You are on page 1of 20

Masalah-masalah sistem perkemihan

Infeksi saluran kemih


Diagnosa Keperawatan (ISK)
 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi
dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus
urinarius lain.
 Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi
mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus
urinarius lain.
 Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
sumber informasi.
 Diagnosa 2 : Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih
ataupun struktur traktus urinarius lain.

Kriteria Hasil :
 Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
 Intervensi:
 Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin. Rasional: memberikan informasi tentang fungsi
ginjal dan adanya komplikasi
 Dorong meningkatkan pemasukan cairan. Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
 Kaji keluhan pada kandung kemih. Rasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi
jaringan (kandung kemih/ginjal)
 Observasi perubahan tingkat kesadaran. Rasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan
elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat
 Kolaborasi:
 Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin. Rasional: pengawasan terhadap
disfungsi ginjal
 Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan
obat-obat untuk meningkatkan aam urin. Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman.
Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.
 Diagnosa 3 : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya sumber informasi.

KriteriaHasil :
 Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri
preventif.
 Intervensi:
 Berikan waktu kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak di ketahui tentang penyakitnya. Rasional :
Mengetahui sejauh mana ketidak tahuan pasien tentang penyakitnya.
 Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang. Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien
dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
 Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik,
pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan
sesudah pemeriksaan. Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu
mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
 Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari.
Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas
ginjal.
 Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan
penerimaan rencana terapeutik.
 Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra,
kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.

Kriteria Hasil :
 Nyeri berkurang / hilang saat dan sesudah berkemih
 Intervensi:
 Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau
hasil urinalisis ulang. Rasional: untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan
 Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri. Rasional: membantu mengevaluasi tempat
obstruksi dan penyebab nyeri
 Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan. Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan
otot.
 Berikan perawatan perineal. Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
 Jika dipaang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari. Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri
untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
 Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan. Rasional : relaksasi, menghindari terlalu merasakan
nyeri.
benigna prostat hyperplasia (BPH)
 Diagnosa benigna prostat hyperplasia (BPH)
 Nyeri b.d proses penyakit (retensi urine, distensi urine)
 Gangguan pola eliminasi urine b.d retensi urine, nokturia,
urgensi
 Resiko infeksi b.d infeksi dan perkembangan calculi
 Ansietas b.d tidakan oprasi
 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
 1. Nyeri b.d proses penyakit (retensi urine, distensi urine,
 NOC:
 Pasien akan memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut( sebutkan
1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, selalu):
 - Pasien mengenali awitan nyeri
 - Menggunakan tindakan pencegahan
 - Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
 NIC:
 - Manajement nyeri
 Activity:
 Lakukan pengkajian nyeri yang komprehesif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi ,
kualitas, intensitas, keparahan nyeri dan factor presipitasinya
 Ajarkan teknik penggunaan non farkologis seperti umpan-balik, distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing.
 Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur.
 Kendalikan factor lingkungan yang dapat memengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
 Pastikan pemberian analgesik terapi.
 . Gangguan pola eliminasi urine b.d retensi urine,
nokturia, urgensi
 NOC: pola eliminasi urine dapat normal kembali
 NIC : manajement eliminasi urine
 Activity:
 a. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
 b. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
 c. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
 Resiko infeksi b.d infeksi dan perkembangan calculi
 NOC:
 Faktor risiko infeksi akan hilang, dibuktikan oleh pengendalian risiko komunitas:
status imun, keperahan infeksi, terbebas dari tanda gejala infeksi.

 NIC: Pengendalian infeksi
 Activity:
 Pantau tanda dan gejala infeksi(misalnya: suhu tubuh, denyut jantung,
penampilan luka, penampilan urine, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
 Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi( misalnya,
usia lanjut, usia kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan malnutrisi)
 Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute,
protein serum, dan albumin)

 Ansietas b.d tindakan operasi
 NOC:
 Ansietas berkurang, dibuktikan dengan tingkat ansietas ringan sampai
sedang, selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas,
konsentrasi dan koping, memiliki tanda-tanda vital dalam batas yang
normal.
 NIC: Penurunan ansietas
 Activity:
 Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik
 Pada saat ansietas berat, damping pasien, bicara dengan tenang, dan
berikan ketenangan serta ras nyaman
 Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan, serta terapi
okupasi untuk menurunkan ansietas

sindrom nefrotik
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi
cairan di dalam jaringan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kehilangan nafsu makan (anoreksia)
3. Resiko kehilangan volume cairan intravaskuler berhubungan
dengan kehilangan protein, cairan dan edema.
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan di dalam jaringan.
 NOC
 Tujuan:
 Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Kelebihan volume cairan terkontrol dengan
 Kriteria Hasil:
 a. Pasien tidak menunjukan tanda-tanda akumulasi cairan.
 b. Pasien mendapatkan volume cairan yang tepat.
 NIC
 Pantau asupan dan haluaran cairan setiap pergantian
 2. Timbang berat badan tiap hari
 3. Programkan pasien pada diet rendah natrium selama fase edema
 4. Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema. Evaluasi derajat edema (pada skala +1 sampai +4).
 5. Awasi pemerikasaan laboratorium, contoh: BUN, kreatinin, natrium, kalium, Hb/ht, foto dada
 6. Berikan obat sesuai indikasi Diuretik, contoh furosemid (lasix), mannitol (Os-mitol;

 RASIONAL
 Pemantauan membantu menentukan status cairan pasien.
 2. Penimbangan berat badan harian adalah pengawasan status cairan terbaik. Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi cairan.
 3. Suatu diet rendah natrium dapat mencegah retensi cairan
 4. Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh.
 5. Mengkaji berlanjutnya dan penanganan disfungsi/gagal ginjal. Meskipun kedua nilai mungkin meningkat, kreatinin adalah indikator yang lebih baik untuk fungsi ginjal karena tidak dipengaruhi
oleh hidrasi, diet, dan katabolisme jaringan.
 6. Diberikan dini pada fase oliguria untuk mengubah ke fase nonoliguria, untuk melebarkan lumen tubular dari debris, menurunkan hiperkalimea, dan meningkatkan volume urine adekuat
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nafsu makan (anoreksia)
 NOC
 Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan Kriteria hasil: Klien dapat Mempertahankan berat badan yang
diharapkan
 NIC
 Kaji / catat pemasukan diet.
 2. Timbang BB tiap hari.
 3. Tawarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan .
 4. Berikan makanan sedikit tapi sering.
 5. Berikan diet tinggi protein dan rendah garam.
 6. Berikan makanan yang disukai dan menarik
 7. Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh: BUN, albumin serum, transferin, natrium, dan kalium.
 RASIONAL
 Membantu dan mengidentifikasi defisiensii dan kebutuhan diet.
 2. Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan.
 3. Meningkatkan nafsu makan
 4. meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik
 5. Memenuhi kebutuhan protein, yang hilang bersama urine.
 6. Pasien cenderung mengonsumsi lebih banyak porsi makan jika ia diberi beberapa makanan kesukanannya.
 7. Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan, dan efektivitas terapi.
3. Resiko kehilangan volume cairan intravaskuler berhubungan dengan kehilangan protein, cairan dan edema.
 NOC
 Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam diharapkan Resiko kehilangan cairan tidak terjadi dengan Kriteria Hasil: Tidak ditemukannya atau tanda-
tandanya kehilangan cairan intravaskuler seperti:
 a. Masukan dan keluaran seimbang
 b. Tanda vital yang stabil
 c. Elektrolit dalam batas normal
 d. Hidrasi adekuat yang ditunjukkan dengan turgor kulit yang normal
 NIC
 . Awasi TTV
 2. Kaji masukan dan haluaran cairan. Hitung kehilangan tak kasat mata.
 3. Kaji membran mukosa mulut dan elastisitas turgor kulit
 4. Berikan cairan sesuai indikasi ; misalnya albumin
 5. Berikan cairan parenteral sesuai dengan petunjuk
 6. Awasi pemerikasaan laboratorium, contoh protein (albumin)
 RASIONAL
 Hipotensi ortostatik dan takikardi indikasi hipovolemia.
 2. Membantu memperkirakan kebutuhan penggantian cairan.
 3. Membran mukosa kering, turgor kulit buruk, dan penurunan nadi dalah indikator dehidrasi
 4. penggantian cairan tergantung dari berapa banyaknya cairan yang hilang atau dikeluarkan.
 5. Pemberian cairan parenteral diperlukan, dengan tujuan mempertahankann hidrasi yang adekuat.
 6. Mengkaji untuk penanganan medis berikutnya
Ca kandung kemih
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi system suplai
syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi).
 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi /
iritasi kandung kemih.
 Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan
dengan kanker.
 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur
syaraf, inflamasi).
 Tujuan :
 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri pasien terkontrol.
 Dengan kriteria hasil:
 · Skala nyeri berkurang sampai hilang.
 · Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri
 Intervensi:
 Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
 R : Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
 Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya
 R :Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi
 Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV
 R :Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri
 Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutic
 R :Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas
 Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu
 R :Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk
mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri

 2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi.
 Tujuan :
 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan pola eliminasi urine kembali normal.
 Dengan kriteria hasil :
 · Tidak ada nyeri saat BAK.
 Intervensi :
 Observasi output dan intake cairan selama 24 jam.
 R : Untuk mengetahui tingkat keparahan obstruksi yang terjadi agar dapat di jadikan acuan dalam
melakukan indakan keperawatan selanjutnya
 Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat
 R : Agar dpa memperlunak sehubungan dengan obstruksi yang terjadi
 Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa kanker kandung kemih menyebabkan iritasi kandung kemih sehingga
terjadi urgensi.
 R : Mengurangi tingka kecemasan keluarga dan memnambah pengetahuan tentang kanker kndung
kemih pada keluarga
 Kolaborasi pemberian analgesik atau antipasmodik
 R : Untuk mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat kontraksi kandung kemih yang tidak
stabil.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker
 Tujuan
 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien adekuat.
 Dengan kriteria hasil :
 · Porsi makan pasien habis.
 · Pasien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
 Intervensi:
 Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
 R: Memberikan informasi tentang status gizi klien.
 Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan
 R: Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien
 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat
 R: Kalori merupakan sumber energy
 Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas
 R: Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi
stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas
 Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga
 R: Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri
 Berikan pengobatan sesuai indikasi ( Tindakan Kolaborasi)
 R: Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien
 4. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk
interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik
 Tujuan :
 · Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
 · Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
 · Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan
 Intervensi :
 Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
 R: Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya
 Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi
yang sesuai
 R: Dapat menurunkan kecemasan klien
 Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan
 R: Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya
 Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
 R: Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat
 Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar
 R: Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong


TERIMAKASIH

You might also like