Professional Documents
Culture Documents
Annisa
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Eka Santi Prabekti
• Rekam Medik : 380191
• Umur : 21 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Sumber Deres Mesuji
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• MRS : 3 Februari 2018
Anamnesis
• Keluhan Utama : G1P0A0, kenceng-kenceng sejak 12 jam SMRS
• RPS: kenceng-kenceng dirasakan masih jarang-jarang, keluar air-air
merembes sedikit dari jalan lahir ± 2 hari SMRS, setelah itu tidak keluar
lagi. Riwayat keluar lendir darah (-), riwayat trauma (-), riwayat demam (-),
riwayat post coital (-), riwayat perut diurut-urut (-), riwayat keputihan (+),
pasien mengaku hamil kurang bulan dan gerakan janin masih dirasakan.
Demam (-), BAB dbn, BAK dbn, namun pasien mengatakan sering menahan
BAK, HPHT 12-6-2017, HPL 19-3-2018.
• RPD :
• DM disangkal.
• Hipertensi disangkal.
• Penyakit jantung disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
IL1, 6, Sitokin,
Pelepasan PGF2 dan PGE 2 TNF, PG
Kontraksi miometrium
uterus
ACOG (American College of Obstetricians and
Gynecologists)
TOKOLITIK
• Penggunaan tokolitik masih dianggap tidak terlalu membantu dalam
mengatasi persalinan preterm. Prinsip utama yang diinginkan dalam
pengguanaan tokolitik adalah penggunaannya yang lebih dari 48 jam
untuk mencapai manfaat maksimal.
• Ketika tokolitik dianggap telah berhasil dalam waktu 48 jam dengan
membrane yang telah intak, beberapa penelitian menyarankan
sebaiknya tokolitik diberikan dalam kondisi yang memang
memerlukan istirahat total atau dalam keadaan hidrasi.
• Kontraindisi tokolitik termasuk eklampsia atau preeklampsia tingan,
kematian fetal, chorioamnionitis, gangguan pada maturitas fetal dan
hemodinamik maternal.
TOKOLITIK
• Kriteria untuk menggunakan terapi tokolitik bervariasi untuk tiap-tiap
ahli. Kontraksi uterus regular dan perubahan serviks (dilatasi) dapat
menjadi kriteria utama yang banyak dipakai. Dilatasi kurang dari 3 cm
berhubungan dengan hasil efektifitas terapi yang minimal.
Contoh :
- Kalsium antagonis: nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam,
dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan
lagi jika timbul kontaksi berulang. dosis maintenance 3x10 mg.
- Obat ß-mimetik: seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan
salbutamol dapat digunakan
TOKOLITIK
• Sulfas magnesikus : jarang digunakan karena efek samping yang dapat
ditimbulkannya pada ibu ataupun janin. Beberapa efek sampingnya
ialah edema paru, letargi, nyeri dada, dan depresi pernafasan (pada
ibu dan bayi).
• Penghambat produksi prostaglandin: indometasin, sulindac,
nimesulide dapat menghambat produksi prostaglandin dengan
menghambat cyclooxygenases (COXs) yang dibutuhkan untuk
produksi prostaglandin.
Kontraindikasi relatif penggunaan tokolisis ialah
ketika lingkungan intrauterine terbukti tidak baik,
seperti:
• Oligohidramnion
• Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini
• Preeklamsia berat
• Hasil nonstrees test tidak reaktif
• Hasil contraction stress test positif
• Perdarahan pervaginam dengan abrupsi plasenta, kecuali keadaan pasien
stabil dan kesejahteraan janin baik
• Kematian janin atau anomali janin yang mematikan
• Terjadinya efek samping yang serius selama penggunaan beta-mimetik.
KORTIKOSTEROID
• Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan
surfaktan paru janin, menurunkan risiko respiratory distress
syndrome (RDS), mencegah perdarahan intraventrikular, necrotising
enterocolitis, dan duktus arteriosus, yang akhirnya menurunkan
kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan bilamana usia
kehamilan kurang dari 35 minggu.
• Obat yang diberikan ialah deksametason atau betametason.
Pemberian steroid ini tidak diulang karena risiko pertumbuhan janin
terhambat.
ANTIBIOTIK
• Antibiotika hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risiko
terjadinya infeksi, seperti pada kasus KPD.