy, Extended Sentinel Lymph Node
Dissection
- Superficial and Modified Complete Inguinal Dissection
 Radiation Therapy for the Primary Lesion
- External beam teraphy or Brachytherapy
- Radiation Therapy of the Inguinal Areas
 Chemotherapy, regimen: - Vincristine,Bleomycin,Methotrexate
- Cisplatin, 5-Fluorouracil
Referensi ; - BJU International 84: : 579-586, 1999

- Campbell-Walsh Urology, 9th edition


CARCINOMA PROSTAT
 Insiden :
- Tahun 2005,estimasi american cancer society kasus
baru ca prostat di America 232.090
- Merupakan keganasan urogenital pria terbanyak
- Sering menyerang pada usia 50 tahun
- 30% menyerang pria berusia 70 - 80 tahun dan 75%
pada usia lebih dari 80 tahun
- Secara patologi; Adenocarcinoma 95 %

 Predisposisi :
- Pengaruh genetik & familial
- Inflamasi kronis & infeksi
- Hormonal
Defect genetic terjadinya ca prostat
Progression of prostate cancer
DIAGNOSTIK

 Definisi : suatu keganasan urogenital pria yang biasanya menyerang


kelenjar prostat pada usia tua

 Anamnese :
- Penderita mengeluh gejala obstuktif dan irritatif
- Bila sudah metastasis sering mengeluh nyeri tulang,
parasthesia,lemah extremitas bawah, fecal incontinence

 Pemeriksaan fisik:
- Digital rectal examination,menilai; bulbocavernosa reflex
(hiperreflex) dan nodul prostat & infiltrasi
- Didapatkan lemah atau spastic dari extremitas bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Laboratorium :
- Alkaline fosfatase
UMUR PSA Normal(ng/ml)
(bone metastasis)
- sering disertai
40-49 0-2.5
azotemia & anemia
50-59 0-3.5
(metastasis)
60-69 0-4.5
 Tumor Marker:
Prostate specific 70-79 0-6.5
antigen (PSA)
Pemeriksaan penunjang

 Transrectal ultrasonografi dan Biopsi prostat


- CaP berasal dari zona perifer prostat(60-70%) dengan
TRUS dapat terlihat area hipoechoic serta dapat
diukur PSA density
- Prostat bopsy dilakukan dengan guiding TRUS, sample
diambil pada 6-10 area
 CT-Scan & MRI Dapat menilai lymph node metastasis,
guide fine needle aspirasi
 Bone Scan ; Investigasi adanya metastase tulang
 Antibody Imaging : PSMA (Prostate Spesific Membrane
Antigen)
PENANGANAN
LOCALIZED DISEASE :
1. Watchful waiting & Active surveilence
2. Radical prostatectomy
Surgical Approaches;
Perineal, Retropubic, Laparascopic, Robotic,
3. Radiasi;
- External beam terapi (6500-7000cGy)
- Brachyterapy : pemakaian radioaktif dengan guide
TRUS (iodine 125 atau palladium 103)
4. Cryosurgery & High Intensity Focused Ultrasound
(HIFU) ; bertujuan mempengaruhi coagulative
necrosis, pada suhu -25ºs/d-50º
PENANGANAN

 RECURRENT DISEASE :
1. Evaluasi PSA setelah Treatment
2. Radical prostatectomy
3. Radiasi terapi

 METASTATIC DISEASE :
Hormonal terapi
Therapeutic Approaches to Androgen Deprivation Therapy

Ablation of Inhibition of Antiandrogens Inhibition of


Androgen Androgen LHRH or LH
Sources Synthesis

Orchiectomy Aminoglutethimide Cyproterone DES


acetate
Ketoconazole Leuprolide
Flutamide Goserelin
Bicalutamide Triptorelin

Nilutamide Histrelin
Cetrorelix
Abarelix

DES, diethylstilbestrol; LH, luteinizing hormone; LHRH, luteinizing hormone–


releasing hormone.
CARCINOMA TESTIS
INSIDEN

- Secara epidemiologi neoplasma testis 95% berasal


dari sel germinal,sedang sisanya (5%) adalah berasal
dari sel nongerminal
- Tumor Testis sering terjadi pada laki-laki usia 15-40
tahun, dengan angka kejadian 3 per 100.000 laki-laki
per tahun
- Tumor ini merupakan 1% dari semua keganasan yang
terjadi pada laki-laki dan 5% dari semua tumor
urologik serta 1-2% pada kasus bersifat bilateral
PREDISPOSISI

 Kriptorkismus
 Hormon seksual dimana berfluktuasi dapat
mempengaruhi timbulnya tumor testis
 Sindroma Klienifelter (atrofi testis, tidak adanya
spermatogenesis, ginekomasti)
 Trauma, banyak peneliti masih perlu membuktikan
hubungan trauma dengan pembesaran dari testis.
 Atrofi testis oleh karena penyakit mumps, masih
memerlukan banyak data klinis. Atropi testis
mengakibatkan terjadinya gangguan hormonal
DIAGNOSTIK

 Definisi : merupakan neoplasma pria yang terjadi pada


testis berasal dari sel germinal,sel nongerminal
 Anamnese :
- Bengkak pada testis tanpa rasa nyeri, diketahui secara tidak
sengaja oleh pasien sendiri, orang tua atau pasangannya,
konsistensi testis keras dan pembesaran testis sebagian atau
seluruhnya, terasa berat pada abdomen bawah atau skrotum.
- Pada 10% kasus dijumpai nyeri akut. Kadang pasien mengeluh
tidak memiliki keturunan
- 10% pasien datang karena keluhan metastasis dari tumornya,
seperti benjolan pada leher, gangguan pernapasan,
gastrointestinal, nyeri daerah lumbal dan ginekomasti (5%)
PEMERIKSAAN FISIK

 Dengan palpasi bimanual, dimulai dari testis yang


normal, untuk mengetahui ukuran, permukaan dan
konsistensi. Testis yang normal memiliki konsistensi
yang homogen, mobilitas bebas serta dapat dipisahkan
dari epididimis
 Perabaan kelenjar getah bening regional dan yang jauh
seperti kelenjar getah bening supraclavicular
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Laboratorium
 Pemeriksaan darah lengkap,adanya anemia mungkin
bisa terjadi pada stadium lanjut
Pemeriksaan fungsi hati untuk menunjukkan adanya
metastase ke hati. Pemeriksaan fungsi ginjal untuk
mengetahui peningkatan serum kreatinin yang mungkin
disebabkan adanya obstruksi ureter
 Pemeriksaan laboratorium penanda tumor seperti alpha
fetoprotein(AFP), lactic acid dehidrogenase (LDH) dan
human chorionic (HCG) gonadotrophin
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 USG Scrotum

Multinodular Seminoma pada testis kiri pada pemeriksaan


ultrasonografi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Thorax fhoto
 Biopsy Testis (tidak dianjurkan)
 CT-Scan

Retroperitoneal teratoma pada CT Scan abdomen menunjukkan luas memanjang dari


hiatus diphragma sampai level L2 tampak pada panah
PENANGANAN

 SEMINOMA STADIUM I
Radikal orkhiektomi diikuti radioterapi pada kelenjer limfe regional
(Seminoma sel sangat radiosensitif )
 SEMINOMA STADIUM II
Radikal orkhiektomi diikuti radioterapi, kemoterapi atau RPLND
 SEMINOMA STADIUM III
Respon dengan radioterapi sangat kecil
Kemoterapi memiliki respon 60-100% (Bleomycin,etoposide, dan
cisplastin)
Retroperitoneal Limphe Node Dissection (RPLND)
CARCINOMA URETER
SINONIM :
Upper urinary tract tumors

INSIDEN :
- 5% pada ureter dari semua urothelial tumors
- 10 per 100.000 per tahun
- Rata-rata umur range 75 - 79 tahun
PREDISPOSISI :

- Balkan Nephropathy : karakteristik dari degenerative


interstitial neprhopathy didapatkan didaerah balkan
- Merokok
- Mengkonsumsi kopi
- Analgesik abuse : caffeine,phenacetin, codein,
acetaminophen, and aspirin atau salicylat
- Tempat tinggal (dekat industri seperti chemical,
petroleum, and plastic)
- Chronic Inflammation, Infeksi,Exposure Chemotherapi
- Herediter
DIAGNOSTIK

DEFINISI : pertumbuhan neoplasma dengan efek


berpengaruh pada traktus urinarius dari
sistem calyces sampai ureter distal

ANAMNESA :
- Hematuria (gross/mikrohematuria) 56%-98% dari pasien
- Nyeri pinggang, flank atau massa abdominal, berat badan
menurun, anorexia, nyeri tulang
PEMERIKSAAN FISIK
Sering didapatkan adanya hidronefrosis,massa
abdominal, nyeri pinggang krn prosesobstruksi,
gross atau mikrohematuria

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- CT-scan
- Sistoscopi
- Ureteroscopi & Biopsi
- Antegrade Endoscopy
- Cytology dan Tumor Markers
PENANGANAN :

Endoscopic resection atau fulgurasi


low-grade, low stage lesion, high grade non invasive

Ureteroscopic biopsi + Neprhoureterectomy


invasive lesion (T1-T2) ) accuracy 89-94%

Resection Laparascopic atau methode open


(T2-T3)

Modalitas lain
Endoscopic tumor Ablation
Immunoterapi & Chemoterapi
PENANGANAN
CARCINOMA URETRA
 Insiden :
 Carcinoma uretra pria sangat jarang yang
ditunjukkan dalam 5 dekade ini (Dalbagni et al,
1999)
 Perbandingan ratio wanita dan pria 4:1
 0.02% dari semua cancer wanita (Fagan and
Hertig, 1955)
 Kurang dari 1% dari cancer Urogenital wanita
(Srinivas and Khan, 1987)
 85% kasus carcinoma uretra kasus didapati
pada wanita kulit putih (Terry et al, 1997)
PREDISPOSISI
 PRIA :Inflammation kronis,riwayat sexually transmitted diseases,
urethritis, dan urethral stricture,human papillomavirus 16 pada
squamous cell carcinoma urethra ( Weiner et al, 1992 ; Cupp et al,
1996 ).

 WANITA: leukoplakia, irritasi kronis, caruncula, polyps, riwayat partus,


infeksi human papillomavirus dan infeksi virus lain ( Mevorach et al,
1990 ; Grigsby and Herr, 2000)

 Patologi
Pria : 80% squamous cell carcinoma; 15% transitional cell carcinoma;
5% are adenocarcinoma, melanoma, lymphoma, paraganglioma,
sarcoma, atau undifferentiated tumor.

 Wanita : Squamous cell carcinoma 50-70% semua kasus. Transitional


cell carcinoma dan adenocarcinoma10% - 25% Type lain termasuk
lymphoma, neuroendocrine carcinoma, sarcoma, paraganglioma,
melanoma, dan metastasis ( Grabstald et al, 1966)
DIAGNOSTIK

 Definisi : suatu keganasan yang terjadi


pada saluran uretra pria & wanita sebagai
primer tumor
 Anamnese :
keluhan obtruktif & disuria,
urethral bleeding, urinary frequency
Memiliki riwayat stricture uretra & sexually
transmitted disease
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

 Pria
urethral bleeding, teraba massa uretra
dan adanya gejala obstruksi miksi
 Wanita
lesi kecil prolaps ke meatus uretra atau
submucosal lesi pada rongga anterior
vagina
 Bimanual palpation genetalia external ,
uretra, rectum, perineum , evaluasi extent
dari keterlibatan jaringan local
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Uretrosistoscopy
 Needle biopsy transuretral lesi
 Cytologic
 Computed tomography (CT-Scan)
abdomen dan pelvis
 Magnetic resonance imaging
PENANGANAN
 PRIA
 Pembedahan:
Surgical excision carcinoma uretra
(survival rates ;83% low-stage tumors, 36% high-stage
tumors, 69% anterior tumors, dan 26% uretra posterior
( Dalbagni et al, 1999 )
Transuretral resection
Lokal exsisi atau distal uretrectomy
Perineal uretrostomy
Partial penectomy
Total Uretrectomy & Cutaneous Diversion
 Modalitas terapi lain: Radiation Therapy dan
Chemotherapy
(Methotrexate,Vinblastine,Doxorubicin,Cisplatin (M-VAC))
PENANGANAN
 WANITA :
Pembedahan :
Local excision
Partial uretrectomy
Radical urethrectomy termasuk excisi setinggi
level bladder neck dengan wide reseksi dari
jaringan periurethral dan anterior rongga vagina .
Urinary diversion; catheterizable stoma
(ileovesicostomy atau appendicovesicostomy)
 Terapi lain :Radiation Therapy dan Chemotherapy

referensi:Campbell-Walsh Urology, 9th edition


RENAL CELL CARCINOMA
(GRAWIT’Z TUMOR)
INSIDEN

- 2 - 3% dari malignancy neoplasma dewasa


- 31.000 kasus baru terdiagnosa RCC di United
States setiap tahun
- 8,9 kasus baru didiagnosa per 100.000 populasi
per tahun
- perbandingan laki-laki dengan wanita 3 : 2
(Incidence rates 10% - 20% meningkat pada
African Americans dengan alasan belum
diketahui
PREDISPOSISI & ETIOLOGI

- Familial Renal Cell Carcinoma dan Molecular Genetics


(Von Hippel – Lindau Syndrome)
- Obesitas & diet tinggi lemak, susu
- Merokok
- Agent toxic (cadmium & asbestos)
DIAGNOSTIK

DEFINISI
Merupakan tumor malignancy ginjal, terjadi pd parenchym,
berasal dr tubulus & collecting duct, tjd pd orang dewasa

ANAMNESE
Trias klasik, nyeri pinggang, gross hematuria, teraba
abdominal massa, saat ini jarang didapatkan
Symptom lain : berat badan menurun, demam

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK


- Teraba massa pada pinggang sampai abdomen
- Teraba lymphadenopati cervical
- Oedema tungkai
- Gejala metastasis seperti batuk persisten & nyeri tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Urinalysis
- Ultrasonografi
- IVP
- CT Scan Abdomen / MRI
Marker : CA - 9
VHL gene mutations atau hypermethylation
Angiogenic factors VEGF
Proteomic profile pada urine
PENANGANAN

PEMBEDAHAN
1. Radical Nefrektomi
2. Partial Nefrektomi

KEMOTERAPI : Chemoresisten

RADIOTERAPI : Radioresisten

MODALITAS TERAPI LAIN


- Thermal ablative therapi (renal cryosurgery & radiofrequency ablation)
- Immunoterapi
- Anti angiogenesis (advanced)
WILM’S TUMOR
SINONIM :
Nephroblastoma

INSIDEN :
- Merupakan solid tumor pd anak terjadi usia < 15 tahun
- 6-7% terjadi dari seluruh cancer pada anak
- 7-10 kasus per 1.000.000
- 80% kasus didapat pada usia 5 tahun
- Frekuensi Wilms' tumor pada wanita dan pria hampir
sama di America Utara
PREDISPOSISI :

- 1% to 2% pasien Wilms' tumor memiliki family history


Wilms' tumor
- Chromosomal Abnormalities (Mutations suppressor gene
tumor p53)
DIAGNOSTIK

DEFINISI :
Wilms' tumor atau nephroblastoma adalah
malignancy primer tumor ginjal yang pada
anak-anak, terjadi dari perkembangan tumor
embrional dari sisa ginjal immature

ANAMNESE :
- asymptomatic
- symptom lain : abdominal pain dan distensi,
anorexia, nausea, muntah, demam, hematuria
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

- 90% teraba massa abdominal


- Sering didapatkan juga hepatomegali karena obstruksi
vena hepatic varicocele, ascites dan congestive heart
failure
- Hipertensi ditunjukkan pada 25 % kasus
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
- Laboratorium;peripheral blood count, renal and liver
function tests, serum calcium, dan urinalysis
- Imaging : USG, CT scan,MRI
- Needle Biopsy, bisa dilakukan jika telah diplanning
chemoterapi atau radiasi

CT SCAN MRI
PENANGANAN

Stage I - II : surgical resection + adjuvant


chemoterapi
Stage III - IV : surgical resection + adjuvant
chemoterapi + adjuvant
radioterapi
TUMOR GINJAL
A. BENIGNA
1. Adenoma
2. Oncocytoma
3. Angiomyolipoma
4. Leiomyoma
5. Hemangioma

B. MALIGNA
1. Adeno Karsinoma: R.C.C.
“GRAWITZ Tumor”
2. NEPHRO BLASTOMA: Tumor WILMS

B1. ADENO KARSINOMA GINJAL


=Renal Cell Carcinoma (R.C.C)
= Grawitz Tumor
= Hypernephroma
EPIDEMIOLOGI
 USA: 1999 ditemukan ± 30.000 kasus baru
 Kematian ± 11.900 penderita
 3% dari cancer penderita dewasa
 85% tumor ganas ginjal
 Usia: terbanyak 50-60 tahun
 Sex: ♂ / ♀ = 2/1
ETIOLOGI
-Unknown (tidak diketahui)
- Hipotesa:
# Aberasi kromosom
 gangguan pada tumor suppresor
genes
# Pengaruh lingkungan & pekerjaan
(environment & Occupational)
- Smoker  resiko RCC 2x >
- Pabrik asbes  insiden RCC
- Pabrik “tan”  insiden RCC
ETIOLOGI (CON’T)
Herediter /familiair

Penyakit von Hippel – Lindau

Mutasi genetik RRC

PATOLOGI
Dengan pemeriksaan E.M. & I.H.K  RCC berasal dari
epitel tubulus proksimal  di daerah Cortex ginjal,
makin > bulging  tampak pada pemeriksaan
rontgen.

Jenis Histologik:
- Clear cell
- Granular cell
- Sarcomatoid
PATOGENESIS

Tubulus proksimal  tumor >


INVASI langsung ke sekitar
# Menembus capsul ginjal
# Menembus PCS  Hematuria
# Vena Renalis  METASTASE jauh
ke:
- Paru (paling sering)
- Liver, tulang, adrenal, ginjal
kontralateral, dll
# Penyebaran Limfogen:
- ke Lymph Node para aortal
STADIUM
Tujuan membagi dalam stadium:
- Memilih cara terapi
- Mengevaluasi hasil terapi
- Menentukan prognosa

Stadium ditentukan berdasarkan hasil


dari :
- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan rontgen : X-thorax, IVP, CT Scan.
STADIUM MENURUT ROBSON (1969)
Stadium I : T terbatas di ginjal N (-), trombus
vena (-)
Stadium II : Menembus fat perirenal, belum
mengenai fascia GEROTA
Stadium IIIA: Vena renalis (+) INF V cava (+)
Stadium IIIB: N (+)
Stadium IIIC: Vena & Lnn (+)
Stadium IVA: Organ sekitar (+)
Colon, pankreas dll (+)
Stadium IVB: Metastase jauh (+)
Classification Definition
TX Primary tumor cannot be assessed
T0 No Evidence of primary tumor
T1 Tumor 7.0 cm limited to the kidney
T2 Tumor more than 7.0 limited to the kidney
T3 Tumor extends into major veins or invades adrenal gland or perinephric
tissues but not beyond Gerota’s fascia
T3a Tumor invades adrenal gland or perinephric tissues but not beyond
Gerota’s fascia
T3b Tumor grossly extends into renal ven=in(s) or vena cava
T3c Tumor grossly extends into vena cava above diaphragm
T4 Tumor invades beyond Gerota’s fascia
N-Reginal Lymph Nodes
NX Regional lymphodes cannot be assessed
N0 No regional lymph node metastasis
N1 Metastasis in a single regional lymph node 2 cm or less
N2 Metastasis in more than a single regional lymph node
M-Distant Metastases
MX Distant metastasis cannot be assessed
MO No distant metastasis
M1 Distant metastasis
TRIAS TUMOR GINJAL
- Gross hematuria 60%
- Nyeri pinggang
40% (+) hanya pada 10-15%
- Tumor abdomen penderita
Stadium sudah lanjut

# Pada 30% penderita manifestasi klinis


sebagai akibat dari adanya M:
- sesak
- batuk M paru
- nyeri kepala
- nyeri tulang

# Diketemukan secara kebetulan:


- saat USG
- saat CT Scan  untuk tujuan lain
 stadium lebih dini
SINDROMA PARA NEOPLASTIK (3-10%)
 Eritrosit
 Hiperkalsiema
 Hipertensi
 Liver disfunction

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Hb , LED , ERY , Ca
 Hematuria
 Tumor maker: tdk ada yg spesifik
PEMERIKSAAN X-RAY
X-Thorax: ada M coin lession

BOF: kontur ginjal > / kesuraman

IVP: AKURASI dalam mendiagnosis:75%


Tanda tumor intrarenal:
- sumbu ginjal arahnya tetap
- distorsi PCS

USG: Keuntungan:
- noninvasive
- inexpensive (relatif)
- membedakan kistik & padat
PEMERIKSAAN X-RAY
Abd. CT Scan: - lebih sensitif dibanding USG/IVP
dlm menDx RCC
- penting utk menentukan kriteria T
invasi ke sekitar dan operabilitas

Angiografi Renalis:
- neovaskuler
- AV Shunt Tanda Malignansi
  CT Scan
 Lebih baik untuk menilai ekstensi tumor ke vaskular
 Tidak memerlukan kontras

BIOPSI
 tdk dibenarkan  menyebarkan sel tumor
 dapat dikerjakan bila tumor in operable dan hasil PA
merupakan syarat mutlak untuk dapat diberikan terapi,
misal: radiasi

INSTRUMENTASI
# Sistoskopi saat terjadi hematuria  menentukan asal
darah
PENANGANAN
 Treatment of choice: Radikal Nephrektomi
Yang dibuang:
* ginjal
* Lnn hilus/ para aortal
* Adrenal
* Peri renal fat & ureter sampai
vena lliaca

Specimen PA

PATHOLOGIC
SURGICAL STAGING
 Cara Terapi Lain tdk ada yang efisien
Radiasi hanya paliatif
Chemo resisten
Immuno terapi  ? interferon 2a ?

PROGNOSIS: 5y.s.r.
 T188-100% 5y.s.r.
 T2-T3a 60%
 T3b 15-20%
Terima kasih

You might also like