You are on page 1of 40

G3P1A1 HAMIL ATERM INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN

PEB DAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA 1 KALI JANIN TUNGGAL


HIDUP PRESKEP

Nila Fitri Ola


712016084

Pembimbing
dr.Yenny Indriani, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
 Hipertensi merupakan penyulit kehamilan sering dijumpai
dan termasuk dalam tiga trias kematian bersama perdarahan
dan infeksi.
 Di negara berkembang, kejadian preeklampsia berkisar antara
4 – 18 %. Penyakit preeklampsia ringan terjadi 75 % dan
preeklampsia berat terjadi 25 %. Pada ibu hamil primigravida
terutama dengan usia muda lebih sering menderita
preeklampsia dibandingkan dengan multigravida.
 Mortalitas perinatal pada preeklamsia dan eklampsia
disebabkan asfiksia intrauterin dan prematuritas, asfiksia
terjadi karena adanya gangguan sirkulasi uteroplasenter akibat
vasospasme arteriole spiralis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi


saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir
kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada
wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah
mencapai nilai 140/90 mmHg.
PREEKLAMPSIA
 Preeklampsia (PE) merupakan kumpulan gejala atau
sindroma yang mengenai wanita hamil dengan usia kehamilan
di atas 20 minggu dengan tanda utama berupa adanya
hipertensi dan proteinuria.
 Angka kejadian preeklampsia rata-rata sebanyak 6% dari
seluruh kehamilan dan 12% pada kehamilan primigravida.
Faktor Risiko Preeklampsia
 Usia
 Nullipara
 Jarak antar kehamilan
 Riwayat preeklampsia sebelumnya
 Riwayat keluarga preeklampsia
 Kehamilan Ganda
 Obesitas sebelum hamil dan indeks massa tubuh (IMT) saat
pertama kali Antenatal Care (ANC)
 Diabetes melitus tergantung insulin
Preeklampsia berat
Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan kondisi
pemberatan preeklampsia atau preklampsia berat adalah salah
satu dibawah ini:
 Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau
110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakan lengan yang sama
 Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
 Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi
dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
Preeklampsia berat
 Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio
kanan atas abdomen
 Edema Paru
 Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan
visus
 Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan
sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV)
PATOFISIOLOGI
 Terjadi invasi trofoblast yang tidak lengkap. Invasi terjadi
secara dangkal terbatas pada pembuluh darah desidua tetapi
tidak mencapai pembuluh darah myometrium.
 Terjadi kerusakan endotel, insudasi dari plasma ke dinding
pembuluh darah, proliferasi sel miointimal dan nekrosi
medial  peningkatan tekanan darah serta kurangnya
pasokan oksigen dan nutrisi ke plasenta.
TATALAKSANA
Tujuan dasar dari penatalaksanaan preeklampsia adalah:
 Terminasi kehamilan dengan kemungkinan setidaknya
terdapat trauma pada ibu maupun janin
 Kelahiran bayi yang dapat bertahan
 Pemulihan kesehatan lengkap pada ibu
Tatalaksana yang dapat diberikan pada kasus preeklampsia:
 Tirah baring
 Oksigen
 Kateter menetap
 Cairan intravena
 Magnesium sulfat (MgSO4) bertujuan untuk mencegah
terjadinya kejang
 Antihipertensi
 Kortikosteroid diberikan pada kehamilan 24-34 minggu yang
berisiko melahirkan prematur.
BAB III
LAPORAN KASUS
 Pasien
Nama : Ny. B
TTL/Umur : Palembang, 25 April 1986/ 31 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jln. Karya Jaya RT 25 RW 09, Karya Jaya,
Palembang
MedReg : 07.26.54
MRS : Jum’at, 16 Juni 2017
 Suami Pasien
Nama :Tn. AF
TTL/Umur : Palembang, 07 Agustus 1988/ 29 tahun
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jln. Karya Jaya RT 25 RW 09, Karya Jaya,
Palembang
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan ingin melahirkan dengan darah tinggi.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan ingin melahirkan dengan darah tinggi.
Pasien mengeluh adanya keluhan perut mulas yang menjalar
kepinggang, keluar darah, lendir dan namun keluar air-air dari jalan
lahir disangkal. Darah tinggi dialami sejak usia kehamilan 6 bulan.
Riwayat keluar darah bercampur lendir (+), riwayat keluar air-air(-)
Riwayat hipertensi sebelum hamil/ saat tidak hamil (-), hipertensi
saat kehamilan (+), kejang (-), mual (-), muntah (-), sakit kepala (-),
pandangann kabur (-), nyeri ulu hati (-)
Riwayat jatuh (-)
Riwayat Menstruasi
 Usia haid Pertama : 12 tahun
 Siklus haid : 28 hari, teratur
 Lama haid : 4-6 hari
 Banyaknya : 2 kali ganti pembalut per hari
 Nyeri saat haid : Nyeri saat hari pertama haid
 HPHT : 26 September 2016
 TP : 03 Juli 2017
 Riwayat Pernikahan
Lama Pernikahan : 7 tahun
Usia Menikah : 23 tahun
 Riwayat Kontrasepsi
KB suntik 3 bulan setelah kelahiran anak pertama.
 Riwayat ANC
Sebanyak 4 kali dibidan.
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Aterm/ 2009/ laki-laki/ 3700 gram/ dr.spesialis/ sectio caesaria
 Riwayat Abortus-Kuretase
Riwayat abortus-kuretase pada kehamilan ke 2 tahun 2016.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit jantung(-) Penyakit jantung(-)
Hipertensi (-) Hipertensi (-)
Penyakit ginjal (-) Penyakit ginjal (-)
Kejang-kejang saat hamil (-) Kejang-kejang saat hamil (-)
Asma (-) Asma (-)
Diabetes mellitus(-) Diabetes mellitus(-)
Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan :153 cm
Berat Badan : 63 kg
Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
 Mata
Conjungtiva palpebral anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
edema periorbital (-/-)
 Leher
Pembesaran KGB (-), Pembesaran glandula tiroid (-)
 THT
Mukosa bibir kering (-), mukosa bibir sianosis (-),
pembesaran tonsil (-), faring hiperemis (-)
 Thorax
Simetris, retraksi dinding dada (-)
 Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II (+/+) normal, regular,
murmur (-), gallop (-)
 Pulmo
Inspeksi : Simetris, barrel chest (-)
Palpasi : Stem fremitus simetris
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi :Vesikuler (+/+), wheezing (-), ronchii (-)
 Abdomen
Status obstetrikus
 Genitalia
Keluar darah bercampur lendir (-), keluar air-air (-)
 Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+)
Status Obstetrikus
 Pemeriksaan Luar
Inspeksi : Cembung, striae gravidarum (+), bekas operasi (+)
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah proc.xyphoideus, 32 cm di atas
symphisis pubis, teraba lunak, kurang bundar,
kurang melenting. Kesan : bokong.
Leopold II : Teraba keras, rata, dan cembung. Kesan :
Punggung di perut bagian kanan
Leopold III : Teraba keras, bundar, dan melenting. Kesan :
bagian terbawah adalah kepala
Leopold IV : masuk PAP
 HIS : 2 X dalam 10’ selama 20’’
 DJJ : 140 x/menit
Pemeriksaan Dalam
 Posisi portio : Media
 Konsistensi : Lunak
 Pembukaan : 1 cm
 Penurunan : 3/5
 Pendataran : < 25%
 Presentasi : Kepala
 Selaput ketuban : Utuh
 UUK : Belum dapat dinilai
 Sutura kepala : Belum dapat dinilai
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 16 Juni 2017
 Pemeriksaan Darah Rutin
 Hemoglobin : 12.7 gr/dL
 Leukosit : 15.500 /ul
 Trombosit : 232.000 /ul
 Hematokrit : 39%
 Hitung Jenis : 0/0/0/78/16/6
 Gol. Darah : A, Rhesus (+)

 Bleeding Time : 2’
 Clotting Time : 8’
Pemeriksaan Urin Lengkap
 Warna : Kuning Muda
 Kejernihan : Cukup keruh
 pH : 7.5
 Berat Jenis : 1.030
 Protein : (+++)
 Darah : (+)
 Urobilinogen : (+)
 Glukosa : (-)
 Bilirubin : (-)
 Nitrit : (-)
 Keton : (-)
 Sedimen urin :
Eritrosit : -
Leukosit : 3-5
Epitel : 10 - 15
Silinder : (-)
Kristal : (-)
Diagnosis Kerja
 G3P1A1 hamil aterm inpartu kala I Fase laten dengan PEB dan R/
SC 1x, JTH Preskep.

Penatalaksanaan
 Observasi keadaan umum dan tanda vital
 Observasi DJJ
 IVFD RL gtt XX /menit
 Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
 Nifedipin 3x10 mg
 Pasang Kateter Dauer
 Cek laboratorium darah rutin dan urin rutin
 Rencana operasi Sectio Caesarea pukul 09.00 WIB
Laporan Operasi
Dilakukan operasi Sectio Caesarea pada Jumat, 16 Juni 2017
pukul 11.00 WIB.
 Pukul 11.00
Operasi dimulai
Posisi terlentang, pasien di anestesi spinal
Insisi pfanenstiel dari kulit hingga mukosa, fascia dirobek
secara tumpul sampai menembus peritoneum
Insisi uterus membrana plika kemudian diperluas secara
tumpul
 Pukul 11.10
Lahir bayi hidup, perempuan menangis, BB: 2.700 gram
Plasenta lahir lengkap
Dilakukan penjahitan uterus secara jelujur dengan benang
asucryl
Dilakukan penjahitan plika secara jelujur dengan plain catgut
Perdarahan dirawat dan luka operasi ditutup lapis demi lapis
 Pukul 12.00
Operasi Selesai
Diagnosis Pra Bedah
 G3P1A1 hamil aterm inpartu kala I fase laten dengan PEB dan
R/ SC 1x, JTH Preskep.

Diagnosis Pasca Bedah


 P2A1 post sc atas indikasi PEB disertai R/ SC 1x
BAB IV
PEMBAHASAN
 Riwayat perjalanan penyakit berdasarkan anamnesis yaitu
keluhan ingin melahirkan dengan darah tinggi. Darah tinggi
dialami sejak kehamilan usia 6 bulan namun tidak disertai
dengan kejang, pandangan kabur, nyeri ulu hati, mual,
muntah, ataupun sakit kepala.
 Hal ini sesuai dengan teori bahwa hipertensi dalam
kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan
berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau
lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang
sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai nilai
140/90 mmHg.
Pasien memiliki riwayat darah tinggi pada kehamilan
pertamanya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor
risiko terjanya preeklampsia adalah riwayat preeklamsia pada
kehamilan sebelumnya dan risikonya meningkat 7 kali lipat.
Pasien ini tidak mengalami pandangan kabur, nyeri ulu hati,
mual-muntah dan sakit kepala sehingga impending eklampsia
dapat disingkirkan. Pada pasien ini juga tidak mengalami kejang
sehingga diagnosis eklampsia pun dapat disingkirkan.
 Pada pasien ini didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg,
edema pada kedua ekstremitas dan berdasarkan hasil
pemeriksaan urin rutin didapatkan hasil protein positif
(+++) yang menunjukkan bahwa pasien ini mengalami
preeklamsia berat.
 Pada kasus ini, penatalaksanaan awal yang diberikan untuk
diagnosis preeklampsia berat yaitu IVFD RL gtt XX x/m,
Injeksi Cefriaxone 2x1 gr, Nifedipin 3x10 mg, Kateter Dauer
(+), diobservasi denyut jantung janin, keadaan umum dan
tanda vital ibu, cek laboratorium darah rutin dan urin rutin,
rencana operasi Sectio Caesarea Jumat, 16 Juni 2017 pukul
09.00WIB.
 Pada pasien ini diberikan ceftriaxone yaitu antibiotik
golongan cephalosporin.
 Nifedipine merupakan obat lini pertama yang digunakan dan
bekerja pada otot polos arteriolar dan menyebabkan
vasodilatasi
 Kemudian pada pasien ini dilakukan terapi aktif berupa
sectio caesarea karena memiliki riwayat operasi sectio
caesarea sebelumnya dan usia kehamilannya >37 minggu.
 Indikasi penatalaksanaan PEB aktif pada ibu
 Kegagalan terapi medikamentosa
 Tanda dan gejala impending eklampsia
 Gangguan fungsi hepar
 Gangguan fungsi ginjal
 Timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, dan perdarahan
 Umur kehamilan ≥ 37 minggu
 Tatalaksana yang diberikan post operasi sectio caesarea yaitu
IVFD RL dengan 2 oxytocin dan 2 ketorolac. Pemberian
cairan RL bertujuan untuk menggantikan kehilangan cairan
yang terjadi akibat perdarahan pada saat dilakukan operasi.
 Pemberian oxytocin bertujuan untuk meningkatkan kontraksi
dari uterus
 Pemberian ketorolac merupakan suatu obat anti-inflamasi
nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi nyeri ringan sampai
berat
 Diberikan juga kombinasi ceftriaxone injeksi dan infus
metronidazole. Antibiotika profilaksis juga perlu diberikan
untuk mencegah kemungkinan infeksi khususnya dengan
infeksi pascaoperasi.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
 Preeklampsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai
proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
 Diagnosis pada pasien ini adalah G3P1A1 hamil aterm inpartu kala I
fase laten dengan preeklampsia berat dan riwayat sectio caesarea 1
kali, Janin Tunggal Hidup, Presentasi kepala ditegakkan sesuai
dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
 Tatalaksana pada kasus ini belum tepat karena pada kasus ini tidak
diberikan MgSO4 sebegai pencegah kejang.
SARAN
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
 Dapat dilakukan edukasi kepada penderita untuk rutin
melakukan ante natal care untuk mendeteksi hipertensi
dalam kehamilan.
 Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat
istirahat dan diet yang berguna untuk mencegah hipertensi
dalam kehamilan.
TERIMA KASIH

You might also like